Perubahan perilaku ibu dalam pemberian ASI Prematur sebelum dan sesudah konseling

1. Perubahan perilaku ibu dalam pemberian ASI Prematur sebelum dan sesudah konseling

a. Pengetahuan Ibu Sebelum dan Sesudah Konseling

Tabel 1 Gambaran pengetahuan Ibu sebelum dilakukan konseling di ruang NICU RSUD Gresik pada bulan Oktober sampai Desember 2011

Total

Kategori

F Prosentase

20 100% Tabel 1 menunjukkan bahwa gambaran pengetahuan Ibu sebelum dilakukan

Jumlah

penyuluhan hampir setengahnya 10 orang (50%) berpengetahuan cukup dan sebagian kecil 1 orang (5%) berpengetahuan baik.

Tabel 2 Gambaran pengetahuan ibu sesudah dilakukan konseling di ruang NICU

RSUD Gresik pada bulan Oktober sampai Desember 2011

Total

Kategori

F Prosentase

20 100% Tabel 2 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu sesudah dilakukan konseling adalah

Jumlah

sebagian besar 11 orang (55%) baik dan sebagian kecil 2 orang (10%) kurang. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah : 1) Pendidikan, 2) Lingkungan/ budaya, 3) Pengalaman, 4) Minat, 5) Sumber informasi, 6) Penyuluhan/ pendidikan keluarga. (Notoatmojo, 2003).

Hasil di atas menjelaskan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Prematur diduga dipengaruhi beberapa faktor antara lain: 1) Tingkat pendidikan, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah dalam menerima informasi tentang konseling terhadap perubahan perilaku ibu 2) Pekerjaan yang rata-rata ibu rumah tangga, hal ini menjadikan perhatian ibu terfokus pada pemberian ASI prematur, 3) Umur ibu yang masih produktif, 4) Materi yang diberikan dalam konseling sesuai dengan kebutuhan ibu, 5) Ketersediaan media informasi, adanya pemberian konseling, 6) Adanya ketertarikan pada materi yang disampaikan, dan 7) Metode yang digunakan dalam konseling sesuai dengan responden.

Terdapat 3 responden dengan pengetahuan yang tidak berubah, hal ini disebabkan karena 1) responden merasa kurang tertarik dengan materi yang diberikan, 2) kurang berminat dalam menerima konseling yang diberikan, dan 3) ada responden dengan pendidikan SD sehingga sulit untuk menerima konseling.

b. Sikap Ibu sebelum dan sesudah dilakukan konseling

Tabel 3 Gambaran sikap Ibu sebelum dilakukan konseling di ruang NICU RSUD Gresik pada bulan Oktober sampai Desember 2011

Total

Kategori

F Prosentase

20 100% Tabel 3 menunjukkan bahwa gambaran sikap Ibu sebelum dilakukan konseling

Jumlah

sebagian kecil 5 orang (25%) bersikap kurang dan cukup, dan hampir setengahnya 10 orang (50%) bersikap baik.

Tabel 4 Gambaran sikap ibu sesudah dilakukan konseling di ruang NICU RSUD Gresik pada bulan Oktober sampai Desember 2011

Total

Kategori

F Prosentase

20 100% Tabel 4 menunjukkan bahwa sikap ibu sesudah dilakukan konseling hampir

Jumlah

seluruhnya 19 orang (95%) baik dan sebagian kecil 1 orang (5%) cukup. Berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh Anwar (1998) menyatakan bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, 1) Faktor budaya yang dianut oleh keluarga mempengaruhi penerapan pola asuh pada anak termasuk cara pemberian ASI prematur pada bayi, 2) Perhatian yang diberikan orang tua terhadap anaknya baik. Teori yang dikemukakan Soemadi (1996) mendefinisikan sikap merupakan respon yang berhubungan dengan interest (perhatian), apresiasi (penghargaan) dan persepsi (perasaan),

3) Lingkungan tempat tinggal merupakan faktor paling besar yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap seseorang, 4) Media massa sebagai sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut, 5) Lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena merupakan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu orang lain yang dianggap penting, 6) Emosi, kekuatan psikis berkaitan dengan strategi koping dalam menghadapi permasalahan anak.

Menurut Azwar (1995) sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan komponen konatif (conative). Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap (Mann, 1969 dalam Azwar, 1995) menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan streotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu atau pengetahuan. Adanya informasi yang baru memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut (Anwar, 1998).

Perubahan sikap meningkat karena dipengaruhi oleh: 1) Umur, berdasarkan gambar

5.2 menunjukkan responden yang sebagian besar 12 orang (60%) berumur 20 – 40 tahun, merupakan umur produktif sehingga lebih mudah mengaplikasikan sikap, 2) pengetahuan ibu, 3) Seluruh responden menganut agama sesuai dengan kepercayaan di Indonesia, 4) Perhatian dari orang tua dimana dapat dihubungkan dengan status pekerjaan ibu yang sebagian besar tidak bekerja sehingga lebih fokus ke perawatan anaknya, bisa merubah perilaku ibu yang mempunyai bayi BBLR dalam pemberian ASI Prematur.

Sikap ibu dalam memberikan ASI dapat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu yang baik, pengalaman dalam pengasuhan, interaksi dengan lingkungan yang akan bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai obyek yang dihadapi.

c. Tindakan Ibu sebelum dan sesudah dilakukan konseling

Tabel 5 Gambaran tindakan Ibu sebelum dilakukan konseling di ruang NICU RSUD Gresik pada bulan Oktober sampai Desember 2011

Total

Kategori

F Prosentase

20 100% Tabel 5 menunjukkan bahwa gambaran tindakan Ibu sebelum dilakukan konseling

Jumlah

hampir setengahnya 9 orang (45%) mempunyai tindakan cukup dan sebagian kecil 4 orang (20%) mempunyai tindakan baik.

Tabel 6 Gambaran tindakan ibu sesudah dilakukan konseling di ruang NICU RSUD Gresik pada bulan Oktober sampai Desember 2011

Total

Kategori

F Prosentase

20 100% Tabel 6 menunjukkan bahwa tindakan ibu sesudah dilakukan konseling sebagian

Jumlah

besar 14 orang (70%) baik dan sebagian kecil 2 orang (10%) kurang. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas, disamping faktor dukungan dari pihak lain misalnya anggota keluarga lain.

Penilaian Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yaitu ; 1) Awarness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu, 2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus, 3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik, 4) Trial, orang telah mencoba perilaku baru, 5) Adaption, subyek telah berperilaku baru sesuai pengalaman, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Tindakan ibu mengalami peningkatan karena dipengaruhi oleh pengetahuan ibu yang baik tentang manfaat pemberian ASI Prematur sehingga ibu peduli untuk menyusui bayinya sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan gizi bayi terpenuhi.