Konversi Potensial di KBU

Gambar 3. Konversi Potensial di KBU

kebutuhan dasar manusia terpenuhi dengan cara Perencanaan adalah suatu proses untuk eksploitasi/ekstraksi dari lingkungan alami

mempersiapkan secara sistematis dengan dengan cara sederhana. Sejalan dengan

kesadaran penggunaan dengan kesadaran meningkatnya kebutuhan dasar hidup manusia

penggunaan sumber daya yang terbatas akan (kuantitas dankualitas), diperlukan upaya yang

tetapi diorientasikan untuk mencapai tujuan lebih efektif dan efisien, yaitu melalui

secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan pembangunan. Konep pemanfaatan ruang

diperlukan kebijakan (Policy Formulation) yang adalah bagaimana agar masyarakat menjadi

akurat. Identifikasi masalah sebelum memulai lebih sejahtera dengan melakukan eksploitasi

sebah perencanaan adalah: alam. Hal ini terjadi karena manusia adalah

> Permasalahan yang dihadapi sangat terkait mahluk yang memiliki standar hidup

dengan faktor ketersediaan sumberdaya manusiawi, bukan hanya sekedar cukup makan

yang ada;

ataupun minum, tetapi membutuhkan tempat > Tujuan serta sasaran rencana yang ingin tinggal yang layak, teknologi yang mumpuni

dicapai oleh pelaksana; agar kondisi kualitas kehidupan semakin

> Kebijakan dan cara mencapai tujuan maupun berkualitas.

sasaran berdasarkan alternatif yang Konsep pemanfaatan ruang Kawasan

dipandang paling baik; Bandung Utara, agar adaptif dan harmonis

> Penjabaran dalam program-program atau dengan daya dukung lingkungan tentu saja

kegiatan yang konkrit; harus memiliki sistem perencanaan yang baik

> Jangka waktu pencapaian tujuan, yang harus ketika perencanaan merupakan sumber

memperhatikan hal-hal sebagai berikut: informasi bagi pengambilan keputusan.

adanya koordinasi anatara berbagai pihak, Newman mendefinisikan Perencanaan dalam

adanya konsistensi dengan variabel sosial kaitannya dengan kebijakan, yakni: Planning is

ekonomi, adanya penetapan skala prioritas. deciding in advance what is to be done, that is plan, it is projected a course of action.

Pemerintah sebagai artikulator dan (Perencanaan adalah keputusan yang akan

aggregator kepentingan masyarakat telah dikerjakan untuk waktu yang akan datang, yaitu

memformulasikan kebijakan tentang sistem dan suatu rencana yang diproyeksikan dalam

prosedur terkait tata guna lahan di daerah tindakan).

Kawasan Bandung Utara (KBU) yang

menimbulkan banyak pelanggaran. Sejak 1988 Ruang, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009

sampai sekarang wilayah Pagerwangi dan Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Mekarwangi tidak berubah, tidak ada Lingkungan hidup, Perda Provinsi Jawa Barat

penutupan lahan. Yang berkembang justru Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengendalian

pembongkaran lahan, untuk membangun jalan- Pemanfaatan Ruang di Kawasan Bandung Utara,

jalan menuju rumah-rumah mewah yang tidak Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010

ada kepentingannya bagi masyarakat umum. tetntang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi

Kondisi lemahnya penegakan UU dan Perda Jawa Barat Tahun 2009-2029, dan Peraturan

karena lemahnya proses eksekusi regulasi Daerah Kota Bandung Nomor 2 Tahun 2004

tersebut ketika ada sebagian pihak yang tentang Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW).

melakukan pelanggaran. Peraturan ini tidak Regulasi tersebut merupakan sarana atau

ditegakkan dengan baik oleh aparat pemerintah rambu-rambu dalam mengatur pemanfaatan

sendiri. Akibatnya adalah daya dukung lingkungan agar tetap memiliki fungsi daya

lingkungan semakin rendah kualitasnya, dukung bagi kehidupan masyarakat sekitarnya

sehingga menimbulkan ekses yang Akan tetapi dalam implementasi kebijakan,

mengakibatkan terganggunya aspek sosial, dan terdapat kondisi yang tidak sejalan karena terjadi

aspek ekologi.

banyaknya pelanggaran terhadap pasal- pasal Secara umum bentuk pelanggaran UU dan dari UU dan Perda tersebut. Banjir cileuncang

Perda adalah tidak adanya dokumen Amdal setiap tahun adalah merupakan kegiatan ritual

ketika sebuah ruang mengalami perubahan tahunan ketika musim hujan turun. Aksesibilitas

dalam pemanfaatannya. Umunya perubahan menjadi terganggu, bahkan menjadi terisolir

tata ruang tersebut adalah dengan berdirinya dengan datangnya musim hujan. Selain itu

rumah mewah, hotel, restauran, serta longsor kerap mengancam kehidupan warga

pembangunan jalan menuju area tersebut tanpa masyarakat sekitar karena derasnya air yang

memperhatikan dampak lingkungan yang mengalir ketika musim hujan dan berkurangnya

mungkin timbul.

jumlah pepohonan yang dapat menahan laju air Kemudian pelanggaran tersebut terjadi tersebut.

karena lemahnya proses komunikasi antara Kondisi tersebut juga berbanding terbalik

pembuat kebijakan dengan pelaksana kebijakan. ketika musim kemarau tiba. Masyarakat

Kelemahan tersebut nampak pada pemahaman mengalami kekurangan suplai air bersih, karena

sebagian pelaksana kebijakan dalam tanah sebagai daerah resapan air sudah berubah

implementasinya. Pelaksana kebijakan fungsi menjadi lahan perumahan, sehingga tidak

merasakan adanya ketidakjelasan mengenai seperti fungsi asalnya sebagai daerah resapan

ruang atau area mana yang masuk kawasan air. Keseimbangan sistem air di daerah cekungan

lindung, kawasan pertanian dengan pengairan Bandung telah mengalami perubahan. Bahkan

irigasi teknis, dan mana area yang merupakan disinyalir perubahan tersebut telah

daerah terlarang bagi pemanfaatan ruang menimbulkan dampak berkurangnya pasokan

dengan mendirikan bangunan gedung. air dengan jumlah 16,98 Juta M³ per tahun.

Dampak lain adalah terjadinya gangguan Bahwa proses identifikasi masalah yang

pada cadangan dan konservasi air, dimana 2.200 menunjukan bahwa pentingnya KBU sebagai

ha lahan tersebut merupakan sub Daerah Aliran ruang yang mampu menyediakan sumber daya

Sungai (DAS) Cikapundung, Cimahi, Citarik ketersediaan air, seolah terlupakan. Aspek

Hulu, dan lima anak sungai lainnya yang ekonomi menjadi alasan utama mengapa pola

bermuara di S. Citarum. Dengan pemanfaatan ruang/lahan menjadi prioritas

berkembangnya kawasan permukiman di utama. Pembangunan lebih mengutamakan

Kawasan Bandung Utara diperkirakan akan keuntungan dari sisi ekonomi dan melupakan

mengambil/menggunakan air tanah untuk aspek sosial maupun ekologi.

kebutuhan penduduk sebanyak 1.000 liter per Pelanggaran tersebut diantaranya adalah

detik. Angka ini sangat besar, mengingat PDAM pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan

Kota Bandung hanya mengolah air baku peruntukannya. Alih fungsi lahan dari lahan

sebanyak 1.300 liter per detik untuk kebutuhan pertanian menjadi lahan perumahan merupakan

warga kota Bandung. Selama ini Kawasan kasus yang sering terjadi. Undang-Undang dan

Bandung Utara memasok air tanah 1.200 liter per Peraturan daerah hanya sebagai konsep tanpa

detik dan air permukaan sebanyak 2.500 liter per

Gambar 5.

Koefisien daerah terbangun di Kawasan Bandung Utara

detik.

3. Kecamatan Cimahi Utara (85 jiwa/ha) Masyarakat pemilik lahan yang karena

memiliki kepadatan penduduk paling sedikit kurangnya informasi dan pengetahuan tentang

dibandingkan Kota Cimahi (102 jiwa/ha) dan fungsi dari lahan-lahan yang berada di kawasan

Kecamatan Cimahi Tengah (113 jiwa/ha). Bandung Utara dengan alasan ekonomi dan

Rendahnya kepadatan penduduk tersebut keuntungan mengalih fungsikan lahan yang

disebabkan hampir sebagian besar semestinya diperutukan bagi kawasan resapan

wilayahnya merupakan kawasan lindung. air bagi masyarakat yang lebih luas.

Dalam lingkup Kawasan Bandung Utara, Hal ini dapat dilihat dari gambar dibawah ini

kepadatan penduduk terbesar berada di Kota dimana pembangunan di wilayah KBU telah

Bandung (99 jiwa/ha) dibandingkan dengan dibatasi dengan peraturan oleh pemerintah

Kota Cimahi (91 jiwa/ha) dan Kabupaten daerah mengenai koefisien daerah yang harus

Bandung (14 jiwa/ha).

dibangun di kawasan tersebut sebagaimana Gambar 5.

Peran serta Masyarakat

Karakter sosial kependudukan wilayah Kota > Peran serta Masyarakat dunia usaha adalah Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten

sebagai berikut :

Bandung Barat serta Kota Cimahi adalah sebagai , Memberikan kontribusi terhadap berikut:

pengendalian pemanfaatan ruang di KBU;

1. Kelurahan Cipedes yang berada di , Bermitra usaha baik dengan Pemerintah Kecamatan Sukajadi memiliki kepadatan

dan/atau masyarakat setempat dalam penduduk terbesar (412 jiwa/ha)

pengendalian pemanfaatan ruang di KBU; dibandingkan dengan Kota Bandung dan

, Meningkatkan nilai ekonomis dari kecamatan serta kelurahan lainnya.

keberadaan KBU yang berfungsi ekologis.

2. Kepadatan penduduk terendah berada di Kelurahan Cisurupan (26 jiwa/ha),

> Peran serta masyarakat baik perorangan Kecamatan Kepadatan penduduk terbesar di

maupun kelompok adalah sebagai berikut : Kabupaten Bandung berada di Kelurahan

, Memberikan kontribusi terhadap Tanimulya (100 jiwa/ha), Kecamatan

pengendalian pemanfaatan ruang di KBU; Ngamprah. Angka tersebut melebihi

, Menjadi pelaku dalam pengendalian kepadatan penduduk di Kabupaten

pemanfaatan ruang di KBU; Bandung, kecamatan dan kelurahan lainnya

, Menjaga, memelihara dan melestarikan di Kabupaten Bandung.

KBU;

, Meningkatkan nilai ekonomis dari dilakukan. Cara yang lain untuk melibatkan keberadaan KBU yang berfungsi ekologis.

masyarakat setempat adalah dengan mengumpulkan data dan informasi tentang

> Pemahaman Masyarakat daerah dan bagaimana cara masyarakat Penyuluhan yang dilakukan kepada

menggunakan segala potensi daerahnya. masyarakat (stakeholder) mengenai

Metoda yang ketiga adalah pelibatan secara pemberlakuan dan ketentuan yang ada dalam

nyata memperbantukan masyarakat dalam Peraturan Daerah Pengendalian Pemanfaatan

proses perencanaan. Perencanaan yang Ruang Kawasan Bandung Utara memberikan

melibatkan masyarakat yang sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman mengenai

adalah dengan menggunakan ketiga metoda di maksud dan ketentuan yang ada dalam

atas.

peraturan daerah tersebut. Masyarakat Dengan keterbatasan sumber daya yang dikawasan tersebut yang terkena dampak secara

dapat digunakan, masyarakat membutuhkan langsung perlu memahami tentang segala yang

pengambilan keputusan berdasarkan yang terkait dengan kepentingan mereka

pemahaman pentingnya sebuah kesinambungan sehingga masyarakat dalam hal ini dapat

dan tarik-menarik kepentingan yang ada antara berperan serta dalam pelaksanaannya.

kualitas hidup sebuah komunitas (lingkungan), Sosialisasi ini dimaksudkan agar masyarajat

sosial, ekonomi, aset lingkungan dan potensi mengetahui hal-hal yang penting setelah

keuntungan yang berbeda untuk berbagai stake mendapat penyuluhan diharapkan dapat

holder dari keputusan yang diambil. Pada mengetahui fungsi kawasan Bandung utara dan

prinsipnya, harus terjadi pemendekan mengetahui tentang manfaat pengendalian

(pemotongan) jarak pengambilan keputusan pemanfaatan ruang di kawasan Bandung utara.

pada level partisipatif, selain itu juga Serta memahami aturan-aturannya yang

ditingkatkan kapasitas para stake holder mengatur tentang pemanfaatan di kawasan

termasuk peneliti, ahli dan pengambil kebijakan. tersebut. Setelah masyarakat mengetahui tentang informasi tersebut diharapkan

> Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang masyarakat dapat bersikap dan masyarakat akan

Kawasan Bandung Utara

ikut berperan serta memikirkan dan Kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang menentukan sikap terhadap permasalahan

KBU antara lain adalah Surat Keputusan (SK) Bandung utara.

Gubernur Jawa Barat No. 181.1/SK.1624- Dengan ikut berperan serta dalam

Bapp/1982, yang mengatur kawasan Bandung memikirkan dan menentukan permasalahan di

Utara yang terletak di atas ketinggian 750 m dpl kawasan tersebut, masyarakat harus

harus dilindungi . Melalui SK Gubernur tersebut mempunyai sikap dan menentukan sikapnya

diatur proporsi pemanfaatan lahan di KBU, untuk bertindak terhadap permalahan Bandung

yakni 25% hutan, 60% pertanian tanaman keras, utara yang telah diketahuinya.Setelah itu dari

dan 15% pertanian non tanaman keras yang masyarakat diharapkan dapat secara mandiri

dapat dikembangkan sebagai pemukiman. melakukan penyuluhan kembali kepada

Selanjutnya diterbitkan Instruksi Gubernur masyarakat yang lainnya mengenai apa yang

Jabar No. 640/SK.1625-Bapp/1982, yang diketahui sebelumnya dari hasil penyuluhan

mengatur tentang pemberian izin pembangunan yang didapatkan sebelumnya sehingga tujuan

di KBU.

dari sosialisasi dan penyuluhan ini dapat Namun, sejak diberlakukannya SK gubernur berkelanjutan dan diketahui seluruh masyarakat

tersebut pendirian gedung untuk berbagai di kawasan tersebut yang terkena dampak secara

keperluan terus berlanjut, baik yang dilakukan langsung maupun tidak langsung.

oleh masyarakat, pengembang maupun pemerintah daerah sendiri bahkan diantaranya

> Strategi Melibatkan Masyarakat dalam tanpa mempertimbangkan kebijakan, Perencanaan

lingkungan hidup, peruntukan dan Terdapat beberapa strategi yang bisa

kepentingan masyarakat KBU. Lebih tidak digunakan untuk melibatkan masyarakat

dimengerti adalah bagaimana mungkin izin setempat dalam sebuah proses perencanaan.

lokasi pembangunan yang dikeluarkan pemda Salah satunya adalah dengan menggunakan

kota/kabupaten masih terus diterbitkan padahal metoda yang melibatkan banyak orang sehingga

jelas-jelas melanggar aturan yang dikeluarkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang

Pemda Provinsi Jawa Barat.

Menyikapi kondisi kegiatan pembangunan di kawasan hutan lindung; KBU yang tak terkendali tersebut, Pemerintah

> Kawasan resapan air.

Daerah Jawa Barat menerbitkan Perda Jabar No.

b. Kawasan pelestarian alam, yaitu : Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara,

1 Tahun 2008 tentang Pengendalian

> Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda yang disusul penerbitan Peraturan Gubernur (Pergub)

terletak di Kota Bandung dan Kabupaten Jabar No. 21 Tahun 2009 yang memuat petunjuk

Bandung dan Bandung Barat, serta Taman pelaksanaannya. Namun demikian penerbitan

Wisata Alam Tangkubanparahu yang Perda Jabar tersebut tidak menyurutkan proses

terletak di Kabupaten Bandung; kegiatan pembangunan di kawasan KBU. Tentu

> Kawasan suaka alam, yaitu Cagar Alam saja ketidakpatuhan tersebut membuat berbagai

Tangkubanparahu yang terletak di kebijakan pengendalian dan pemanfaatan KBU

Kabupaten Bandung Barat; yang dikeluarkan Pemda Jawa Barat tidak lebih

> Kawasan cagar budaya dan ilmu dari hanya sekedar “macan kertas yang lusuh”.

pengetahuan, yaitu Observatorium Selain SK Gubernur Pemerintah Kota

Bosscha, yang terletak di Kabupaten Bandung telah pula mengeluarkan Perda Kota

Bandung Barat.

Bandung No. 2 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW) Bandung yang

Langkah ke Depan Berdasarkan kemudian di revisi melalui Perda Kota Bandung

pertimbangan-pertimbangan di atas dan agar No. 3 Tahun 2006. Secara normatif berbagai

tidak terjadi kekeliruan pengambilan kebijakan kebijakan tataruang yang dikeluarkan oleh

dalam pembangunan KBU, diperlukan langkah- Pemda Jabar maupun Pemkot Bandung

langkah sebagai berikut:

semestinya dapat menurunkan konflik

1. Agar KBU, terutama Punclut tetap tataruang yang terjadi. Namun konflik dan

diprioritaskan sebagai RTH/Taman dan pelanggaran pemanfaatan ruang khususnya di

ruang publik yang kompatibel dengan KBU terdapat kecenderungan malah semakin

kaidah-kaidah konservasi. Terutama ketika meningkat. Hal ini terjadi karena proses

kredibilitas Pemerintah Daerah setempat perubahan perda tentang RTRW Kota Bandung

dalam upaya menjaga/meningkatkan dianggap sebagian masyarakat sangat sarat

kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan dengan kepentingan sesaat seperti yang dilansir

masyarakat sedang dipertanyakan. Dengan oleh Koalisi Masyarakat Bandung Bermatabat

mengupayakan Punclut sebagai RTH; (KMBB).

2. Instrumen perijinan harus difungsikan Kebijakan lain dari Pemerintah Provinsi Jawa

sebagai instrumen pengendali. Barat dalam Pengendalian dan Pemanfaatan

Kesemrawutan pemanfaatan lahan di KBU Ruang KBU adalah sebagai berikut:

seharusnya tidak digunakan sebagai > Memulihkan dan menanggulangi lahan

pembenar untuk masuknya pemodal atau dengan kondisi fungsi hidroorologis kritis

kegiatan yang bersifat komersial (dengan dan sangat kritis;

alasan penataan), melainkan harus > Mencegah meningkatnya kekritisan fungsi

mendorong Pemerintah dan Legislatif untuk hidroorologis pada lahan dengan kondisi

lebih tegas dan konsisten dalam upaya mulai kritis dan agak kritis;

penertiban penyimpangan pemanfaatan > Mengendalikan dan membatasi

lahan di kawasan tersebut; pembangunan guna mempertahankan fungsi

3. Apabila masih tetap akan melakukan hidroorologis pada lahan dengan kondisi

pemanfaatan lahan di KBU yang sifatnya normal dan baik, serta memiliki keterbatasan

tidak konservatif, maka harus dibuat terlebih luas.

dahulu RDTR dengan informasi utama pemetaan geohidrologi (daerah resapan) dan

Pola pemanfaatan ruang di KBU adalah : daerah rawan longsor yang benar dan terinci

a. Kawasan lindung, meliputi : sehingga dapat diketahui lokasi mana yang Kawasan yang memberikan perlindungan

boleh/tidak boleh dibangun; kawasan bawahannya, yang meliputi :

4. Dalam hal pembangunan ekonomi, maka > Hutan lindung yang terletak di Kesatuan

perlu dirumuskan bentuk kegiatan yang Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung

orientasi keuntungannya dinikmati terutama Utara;

oleh masyarakat lokal, dengan tidak > Kawasan berfungsi lindung di luar

mengorbankan masyarakat yang tinggal di

> Masyarakat/LSM ikut aktif dalam proses masyarakat dan keunikan (budaya dan

perencanaan dan pengawasan pelaksanaan lanskap) lokal menjadi pilihan tepat untuk

pembangunan;

dikembangkan. Pihak swasta didorong > Universitas dituntut untuk lebih untuk berpartisipasi, tapi harus dikendalikan

mengedepankan fungsi pengabdian pada agar tidak eksploitatif, baik terhadap

masyarakat yang selama ini kurang lingkungan hidup maupun masyarakat lokal;

memperoleh perhatian dalam arti tidak

6. Diperlukan kajian/studi komprehensif hanya berhenti menyumbangkan pikiran untuk memperoleh pola pembangunan yang

secara konseptual, tapi juga memberi contoh sesuai dengan karakteristik biofisik dan

dan terlibat langsung di lapangan; sosial-budaya KBU tersebut.

> Mengupayakan mekanisme yang dapat mencegah terjadinya penyimpangan RTRW

termasuk sanksi terhadap terjadinya

E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

pelanggaran. Upaya hukum dalam bentuk

class action adalah salah satunya. Berdasarkan dari hasil kajian di atas maka

1. Kesimpulan

dapat disimpulkan bahwa terjadinya kerusakan Dampak positif dari upaya class action ini lingkungan berkaitan dengan pembangunan

adalah mendorong pihak eksekutif dan lainnya yang ada di wilayah kawasan bandung utara,

yang terkait bertanggungjawab atas kebijakan yaitu laju pertumbuhan penduduk yang relatif

publik yang mereka keluarkan. Dengan kata cepat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan

lain, meningkatnya pertanggungjawaban tehnologi. Pertumbuhan yang relatif cepat

publik, transparansi, dan proses partisipatif berimplikasi pada ketersediaan lahan yang

dalam perencanaan RTRW dapat memberikan cukup untuk menopang tuntutan kesejahteraan

jaminan lebih besar untuk tercapainya kebijakan hidup. Sementara lahan yang tersedia bersifat

pembangunan ramah lingkungan. tetap dan tidak bias bertambah sehingga

Akhirnya, sudah saatnya bahwa pemberian menambah beban lingkungan hidup.

ijin bagi aktivitas pembangunan yang Daya dukung alam ternyata tidak seimbang

diperkirakan akan menimbulkan dampak pada dengan laju tuntutan pemenuhan kebutuhan

masyarakat luas seharusnya melalui proses hidup penduduk, atas dasar inilah, eksploitasi

dengar pendapat publik (public hearing) dan terhadap lingkungan secara terus menerus

bahkan debat publik (public debate) tentang dilakukan dengan berbagai cara dan dalih.

boleh tidaknya aktivitas pembangunan tersebut Untuk mengatasi hal tersebut menuntut adanya

dilaksanakan. Hal ini merupakan cara yang baik pemahaman para pengambil kebijakan agar

sebagai pendidikan sadar lingkungan bagi dapat menghasilkan skala kebijakan yang

pejabat dan masyarakat luas. Dengan proses berbasis kerakyatan secara umum. Pemahaman

mekanisme pengambilan keputusan ini, selain tersebut berangkat dari pengetahunan secara

lebih demokratis, kecenderungan saling akademis dan diperkuat oleh data-data

menyalahkan pada saat terjadinya kasus-kasus lapangan sehingga menghasilkan kebijakan

kerusakan lingkungan juga dapat dihindari. pembangunan berwawasan lingkungan yang memperhatikan aspek-aspek pemeliharaan dan

2. Rekomendasi

pelestarian lingkungan. Adapun rekomendasi yang dapat diberikan Tidak dapat disangkal bahwa keberhasilan

berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah pembangunan ekonomi telah melahirkan

sebagai berikut:

banyak tuntutan, termasuk kebutuhan > Hentikan Proyek Pembangunan di Kawasan kenyamanan. Tuntutan tersebut adalah wajar

Bandung Utara serta mendesak Pemprov dan sah sepanjang dilaksanakan sesuai dengan

Jabar untuk bertindak tegas menghentikan aturan [manusia dan alam]. Namun demikian,

proyek-proyek pembangunan perumahan tampak kesan kuat bahwa fenomena

elit, hotel, objek wisata di Kawasan Bandung kesemrawutan pemanfaatan lahan di KBU

Utara (KBU). Pemerintah segera merupakan konsekuensi dari orientasi

membatalkan dan menolak ijin dan pembangunan yang terlalu materialistik. Pihak

rekomendasi baru bagi pengembangan dan eksekutif konsisten dalam melaksanakan Perda

pembangunan di Kawasan Bandung Utara. sementara legislatif juga konsisten dalam

> Masyarakat di sekitar kawasan lindung, juga

2011/12/05, walhi-hentikan-proyek masyarakat kemudian dibeli pemerintah

pembangunan-di-kawasan-bandung-utara?. daerah sehingga tercipta lapangan kerja

http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_lindung, sekaligus perbaikan lahan kritis. 2011/12/17.

Pemberdayaan warga kota pun harus diupayakan dengan memberi imbauan penanaman pohon di lingkungan rumah masing-masing

> Akibat bencana ekologis berdampak pada terancamnya keselamatan warga, rusaknya

sarana perumahan warga, rusaknya fasilitas sosial seperti jalan warga dan kerugian- kerugian secara ekonomi pada masyarakat. Oleh karena itu perlindungan pemerintah terhadap hak-hak ekonomi, sosial dan budaya harus segera diberikan kepada warga sekitar KBU.

> Pemerintah harus membeli lahan-lahan secara bertahap yang termasuk dalam

wilayah konservasi lahan dan hutan lindung, berguna untul lebih menjaga kelestraian dan pemberian sangsi yang sangat tegas kepada yang melanggar Perda tentang KBU.

REFERENSI

Moleong, Lexy , 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Nazir, Muhammad, 1988. Metode Penelitian, Jakarta : PT. Gunung Agung Sugiyono, 2000. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta Koncoro, Mudrajad, 2004. Otonomi & Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi & Peluang. Jakarta : Penerbit Erlangga

Bratakusumah, Deddy Supriady & Riyadi, 2003. Perencanaan Pembangunan Daerah: Strategi Menggali Potensi Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama

Todaro, M.P. (1998). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Keenam, PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta

SULASDI, W.N. (2003), Pembangunan Wilayah Pesisir dan Laut secara Terpadu. Kumpulan Bahan Kuliah. Institut Teknologi Bandung.

Sondang. P. Siagian, 2008. Administrasi Pembangunan Konsep, Dimensi dan Strateginya. Jakarta : Bumi Aksara;

Otto somarwoto, 2003. Administrasi lingkungan. Slaymaker, O and Spencer, T., 1998.Physical Geography

and Global Environmental Change. Addison Wesley Longman Limited,

Edinburh Gate, HarlowMiller. G.T. Jr. 1995. Environmental Science Sustaining the Earth. Wadsworth Publishing Co. Belmont.

Tjokroamidjojo.1977. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Gunung Agung

244