Hasil Penelitian

6. Distribusi Sampel Pasien Mioma Uteri Berdasarkan Keluhan Utama

Dari tabel 6 dapat dilihat distribusi sampel pasien mioma uteri berdasarkan keluhan utama. Sebagian besar pasien datang dengan keluhan adanya massa atau benjolan di perut sebanyak 68,18%. Keluhan utama yang lain adalah adanya perdarahan abnormal sebesar 27,27% dan nyeri abdomen sebesar 4,55%. Pada sampel ini tidak ditemukan pasien yang datang dengan keluhan adanya efek tekanan serta adanya infertilitas dan abortus.

commit to user

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dilakukan pada sampel ini bermacam- macam. Data distribusi terapi pada sampel pasien mioma uteri ini dapat dilihat pada tabel 7. Sampel yang menjalani miomektomi dan histerektomi masing-masing berjumlah 9 orang. Sedangkan sisanya, yaitu

4 orang menjalani pengobatan dengan observasi. Tidak ditemukan sampel yang menjalani terapi dengan hormon. Hormon yang digunakan untuk terapi mioma uteri adalah Gonadotropin-releasing hormon (GnRH) agonis. Pemberian GnRH agonis bertujuan untuk mengurangi ukuran mioma dengan jalan mengurangi produksi estrogen dari ovarium (Hadibroto, 2005). Penatalaksanaan mioma uteri dengan histerektomi dapat dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang memiliki mioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala (Muzakir, 2008).

8. Perbedaan Kejadian Mioma Uteri pada Akseptor Kontrasepsi Oral dan Bukan Akseptor Kontrasepsi Oral

Berdasarkan tabel 8, data yang telah didapat diolah dengan SPSS versi 16 untuk dilakukan analisis Fisher’s exact test, koefisien kontingensi, dan rasio prevalensi. Analisis Fisher’s exact test digunakan untuk menguji hipotesis. Dari hasil analisis tersebut didapatkan p=0,031 (p<0,05). Sehingga, secara statistik Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kejadian

commit to user

kontrasepsi oral. Pada penelitian ini, meskipun menggunakan tabel 2x2, namun untuk menguji hipotesis tidak dapat menggunakan hasil analisis Pearson chi square. Hal itu dikarenakan syarat digunakannya Pearson chi square menurut Sastroasmoro dan Ismael (2008) adalah sebagai berikut:

1. Jumlah subyek total > 40, tanpa melihat nilai expected

2. Jumlah subyek antara 20-40, dan semua nilai expected > 5 Pada penelitian ini, jumlah subyek penelitian < 40 dan terdapat 2 sel yang nilai expected-nya < 5. Sehingga, untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan Fisher’s exact test.

Hasil perhitungan koefisien kontingensi dengan SPSS 16, diketahui nilai kontingensinya sebesar 0,359. Nilai tersebut menyatakan bahwa perbedaan kejadian mioma uteri pada akseptor kontrasepsi oral dan bukan akseptor kontrasepsi oral pada penelitian ini adalah kecil.

Pada studi cross sectional, dapat dilakukan perhitungan risiko relatif yang dinyatakan dengan rasio prevalensi (RP) (Sastroasmoro dan Ismael, 2008). Hasil perhitungan RP pada penelitian ini adalah 0,682 (RP<1) dengan interval kepercayaan 95% antara 0,513-0,907. Karena rasio prevalensi kurang dari 1 dan nilai rentang interval tidak mencakup nilai 1, maka kontrasepsi oral merupakan faktor protektif terhadap risiko terjadinya mioma uteri. Rasio prevalensi sebesar 0,682 berarti wanita yang merupakan akseptor kontrasepsi oral mempunyai risiko terjadi

commit to user

bukan akseptor kontrasepsi oral. Sehingga, simpulan dari perhitungan ini adalah risiko terjadinya mioma uteri menurun dengan penggunaan kontrasepsi oral. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian Ross et al. dan penelitian Faerstein et al. (2001).