DESAIN SIMULASI PENEMPATAN PEGAWAI DALAM JABATAN STRUKTURAL BERBASIS KOMPETENSI (Studi pada Jabatan Camat di Pemerintah KabupatenKota)

DESAIN SIMULASI PENEMPATAN PEGAWAI DALAM JABATAN STRUKTURAL BERBASIS KOMPETENSI (Studi pada Jabatan Camat di Pemerintah Kabupaten/Kota)

Budi Setiawan

Dosen STIA LAN Bandung

Romi Irawan

Pegawai BKD Pemerintah Kabupaten Lampung Barat

Abstrak

Sejalan dengan semangat reformasi birokrasi yang bertujuan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, maka salah satu upaya adalah penataan organisasi. Upaya penataan organisasi ini tentunya tidak terlepas dari penempatan atau pengangkatan pegawai.

Organisasi pemerintah sebagai institusi penyedia jasa layanan (institutional service providers) kepada masyarakat harus dapat melakukan perubahan dalam upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) sebagai paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan. Untuk menciptakan good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan dapat dimulai dari penyelenggara pemerintahan yang baik, yaitu yang mengerti tentang tugas dan tanggung jawab, serta memiliki kemampuan yang baik dalam pelaksanaan tugasnya.

Kompetensi merupakan karakter dasar individu yang berhubungan sebab akibat terhadap criteria efektif dan/atau performasi unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi (Spencer & Spencer : 1993). Untuk mendapatkan aparatur pemerintah yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugasnya, Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengeluarkan peraturan tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri Sipil dengan Peraturan Kepala BKN Nomor 7 Tahun 2013 yang terdiri dari 33 Jenis Kompetensi.

Desain Simulasi Penempatan Pegawai Dalam Jabatan Struktural Berbasis Kompetensi ini dilaksanakan dengan 3 (tiga) pertimbangan, yaitu Pertimbangan Masa Lalu yang isinya mengenai persyaratan administrasi seperti Pangkat, Pendidikan, Penilaian Kinerja, Kesehatan, dsb, pertimbangan Masa Sekarang seperti Kecocokan Kompetensi Jabatan dengan Kompetensi Individu, Pengetahuan dan Keterampilan, serta Pertimbangan Masa Depan yang isinya Visi Misi dan Komitmen Calon Camat. Dari beberapa indicator diatas, maka didapat nilai masing-masing kandidat untuk selanjutnya di ranking dan diusulkan oleh Baperjakat kepada Bupati untuk diangkat atau ditetapkan menjadi Camat.

Kata kunci: Penempatan Pegawai, Kompetensi

THE SIMULATION DESIGN PLACEMENT OFFICER IN STRUCTURAL POSITION BASE COMPETENCE (STUDY OF THE POSITION SUB DISTRICT IN DISTRICT/CITY)

Abstract

In line with the spirit of bureaucratic reform that aims to achieve good governance, then one is structuring organizational efforts. Organizational structuring effort is certainly not independent of the placement or removal of employees. Government organizations as institutional service providers (institutional service providers) to the community should be able to make changes in an effort to improve service to the community. Improved service to the community is one of the efforts in realizing good governance (good governance) as a new paradigm in governance. To establish good governance in governance can be started from the organizers of good governance, namely the understanding of the duties and responsibilities, as well as having good ability in the performance of its duties. Competence is the basic character of individuals linked to the criteria of causation effective and / or performasi excel in a job and situation (Spencer & Spencer: 1993). To get a government apparatus that has competence in accordance with its duties, the Civil Service Agency (BKN) issued regulations on Managerial Competency Standards Guidelines for Preparation of the Civil Service Regulation No. 7 Year Head BKN 2013 that consists of 33 competency type. Simulation Design Placement Officer In Competency-Based Structural Position is implemented with three (3) consideration, namely the Past Consideration is about administrative requirements such as Rank, Education, Performance Assessment, Health, etc, considerations such as suitability of the Present Position Competency with Individual Competence, knowledge and Skills, as well as the contents Considerations Future Vision, Mission and Commitment district head candidate. From some of the above indicators, the importance of the value of each candidate to the next in rank and proposed by Baperjakat to the Regent to be appointed or designated sub-district.

Keywords: Staffing, Competence

organisasi ini tentunya tidak terlepas dari Sejalan dengan semangat reformasi birokrasi

A. LATAR BELAKANG MASALAH

penempatan atau pengangkatan pegawai. yang bertujuan untuk mewujudkan tata

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999, Pasal 17 pemerintahan yang baik, maka salah satu upaya

ayat 2 menyatakan bahwa pengangkatan adalah penataan organisasi. Upaya penataan

pegawai negeri sipil dalam suatu jabatan

menciptakan good governance dalam prestasi kerja dan jenjang pangkat yang

penyelenggaraan pemerintahan dapat dimulai ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif

dari penyelenggara pemerintahan (SDM) yang lainnya, tanpa membedakan jenis kelamin,

baik, yaitu yang mengerti tentang tugas dan suku, agama, ras dan golongan.

tanggung jawab, serta memiliki kemampuan Dalam konteks penempatan ini berfokus

(kompetensi) yang baik dalam pelaksanaan pada jabatan struktural, karena jabatan

tugasnya tersebut.

struktural secara tegas tertera dalam struktur Kaitan dengan hal di atas, pemerintah terus organisasi dan masing-masing saling

melakukan perbaikan dalam manajemen sumber berhubungan untuk mencapai tujuan organisasi.

daya aparaturnya. Salah satunya dengan Dalam jabatan struktural juga melekat suatu

diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 tanggung jawab kepemimpinan, karena setiap

Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. jabatan struktural memiliki unsure atasan dan

Dalam Undang-Undang ini disebutkan bahwa bawahan. Sehingga orang-orang yang akan

yang menjadi dasar diterbitkanya peraturan ini ditempatkan di dalam jabatan tersebut harus

adalah:

memiliki kemampuan teknis maupun manajerial

a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita (kompetensi), agar mampu menggerakan

bangsa sebagaimana tercantum dalam organisasi dengan baik dan melaksanakan

pembukaan Undang-Undang Dasar Negara fungsi pelayanan public yang lebih berkualitas.

Republik Indonesia Tahun 1945, perlu Pelayanan publik merupakan salah satu

dibangun aparatur sipil negara yang fungsi utama dalam penyelenggaraan

profesional, bebas dari intervensi politik, pemerintahan yang menjadi kewajiban setiap

bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan aparatur pemerintah. Berdasarkan Keputusan

nepotisme, serta mampu menyelenggarakan Menpan No. 63/Kep/M.PAN/7/2003

pelayanan public bagi masyarakat serta tertanggal 10 Juli 2003 pada paragraph 1 butir c

mampu menjalankan peran sebagai perekat menyebutkan pengertian pelayanan umum

persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan adalah segala kegiatan pelayanan yang

pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara dilaksanakan oleh instansi pemerintah sebagai

Republik Indonesia Tahun 1945. upaya pemenuhan kebutuhan orang,

b. Bahwa pelaksanaan manajemen aparatur masyarakat, instansi pemerintah dan badan

sipil negara belum berdasarkan hukum maupun sebagai pelaksanaan ketentuan

perbandingan antara kompetensi dan peraturan perundang-undangan.

kualifikasi yang diperlukan oleh jabatan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

dengan kompetensi dan kualifikasi yang tentang Pelayanan Publik, disebutkan bahwa

dimiliki calon dalam rekruitmen, pelayanan kepada masyarakat sekurang-

pengangkatan, penempatan, dan promosi kurangnya memenuhi standar dasar hukum;

pada jabatan sejalan dengan tata kelola persyaratan; sistem; mekanisme, dan prosedur;

pemerintahan yang baik. jangka waktu penyelesaian; biaya/tarif; produk

c. Bahwa Undang-Undang Nomor 8 Tahun pelayanan; sarana, prasarana, dan/atau fasilitas;

1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian kompetensi Pelaksana; pengawasan internal;

sebagaimana telah diubah dengan Undang- penanganan pengaduan, saran, dan masukan;

Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang jumlah pelaksana; jaminan pelayanan yang

perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 memberikan kepastian waktu; jaminan

Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok keamanan dan keselamatan; serta evaluasi

Kepegawaian sudah tidak sesuai dengan kinerja pelaksana.

penyelenggaraan kepegawaian sehingga Oleh karena itu, organisasi pemerintah

perlu di ganti.

sebagai institusi penyedia jasa layanan (service institution) kepada masyarakat harus dapat

Karena pentingnya sumber daya manusia melakukan perubahan dalam upaya

dalam suatu organisasi khususnya pemerintah peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

daerah, maka sangat perlu dilakukan perbaikan Peningkatan pelayanan kepada masyarakat

dalam manajemen sumber daya manusia. Salah merupakan salah satu upaya dalam

satu usaha dalam perbaikan manajemen sumber mewujudkan pemerintahan yang baik (good

daya manusia dapat dilakukan dengan governance) sebagai paradigma baru dalam

melakukan seleksi dalam menempatkan seorang

tersebut, Pemerintah Kecamatan mempunyai yang tepat untuk menduduki jabatan tersebut.

fungsi:

a. Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, masyarakat, seleksi dalam menempatkan

Dalam kaitannya dengan pelayanan kepada

kependudukan dan kemasyarakatan. pegawai yang tepat untuk suatu jabatan,

b. Penyelenggaraan pembinaan ketentraman khususnya yang langsung memberikan

dan ketertiban umum.

pelayanan kepada masyarakat sangat perlu

c. Penyelenggaraan kewenangan lingkup dilakukan. Dengan menempatkan pegawai yang

pertanian.

tepat maka diharapkan akan menghasilkan

d. Pelaksanaan pembinaan pembangunan yang kinerja yang baik dalam bidang tugasnya.

meliputi sarana dan prasarana umum, Salah satu ujung tombak pemerintah daerah

lingkungan hidup, serta perekonomian dan dalam memberikan pelayanan kepada

industri.

masyarakat adalah kecamatan. Kecamatan

e. P e l a k s a n a a n p e m b i n a a n d i b i d a n g dikatakan sebagai ujung tombak pemberi

kesejahteraan masyarakat dan pelayanan pelayanan kepada masyarakat karena

umum.

merupakan perangkat daerah kabupaten yang

f. Pelaksanaan penyusunan perencanaan, langsung bersentuhan dengan masyarakat.

administrasi kepegawaian dan keuangan. Sebagai organisasi yang langsung memberikan

g. Pelaksanaan tugas-tugas tertentu yang pelayanan kepada masyarakat, kecamatan

diberikan oleh bupati.

memiliki beban yang sangat berat yaitu menjadi cermin pelayanan pemerintah daerah terhadap

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi masyarakat.

organisasi kecamatan tersebut, seorang Camat Organisasi Kecamatan di sebuah

sebagai manifestasi dari kecamatan melakukan Kabupaten/Kota disusun dengan berpedoman

hubungan kerja dengan berbagai instansi. pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun

Hubungan kerja tersebut menurut Wasistiono 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang

(2002 : 32-33) dilakukan dengan: dituangkan dalam masing-masing Peraturan

l. Hubungan kerja secara hirarkis dengan Daerah Kabupaten/Kota tentang Organisasi

Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah dan Tata Kerja Pemerintah Kecamatan dan

sebagai atasan dan Lurah sebagai bawahan Kelurahan. Dalam peraturan daerah ini terdapat

Camat,

kedudukan tugas pokok dan fungsi pemerintah

2. Hubungan secara koordinatif dan teknis kecamatan yang harus dilaksanakan. Dalam

fungsional dengan Dinas Daerah dan atau beberapa peraturan daerah yang ada ada pasal

Lembaga Teknis Daerah,

yang mengatur tentang Camat yang mempunyai

3. Hubungan secara koordinatif dan fasilitatif tugas pokok melaksanakan kewenangan

dengan Kepala Desa

pemerintahan yang dilimpahkan oleh

4. Hubungan secara koordinatif dengan bupati/walikota untuk menangani sebagian

Instansi Vertikal dan Dinas Daerah yang ada urusan otonomi daerah, diantaranya:

di kecamatan bila ada pendelegasian

a. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan

kewenangan dari Bupati.

masyarakat. Karena penting dan kompleksnya tugas

b. Mengoordinasikan penyelenggaraan seorang camat, maka untuk mendapatkan ketentraman dan ketertiban umum.

pegawai yang tepat untuk jabatan tersebut harus

c. Mengoordinasikan penerapan dan diperoleh melalui proses seleksi, baik seleksi penegakan peraturan perundang-undangan.

akademis maupun psikologis. Seleksi ini

d. Mengoordinasikan pemeliharaan sarana dan dimaksudkan agar pegawai tersebut nantinya fasilitas pelayanan umum.

setelah menduduki jabatan dan melaksanakan

e. Mengoordinasikan penyelenggaraan tugas serta tanggung jawabnya mempunyai kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan.

kinerja yang baik.

f. Membina penyelenggaraan pemerintahan Untuk memperoleh kinerja aparatur desa dan/atau kelurahan.

pemerintah yang baik, maka pemerintah

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadikan kompetensi sebagai salah satu menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau

syarat dalam pengangkatan pegawai dalam yang belum dapat dilaksanakan pemerintah

suatu jabatan. Persyaratan ini dapat dilihat desa dan/atau kelurahan.

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun

2002 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara RI Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4194), pasal 5 huruf e yang berbunyi: "memiliki kompetensi jabatan yang ditentukan".

Sebagai wujud dari usaha untuk mendapatkan aparatur pemerintah yang berperformansi kerja yang baik, Pemerintah Kabupaten/Kota sudah seharusnya melakukan seleksi dalam penempatan pegawai untuk jabatan Camat. Seleksi.ini dilakukan untuk mendapatkan Camat yang diharapkan mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan kinerja yang lebih baik.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, masih dijumpai beberapa fenomena masalah yang berkaitan dengan penempatan pegawai khususnya untuk jabatan camat. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya ketidaksesuaian antara kebutuhan kompetensi jabatan dengan kualifikasi yang dimiliki oleh pegawai. Keadaan ini disebabkan belum adanya standar kompetensi jabatan yang seharusnya sudah dibuat dan ditentukan. Selain standar kompetensi jabatan yang belum ada, pemenuhan persyaratan sebagaimana yang telah dituangkan dalam peraturan perundang- undangan tentang pengangkatan pegawai negeri sipil dalam jabatan struktural serta organisasi pemerintah kecamatan masih belum diikuti dan dilaksanakan sepenuhnya. Salah satunya dapat dilihat dalam contoh kasus untuk

tingkat pendidikan para camat di sebuah kabupaten seperti tercantum dalam Tabel 1.

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pengangkatan atau penempatan pegawai khususnya camat belum sesuai dengan latar belakang pendidikan. Padahal dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 pasal 25 disebutkan bahwa syarat camat adalah pegawai negeri sipil yang memiliki klasifikasi pendidikan diploma/sarjana di bidang pemerintahan. Dalam peraturan ini juga disebutkan, jika pejabat camat yang ada bukan dari diploma/sarjana pemerintahan maka perlu diberikan diklat teknis pemerintahan. Akan tetapi, dari informasi sementara yang peneliti dapatkan hingga saat ini diklat teknis yang dimaksud belum pernah ada atau belum dilaksanakan sesai ketentuan yang berlaku . Adapun jenis diklat yang telah dilaksanakan, hanya terbatas pada diklat kepimpinan eselon III (Diklat PIM III) saja.

Secara umum jika kondisi di atas tetap dibiarkan, dikhawatirkan akan membawa image buruk masyarakat terhadap kinerja pemerintah daerah dalam menjalankan roda pemerintahan. Bahwa dalam pelaksanaan tugas khususnya pada jabatan camat, dibutuhkan pegawai yang mempunyai kemampuan multitasking (serba bisa), karena di lapangan tugas camat bukan hanya mengurusi administrasi perkantoran saja, akan tetapi tugas-tugas lain yang memerlukan wawasan luas serta kemampuan yang menunjang tugas-tugas tersebut.

Dari informasi yang penulis dapatkan, bahwa dalam pelaksanaan penempatan pegawai

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Lampung Barat 2013

Tabel 1. Latar Belakang Pendidikan Camat PEJABAT CAMAT

Latar Belakang Pendidikan D3 S1

S2 S3

Camat Sumber Jaya Camat Kebun Tebu Camat Gedung Surian Camat Air Hitam Camat Way Tenong Camat Pagar Dewa Camat Sekincau Camat Suoh Camat Bandar N Suoh Camat Belalau Camat Batu Ketulis Camat Batubrak Camat Balik Bukit Camat Sukau Camat Lumbok S

Pemerintahan

Hukum Pendidikan Pendidikan Agama

Sospol Sospol

Hukum Ekonomi Ekonomi

Sospol Pendidikan

Sospol Sospol Sospol

Pemerintahan

Sospol

Hukum - -

Pertanian - - - - Pertanian - - - -

beberapa faktor, yaitu:

dilakukan berdasarkan pertimbangan subyektif l. Resources, yaitu berkaitan dengan bupati dan teknisnya masih sebatas pemenuhan

kemampuan berbagai sumberdaya baik persyaratan yang tertuang dalam peraturan

manusia, dana, sarana, perlengkapan dan perundang-undangan (PP Nomor 13 tahun 2002)

sebagainya.

saja, belum ada pelaksanaan test atau seleksi

2. Structur, yaitu berkaitan dengan peranan dan dalam penempatannya. Selain itu dalam

hubungan organisasional yang berkaitan persyaratan belum ada penjelasan secara rinci

dengan program.

mengenai persyaratan kompetensi dan standar

3. Technology, yaitu berkaitan dengan kompetensi apa saja yang harus dipenuhi, untuk

pengetahuan dan perilaku yang dimiliki dijadikan bagian dari persyaratan dalam

badan-badan yang mendukung kegiatan penempatan pegawai tersebut.

organisasi.

4. Support, yaitu menunjuk kepada dukungan penempatan atau pengangkatan pegawai yang

Untuk itu, perlu dibuat suatu desain

secara keseluruhan dari setiap pegawai yang berbasis kompetensi. Desain tersebut

terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi. didasarkan atas implementasi peraturan

5. Leadership, yaitu kepemimpinan merupakan perundang-undangan yang dikaitkan dengan

faktor yang dominan, yaitu menunjuk teori-teori kompetensi. Desain penempatan ini

kepada kemampuan dalam memanfaatkan perlu dibuat, mengingat pentingnya untuk

masukan secara kritis.

mendapatkan seorang camat yang dapat menghasilkan kinerja yang baik, sehingga fungsi

Dengan demikian terdapat dua faktor yang utama pemerintah daerah sebagai pelayan

sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan masyarakat dapat dijalankan, walaupun baru

otonomi daerah, yaitu organisasi dan resources sebatas di lingkup kecamatan saja. Peningkatan

sebagai mesin penggerak pelaksanaan otonomi kualitas pelayanan umum ini tentunya akan

daerah. Kedua faktor ini dipandang sebagai memberikan kontribusi yang cukup besar pada

determinan utama dalam pelaksanaan otonomi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

daerah, karena organisasi dan kemampuan sumber daya daerah mencerminkan kondisi riil

yang ada di daerah yang sangat menentukan Pemberian otonomi yang luas kepada daerah

B. KONSEP PEMERINTAHAN DAERAH

lancar serta efektif tidaknya mekanisme kabupaten/kota merupakan hal yang sangat

pelaksanaan otonomi daerah. penting. Pentingnya pemberian otonomi yang

Menurut Kats dan Kahn (Steen, 1985 : 135) luas ini didasari oleh beberapa pendapat,

bahwa untuk memastikan keberhasilan suatu Andrew (2006: 3-4) mengatakan bahwa

organisasi harus dapat memenuhi tiga pentingnya pemberian otonomi luas ini

persyaratan perilaku penting, yaitu: dikarenakan:

1. Organisasi harus mampu membina dan

a. semakin langkanya sumberdaya yang mempertahankan suatu armada kerja yang dimiliki oleh pemerintah pusat untuk

mantap, terdiri dari personil terampil; menyelenggarakan pelayan publik dan

2. Organisasi harus dapat menikmati prestasi pembangunan,

peranan yang dapat diandalkan dari para

b. mengurangi ketergantungan pemerintah personilnya, dalam hal ini setiap personil daerah terhadap pemerintah pusat dalam

bukan saja dituntut untuk bersedia berkarya, pelaksanaan pembangunan.

tetapi juga harus melaksankan tugas khusus yang menjadi tanggungjawab utamanya;

3. Para personil harus mengusahakan sejalan dengan proses penyelenggaraan

Pencapaian tujuan otonomi daerah harus

bertingkah laku yang spontan dan inovatif, pemerintahan di daerah, yang sangat ditentukan

dengan demikian setiap personil jangan oleh beberapa faktor seperti kemampuan

hanya bertingkah laku secara pasif saja. aparatur, kemampuan keuangan daerah, struktur organisasi pemerintah daerah,

Wasistiono (2002: 28) mengemukakan bahwa: partisipasi masyarakat, kemampuan

“Kecamatan sebagai unsur lini kewilayahan sumberdaya alam dan sebagainya. Hal ini

dikepalai oleh seorang camat yang menjalankan dipertegas oleh Iglesias dalam Kaho (1995 : 59),

tugas pokok sebagai unsur lini yaitu to do, to ac, yang menyatakan bahwa keberhasilan dari

artinya kegiatan camat beserta jajarannya pelaksanaan otonomi daerah ditentukan oleh

bersifat operasional, memberikan pelayanan

organisasi pemda memelihara dan sebagian kewenangan pemerintahan dari

meningkatkan kinerja”.

Bupati/Walikota. Hal ini dapat dilihat dalam Dengan demikian pengelolaan sumber daya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

manusia haruslah diformulasikan dalam suatu Pemerintahan Daerah Pasal 126 ayat (2) yang

kerangka manajerial organisasi, yang pada mengatakan bahwa:

dasarnya merupakan bagian dari fungsi "Camat yang dalam pelaksanaan tugasnya

manajemen, sebagaimana dikemukakan oleh memperoleh pelimpahan sebagian wewenang

Dessler (1997: 2) bahwa fungsi manajemen dari Bupati atau Walikota untuk menangani

meliputi:

sebagian urusan otonomi daerah".

1. Perencanaan: Menetapkan tujuan dan Selain tugas sebagaimana dimaksud pada

standar, mengembangkan standar dan ayat (2) Undang-Undang 32 Tahun 2004, camat

prosedur, mengembangkan rencana dan juga menyelenggarakan tugas umum

peramalan atau memproyeksi beberapa pemerintahan meliputi:

peristiwa dimasa yang akan datang.

2. Pengorganisasian: Memberikan setiap masyarakat,

1. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan

bawahan suatu tugas khusus, membangun

2. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan departemen, mendelegasikan wewenang keamanan dan ketertiban umum,

kepada bawahan, menetapkan saluran

3. Mengoordinasikan penerapan dan wewenang dan komunikasi, penegakan peraturan perundang-undangan,

mengkomunikasikan kerja bawahan.

3. Penstafan : Memutuskan tipe atau jenis orang dan fasilitas pelayanan umum,

4. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana

yang akan dipekerjakan, merekrut calon

5. Mengoordinasikan penyelenggaraan karyawan, mengevaluasi kinerja, menyuluh kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan,

karyawan, melatih dan mengembangkan

6. Membina penyelenggaraan pemerintahan

karyawan.

desa/kelurahan,

4. Pemimpinan: Membuat orang lain

7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menyelesaikan pekerjaan, mempertahankan menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau

semangat kerja, memotivasi bawahan. yang belum dapat dilaksanakan

5. Pengendalian: Menetapkan standar seperti pemerintahan desa atau kelurahan.

kuota penjualan, standar mutu, atau tingkat produksi, melakukan pengecekan untuk

Kewenangan yang diberikan oleh Bupati melihat bagaimana perbandingan antara kepada Camat untuk tiap daerah berbeda,

kinerja actual dengan standar ini, mengambil tergantung oleh beban kerja dan tugas-tugas

tindakan perbaikan sesuai dengan yang harus dilaksanakan oleh camat.

kebutuhan.

Kewenangan yang diterima oleh Camat, digunakan untuk melaksanakan tugas pokok

Diantara fungsi manajemen tersebut, yang dan fungsinya. Agar pelaksanaan tugas pokok

secara spesifik mengelola sumber daya manusia dan fungsinya dapat berjalan dan menghasilkan

adalah fungsi staf (staffing). Fungsi manajemen kinerja yang baik, maka seorang camat harus

inilah yang mengatur praktek kebijakan dan memiliki kemampuan yang sesuai dengan

strategi pengembangan sumber daya manusia bidang tugasnya.

dalam organisasi. Dengan demikian tujuan dari staffing adalah memperoleh, memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja yang kompeten

C. KONSEP MANAJEMEN SUMBER DAYA

sedemikian rupa sehingga tenaga kerja tersebut

MANUSIA

dapat mewujudkan tujuan organisasi secara Kusumastuti (2007) menyatakan lebih jauh

efektif dan efisien.

bahwa: “Manajemen sumber daya manusia Tujuan manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian keputusan untuk

dapat dijabarkan dalam empat tujuan yang lebih mengelola system kepegawaian (calon pegawai

operasional sebagai berikut: ,pegawai, dan pensiunan) secara optimal mulai

1. Tujuan Masyarakat (Social Objective) dari rekruitmen, seleksi, penempatan,

Untuk bertanggung jawab secara social, maka pemeliharaan (kompensasi dan kesejahteraan)

organisasi yang berada di tengah-tengah dan pengembangan (karir, pendidikan dan

masyarakat diharapkan membawa manfaat

kegiatan pembinaan dan pengembangan jawab dalam mengelola sumber daya

pegawai, kegiatan ini juga merupakan manusianya agar tidak mempunyai dampak

pembinaan terhadap karir. Penempatan pegawai negative terhadap masyarakat.

sebagai bentuk pergeseran atau perpindahan

2. Tujuan Organisasi (Organization Objective) terdapat istilah yang digunakan yaitu, promosi, Berkaitan dengan eksistensinya, maka

rotasi, dan demosi.

manajemen sumber daya manusia perlu Pergeseran pegawai pada hakekatnya adalah memberikan kontribusi terhadap

kegiatan mutasi atau transfer, pergeseran yang pendayagunaan organisasi secara

bersifat vertical, horizontal yang dilakukan keseluruhan.Oleh sebab itu suatu unit atau

dalam suatu organisasi.

bagian manjemen sumber daya manusia Program promosi hendaknya memberikan disuatu organisasi diadakan untuk melayani

informasi yang jelas, apa yang dijadikan dasar bagian-bagian lain organisasi tersebut.

sebagai pertimbangan untuk mempromosikan

3. Tujuan fungsi (Functional Objective) seorang karyawan di dalam perusahaan Secara fungsional tujuan manajemen sumber

tersebut. Hal ini penting agar karyawan daya manusia adalah untuk memelihara

mengetahui dan memperjuangkan nasibnya. kontribusi bagian-bagian lain agar sumber

Adapun dasar-dasar promosi sebagaimana daya manusianya dapat melaksanakan tugas

dikemukakan oleh Fathoni (2006 : 167) secara optimal. Dengan kata lain setiap

diantaranya adalah:

sumber daya manusia dalam organisasi itu

1. Pengalaman

menjalankan fungsinya dengan baik. Orang yang terlama dalam perusahaan

4. Tujuan Personil (Personel Objective) mendapat prioritas utama dalam tindakan Untuk membantu karyawan dan pegawai

promosi.

dalam mencapai tujuan/kebutuhan

2. Kecakapan

pribadinya, dalam rangka pencapaian tujuan Orang yang cakap atau ahli mendapat organisasi, karena pemenuhan

prioritas utama untuk dipromosikan. tujuan/kebutuhan pribadi dalam organisasi

Kecakapan adalah total dari semua keahlian sudah merupakan motivasi dan

yang diperlukan untuk mencapai hasil yang pemeliharaan (maintain) dari organisasi

bisa dipertanggung jawabkan. terhadap karyawan. (Notoatmodjo, 1998: 110)

3. Kombinasi pengalaman dan kecakapan Cara ini adalah dasar promosi yang paling Dengan manajemen sumber daya manusia

baik dan tepat mempromosikan orang yang baik dalam mengelola unsur manusia

berdasarkan pengalaman dan kecakapan. dengan segala potensinya, maka akan diperoleh sumber daya manusia yang puas (statisfied) dan

Penempatan pegawai berarti memuaskan (statisfactory) bagi organisasi.

mengalokasikan karyawan pada posisi kerja Semua pihak mulai menyadari bahwa tanpa

tertentu, hal ini khusus terjadi bagi karyawan manajemen sumber daya manusia, maka sumber

baru. Kepada karyawan lama yang telah daya lainnya seperti mesin, material, modal dan

menduduki jabatan atau pekerjaan termasuk sebagainya tidak akan berarti bagi kemajuan

kedalam fungsi penempatan karyawan dalam organisasi, sehingga tidak heran jika akhir-akhir

arti mempertahankan pada posisinya atau ini semua organisasi mulai berusaha membenahi

memindahkan pada posisi yang lain. Lebih diri melalui manajemen sumber daya manusia

lanjut Rivai (2009 : 198) mengatakan bahwa: untuk meningkatkan kualitas dan

“Dalam penempatan pegawai terdapat tiga jenis profesionalisme SDMnya dengan berbagai

kegiatan penting dari penempatan yaitu penyelenggaraan seminar, pelatihan, loka karya

promosi, transfer dan demosi”. dan sejenisnya untuk mengkaji pengelolaan

Sedangkan Sikula (Yuniarsih dan Suwanto, sumber daya manusia melalui manajemen yang

2009 : 115) mengemukakan:

baik. “Placement means matching or fitting a persons qualifications and jobs requirement, (penempatan berarti menyesuaikan atau mencocokan

D. KONSEP PROMOSI DAN PENEMPATAN

kualifikasi individu dengan tuntutan

PEGAWAI

pekerjaan)”.

Penempatan atau pengangkatan pegawai Melihat apa yang telah dikemukakan tersebut

semakin kecil.

upaya pengembangan pegawai, karena dengan penempatan yang tepat sesuai dengan kemampuan keterampilan serta keahliannya

E. KONSEP KARIR PEGAWAI

akan menumbuhkan gairah dan semangat kerja, Berbicara masalah karir, maka karir hal tersebut dikarenakan apabila seseorang

masing-masing orang berjalan melalui beberapa menguasai bidang tugasnya serta

tahap yang mempengaruhi pengetahuan dan menyenanginya maka akan meningkatkan

pilihan untuk berbagai kedudukan. Dalam hal kinerja pegawai yang bersangkutan.

ini Dessler (1997 : 47) mengemukakan tahap- Pendapat tersebut sesuai dengan apa yang

tahap utama dari siklus karir seseorang sebagai dikemukakan oleh Wether dan Davis (1982 : 225):

berikut:

“Placement is assignment of new employe to a new

1) Tahap Pertumbuhan

different job includes the initial assignment of new Periode dari lahir sampai usia 14 tahun ; employe and the promotion, transfer, or demotion of

dalam periode ini orang mengembangkan present employee, (Penempatan tenaga kerja atau

konsep diri dengan mengidentifikasi diri dan yang menyangkut pegawai baru artinya

berinteraksi dengan orang lain seperti pengaturan awal bagi suatu jabatan, sedangkan

keluarga, teman dan guru. bagi pegawai lama mengandung arti promosi,

2) Tahap Penjelajahan

mutasi, dan demosi)”. Periode dari usia 15 - 24 tahun dimana Dari definisi tersebut dapat disimpulkan

seseorang secara serius menjelajahi berbagai bahwa penempatan (placement) pegawai adalah

alternative kedudukan, berusaha untuk merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

mencocokan alternative-alternatif ini dengan mengisi setiap posisi jabatan pekerjaan di dalam

minat dan kemampuannya. organisasi dengan orang-orang yang memenuhi

3) Tahap Penetapan

syarat untuk jangka waktu tertentu. Penempatan Periode kira-kira dari usaha 24 – 44 tahun, yang tepat ini penting karena betapapun baiknya

yang merupakan jantung dari kehidupan tugas-tugas dirancang untuk mencapai sasaran

kerja kebanyakan orang. Selama periode ini, organisasi, jika orang-orang yang menduduki

diharapkan satu kedudukan yang layak posisi dan menjalankan tugasnya tersebut tidak

diperoleh dan orang yang melibatkan diri di memiliki kualifikasi yang dibutuhkan oleh

dalam kegiatan-kegiatan ini membantunya jabatan yang dipangkunya, maka sasaran atau

memperoleh satu tempat yang tetap di situ. tujuan organisasi tidak akan dapat dicapai secara

4) Tahap pemeliharaan

optimal. Periode dari usia 45 – 60 tahun ; selama Adapun konsep-konsep penempatan

periode ini orang terutama menciptakan satu menurut Siagian (2002 : 169) mencakup:

tempat di dunia kerja dan kebanyakan usaha

1. Promosi, adalah apabila seorang pegawai sekarang diarahkan pada pemeliharaan dipindahkan dari suatu pekerjaan ke

tempat itu.

pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih

5) Tahap Kemerosotan

besar, tingkatannya dalam hirarki jabatan Pada periode ini banyak orang menghadapi lebih tinggi dan penghasilannya besar pula.

prospek harus menerima berkurangnya level

2. Alih tugas, meliputi dua bentuk, bentuk kekuasaan dan tanggung jawab serta belajar pertama adalah penempatan seseorang pada

untuk menerima dan mengembangkan peran tugas baru dengan tanggung jawab, hirarki

baru sebagai mentor dan mempercayakan jabatan dan penghasilan yang relative sama

tugas-tugas sebelumnya kepada orang yang dengan statusnya yang lama. Bentuk lain

lebih muda.

adalah alih tempat dimana seorang pekerja melakukan pekerjaan yang sama atau sejenis,

Dalam pasal 12 Undang-undang Nomor 43 penghasilnanya tidak berubah dan tanggung

tahun 1999, dimana tujuan dari manajemen PNS jawabnyapun relative sama, hanya secara

ditetapkan sebagai berikut: fisik lokasi tempatnya bekerja yang lain dari

1) Manajemen Pegawai Negeri Sipil diarahkan sekarang.

untuk menjamin penyelenggaraan tugas

3. Demosi, berarti bahwa seseorang karena pemerintahan dan pembangunan secara berbagai pertimbangan mengalami

berdaya guna dan berhasil guna. penurunan pangkat atau jabatan dan

2) Untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas

Anggota :

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

1. Kepala BKD

diperlukan pegawai negeri sipil yang

2. Asisten Administrasi Umum professional, bertanggung jawab, jujur dan

3. Asisten Pemerintahan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan

4. Inspektur

berdasarkan system prestasi-prestasi kerja

Staf Sekretariat :

dan system karir yang dititikberatkan pada

1. Sekretaris BKD

system prestasi kerja.

2. Para Kepala Bidang di BKD

3. Para Kepala Sub. Bidang pada Bidang Pada ayat (2) Undang-undang Nomor 43

Mutasi Pegawai

tahun 1999, menjelaskan tentang sistem karir PNS yang dititikberatkan pada sistem prestasi

b. Tupoksi Baperjakat

kerja. Adapun sistem karir yang dimaksud disini Baperjakat bertugas memberikan ditetapkan dengan pola karir PNS sebagaimana

pertimbangan kepada Bupati dalam: tertuang dalam PP Nomor 100 Tahun 2000 pasal

> Pengangkatan, Pemindahan, dan

1 ayat (9), yaitu: “Pola karir adalah pola Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil pembinaan PNS yang menggambarkan alur

dalam dan dari Jabatan Struktural Eselon pengembangan karir yang menunjukan

II, Eselon III dan Eselon IV; dan keterkaitan dan keserasian antara jabatan,

> Penunjukan Pegawai Negeri Sipil untuk pangkat, pendidikan dan latihan jabatan,

mengikuti Pendidikan dan Pelatihan kompetensi, serta masa jabatan seseorang PNS

Struktural yang disyaratkan untuk sejak pengangkatan pertama dalam jabatan

pengangkatan dalam jabatan struktural di tertentu sampai dengan pensiun”. Uraian

Lingkup Pemerintah Kabupaten. tersebut mengindikasikan bahwa proses pengangkatan pegawai dalam suatu jabatan

c. Pertimbangan Baperjakat

tertentu dilingkungan pemerintahan telah Pertimbangan Baperjakat disampaikan menggunakan prinsip profesionalisme, dimana

secara tertulis kepada Bupati dan selain berdasarkan pangkat, pendidikan dan

tembusannya disampaikan kepada Wakil persyaratan lainnya juga telah mengarah kepada

Bupati meliputi:

penerapan konsep kompetensi. > Pertimbangan pengangkatan/ pemindahan dalam dan dari jabatan

struktural;

> Pertimbangan pemberhentian dari jabatan Baperjakat berkedudukan sebagai Badan

F. KONSEP BAPERJAKAT

struktural;

yang membantu Bupati atau Pejabat lain yang > Pertimbangan pemberian kenaikan ditentukan dalam Peraturan Perundang-

pangkat bagi yang menduduki jabatan undangan yang berlaku dalam pengangkatan,

struktural atau karena prestasi kerja luar pemindahan dan pemberhentian Pegawai

biasa baiknya atau menemukan Negeri Sipil dari dan dalam jabatan

penemuan baru yang bermanfaat bagi struktural/fungsional, pengangkatan dalam

Negara; dan

pangkat, serta penunjukan Pegawai Negeri Sipil > Pertimbangan perpanjangan batas usia untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan

pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil yang struktural di lingkup pemerintah baik pusat

menduduki jabatan struktural eselon II. maupun daerah.

a. Susunan Organisasi Baperjakat Adapun susunan organisasi baperjakat untuk

G. KONSEP KOMPETENSI

tingkat Kabupaten/Kota sebagai berikut: McClelland (Alain Mitrani, 1994: 27-28) Pengarah :

mendefinisikan kompetensi:

1. Bupati/Walikota “a competency is definied as an underlying

2. Wakil Bupati/Walikota characteristic of an individual which is casually Ketua Merangkap Anggota:

related to effective or superior performance in a job Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota

differentiating competencies distinguish superior Sekretaris Bukan Anggota :

from average performance, (Kompetensi adalah Kepala Bidang Mutasi Pegawai Badan

karakteristik yang mendasar yang dimiliki Kepegawaian Daerah

seseorang yang berpengaruh langsung terhadap

menjamin objektivitas, keadilan dan dikatakan bahwa kompetensi adalah

transparansi pengangkatan Pegawai Negeri Sipil seperangkat karakteristik yang dimiliki individu

(PNS) dalam jabatan dan guna mewujudkan yang berdampak pada kinerja yang

pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta bersangkutan, sehingga dapat dibedakan

menjamin keberhasilan pelaksanaan tugas individu yang cakap dengan yang tidak cakap.

pemerintahan dan pembangunan. Kompetensi Ini memperlihatkan bahwa kompetensi sangat

Manajerial adalah Soft Competency yang berpengaruh terhadap kinerja. Kompetensi

mencakup aspek pengetahuan , keterampilan berkaitan dengan pengetahuan, kemampuan,

dan sikap sesuai tugas dan fungsi jabatan. dan karakteristik individu yang lain. Menurut Spencer dan Spencer (1993 : 32), kompetensi dapat dibagi atas dua kategori yaitu

H. MODEL SIMULASI

threshold and differentiating. Model kerangka simulasi dalam Penempatan

1. Threshold Competencies (Kompetensi Ambang) Pegawai untuk Jabatan Struktural berbasis adalah karakteristik utama (biasanya

Kompetensi pada Jabatan Camat di Pemerintah pengetahuan dan keahlian dasar seperti

Kabupaten/Kota adalah pada Gambar 1. kemampuan untuk membaca) yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya. Tetapi tidak

I. ANALISIS PERMASALAHAN UNTUK

membedakan tenaga kerja dengan kinerja

PEMODELAN SIMULASI

superior dengan rata-rata. Berdasarkan fenomena serta pengalaman

2. Differentiating Competencies (Kompetensi yang penulis temui dilapangan, maka kiranya Pembeda) adalah kompetensi yang

dapat mengajukan sebuah rancangan membedakan individu yang berkinerja

penempatan pegawai yang ideal yang berbasis superior dengan kinerja rata-rata.

kompetensi dan tentunya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Suatu Kompetensi dijadikan dasar dalam Ada beberapa langkah atau tahapan yang harus penempatan seorang pegawai dalam jabatan,

dilakukan seperti menentukan kriteria efektif merupakan pelaksanaan dari Peraturan

camat, penilaian standar kompetensi jabatan Pemerintah (PP) Nomor 100 Tahun 2000 tentang

hingga simulasi dalam kegiatan seleksi nya, Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam

yang semuanya dapat peneliti jelaskan dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah

uraian berikut:

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil

a. Kriteria Efektif Camat

dalam Jabatan Struktural. Peraturan Pemerintah Salah satu informan selaku Wakil Bupati dan ini memuat syarat untuk menempatkan pegawai

juga merupakan pensiunan birokrat yang dalam dalam suatu jabatan struktural. Kompetensi

kegiatannya merupakan atasan camat, diperoleh merupakan salah satu syaratnya, sebagaimana

informasi mengenai kriteria efektif seorang dapat dilihat pada pasal 5 huruf (e) PP ini yang

camat, yaitu:

berbunyi:"Memiliki kompetensi jabatan yang

1. Disiplin

diperlukan". Oleh karena itu, dengan Yang dimaksud dengan disiplin adalah mempertimbangkan kompetensi dalam

disiplin yang dinilai dari berbagai bidang, penempatan pegawai untuk jabatan camat, maka

seperti disiplin waktu, mentaati segala akan diperoleh camat yang lebih baik.

peraturan perundang-undangan dan seleksinya.

peraturan pegawai negeri sipil serta mentaati Setiap jabatan atau pekerjaan memiliki

prosedur dalam bekerja. standar kompetensi masing-masing. Sebagai

2. Mempunyai Sifat Kepemimpinan pedoman dalam menyusun standar kompetensi

Yaitu mampu memimpin bawahannya dalam jabatan, pemerintah telah menetapkan Peraturan

menjalankan tugas dan mampu Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7

mengarahkan masyarakat di lingkungan Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan

kerjanya.

Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri

3. Menunjukkan Prestasi Kerja yang Baik Sipil. Dalam Peraturan Kepala Badan

Yaitu kualitas pekerjaan yang dihasilkan Kepegawaian Negara (BKN) ini, Standar

sesuai dengan yang diharapkan dan tanggap

Pemerintah Daerah sebagai Pelayan Masyarakat

Penempatan Pegawai untuk Jabatan Camat

Masa Lalu

Masa Sekarang

Masa Depan

- Pangkat

- Pemaparan Visi Misi - Pendidikan

- Pengalaman - Kedisiplinan - Diklat - Penghargaan

Baperjakat

Bupati/Walikota

Camat yang Kompeten

Gambar 1. Model Simulasi

terhadap tugas yang diberikan.

Tabel 2. Pengelompokan Kriteria Camat

4. Bertanggung Jawab

Pejabat Camat

Kriteria

Bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang dilakukan.

Camat A

Superior

Superior Yaitu Pelayanan yang baik, cepat serta sesuai

5. Mampu memberikan Pelayanan Prima

Camat B

Superior dengan prosedur yang ditetapkan.

Camat C

Camat D

Superior

Superior Dari contoh kasus untuk 15 (lima belas) orang

Camat E

Superior camat yang ada di Kabupaten/Kota tertentu,

Camat F

Average diperoleh 6 (enam) orang yang masuk ke dalam

Camat G

Average kriteria efektif atau superior dan 9 (sembilan)

Camat H

Average orang masuk ke dalam kriteria rata-rata atau

Camat I

Average average. Pengelompokan ini dilakukan oleh

Camat J

Average Wakil Bupati sendiri dari hasil pengamatan

Camat K

selama ini berdasarkan kriteria di atas. Lebih Average jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 2.

Camat L

Camat M

Average

Camat N

Average

Camat O

Average

keterampilan juga sangat menunjang dalam

Camat

pelaksanaan tugas. Camat berhubungan

1. Hard Competency langsung dengan masyarakat di wilayah Hard competency merupakan kompetensi

kerjanya, sehingga sangat memerlukan yang tampak dari seseorang/individu, biasanya

keterampilan teknis dan praktis. berupa pengetahuan dan keterampilan yang

Keterampilan ini dapat diperoleh dari dimiliki oleh seseorang. Dalam kaitannya

pendidikan dan latihan (diklat) yang diikuti dengan kompetensi Camat, hard competency

maupun dari pengalaman. yang dibutuhkan untuk jabatan camat adalah

Keterampilan dalam menyampaikan pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan

informasi dengan berpidato didepan dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun

masyarakat perlu dikuasai oleh seorang informal, sedangkan keterampilan dapat

camat. Keterampilan ini terlihat mudah diperoleh dari pendidikan dan pelatihan (diklat)

untuk dilakukan, tetapi tidak semua orang yang diikuti oleh seorang pegawai sebelum

bisa menyampaikan informasi dengan baik ataupun setelah yang bersangkutan menduduki

melalui pidato. Keterampilan berpidato jabatan, maupun keterampilan lainnya yang

seringkali digunakan oleh camat dalam dimiliki oleh seorang pegawai yang dapat

pelantikan kepala desa, pertemuan dan rapat. menunjang pelaksanaan tugasnya.

Seorang camat sering dihadapkan pada > Pengetahuan

banyak permasalahan. Permasalahan yang Pengetahuan merupakan aspek penting dan

paling sering muncul adalah permasalahan sangat mendukung seseorang dalam

dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan, pelaksanaan pekerjaan, terutama

seorang camat memiliki wilayah kerja yang pengetahuan-pengetahuan yang sesuai

luas dan langsung berhubungan dengan dengan bidang tugasnya. Begitu pula untuk

masyarakat. Camat sering sekali diminta seorang Camat, harus memiliki pengetahuan

bantuannya oleh masyarakat untuk yang mendukung pelaksanaan tugasnya.

menyelesaikan masalah, apalagi kalau Pendapat di atas sesuai dengan

masalah itu tidak dapat diselesaikan di Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 158

tingkat desa.

Tahun 2004 tentang Pedoman Organisasi Kemampuan pengambilan keputusan Kecamatan yang memuat rincian sebagian

yang tepat sangat dibutuhkan oleh seorang kewenangan pemerintahan yang

camat. Tidak hanya terbatas pada masalah - dilimpahkan oleh Bupati/Walikota kepada

masalah dalam masyarakat tetapi masalah Camat. Dalam keputusan tersebut terdapat 5

lainnya yang membutuhkan kemampuan bidang kewenangan yang dilimpahkan,

tersebut.

yaitu: Secara umum bahwa seorang Camat

1. Bidang Pemerintahan haruslah mampu menyampaikan informasi

2. Bidang Ekonomi dan Pembangunan atau arahan kepada masyarakat dengan baik.

3. Bidang Pendidikan dan Kesehatan Seorang Camat juga harus dapat mengambil

4. Bidang Sosial dan Kesejahteraan Rakyat keputusan yang tepat serta harus mampu

5. Bidang Pertanahan. bersosialisasi dengan masyarakat. Beberapa keterampilan penting yang harus

Berpedoman pada Keputusan Menteri dimiliki oleh seorang Camat adalah: Dalam Negeri Nomor 158 Tahun 2004 dapat

1. Keterampilan Berpidato/Public Speaking diketahui bahwa, pengetahuan yang harus

yang baik

dimiliki oleh seorang camat adalah terdiri

2. Keterampilan dalam Pengambilan dari:

Keputusan.

3. Keterampilan dalam Bersosialisasi. Pemerintahan

1. Pengetahuan tentang Manajemen

2. Pengetahuan tentang Peraturan/Undang-

2. Soft Competency

Undang Pertanahan Penyusunan kebutuhan soft competency

3. Pengetahuan tentang Organisasi Sosial jabatan camat ini berpedoman pada Peraturan dan Kemasyarakatan.

Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan

> Keterampilan Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri Sama halnya dengan pengetahuan,

Sipil. Adapun kebutuhan soft competency untuk

dilimpahkan oleh Bupati kepada Camat Untuk menentukan standar kompetensi

sesuai dengan Peraturan Perundang- jabatan camat, langkah pertama adalah dengan

undangan yang berlaku ;

menguraikan analisis jabatan yang berisikan p. Melakukan tugas dinas lainnya sesuai uraian tugas camat untuk disesuaikan dan dicari

dengan perintah atasan untuk kelancaran jenis kompetensinya. Adapun uraian tugas

pelaksanaan tugas berdasarkan peraturan camat di Kabupaten/Kota sesuai dengan

perundang-undangan yang berlaku. Peraturan yang ada tentang Perincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Pemerintah Kecamatan

Berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 7 dan Kelurahan, sebagai berikut:

Tahun 2013 dari beberapa uraian tugas yang ada

a. M e n y e l e n g g a r a k a n t u g a s - t u g a s hanya diambil antara (10) sepuluh sampai 15 pemerintahan umum, pembinaan keagrarian

(lima belas) kompetensi saja. Adapun prosesnya dan pembinaan politik dalam negeri dalam

diawali dengan melakukan identifikasi wilayah kecamatan;

kompetensi manajerial dengan langkah yaitu

b. Melaksanakan pembinaan ketentraman dan menemukan kata kunci dari uraian tugas camat ketertiban wilayah kecamatan;

yang dimaksudkan untuk menentukan jenis

c. Melaksanakan pembinaan perekonomian kompetensi jabatan camat. Selanjutnya dan pembangunan yang meliputi pembinaan

dilakukan penentuan level kompetensinya sarana dan prasarana perekonomian,

berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan produksi, distribusi, kesejahteraan sosial dan

penulis kepada responden.

lingkungan hidup; Dari beberapa uraian tugas camat di atas,

d. Melaksanakan pembinaan pemberdayaan maka penulis kelompokkan terlebih dahulu, dan partisipasi aktif masyarakat dalam

untuk selanjutnya dicari kata kunci dan jenis pembangunan daerah;

kompetensi camat berdasarkan kamus

e. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan kompetensi yang ada dalam Peraturan Kepala masyarakat;

BKN Nomor 7 Tahun 2013 adalah sebagai

f. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan

berikut:

ketentraman dan ketertiban masyarakat;

1. Point (a, b, c, d) uraian tugasnya adalah

g. Mengkoordinasikan penerapan dan menyelenggarakan tugas pemerintahan, penegakan peraturan perundang-undangan;

pembinaan dan pemberdayaan serta

h. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana peningkatan partisipasi aktif masyarakat. dan fasilitas pelayanan umum;