Agama dan Perilaku Masyarakat dalam Menjaga Lingkungan

dan ketidaknyamanan kehidupan makhluk hidup baik manusia, flora maupun fauna. Ketidakseimbangan dan ketidaknyamanan tersebut dapat dikatakan sebagai bencana atau kerusakan lingkungan hidup, yang bentuk-bentuknya berupa pencemaran air, pencemaran tanah, krisis keanekaragaman hayati biological diversity, kerusakan hutan, kekeringan dan krisis air bersih, pertambangan dan kerusakan lingkungan, pencemaran udara, banjir lumpur dan sebagainya. Contohnya Rencana Pendirian dan penambangan pabrik semen di Rembang PT. Semen Indonesia mendapat tolakan karena masyarakat ingin mempertahankan kelestarian lingkungan. Dan pencemaran udara yang disebabkan pabrik-pabri dan kendaraan bermesin membuat masyarakat melakukan aksi one man one tree untuk memperbaiki udara. Bukan hanya itu pada tanggal 22 April , masyarakat dunia memperingati hari Bumi Sedunia. Majelis Umum PBB pada tahun 1969 mengeluarkan sebuah resolusi Hari Bumi untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia .

2.4. Agama dan Perilaku Masyarakat dalam Menjaga Lingkungan

Pembahasan tentang lingkungan hidup pada intinya adalah membahas bagaimana kita sebagai manusia berinteraksi dan bersikap bersahabat dengan alam, hewan, tumbuhan dan lautan. Lingkungan yang serendah-rendahnya yang harus kita perhatikan adalah kebersihan diri, rumah dan lingkungan menjadi tanggung jawab bersama. Namun selama ini, hanya sedikit dari masyarakat yang menghiraukan lingkungan umum seperti tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan kembali sarana umum setelah dipakai. Hanya sedikit yang peduli terhadap lingkungan sehingga rasa memiliki kebersamaan belum ada. Lingkungan hidup mencakup cakupan yang luas, yang memiliki manfaat dalam jangka panjang serta pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup manusia. Lingkungan hidup terdiri dari air, tanah dan udara. Oleh karena itu dilakukan program penanaman pohon seperti; “one man on three, sejuta pohon, dan larangan menebang pohon. Adapun yang dimaksud kesadaran hidup adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, penghijauan dan perlindungan satwa langka, tetapi lebih dari pada itu semua, membangkitkan kesadaran lingkungan manusia khususnya pemuda masa kini. Karena pada dasarnya penyebab kesadaran lingkungan dalam masyarakat adalah etika lingkungan. Etika lingkungan yang sampai sekarang berlaku adalah etika lingkungan yang didasarkan kepada sistem nilai yang menduduki manusia bukan bagian dari alam, tetapi manusia sebagai penakluk dan pengatur alam. Kegiatan manusia sadar lingkungan perlu ditingkatkan. Masalah utama yang menonjol adalah hubungan antar manusia dalam mencari kehidupan maupun dalam meneruskan keturunannya, dapat menimbulkan masalah kelestariannya sumber daya yaitu kerusakan yang timbul akibat ulah manusia itu sendiri. Jika manusia hidup dalam lingkungan yang rusak maka manusia pula yang menjadi celaka. Keberhasilan dan kelestarian ligkungan sangat berpengaruh pada tingkat kepedulian serta perhatian warga masyarakat. Karena lingkungan merupakan tanggung jawab manusia dalam hal menjaga dan mengembangkannya. Alam memiliki potensi dan sumber daya yang melimpah untuk dinikmati oleh manusia seutuhnya. Namun, dalam pengurasannya alam memiliki keterbatasan dan harus dilindungi. Lingkungan dalam hal kebersihan juga merupakan atas kendali manusia. Lingkungan yang bersih 5 dan asri akan tercipta berdasarkan tingginya tingkat kesadaran di kalangan masyarakat bahwa lingkungan memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi masyarakat. Seharunya umat islam menjaga lingkungannya sesuai dengan firman Allah SWT : “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepadanya rasa takut tidak akan diterima dan harapan akan dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” QS Al- Araf: 56 Pandangan agama Kristen tentang alam atau lingkungan adalah: 1. Dunia alam adalah ciptaan Allah. Allah menciptakan dunia ini dari tidak ada ex nihilo, tetapi alam semesta memiliki satu permulaan Kej. 1:1 2. Dunia alam ini adalah milik Allah. Tuhanlah yang empunya bumi dan segala isinya Mzm. 24:1. Allah menjadikan bumi, dan Dia memilikinya. Allah adalah pemilik taman, dan manusia adalah penjaganya. Tuhan berkata kepada Ayub, “Apa yang ada di seluruh kolong langit, adaah kepunyaan-Ku” Ayb. 41:2. Allah menyatakan “sebab punya-Kulah dunia dan segala isinya’ Mzm. 50:10, 12. 3. Dunia alam adalah satu refleksi dari Allah. Ciptaan merefleksikan kemuliaan Penciptanya. Alam merupakan refleksi dari Allah. Allah dimana-mana nyata; Dia ada di dalam terang dan kegelapan, di daratan dan di lautan, di ketinggian dan di kedalaman Mzm. 139:7-12; bdk Roma 1:20. 4. Alam ditopang dan diselenggarakan oleh Allah. Allah tidak hanya menciptakan dunia tetapi Allah juga menopangnya dan menyelenggarakannya Ibr. 1:3; Kol. 1:7; Mzm. 104:10-14 5. Alam berada di bawah kovenan Allah. Setelah peristiwa air bah, Allah membuat satu perjanjian dengan semua makhluk yan ghidup Kej. 9:12. Allah sebagai pemilik segala yang hidup telah membuat satu perjanjian dengan umat manuusia untuk tidak lagi menghancurkan mereka dengan air bah. 6. Manusia adalah penjaga alam. Allah adalah Pencipta dan pemilik bumi, sedangkan manusia adalah pemeliharanya Kej. 1:28 bdk. Kej. 2:15. Pandangan agama Buddha terhadap lingkungan seperti yang dibawah ini: 1. Sang Buddha, Dhammapada: Bunga-Bunga, ayat 49 “Seperti lebah yang mengumpulkan madu dengan tidak merusak atau mengusik warna dan aroma sang bunga; begitu jugalah cara orang yang bijak bergerak melewati dunia”. 2. Sutra Buddhis 6 Hutan adalah makhluk hidup yang khas dengan kebaikan dan kebajikan tak terbatas yang tak meminta makanan untuk menghidupinya dan dengan murah hati menawarkan apa yang dihasilkan oleh hidupnya; ia memberikan perlindungan pada semua makhluk . Pandangan agama Hindu terhadap lingkungan seperti yang dibawah ini: Kewajiban umat Hindu agar lingkungan tetap terjaga dalam artian harmoni ditegaskan dalam Kitab Atharwaweda XII:1, menegaskan : Hakikat hubungan antara manusia dengan alam adalah apabila terjadi keadaan yang harmonis, seimbang antara unsur-unsur yang ada pada alam dan unsur-unsur yang dimiliki oleh manusia. Keseimbangan inilah yang selalu meski dijaga, dan salah satu cara yang ditempuh adalah dengan melakukan yadnya. Dalam kontek hubungan manusia dengan lingkungan alam, binatang dan tumbuh-tumbuhan pada masyarakat Bali misalnya, ada upacara Tumpek Bubuh dan Tumpek Kandang. Dasar filosofis Tumpek Bubuh berpijak pada sikap untuk memberi sebelum menikmati, dalam konteks dengan pelestarian sumber daya hayati, sebelum manusia menikmati dan menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai bagian menu makanan haruslah diawali dengan proses penanaman dan pemeliharaan, misalnya seorang petani sebelum menikmati nasi, ia terlebih dahulu menanam padi. Seperti halnya Tumpek Bubuh, Tumpek Kandang juga menawarkan kepada kita untuk selalu mencintai segala jenis satwa, dan dasar filosofis Tumpek Kandang berpegang pada ajaran bahwa manusia dengan lingkungan ibarat singa dengan hutan, singa adalah penjaga hutan dan hutanpun menjaga singa. Apabila manusia hanya ingin mencari kesenangan tanpa terlebih dahulu memberi kesenangan terhadap makhluk lain adalah pencuri. Manusia yang semena-mena menjadikan sumber hidupnya sebagai obyek kesenangan tidak disertai tindakan memelihara sama dengan perilaku pencuri. Mengambil tanpa sebelumnya memberi, menikmati dengan tidak memberi, menggunakan tanpa sikap memelihara, sama dengan perilaku pencuri.

2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaksadaran masyarakat terhadap lingkungan