Bab 2 dari blog
https://ismailbugis.wordpress.com/2011/06/19/konsep-media-pembelajaran/
Oleh: ismailbugis | Juni 19, 2011
Diakses pada 23desember 2015
KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN
I.PENGANTAR
Dalam metodologi pembelajaran, ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode pembelajaran dan
media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran. Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur
atau menentukan taraf ketercapaian tujuan pembelajaran (Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, 2005: 1).
Sepanjang sejarah, media dan teknologi untuk pembelajaran telah berpengaruh terhadap pendidikan.
Seperti saat ini misalnya, komputer telah menginvasi seting pembelajaran. Setiap alat menawarkan
kemungkinan yang luar biasa untuk meningkatkan proses pembelajaran (Robert Heinich at. al., 1996: 8).
Seiring dengan perkembangan teknologi, maka berbagai model pembelajaran yang diterapkan di dalam
kelas juga mengalami perkembangan. Seorang guru memang masih tetap merupakan salah satu sumber
belajar tetapi tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar bagi para peserta didiknya. Guru
menggunakan sumber belajar lain yang disebut sebagai media untuk membelajarkan peserta didiknya.
Sejauh mana pembagian peran antara guru dan media pembelajaran dalam menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran di kelas sangatlah ditentukan oleh guru. Dimungkinkan saja terjadi bahwa peran media
pembelajaran itu sangat kecil, yaitu hanya sebagai pelengkap atau bahkan hanya sebagai “tempelan” di
mana media baru digunakan pada saat guru membutuhkannya atau berhalangan hadir mengajar di
kelas.
Di sisi lain, media pembelajaran justru sangat berperan atau memainkan peranan yang dominan dalam
kegiatan pembelajaran. Sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator saja dalam kegiatan
pembelajaran. Alternatif lainnya adalah adanya pembagian peran yang seimbang antara guru dan media
pembelajaran. Dalam keadaan yang demikian ini, pemanfaatan media pembelajaran benar-benar harus
dilakukan secara terencana.
Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan dibahas tentang konsep media pembelajaran, karakteristik, cara
memilih media pembelajaran dan langkah-langkah pengembangan media pembelajaran.
II.PEMBAHASAN
A.Defenisi Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti
“Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.
Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan,
National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras (Arief S.
Sadiman dkk, 2006: 6-7). Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan
komponen dari sistem pembelajaran di samping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Pengertian
media ini masih sering dikacaukan dengan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak
(software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan
peralatan. Peralatan atau perangkat keras (hardware) merupakan saana untuk dapat menampilkan
pesan yang terkandung pada media tersebut (Arief S. Sadiman dkk, 2006: 19). Jadi, media terdiri atas
dua unsur yaitu perangkat keras (hardware) atau alat dan perangkat lunak (software) atau bahan.
Transparansi, program video adalah software atau bahan. Software atau bahan tersebut hanya bisa
disajikan jika tersedia alatnya, yaitu OHP, video player.
Agar lebih jelas lagi perlu juga dikemukakan konsep lain yang sangat berkaitan dengan media
pembelajaran, yaitu sumber belajar. Konsep sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas, yaitu
semua sumber (baik berupa data, orang, benda) yang dapat digunakan untuk memberi
fasilitas/kemudahan belajar bagi peserta didik. Sumber belajar meliputi POBATEL:
•Pesan (ide, fakta, data, ajaran, informasi, dll)
•Orang (guru, dosen, instruktur, widyaiswara, dll)
•Bahan (buku teks, modul, transparansi, kaset program audio, film, program CAI/CBI, dll)
•Alat (OHP, komputer, tape recorder, CD player, dll)
•Teknik (praktikum, demonstrasi, diskusi, tutorial, pembelajaran mandiri, dll)
•Lingkungan (gedung sekolah, kebun, pasar, dll)
Apa pula bedanya dengan alat peraga, dan alat bantu pembelajaran? Pada dasarnya keduanya termasuk
dalam media, karena konsep media merupakan perkembangan lebih lanjut dari konsep-konsep tersebut.
Alat peraga adalah alat atau benda yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau
prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkret. Alat bantu adalah alat/benda yang digunakan oleh
guru untuk mempermudah tugas dalam mengajar.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat
bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan
digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu
atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
B.Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1.Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik.
Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan
pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media
pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek
langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam
bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio
visual dan auditif.
2.Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami
secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena :
(a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang
bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek
mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu
dapat disajikan kepada peserta didik.
3.Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungannya.
4.Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5.Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6.Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7.Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8.Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
Lebih rinci, Rahardi (2004) mengklasifikasikan manfaat media pembelajaran menjadi tiga, yaitu manfaat
secara umum, manfaat secara rinci, dan manfaat praktis. Manfaat secara umum dari media
pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan peserta didik sehingga kegiatan
pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Manfaat secara rinci, yakni: (1) penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, (2) proses
pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, (3) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4)
evisiensi dalam waktu dan tenaga, (5) meningkatkan kualitas hasil belajar, (6) memungkinkan proses
belajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, (7) dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik
terhadap materi dan proses belajar, (8) mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Sedang manfaat praktisnya adalah: (1) membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi konkret, (2)
mengatasi kendala ruang dan waktu, (3) membantu mengatasi keterbatasan indra manusia, (4) dapat
menyajikan peristiwa langka dan berbahaya dalam kelas, (5) memberikan kesan mendalam dan lebih
lama tersimpan pada diri peserta didik (Rahardi, 2004: 13-16)
C.Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media
digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien)
melakukannya
1.Ciri fiksatif (Fixative property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi
suatu peristiwa atau obyek.
2.Ciri Manipulatif (Manipulative property)
Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki cirri manipulatif. Kejadian
yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit
dengan teknik pengambilan gambar time-laps recording.
3.Ciri distributif (distributive property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang,
dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu (Azhar Arsyad, 2007: 12-14)
D.Jenis-jenis Media Pembelajaran
Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena
sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media
by utilization), dan media rancangan karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk
maksud atau tujuan pembelajaran tertentu (media by design). Masing-masing jenis media ini mempunyai
kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan dari media jadi adalah hemat dalam waktu, tenaga dan biaya
untuk pengadaannya. Sebaliknya, mempersiapkan media yang dirancang secara khusus untuk
memenuhi kebutuhan tertentu akan memeras banyak waktu, tenaga meupun biaya karena untuk
mendapatkan keandalan dan kesahihannya diperlukan serangkaian kegiatan validasi prototipenya.
Kekurangan dari media jadi adalah kecilnya kemungkinan untuk mendapatkan media jadi yang dapat
sepenuhnya sesuai dengan tujuan atau kebutuhan pembelajaran setempat (Arief S. Sadiman dkk, 2006:
83-84)
Ditinjau dari bentuknya, terdapat berbagai jenis media pembelajaran, diantaranya :
1.Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2.Media Auditif : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3.Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4.Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Anderson (1976) mengelompokkan media pembelajaran menjadi 10 golongan sebagai berikut.
No Golongan Media Contoh
1 Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2 Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, koran, foto/ gambar
3 Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4 Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT)
5 Proyeksi audio visual Film bingkai (slide) bersuara
6 Visual gerak Film bisu, animasi
7 Audio visual gerak Film gerak bersuara, video/VCD, televisi
8 Objek fisik Benda nyata, model, spesimen
9 Manusia dan lingkungan Guru, pustakawan, laboran
10 Komputer CAI, CBI,
Rebert Heinich (1996) menyebutkan macam-macam media yang digunakan dalam proses pembelajaran
sebagai berikut:
•Media non proyeksi seperti foto, diagram, disply, dan model
•Media proyeksi seperti slide, overhead transparency (OHT), proyeksi komputer
•Media audio seperti kaset dan compact disc (CD)
•Media bergerak seperti video dan film
•Pembelajaran yang dimediasi komputer
•Multimedia dan hypermedia berbasis komputer
•Media seperti radio dan televise yang digunakan untuk pembelajaran jarak jauh (Robert Heinich at. al.,
1996: 8)
Sejalan dengan perkembangan IPTEK, penggunaan media baik yang bersifat visual, audial, projected still
media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat
saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected
motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Allen mengemukakan tentang hubungan antara media dengan tujuan pembelajaran, sebagaimana
terlihat dalam tabel di bawah ini :
Jenis Media 1 2 3 4 5 6
Gambar Diam S T S S R R
Gambar Hidup S T T T S S
Televisi S S T S R S
Obyek Tiga Dimensi R T R R R R
Rekaman Audio S R R S R S
Programmed Instruction S S S T R S
Demonstrasi R S R T S S
Buku teks tercetak S R S S R S
Keterangan :
R = Rendah S = Sedang T= Tinggi
1 = Belajar Informasi faktual
2 = Belajar pengenalan visual
3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan
4 = Prosedur belajar
5 = Penyampaian keterampilan persepsi motorik
6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi
E. Kriteria Memilih Media Pembelajaran
Keberhasilan menggunakan media dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan.
Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut.
Tidak berarti bahwa semakin canggih media yang digunakan akan semakin tinggi hasil belajar atau
sebaliknya. Untuk tujuan pembelajaran tertentu dapat saja penggunaan papan tulis lebih efektif dan
lebih efesien daripada penggunaan LCD, apabila bahan ajarnya dikemas dengan tepat serta disajikan
kepada siswa yang tepat pula. Sungguhpun demikian, secara operasional ada sejumlah pertimbangan
dalam memilih media pembelajaran yang tepat, antara lain :
1.Access
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang diperlukan
itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan oleh murid? Misalnya, kita ingin menggunakan media
internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu, apakah ada saluran untuk koneksi ke internet, adakah
jaringan teleponnya? Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid diizinkan untuk
menggunakan komputer yang terhubung ke internet? Jangan hanya kepala sekolah saja yang boleh
menggunakan internet, tetapi juga guru/karyawan dan murid. Bahkan murid lebih penting untuk
memperoleh akses.
2.Cost
Biaya juga harus menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita.
Media pembelajaran yang canggih biasanya mahal. Namun biaya itu harus kita hitung dengan aspek
manfaat. Sebab semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin
menurun.
3.Technology
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu memperhatikan apakah
teknisinya tersedia dan mudah menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan media audio
visual untuk di kelas, perlu kita pertimbangkan, apakah ada aliran listriknya, apakah voltase listriknya
cukup dan sesuai, bagaimana cara mengoperasikannya?
4.Interactivity
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Semua
kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru tentu saja memerlukan media yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran tersebut.
5.Organization
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah pimpinan sekolah atau
pimpinan yayasan mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya? Apakah di sekolah tersedia sarana
yang disebut pusat sumber belajar?
6.Novelty
Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Sebab media yang lebih baru
biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi murid. Dari beberapa pertimbangan di atas, yang terpenting
adalah adanya perubahan sikap guru agar mau memanfaatkan dan mengembangkan media
pembelajaran yang “mudah dan murah”, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan
sekitarnya serta memunculkan ide dan kreativitas yang dimilikinya.
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik
bersifat menghafalkan kata-kata, tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau
kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan.
Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa
digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti:
biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.
Lebih terperinci beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1.Sesuai dengan tujuan atau standar kompetensi yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan
atau standar kompetensi yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau
gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.
3.Praktis, luwes, dan bertahan
4.Guru terampil menggunakannya
5.Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika
digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.
6.Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis
tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin
disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang (Azhar Arsyad, 2007:7576)
F.Pengembangan Media Pembelajaran
Pengembangan media pembelajaran hendaknya dilakukan dengan persiapan dan perencanaan yang
teliti. Langkah-langkah dalam program pengembangan media dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
2.Merumuskan tujuan instruksional (standar kompetensi) secara operasional dank has
3.Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
4.Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
5.Menulis naskah media
6.Mengadakan tes dan revisi
III. SIMPULAN
Media pembelajaran merupakan sarana penting dalam mempermudah guru untuk mengantarkan
informasi kepada siswa. Lebih-lebih di era informasi ini, penguasaan terhadap media pembelajaran
merupakan keniscayaan yang harus dimiliki oleh para guru dan praktisi pendidikan.
Namun perlu diperhatikan, bahwa dalam memilih dan menentukan media pembelajaran, para guru harus
memperhatikan kriteria pemilihan media pembelajaran dengan benar agar media yang dipilih sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan kondisi lingkungan pembelajaran. Demikian juga langkah-langkah
dalam mengembangkan media pembelajaran patut diperhatikan.
Agara media pembelajaran yang dipilih dan dirancang menjadi efektif dan efisien, maka perlu dilakukan
evaluasi terhadap media pembelajaran.
Oleh: ismailbugis | Juni 19, 2011
Diakses pada 23desember 2015
KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN
I.PENGANTAR
Dalam metodologi pembelajaran, ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode pembelajaran dan
media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran. Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur
atau menentukan taraf ketercapaian tujuan pembelajaran (Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, 2005: 1).
Sepanjang sejarah, media dan teknologi untuk pembelajaran telah berpengaruh terhadap pendidikan.
Seperti saat ini misalnya, komputer telah menginvasi seting pembelajaran. Setiap alat menawarkan
kemungkinan yang luar biasa untuk meningkatkan proses pembelajaran (Robert Heinich at. al., 1996: 8).
Seiring dengan perkembangan teknologi, maka berbagai model pembelajaran yang diterapkan di dalam
kelas juga mengalami perkembangan. Seorang guru memang masih tetap merupakan salah satu sumber
belajar tetapi tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar bagi para peserta didiknya. Guru
menggunakan sumber belajar lain yang disebut sebagai media untuk membelajarkan peserta didiknya.
Sejauh mana pembagian peran antara guru dan media pembelajaran dalam menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran di kelas sangatlah ditentukan oleh guru. Dimungkinkan saja terjadi bahwa peran media
pembelajaran itu sangat kecil, yaitu hanya sebagai pelengkap atau bahkan hanya sebagai “tempelan” di
mana media baru digunakan pada saat guru membutuhkannya atau berhalangan hadir mengajar di
kelas.
Di sisi lain, media pembelajaran justru sangat berperan atau memainkan peranan yang dominan dalam
kegiatan pembelajaran. Sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator saja dalam kegiatan
pembelajaran. Alternatif lainnya adalah adanya pembagian peran yang seimbang antara guru dan media
pembelajaran. Dalam keadaan yang demikian ini, pemanfaatan media pembelajaran benar-benar harus
dilakukan secara terencana.
Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan dibahas tentang konsep media pembelajaran, karakteristik, cara
memilih media pembelajaran dan langkah-langkah pengembangan media pembelajaran.
II.PEMBAHASAN
A.Defenisi Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti
“Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.
Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan,
National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras (Arief S.
Sadiman dkk, 2006: 6-7). Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan
peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan
komponen dari sistem pembelajaran di samping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Pengertian
media ini masih sering dikacaukan dengan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak
(software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan
peralatan. Peralatan atau perangkat keras (hardware) merupakan saana untuk dapat menampilkan
pesan yang terkandung pada media tersebut (Arief S. Sadiman dkk, 2006: 19). Jadi, media terdiri atas
dua unsur yaitu perangkat keras (hardware) atau alat dan perangkat lunak (software) atau bahan.
Transparansi, program video adalah software atau bahan. Software atau bahan tersebut hanya bisa
disajikan jika tersedia alatnya, yaitu OHP, video player.
Agar lebih jelas lagi perlu juga dikemukakan konsep lain yang sangat berkaitan dengan media
pembelajaran, yaitu sumber belajar. Konsep sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas, yaitu
semua sumber (baik berupa data, orang, benda) yang dapat digunakan untuk memberi
fasilitas/kemudahan belajar bagi peserta didik. Sumber belajar meliputi POBATEL:
•Pesan (ide, fakta, data, ajaran, informasi, dll)
•Orang (guru, dosen, instruktur, widyaiswara, dll)
•Bahan (buku teks, modul, transparansi, kaset program audio, film, program CAI/CBI, dll)
•Alat (OHP, komputer, tape recorder, CD player, dll)
•Teknik (praktikum, demonstrasi, diskusi, tutorial, pembelajaran mandiri, dll)
•Lingkungan (gedung sekolah, kebun, pasar, dll)
Apa pula bedanya dengan alat peraga, dan alat bantu pembelajaran? Pada dasarnya keduanya termasuk
dalam media, karena konsep media merupakan perkembangan lebih lanjut dari konsep-konsep tersebut.
Alat peraga adalah alat atau benda yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau
prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkret. Alat bantu adalah alat/benda yang digunakan oleh
guru untuk mempermudah tugas dalam mengajar.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat
bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan
digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu
atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
B.Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1.Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik.
Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan
pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media
pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek
langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam
bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio
visual dan auditif.
2.Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami
secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena :
(a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang
bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek
mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu
dapat disajikan kepada peserta didik.
3.Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungannya.
4.Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5.Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6.Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7.Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8.Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
Lebih rinci, Rahardi (2004) mengklasifikasikan manfaat media pembelajaran menjadi tiga, yaitu manfaat
secara umum, manfaat secara rinci, dan manfaat praktis. Manfaat secara umum dari media
pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan peserta didik sehingga kegiatan
pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Manfaat secara rinci, yakni: (1) penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, (2) proses
pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, (3) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4)
evisiensi dalam waktu dan tenaga, (5) meningkatkan kualitas hasil belajar, (6) memungkinkan proses
belajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, (7) dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik
terhadap materi dan proses belajar, (8) mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Sedang manfaat praktisnya adalah: (1) membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi konkret, (2)
mengatasi kendala ruang dan waktu, (3) membantu mengatasi keterbatasan indra manusia, (4) dapat
menyajikan peristiwa langka dan berbahaya dalam kelas, (5) memberikan kesan mendalam dan lebih
lama tersimpan pada diri peserta didik (Rahardi, 2004: 13-16)
C.Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media
digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien)
melakukannya
1.Ciri fiksatif (Fixative property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi
suatu peristiwa atau obyek.
2.Ciri Manipulatif (Manipulative property)
Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki cirri manipulatif. Kejadian
yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit
dengan teknik pengambilan gambar time-laps recording.
3.Ciri distributif (distributive property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang,
dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu (Azhar Arsyad, 2007: 12-14)
D.Jenis-jenis Media Pembelajaran
Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena
sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media
by utilization), dan media rancangan karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk
maksud atau tujuan pembelajaran tertentu (media by design). Masing-masing jenis media ini mempunyai
kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan dari media jadi adalah hemat dalam waktu, tenaga dan biaya
untuk pengadaannya. Sebaliknya, mempersiapkan media yang dirancang secara khusus untuk
memenuhi kebutuhan tertentu akan memeras banyak waktu, tenaga meupun biaya karena untuk
mendapatkan keandalan dan kesahihannya diperlukan serangkaian kegiatan validasi prototipenya.
Kekurangan dari media jadi adalah kecilnya kemungkinan untuk mendapatkan media jadi yang dapat
sepenuhnya sesuai dengan tujuan atau kebutuhan pembelajaran setempat (Arief S. Sadiman dkk, 2006:
83-84)
Ditinjau dari bentuknya, terdapat berbagai jenis media pembelajaran, diantaranya :
1.Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2.Media Auditif : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3.Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4.Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Anderson (1976) mengelompokkan media pembelajaran menjadi 10 golongan sebagai berikut.
No Golongan Media Contoh
1 Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2 Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, koran, foto/ gambar
3 Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4 Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT)
5 Proyeksi audio visual Film bingkai (slide) bersuara
6 Visual gerak Film bisu, animasi
7 Audio visual gerak Film gerak bersuara, video/VCD, televisi
8 Objek fisik Benda nyata, model, spesimen
9 Manusia dan lingkungan Guru, pustakawan, laboran
10 Komputer CAI, CBI,
Rebert Heinich (1996) menyebutkan macam-macam media yang digunakan dalam proses pembelajaran
sebagai berikut:
•Media non proyeksi seperti foto, diagram, disply, dan model
•Media proyeksi seperti slide, overhead transparency (OHT), proyeksi komputer
•Media audio seperti kaset dan compact disc (CD)
•Media bergerak seperti video dan film
•Pembelajaran yang dimediasi komputer
•Multimedia dan hypermedia berbasis komputer
•Media seperti radio dan televise yang digunakan untuk pembelajaran jarak jauh (Robert Heinich at. al.,
1996: 8)
Sejalan dengan perkembangan IPTEK, penggunaan media baik yang bersifat visual, audial, projected still
media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat
saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected
motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Allen mengemukakan tentang hubungan antara media dengan tujuan pembelajaran, sebagaimana
terlihat dalam tabel di bawah ini :
Jenis Media 1 2 3 4 5 6
Gambar Diam S T S S R R
Gambar Hidup S T T T S S
Televisi S S T S R S
Obyek Tiga Dimensi R T R R R R
Rekaman Audio S R R S R S
Programmed Instruction S S S T R S
Demonstrasi R S R T S S
Buku teks tercetak S R S S R S
Keterangan :
R = Rendah S = Sedang T= Tinggi
1 = Belajar Informasi faktual
2 = Belajar pengenalan visual
3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan
4 = Prosedur belajar
5 = Penyampaian keterampilan persepsi motorik
6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi
E. Kriteria Memilih Media Pembelajaran
Keberhasilan menggunakan media dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan.
Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut.
Tidak berarti bahwa semakin canggih media yang digunakan akan semakin tinggi hasil belajar atau
sebaliknya. Untuk tujuan pembelajaran tertentu dapat saja penggunaan papan tulis lebih efektif dan
lebih efesien daripada penggunaan LCD, apabila bahan ajarnya dikemas dengan tepat serta disajikan
kepada siswa yang tepat pula. Sungguhpun demikian, secara operasional ada sejumlah pertimbangan
dalam memilih media pembelajaran yang tepat, antara lain :
1.Access
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang diperlukan
itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan oleh murid? Misalnya, kita ingin menggunakan media
internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu, apakah ada saluran untuk koneksi ke internet, adakah
jaringan teleponnya? Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid diizinkan untuk
menggunakan komputer yang terhubung ke internet? Jangan hanya kepala sekolah saja yang boleh
menggunakan internet, tetapi juga guru/karyawan dan murid. Bahkan murid lebih penting untuk
memperoleh akses.
2.Cost
Biaya juga harus menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita.
Media pembelajaran yang canggih biasanya mahal. Namun biaya itu harus kita hitung dengan aspek
manfaat. Sebab semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin
menurun.
3.Technology
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu memperhatikan apakah
teknisinya tersedia dan mudah menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan media audio
visual untuk di kelas, perlu kita pertimbangkan, apakah ada aliran listriknya, apakah voltase listriknya
cukup dan sesuai, bagaimana cara mengoperasikannya?
4.Interactivity
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Semua
kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru tentu saja memerlukan media yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran tersebut.
5.Organization
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah pimpinan sekolah atau
pimpinan yayasan mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya? Apakah di sekolah tersedia sarana
yang disebut pusat sumber belajar?
6.Novelty
Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Sebab media yang lebih baru
biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi murid. Dari beberapa pertimbangan di atas, yang terpenting
adalah adanya perubahan sikap guru agar mau memanfaatkan dan mengembangkan media
pembelajaran yang “mudah dan murah”, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan
sekitarnya serta memunculkan ide dan kreativitas yang dimilikinya.
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik
bersifat menghafalkan kata-kata, tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau
kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan.
Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa
digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti:
biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.
Lebih terperinci beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1.Sesuai dengan tujuan atau standar kompetensi yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan
atau standar kompetensi yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau
gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.
3.Praktis, luwes, dan bertahan
4.Guru terampil menggunakannya
5.Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika
digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.
6.Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis
tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin
disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang (Azhar Arsyad, 2007:7576)
F.Pengembangan Media Pembelajaran
Pengembangan media pembelajaran hendaknya dilakukan dengan persiapan dan perencanaan yang
teliti. Langkah-langkah dalam program pengembangan media dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
2.Merumuskan tujuan instruksional (standar kompetensi) secara operasional dank has
3.Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
4.Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
5.Menulis naskah media
6.Mengadakan tes dan revisi
III. SIMPULAN
Media pembelajaran merupakan sarana penting dalam mempermudah guru untuk mengantarkan
informasi kepada siswa. Lebih-lebih di era informasi ini, penguasaan terhadap media pembelajaran
merupakan keniscayaan yang harus dimiliki oleh para guru dan praktisi pendidikan.
Namun perlu diperhatikan, bahwa dalam memilih dan menentukan media pembelajaran, para guru harus
memperhatikan kriteria pemilihan media pembelajaran dengan benar agar media yang dipilih sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan kondisi lingkungan pembelajaran. Demikian juga langkah-langkah
dalam mengembangkan media pembelajaran patut diperhatikan.
Agara media pembelajaran yang dipilih dan dirancang menjadi efektif dan efisien, maka perlu dilakukan
evaluasi terhadap media pembelajaran.