Hubungan Supervisi Dengan Kinerja Bidan Desa Dalam Kunjungan Neonatus di Wilayah Puskesmas Kabupaten Jepara Tahun 2009.
6. Hubungan Supervisi Dengan Kinerja Bidan Desa Dalam Kunjungan Neonatus di Wilayah Puskesmas Kabupaten Jepara Tahun 2009.
Tabel 6 Hubungan persepsi terhadap supervisi dengan kinerja bidan desa dalam kunjungan neonatus di Wilayah Puskesmas Kabupaten Jepara tahun 2009.
No Persepsi terhadap
Tidak Baik
2. Tidak Baik
65 (100%) Tabel 6 menunjukkan bahwa pada kelompok responden yang memiliki kinerja baik, jumlah responden yang mempersepsikan sistem supervisi baik (66,7 %) lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah responden yang mempersepsikan sistem supervisi tidak baik (62,1 %). Sementara itu, pada kelompok responden yang memiliki kinerja tidak baik, jumlah responden yang mempersepsikan sistem kompensasi tidak baik (37,9 %) lebih banyak dibandingkan jumlah responden yang mempersepsikan supervisi baik (33,3 %).
Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara supervisi dengan kinerja bidan desa dalam kunjungan neonatus di Wilayah Puskesmas Kabupaten Jepara (r = 0,615, ρ = 0,016). Hal ini berarti semakin baik persepsi bidan desa terhadap supervisi maka semakin baik kinerja bidan desa dalam melaksanakan kunjungan neonatus. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Gibson (1990), As’ad (1987) dan Handoko (1995) yang menyatakan bahwa supervisi mempengaruhi kinerja individu.
Berdasarkan hal tersebut diatas, ada beberapa hal yang menyebabkan kinerja bidan desa dalam kunjungan neonatus di Kabupaten Jepara tahun 2009 tidak baik, diantaranya adalah : 1). Supervisi oleh koordinator KIA Dinas Kesehatan kadang - kadang dilakukan secara rutin setiap bulan, 2). Supervisi oleh koordinator KIA Dinas Kesehatan kadang - kadang dilakukan tidak sesuai jadwal, 3). Supervisi oleh koordinator KIA Dinas Kesehatan kadang –kadang dilakukan secara mendadak, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, 4). Supervisor kadang – kadang menganalisis masalah bersama – sama dengan bidan desa dan memberikan masukan / solusi pemecahan masalah hasil penyeliaan / supervisi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan sesuai dengan penelitian Kris Nugroho (2004) yang menyatakan bahwa supervisi berhubungan dengan kinerja perawat pegawai daerah di Puskesmas Wilayah Puskesmas Kabupaten Kudus. Namun tidak sesuai dengan hasil penelitian Rohmadi (2003) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara supervisi dengan kinerja tenaga pelaksana gizi puskesmas di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Wonosobo.
Hasil penelitian ini menunjang pendapat Benyamin S dan Penlamo T (1995) yang mengemukakan bahwa untuk mencapai efektifitas kinerja maka supervisor harus bertanggung jawab dan memberi jaminan bahwa kegiatan yang dilakukan tidak menyimpang, memotivasi untuk peningkatan kinerja, ikut serta dalam upaya peningkatan kinerja, memberi pujian akan keberhasilan karyawan dan menyadarkan karyawan akan pekerjaannya.
Tabel 6 Hubungan variabel bebas dengan kinerja bidan desa dalam kunjungan neonatus.
Variabel Bebas
Keterangan
Pengetahuan
Berhubungan Motivasi
Berhubungan Beban Kerja
Berhubungan Fasilitas
Tidak Berhubungan
Persepsi terhadap Sistem Kompensasi
Tidak Berhubungan
Persepsi terhadap Supervisi
Berhubungan
Berdasarkan tabel 6 tersebut diatas dapat diketahui bahwa cara terbaik untuk meningkatkan kinerja bidan desa adalah dengan memasukkan unsur tantangan dan kesempatan guna mencapai keberhasilan dalam pekerjaan mereka. Hal ini sering dapat dilakukan dengan memberikan otonomi yang lebih besar kepada bidan desa dan memberikan kesempatan lebih banyak bagi bidan desa untuk terlibat dalam perencanaan dan pengawasan yang biasanya dilakukan oleh puskesmas. Karena kewenangan yang diberikan mengandung tuntutan akan kemampuan bidan sebagai tenaga profesional dan mandiri. Penilaian kinerja merupakan suatu pedoman dalam bidang personalia yang diharapkan dapat menunjukkan prestasi kerja karyawan secara rutin dan teratur sehingga sangat, bermanfaat bagi pengembangan karir karyawan yang dinilai maupun perusahaan secara keseluruhan sehingga setiap bidan dituntut agar dapat bekerja efektif, efisien, kualitas dan kuantitas pekerjaannya baik.