Pola-pola Modernisasi Pendidikan Islam

C. Pola-pola Modernisasi Pendidikan Islam

Pola-pola pembaharuan dalam Islam, khususnya dalam pendidik-an mengambil tempat sebagai: (1) golongan yang berorientasi pada pendidikan modern Barat; (2) gerakan pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber Islam yang murni; dan (3) pembaharu-an pendidikan yang

berorientasi pada nasionalisme. 79

Pola pembaharuan tersebut di atas memberi gambaran bahwa:

1. Golongan yang berorientasi pada pola pendidikan modern di Barat.

Pola pendidikan Barat dipandang sukses dan efektif, maka umat Islampun barasumsi bahwa kita harus meniru pola yang dilakukan oleh Barat tersebut. Pemahaman mengenai sumber kekuatan dan kesejah-teraan bangsa Barat disebabkan oleh perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang dicapai mereka. Di mana perkembangan dan kemajuana yang dicapai oleh bangsa Barat itu tidak lain adalah bersumber dari kemajuan yang pernah dicapai oleh umat Islam pada masa keemasan (golden age). Maka apa yang pernah hilang tersebut hendaklah direbut kembali yang tidak lain adalah melalui pendidikan. Mereka berpandangan bahwa usaha pembaharuan pen-didikan Islam adalah dengan jalan mendirikan lembaga pendidikan/ sekolah dengan pola pendidikan Barat, baik dari segi

Joseph S. Szyliowics, Education and Modernization in Middle East, Terj. Murniwanti W. (Surabaya: Al-Ikhlas, 2001), h. 136-137. 79 Abuddin Nata, (Ed.), Metodologi Studi Islam, cet. 4 (Jakarta: Grafindo Persada, 2013), h. 188.

Sejarah Pendidikan Isalm 47

Z aini Dahlan _____________________________________________

sistem maupun isi pendidikannya. Intinya adalah agar bisa maju harus meniru Barat, ini merupakan pernyataan yang jujur dengan mengakui bahwa Barat telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan yang diadopsi dari umat Islam hingga perlu dipelajari langkah-langkah yang telah ditempuh Barat tersebut untuk diikuti. Tokoh pembaharuan dengan pola ini di antaranya adalah Sultan mahmud II (yang memerintah di Turki Utsmani 1807-1809) dan

Muhammad Ali Pasha (di Mesir yang berkuasa tahun 1805-1848). 80

2. Gerakan pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber ajaran Islam yang murni.

Rasa keprihatinan dari sebahagian umat Islam akan kemunduran-kemunduran yang dialami Islam. Kemunduran- kemunduran itu dilihat sebagai suatu ketidaksetiaan umat Islam terhadap ajaran-ajaran Islam yang sesungguhnya. Maka tidak ada jalan lain kecuali dengan kembali kepada ajaran-ajaran Islam yang murni. Pola ini berpandangan bahwa sesungguhnya Islam itu merupakan sumber kemajuan bagi ilmu pengetahuan dan teknologi, karena di dalamnya sudah lengkap berisikan ajaran- ajaran yang pada hakikatnya sudah komplit/lengkap. Kelompok inilah yang kemudian lebih dikenal dengan kelompok tradisionalis, kelompok yang lebih banyak melihat kejayaan masa lalu, sehingga dalam prosesnya senantiasa mengajak untuk kembali kepada al- Qur‘an dan hadis, karena hal tersebut bisa memajukan umatnya tanpa harus berkiblat ke Barat. Kita harus menoleh kepada masa- masa lampau di saat kejayaan umat Islam, bukannya malah berbalik me-malingkan atau tidak mau melihat sama sekali ke belakang. Inilah alasan sebagian orang secara apologetic yang menjelaskan kesalahan itu terletak pada umat Islam itu sendiri. Pola pembaharuan ini dirintis oleh Muhammad Bin Abdul Wahab, kemudian dicanangkan kembali oleh Jamaluddin Al-Afghani dan

Muhammad Abduh (akhir abad 19 M). 81

81 Harun Nasution, Pembaharuan, h. 11. Ibid.

48 Sejarah Pendidikan Islam

____________________________________________ Z aini Dahlan

3. Gerakan pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber ajaran Islam yang murni.

Ide pembaharuan ini juga sesuai dengan ajaran agama Islam, dimana para pemikir-pemikir Islam berkeyakianan bahwa pada hakikat-nya ajaran Islam itu sesuai untuk segala zaman dan keadaan. Umat Islam melihat banyak agama maupun bangsa yang berbeda harus hidup dalam satu negara maupun dengan bertetangga, maka hal inilah yang mendorong rasa nasionalisme di dalam dunia Islam.

Golongan nasionalisme ini berusaha untuk memperbaiki kehidup-an umat Islam dengan memperhatikan situasi dan kondisi obyektif ummat Islam yang bersangkutan. Dan ide nasionalisme inilah yang pada perkembangan berikutnya mendorong timbulnya usaha-usaha untuk merebut kemerdekaan dan mendirikan

pemerintahan sendiri di kalangan bangsa-bangsa umat Islam. 82 Pembaharuan pendidikan ini berorientasi pada nasionalisme bersama dengan berkembangnya bangsa yang modern dengan meniru bangsa Barat yang sudah mencapai kemajuan dengan adanya semangat nasionalisme mereka. Kesadaran nasional dan cinta kepada tanah air inilah yang menjadikan bangsa Barat maju dalam berbagai bidang terutama dukungan terhadap kekuatan- kekuatan politik mereka.

Salah seorang tokoh dalam nasionalis ini adalah Mustafa Kamal yang membentuk gerakan melawan inperialisme Inggris di Mesir dengan tujuan membentuk kesadaran nasional dan kesadaran ber-agama. Ia berpendapat bahwa pendidikan tinggi khususnya pendidikan di universitas merupakan sarana membentuk kesadaran nasional, untuk membangkitkan kesadaran

keberagamaan dan hubungan dunia Mesir dengan dunia lainnya. 83 Selain Mustafa kamal tokoh lainnya yang terkenal adalah Toha Husen dan jamal Abdul Nasir.

Widda Djuhan, Sejarah Pendidikan Islam Klasik (Ponorogo: LPPI STAIN, 2010), h. 68. 83 Al-Bahy, Al-Fikr al-Islam al-Hadis, terj. (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986), h. 23.

Sejarah Pendidikan Isalm 49

Z aini Dahlan _____________________________________________