Pengujian Hipotesis Secara Parsial

98 Gambar 4. 6 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t Hasil ini bertolak belakang dengan Hipotesis penulis yang menyatakan bahwa Risiko kredit NPL secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas ROA, tetapi dari hasil penelitian pada PT. Bank Jabar Banten Tbk didapat hasil bahwa risiko kredit NPL berpengaruh negatif akan tetapi tidak signifikan terhadap profitabilitas ROA. Artinya meningkatnya Risiko kredit NPL dapat menurunkan ROA, akan tetapi pengaruh negatifnya kecil terhadap profitabilitas ROA pda PT. Bank Jabar Banten Tbk. Hal ini karena meski tingkat NPL mengalami peningkatan akibat meningkatnya jumlah kredit yang bermasalah khususnya kredit macet, akan tetapi jumlah pendapatan bunga kredit yang diperoleh masih cukup untuk memenuhi kewajiban bank untuk membayar bunga simpanan kepada nasabah, hal ini menunjukkan bahwa bank masih cukup efisien dalam memperoleh keuntungannya meski tingkat profitabilitas ROA menurun. b Hipotesis parsial pengaruh variabel bebas Efisiensi Operasional BOPO Terhadap Profitabilitas ROA yang merupakan variabel terikat. ft t hitung = -0,071 t tabel = -2,015 Ho ditolak Daerah peneriamaan Ho 99  H0: β 2 ≥ 0, Tidak terdapat pengaruh negatif dari efisiensi operasional X 2 terhadap profitabilitas Y pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.  H1: β 2 0, Terdapat pengaruh negatif dari efisiensi operasional X 2 terhadap profitabilitas Y pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan perhitungan manual dan menggunakan alat bantu software SPSS 20 for windows, diperoleh hasil sebagai berikut: a. Pengolahan data berdasarkan perhitungan manual Melakukan uji-t untuk menguji pengaruh variabel Efisiensi operasional BOPO terhadap profitabilitas ROA sebelumnya harus dicari korelasi parsial yang ditentukan yaitu Koefisien korelasi parsial antara Y dan X 2 , apabila X 1 konstan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut : Maka t hitung dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut : � . = � −� .� . −� −� . = , , , , , = , , , , = , , = , , = − , � = � �−�− −� = − , , = − , , = − , , = − , , = − , 100 b. Pengolahan data menggunakan Software SPSS 20 for Windows Berdasarkan keluaran software SPSS seperti terlihat pada Tabel 4.5 diperoleh ringkasan uji t untuk variabel X 2 sebagai berikut : Variabel t hitung t tabel Sig Kesimpulan BOPO X2 -5,316 2,015 0,003 Signifikan Sumber : Hasil perhitungan terlampir Nilai t hitung variabel BOPO sebesat -5,316. Berhubung nilai t hitung -5,316 lebih besar dari t tabel 2,015 maka pada kekeliruan 5 ada alasan yang kuat untuk menolak Ho sehingga H 1 diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95 dapat disimpulkan bahwa BOPO memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap profitabilitas ROA. Hal ini sesuai dengan teori penghubung yang menyatakan bahwa semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Selain itu, hal ini diperkuat juga dengan penelitian terdahulu yang berjudul “Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”, yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas dan secara bersama-samasimultan mampu memberikan kontribusi terhadap variabel terikanya ROA. Selain itu diperkuat juga dengan penelitian terdahulu yang b erjudul “ Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002- Juni 2007” yang menyatakan bahwa variabel BOPO 101 berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Untuk lebih jelas dapat juga dilihat dari Gambar 4.7 berikut ini : Gambar 4. 7 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa Efisiensi Operasional BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas ROA. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Terdapat pengaruh negatif antara efisiensi operasional X 2 terhadap profitabilitas Y pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. Dapat diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika BOPO meningkat berarti efisiensi menurun, maka Profitabilitas ROA yang diperoleh bank akan menurun. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya berpengaruh terhadap pendapatan bank tersebut sebagai akibat dari meningkatnya rasio BOPO karena biaya operasional lebih besar dibandingkan pendapatan operasionalnya, maka mengakibatkan perolehan pendapatan yang diperoleh bank kurang efisien dan perolehan keuntungan juga akan menurun. Jika kegiatan operasional bank dilakukan dengan efisien dalam ft t hitung = -5,316 t tabel = -2,015 Ho ditolak Daerah peneriamaan Ho 102 hal ini nilai rasio BOPO rendah maka pendapatan yang dihasilkan bank akan meningkat. 103 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Risiko Kredit Non Performing Loan dan Efisiensi Operasional BOPO terhadap Profitabilitas ROA pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. Maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Perkembangan Risiko kredit Non Performing Loan PT. Bank Jabar Banten Tbk, sudah memenuhi batas kewajaran yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan tingkat NPL yang wajar adalah ≤ 5. Hal ini mengindikasikan bahwa fungsi PT. Bank Jabar Banten Tbk sebagai penghimpun dana dan menyalurkannya kembali kapada masyarakat sudah berjalan dengan optimal. 2. Perkembangan rasio BOPO PT. Bank Jabar banten Tbk tidak begitu mengalami fluktuasi yang cukup tinggi dan secara rata-rata rasio BOPO bank ini sudah efisien dan sudah memenuhi rasio ideal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian tingkat efisiensi operasional PT. Bank Jabar Banten Tbk sudah baik. 3. Return on Assets ROA yang diperoleh PT. Bank Jabar Banten Tbk selama periode tidak mengalami perubahan yang cukup tinggi dan secara rata-rata ROA . Bank Jabar Banten Tbk telah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. 104 4. Dari hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel risiko kredit Non Performing Loan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Profitabilitas ROA pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. Hal ini karena meski tingkat NPL meningkat akibat meningkatnya jumlah kredit yang bermasalah khususnya kredit macet akan tetapi jumlah pendapatan bunga kredit sebagai bentuk balas jasa dari nasabah yang meminjam dana kepada bank masih cukup untuk memenuhi kewajiban bank untuk membayar bunga simpanan kepada nasabah, dalam hal ini bank masih cukup efisien dalam memperoleh keuantungan meski tingkat profitabilitas ROA menurun. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa variabel Efisiensi Operasional BOPO memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel profitabilitas ROA. Hal ini karena semakin tinggi rasio BOPO maka akan diikuti dengan penurunan profitabilitas ROA karena biaya operasional lebih besar dibandingkan dengan pendapatan operasional, maka perolehan pendapatan bank menjadi kurang efisien dan perolehan keuntungan akan menurun. Dari pengujian secara simultan dapat disimpulkan bahwa variabel Risiko kredit NPL dan Efisiensi operasional BOPO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas ROA sebesar 87,6 dan sisanya sebesar 12,4 dipengaruhi oleh faktor lain yang diabaikan penulis, seperti LDR, CAR, dan lain-lain. Selanjutnya untuk mengetahui variabel bebas mana saja yang mempunyai pengaruh paling tinggi terhadap Profitabilitas ROA pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. Secara parsial Efisiensi operasional BOPO lebih besar 105 pengaruhnya terhadap Profitabilitas ROA dibandingkan dengan pengaruh Risiko kredit NPL.

5. 2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mencoba memberikan saran yang dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi peneliti selanjutnya. 1. Bagi Bank yang diteliti a. Dengan melihat variabel Risiko kredit NPL, maka pihak manajemen dalam usahanya untuk meningkatkan profitabilitas ROA diharapkan mampu mempertahankan tingkat risiko kredit NPL, dan dapat menjaga besarnya NPL maksimal sesuai dengan strandar yang digunakan oleh Bank Indonesia. Bank harus tetap dapat meningkatkan pengawasan kredit dan meminimalisir risiko kredit yang bermasalah dengan tetap memegang teguh kehati-hatian sehingga penyaluran kredit menjadi selektif dan gejala awal risiko kredit dapat diantisipasi. Sehingga diharapkan nilai NPL tetap bias bertahan dibawah maksimum yaitu ≤ 5, karena dalam dunia perbankan pendapatan didominasi dari perolehan bunga kredit yang disalurkan kepada setiap nasabah. b. Dengan melihat variabel Efisiensi Operasional BOPO, maka pihak manajemen dalam usahanya untuk meningkatkan profitabilitas ROA diharapkan mampu menekan besarnya BOPO, sehingga biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan akan semakin efisien. Besarnya 106 rasio BOPO yang sudah termasuk dalam kategori efisien diharapkan tetap bisa dipertahankan, karena pergerakan rasio BOPO haruslah menjadi perhatian khusus agar perusahaannya selalu berada pada tingkat efisien yang dapat menghasilkan laba yang maksimal. c. Untuk lebih meningkatkan ROA atau tingkat profitabilitas sebaiknya bank mengurangi berbagai biaya operasionalnya agar dapat disalurkan untuk kegiatan lain yang lebih bermanfaat misalnya melalui ekspansi kredit dengan manajemen risiko yang cermat agar pengelolaannya dapat lebih optimal. 2. Bagi peneliti selanjutnya Kegunaan akademis Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat memperluas lingkup penelitiannya yaitu : a. Sebagaimana diuraikan dimuka bahwa hasil penelitian ini terbatas pada periode pengamatan yang relatif pendek 8 tahun. Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya perlu menambah rentan waktu yang lebih panjang sehingga nantinya diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasikan. b. Dalam pemilihan variabel independen lainnya selain NPL dan BOPO, dan juga periode yang berbeda karena ROA banyak dipengaruhi oleh faktor lainnya, serta menggunakan metoda statistika yang berbeda.