Pengaruh Risiko Kredit Dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk

(1)

(2)

A S S A L A M U ’ A L A I K U M

WA R O H M A T U L L O H I WA B A R O K A T U H

Terima Kasih Kepada Yang Terhormat :

Pembimbing :

Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, MS., Ak.

Penguji:

Linna Ismawati, SE., M.Si.


(3)

SKRIPSI

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI

OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA

PT. BANK JABAR BANTEN Tbk.

Oleh:

Diki Permana

21208130

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(4)

Bank yang salah satu kegiatannya adalah menghimpun dana yang kemudian

dana tersebut dipinjamkan kembali kepada masyarakt yang membutuhkannya

dalam bentuk kredit. Begitu banyak kebutuhan calon nasabah untuk melakukan

pinjaman kredit kepada bank dalam rangka penambahan modal usaha atau

keperluan pribadi calon nasabah tersebut. Namun Pada saat krisis ekonomi

dengan tingkat bunga yang tinggi, pertumbunhan ekonomi yang lambat

mengakibatkan persoalan risiko usaha lebih serius khususnya risiko kredit yang

didalamnya termasuk

Non Performing Loan (NPL)

.

Efisiensi operasional merupakan masalah yang kompleks dimana setiap

perusahan selalu berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada

setiap konsumennya, namun pada saat yang sama perusahaan harus berupaya

untuk beroperasi dengan efisien karena kompetisi usaha yang sangat ketat.

Maka dari itu bank yang kegiatannya tidak efisien akan mengakibatkan ketidak

mampuan bersaing dalam mengerahkan dana masyarakat dan menyalurkan

dana tersebut kepada masyarakat. Oleh karena itu perusahaan harus bisa

meminimalisai

biaya

operasi

perusahaan

agar

perusahaan

dapat

mengoptimalkan dan meningkatkan penjualan agar perusahaan memperoleh


(5)

Perkembangan Non Performing Loan, Efisiensi Operasional (BOPO) dan Return On

Asset (ROA)

pada PT. Bank Jabar Banten

Periode 2004-2011

Periode

Non Performing Loan

(%)

Efisiensi Operasional

(BOPO)

(%)

ROA

(%)

2004

0.33

79.57

2.55

2005

0.46

78.04

2.88

2006

0.43

80.39

2.38

2007

0.72

79.42

2.40

2008

0.82

75.41

3.14

2009

2.03

77.30

3.04

2010

1.76

77.11

2.81


(6)

Pada tahun 2006, 2010 dan 2011 meski tingkat persentase NPL menurun akan

tetapi diiringi dengan penurunan ROA juga.

Sedangkan yang terjadi pada BOPO pada tahun 2006 dan 2011 mengalami

kenaikan yang cukup tinggi yang mengakibatkan menurunnya ROA. Selain itu

pada tahun 2010 pada saat tingkat persentase BOPO menurun kembali tingkat

persentase ROA masih mengalami penurunan.

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Terjadi penurunan NPL Pada tahun 2006, 2010 dan 2011 akan tetapi tidak

diimbangi dengan kenaikan ROA yang terlihat cenderung ikut menurun, Hal

ini tidak sesuai dengan kondisi seharusnya yang menjelaskan apabila NPL

mengalami penurunan maka akan memungkinkan tingkat keuntungan (ROA)

akan mengalami kenaikan.

2. Efisiensi Operasional dilihai dengan menggunakan rasio BOPO (rasio Biaya

Operasional dan Pendapatan Operasional) pada tahun 2010 meski terjadi

penurunan terlihat tingkat ROA cenderung mengalami penurunan juga. Pada

kondisi seharusnya apabila rasio BOPO (rasio Biaya Operasional dan

Pendapatan Operasional) mengalami penurunan maka akan memungkinkan


(7)

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perkembangan risiko kredit Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.

2. Bagaimana perkembangan efisiensi operasional Pada PT. Bank Jabar Banten

Tbk.

3. Bagaimana perkembangan profitabilitas Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.

4. Seberapa besar pengaruh risiko kredit dan efisiensi operasional terhadap

profitabilitas secara parsial dan simultan Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.

TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan risiko kredit Pada PT.

Bank Jabar Banten Tbk.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan efisiensi operasional

Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan profitabilitas Pada PT.

Bank Jabar Banten Tbk.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh risiko kredit dan

efisiensi operasional terhadap profitabilitas secara parsial dan simultan Pada

PT. Bank Jabar Banten Tbk.


(8)

KAJIAN PUSTAKA

Menurut

Dendawijaya

(2009:24)

risiko

kredit

bermasalah merupakan risiko yang timbul sebagai akibat tidak

dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar

angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang

sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur)

kredit.

Menurut Veithzal Rivai (2007:722), Efisiensi Operasional

(BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional

dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat

efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan

operasinya.

Menurut Kasmir (2010:297), Rentabilitas atau yang

sering disebut profitabilitas usaha rasio ini dugunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang

dicapai oleh bank yang bersangkutan.


(9)

PENELITIAN TERDAHULU

Hasil Penelitian Terdahulu Dikaitkan dengan Variabel Penelitian Penulis

No Peneliti Terdahulu Sumber Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

1. Yuliani (2007) Dalam jurnal

manajemen dan

bisnis sriwijaya Vol. 5 No.10

Hubungan Efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas

pada sektor

perbankan yang go publik di Bursa Efek Jakarta.

Pengujian secara

persial memiliki

perngaruh yang

signifikan terhadap

profitabilitas dan

secara

bersama-sama/simultan

mampu memberikan

kontribusi terhadap

variabel terikatnya

(ROA).

variabel (X) yang

diteliti adalah

Efisiensi operasional

MSDN, BOPO,

CAR dan LDR

Sama-sama

meneliti pengaruh

BOPO terhadap

ROA

2. Ahmad Buyung

Nusantara, ST (2009) Dalam tesis, program studi magister manajemen universitas diponegoro semarang

analisi pengaruh

NPL, CAR, LDR,

dan BOPO

terhadap

Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank

Umum Non Go

Publik di Indonesia

Periode Tahun

2005-2007).

penelitian ini

menegaskan bahwa variabel NPL, CAR,

LDR, dan BOPO

mempunyai pengaruh

yang signifikan

terhadap ROA

Variabel (X) yang

diteliti adalah

variabel NPL,

CAR, LDR,dan

BOPO

Sama-sama

meneliti pengaruh

NPL dan BOPO

terhadap profitabilitas


(10)

3. Rini Restu Rakhmawati dan Budi Hermana (2009)

Dalam jurnal, proceeding, seminar nasional PESAT 2005.

Auditorium Universitas

Gunadarma, jakarta, 23-24 Agustus 2005

Evaluasi Kinerja keuangan Bank Dalam Kerangka Arsitektur perbankan Indonesia: Perbandingan Kredit bermasalah, Kecukupan Modal, Likuiditas, dan Rentabilitas

Korelasi menunjukkan hubungan kuat dan signifikan antara: NP dgn BOPO,NPL dengan ROA.

Hasil uji t menunjukkan tidak terdapat

perbedaan

rata-rata NPL, CAR, dan

LDR, namun terdapat perbedaan rata-rata antara EATAR, BOPO, dan ROA

Variabel (X) yang diteliti adalah NPL, CAR, LDR, ROA, BOPO, EATAR Persamaan adalah samasama meneliti pengaruh kredit bermasalah

(NPL) terhadap ROA.

4. Pandu mahardian, S.T.

(2008)

Dalam tesis, program studi magister manajemen Program pascasarjana Universitas diponegoro Semarang Analisis pengaruh rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR terhadap kinerja Keuangan perbankan (studi kasus

perusahaan perbankan yang Tercatat di bej periode juni 2002 – juni 2007)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR, NIM, dan LDR

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA serta BOPO berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap ROA. Sementara untuk variabel NPL memiliki pengaruh negatif terhadap ROA, akan

Variabel (X) yang diteliti adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Efisiensi Operasi (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Net Interest

Margin (NIM), dan Loan to Deposit Ratio (LDR)

Sama-sama meneliti pengaruh NPL dan BOPO terhadap profitabilitas (ROA)


(11)

5. Rida Rahim dan Yuma Irpa (2008)

Dalam Jurnal Bisnis & Manajemen Vol. 4, No. 3, 2008

Analisa Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitaspada Bank Umum Syariah dan Unit Syariah(Studi Kasus BSM dan BNI Syariah)

Hasil penelitian dengan menggunakan uji t-statistik bahwa pada BSM variabel

CARberpengaruh positif terhadap profitabilitas dan variabel BOPO dan NPL berpengaruhpositif terhadap profitabilitas. Sedangkan FDR tidak berpengaruh pada profitabilitas.

Variabel yang diteliti adalah CAR, FDR, BOPO dan NPL terhadap

profitabilitas (ROE)

Sama-sama meneliti NPL dan BOPO terhadap profitabilitas

6 Tobias Olweny dan Themba Mamba Shipho (2011),

Economics and Finance Review Vol. 1(5) pp. 01 – 30, July, 2011

Effects Of Banking Sectoral Factors On The Profitability Of Commercial Banks In Kenya

The analysis showed that all the bank specific factors had a statistically significant impact on profitability, while none of the market factors had a significant impact. Based on the findings the study recommends policies that would encourage

revenue diversification, reduce operational costs, minimize credit risk and encourage banks to minimize their liquidity holdings. Further research on factors influencing the liquidity of commercials banks in the country could add value to the profitability of banks and academic literature.

Dalam penelitian ini mengevaluasi efek dari kecukupan modal, kualitas aset, likuiditas, efisiensi biaya operasional dan pendapatan diversifikasi terhadap profitabilitas Sama-sama meneliti efisiensi operasional terhadap profitabilitas


(12)

7 Medhat Tarawneh (2006),

International Research Journal of Finance and Economics

ISSN 1450-2887 Issue 3 (2006)

A Comparison of Financial Performance in the Banking Sector: Some Evidence from Omani Commercial Banks.

The purpose of this study is to classify the commercial banks in Oman in cohesive categories on the basis of their financial characteristics revealed by the financial ratios. A total of five Omani commercial banks with more than 260 branches were financially analyzed, and simple regression was used to estimate the impact of asset management, operational efficiency, and bank size on the financial performance of these banks. The study found that the bank with higher total capital, deposits, credits, or total assets does not always mean that has better profitability performance.

Dalam penelitian ini memperkirakan dampak dari manajemen aset, efisiensi operasional, dan ukuran bank kinerja keuangan (kinerja profitabilitas) bank-bank Sama-sama meneliti efisiensi operasional terhadap profitabilitas

8 Saad Siddiqui, kamran Shazad malik dan Syes Zulfiqar Ali Shah (2012), International Research Journal of Finance and Economics

ISSN 1450-2887 Issue 84 (2012)

Impact of Interest Rate Volatility on Non Performing Loans in Pakistan.

this study is conducted focusing Pakistan where non-performing loans are increasing at an uncontrollable pace. Impacts of the volatility of macroeconomic indicator i.e. interest rates charged to borrowers is

measured for the period 1996Q4 to 2011Q3 through GARCH. Regression results sketch a picture concluding NPLs are affected but not absolutely by the volatility of lending rates charged by the lenders in the market. Nevertheless, other macroeconomic factors are also suggested to be studied in addition to selected

variables where this study is first of its kind opening doors for future

Dalam penelitian ini menganalisis volatilitas Tingkat Bunga Kredit Bermasalah Sama-sama meneliti pengaruh Non Performing Loans


(13)

RISIKO KREDIT (NPL)

Kredit kurang lancar

Kredit diragukan

Kredit macet

Total kredit yang diberikan

(Lukman Dendawijaya, 2009 :

82)

EFISIENSI OPERASIONAL

(BOPO)

Biaya Operasional

Pendapatan Operasional

(Veithzal Rivai. 2007 : 722)

PROFITABILITAS (ROA)

Laba bersih sebelom pajak

Total aktiva

(Harahap,1998:309)

Rachmat Firdaus dan

Maya Aryani (2002:25)

-

Selamet Riyadi (2006:159)

-

-

Siswanto Sutojo, 1997:24


(14)

Keterkaitan antar variabel

Hubungan Risiko Kredit dengan Profitabilitas

Walaupun laba bank tidak sepenuhnya ditentukan oleh perolehan bunga kredit,

namun kualitas kredit akan sangat menentukan pendapatan bank, yang pada

gilirannya akan berpengaruh terhadap laba bank. Apabila kualitas kredit

rendah dimana banyak kredit-kredit bermasalah maka pendapatan bank akan

rendah dan labapun akan rendah bahkan mungkin bank menderita rugi.

Sebaliknya apabila kualitas kreditnya baik, maka pendapatan bank akan tinggi

dan laba bank akan tinggi pula (Rachmat Firdaus dan Maya Ariyani, 2009:50)

Hubungan Efisiensi Operasional dengan Profitabilitas

semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen

bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada

di perusahaan (Selamet Riyadi, 2006:159)

Hubungan Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional dengan Profitabilitas

Sebuah bank yang dirongrong oleh problem kredit bermasalah dalam jumlah

besar akan mengalami berbagai kesulitan operasional, karena sebuah bank

yang dirongrong oleh kredit bermasalah dalam jumlah besar cenderung

menurunkan profitabilitasnya.

Return on assets

(ROA) yaitu salah satu tolak

ukur profitabilitas mereka akan menurun, dengan akibat nilai kesehatan


(15)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

1. Terjadi Fluktuasi Risiko Kredit

(Non Performing Loan)

pada PT.

Bank Jabar Banten Tbk. periode 2004-2011 secara parsial.

2. Terjadi Fluktuasi Efisiensi Operasional (BOPO) pada PT. Bank

Jabar Banten Tbk. periode 2004-2011 secara parsial.

3. Terjadi Fluktuasi Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Jabar

Banten Tbk. periode 2004-2011 secara parsial.

4. Terdapat pengaruh negatif antara Risiko Kredit

(Non Performing

Loan)

dan Efisiensi Operasional (BOPO) secara parsial dan

simultan terhadap profitabilitas pada PT. Bank Jabar Banten

Tbk. periode 2004-2011.


(16)

OBJEK PENELITIAN

Risiko Kredit

(Non Performing Loan)

Efisiensi Operasional (BOPO)

Profitabilitas (ROA)

Metode Penelitian

Deskriptif (Kualitatif)

Verifikatif (Kuantitatif)

DESAIN PENELITIAN

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya

menetapkan judul penelitian. Dalam penelitian ini permasalahan yang terjadi difokuskan

pada faktor penentu Profitabilitas (ROA).

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. Dalam penelitian ini permasalahan yang

berhasil diidentifikasi antara lain adalah Adanya perkembangan Risiko Kredit (NPL) dan

Efisiensi Operasional (BOPO) berfluktuatif.

3. Menetapkan rumusan masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut : Seberapa besar pengaruh Risiko Kredit (NPL) dan Efisiensi Operasional (BOPO)

terhadap Profitabilitas (ROA) Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.

4. Menetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh Risiko Kredti (NPL) dan Efisiensi Operasional (BOPO), secara parsial maupun


(17)

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. Penulis

menetapkan hipotesis dalam penelitian ini: Terdapat pengaruh negatif Risiko Kredit (NPL)

dan Efisiensi Operasional (BOPO) secara parsial maupun simultan terhadap Profitabilitas

(ROA) Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.

Dalam penelitian ini konsep Risiko Kredit (NPL) mengacu kepada Dendawijaya (2009) ,

Efisiensi Operasional (BOPO) mengacu kepada Veithzal Rivai (2007), dan Profitabilitas

(ROA) mengacu pada Harahap, (1998).

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data

8. Melakukan analisis data

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian

Profitabilitas (ROA) (Y)

Risiko Kredit

(Non Performing Loan)

(X

1

)

Efisiensi Operasional (BOPO) (X

2

)


(18)

Variabel

Konsep Variabel

Indikator

Sk

ala

Sumber

data

Rikio Kredit

(NPL)

(X

1

)

Menurut

dendawijaya

(2009:24)

risiko

kredit bermasalah

merupakan

risiko

yang

timbul

sebagai

akibat

tidak

dapat

dipenuhinya

kewajiban nasabah

kredit

untuk

membayar

angsuran pinjaman

maupun

bunga

kredit pada waktu

yang

sudah

disepakati

antara

pihak bank dan

RISIKO KREDIT

Kredit kurang lancar

Kredit diragukan

Kredit macet

Total kredit yang diberikan

NPL = � � � � � � � � � ��� � � �� � � � �

Rasi

o

Laporan

Ikhtisar

Keuangan


(19)

Efisiensi

Operasion

al

(BOPO)

(X2)

Menurut veithzal

rivai (2007:722),

BOPO adalah

perbandingan

antara biaya

operasional

dengan

pendapatan

operasional

dalam mengukur

tingkat efisiensi

dan kemampuan

bank dalam

melakukan

kegiatan

operasinya.

Efisiensi Operasional (BOPO)

Biaya Operasional

Pendapatan Operasional

=

%

Ras

io

Laporan

Ikhtisar


(20)

Profitabilitas

(ROA)

(Y)

ROA merupakan

perbandingan

antara

laba

bersih

setelah

pajak dan total

aktiva. Rumus ini

digunkan untuk

mengukur

seberapa besar

efektif

perusahaan

menanfaatkan

sumber ekonomi

yang

berupa

total aktiva untuk

menciptakan

keuntungan.

(Harahap, 1998 :

Profitabilitas (ROA)

Laba Bersih sebelum pajak

Total Aktiva

=

Ra

sio

Laporan

Ikhtisar

Keuangan


(21)

SUMBER DATA

Data Primer

Data Sekunder

TEKNIK PENENTUAN DATA

Populasi

Sampel

TEKNIK PENGUMPULAN

DATA

Teknik studi kepustakaan

(library research)

Observasi

RANCANGAN ANALISIS

Analisis deskriptif

dengan

pendekatan

kualitatif.

Analisis verifikatif

dengan

pendekatan

kuantitatif

Analisis regresi linier

berganda

Analisis Koefisien

Korelasi


(22)

UJI HIPOTESIS

Uji F (Uji Simultan)

Uji t (Uji Parsial)

Uji F (Uji Simultan)

1.H0:

β

1

β

2

0, Tidak terdapat pengaruh antara risiko kredit

(Non

Performing Loan)

(X1) dan efisiensi operasional (X2) secara

bersama-sama terhadap profitabilitas (Y) pada PT. Bank Jabar

Banten Tbk.

2.H1:

β

1

β

2

0, Terdapat pengaruh antara risiko kredit

(Non

Performing Loan)

(X1) dan efisiensi operasional (X2) secara

bersama-sama terhadap profitabilitas (Y) pada PT. Bank Jabar

Banten Tbk.


(23)

Uji T (Uji Parsial)

Pengaruh Risiko Kredit

(Non Performing Loan)

Terhadap

Profitabilitas

1. H0:

β

1

≥ 0,

Tidak terdapat pengaruh negatif antara risiko

kredit

(Non Performing Loan)

(X1) terhadap profitabilitas

(Y) PT. Bank Jabar Banten Tbk.

2. H1:

β

1 < 0, Terdapat pengaruh negatif antara risiko kredit

(Non Performing Loan)

(X1) terhadap profitabilitas (Y)

pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.

Pengaruh

Efisiensi

Operasional

(BOPO)

Terhadap

Profitabilitas

1. H0:

β

2

≥ 0,

Tidak terdapat pengaruh negatif antara efisiensi

operasional (X2) terhadap profitabilitas (Y) pada PT. Bank

Jabar Banten Tbk.

2. H1:

β

2 < 0, Terdapat pengaruh negatif antara efisiensi

operasional (X2) terhadap profitabilitas (Y) pada PT. Bank

Jabar Banten Tbk.


(24)

Menggambarkan daerah peneriman dan penolakan

Menentukan t hitung

Jika t

hitung

t

table

maka H0 ada di daerah penolakan,

berarti Ha diterima artinya antara variabel X1, X2 dan

variabel Y ada hubungannya.

Jika t

hitung

t

table

maka H0 ada di daerah penerimaan,

berarti Ha ditolak artinya antara vari variabel X1, X2

dan variabel Y tidak ada hubungannya


(25)

HASIL DAN PEMABAHASAN PENELITIAN

Tahun

Kredit

kurang

lancar

(Jutaan Rp)

Kredit

diragukan

(Jutaan Rp)

Kredit

macet

(Jutaan Rp)

Total kredit

yang

diberikan

(Jutaan Rp)

NPL

(%)

Perkembangan

(%)

2004

16.788

6.901

5.062

8.746.282

0,33

2005

8.944

11.777

26.006

10.074.504

0,46

0,41

2006

11.372

12.352

26.620

11.763.535

0,43

-0,08

2007

13.048

21.463

59.815

13.047.515

0,72

0,69

2008

13.987

19.860

101.124

16.429.069

0,82

0,14

2009

188.216

30.259

180.229

19.631.968

2,03

1,47

2010

35.211

68.618

312.327

23.669.719

1,76

-0,13

2011

67.221

66.039

204.351

28.764.701

1,17

-0,33

Perkembangan Risiko Kredit

(Non Performing Loan)

PT. Bank Jabar Banten Tbk.

Peroide 2004 - 2011


(26)

0

0.5

1

1.5

2

2.5

0.33

0.46

0.43

0.72

0.82

2.03

1.76

1.17

NPL

(%

)

Tahun

Risiko Kredit

(Non Performing Loan)

NPL

Tingkat NPL tertinggi terjadi pada

tahun 2009 sebesar 2,03%.

Tingkat NPL terendah terjadi pada

tahun 2004 sebesar 0,33%

Perolehan rata-rata Tingkat NPL

sebesar 0,97%


(27)

Tahun

Biaya

operasional

(Jutaan Rp)

Pendapatan

operasional

(Jutaan Rp)

BOPO

(%)

Perkembangan

(%)

2004

1.487.403

1.869.253

79,57

2005

1.680.572

2.153.359

78,04

-0,02

2006

2.074.747

2.581.002

80,39

0,03

2007

2.127.934

2.679.339

79,42

-0,01

2008

2.454.067

3.254.202

75,41

-0,05

2009

3.251.648

4.206.631

77,30

0,03

2010

4.010.175

5.200.713

77,11

-0,002

2011

4.942.324

6.217.218

79,49

0,03

Perkembangan Efisiensi Operasional (BOPO)

PT. Bank Jabar Banten Tbk.


(28)

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

79.57

78.04

80.39

79.42

75.41

77.3 77.11

79.49

BO

PO

(%

)

Tahun

Efisiensi Operasional (BOPO)

BOPO

Rasio BOPO tertinggi terjadi

pada tahun 2006 sebesar

80,30%.

Rasio BOPO terendah terjadi

pada tahun 2008 sebesar

75,41%

Perolehan

rata-rata

rasio

BOPO sebesar 78,34%

Rasio BOPO PT. Bank Jabar Banten Tbk.

Periode 2004 - 2011


(29)

Tahun

Laba sebelum

pajak

(Jutaan Rp)

Total aktiva

(Jutaan Rp)

ROA

(%)

Perkembangan

(%)

2004

338.568

13.265.066

2,55

2005

446.889

15.510.786

2,88

0,13

2006

504.297

21.214.898

2,38

-0,17

2007

552.707

23.043.489

2,40

0,01

2008

818.946

26.040.869

3,14

0,31

2009

985.377

32.457.004

3,04

-0,03

2010

1.219.628

43.445.700

2,81

-0,08

2011

1.319.816

54.448.658

2,42

-0,14

Perkembangan Profitabilitas (ROA)

PT. Bank Jabar Banten Tbk.


(30)

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

2.55

2.88

2.38 2.4

3.14

3.04

2.81

2.42

RO

A

(%

)

Tahun

Profitabilitas (ROA)

ROA

Rasio ROA tertinggi terjadi pada

tahun 2008 sebesar 3,14%.

Rasio ROA terendah terjadi pada

tahun 2006 sebesar 2,38%

Perolehan rata-rata Tingkat ROA

sebesar 2,70%


(31)

ANALISIS VERIFIKATIF

1. Analisis Regresi Linier Berganda


(32)

2. Analisis Korelasi

Keeratan hubungan antara Risiko Kredit (NPL) dengan ROA sebesar

0,422 (Sedang)


(33)

3. Analisis Korelasi Determinasi

korelasi berganda (R) sebesar 0,936 atau 93,6% tergolong kriteria keeratan

hubungan

Sangat kuat

”.

Nilai

R-Square

sebesar 0,876 atau 87,6% menunjukkan variabel independen

secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen sebesar 87,6%

dan sisanya sebesar 12,4% dipengaruhi oleh variabel lain.

Korelasi Determinasi Parsial (diperoleh dengan cara mengalikan

koefisien beta dengan

zero-order)

:

Risiko Kredit (NPL)

: (-0,013)(-0,422)=0,005 atau 0,5%


(34)

3. Pengujian Hipotesis Secara Simultan

F

hitung

F

tabel

Ho ditolak, artinya secara simultan

terdapat pengaruh signifikan dari

Risiko kredit (NPL) dan Efisiensi

operasional

(BOPO)

terhadap


(35)

Variabel

t

hitung

t

tabel

Sig

Kesimpulan

Risiko Kredit (NPL)

-0,071

2,015

0,946

Tidak Signifikan

4. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Pengujian Risiko kredit (NPL) terhadap Profitabilitas (ROA)

t

hitung

t

tabel

Ho diterima, Risiko kredit (NPL)

secara parsial berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadap Profitabilitas

(ROA).


(36)

Variabel

t

hitung

t

tabel

Sig

Kesimpulan

BOPO (X2)

-5,316

2,015

0,003

Signifikan

t

hitung

t

tabel

Ho ditolak, Efisoensi operasional

(BOPO) secara parsial berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

Profitabilitas (ROA).

Pengujian Efisiensi operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA)


(37)

1. Perkembangan Risiko kredit

(Non Performing Loan)

PT. Bank Jabar Banten Tbk, sudah

memenuhi batas kewajaran yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan tingkat

NPL yang wajar adalah

5%. Hal ini mengindikasikan bahwa fungsi PT. Bank Jabar

Banten Tbk sebagai penghimpun dana dan menyalurkannya kembali kapada

masyarakat sudah berjalan dengan optimal.

2. Perkembangan rasio BOPO PT. Bank Jabar banten Tbk tidak begitu mengalami

fluktuasi yang cukup tinggi dan secara rata-rata rasio BOPO bank ini sudah efisien dan

sudah memenuhi rasio ideal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Hal ini menunjukkan

bahawa selama periode penelitian tingkan efisiensi operasional PT. Bank Jabar Banten

Tbk sudah baik.

3. Return on Assets

(ROA) yang diperoleh PT. Bank Jabar Banten Tbk selama periode

tidak mengalami perubahan yang cukup tinggi dan secara rata-rata ROA . Bank Jabar

Banten Tbk telah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

4. Dari hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel risiko kredit

(Non

Performing Loan)

memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA)

pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa variabel Efisiensi

Operasional (BOPO) memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel profitabilitas (ROA).

Dari pengujian secara simultan dapat disimpulkan bahwa variabel Risiko kredit (NPL)

dan Efisiensi operasional (BOPO) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

profitabilitas (ROA)


(38)

Bagi Bank yang diteliti

1. Dengan melihat variabel Risiko kredit (NPL), maka pihak manajemen dalam usahanya

untuk meningkatkan profitabilitas (ROA) diharapkan mampu mempertahankan tingkat

risiko kredit (NPL), dan dapat menjaga besarnya NPL sesuai dengan strandar yang

digunakan oleh Bank Indonesia.

2. Dengan melihat variabel Efisiensi Operasional (BOPO), maka pihak manajemen dalam

usahanya untuk meningkatkan profitabilitas (ROA) diharapkan mampu menekan besarnya

BOPO, sehingga biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan akan

semakin efisien.

3. Untuk lebih meningkatkan ROA atau tingkat profitabilitas sebaiknya bank mengurangi

bergabai biaya operasionalnya agar dapat disalurkan untuk kegiatan lain yang lebih

bermanfaat misalnya melalui ekspansi kredit dengan manajemen risiko yang cermat agar

pengelolaannya dapat lebih optimal.

Bagi peneliti selanjutnya

Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat memperluas lingkup

penelitiannya yaitu :

1. Sebagaimana diuraikan dimuka bahwa hasil penelitian ini terbatas pada periode

pengamatan yang relatif pendek (8 tahun). Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya perlu

menambah rentan waktu yang lebih panjang sehingga nantinya diharapkan hasil yang

diperoleh akan lebih dapat digeneralisasikan.

2. Dalam pemilihan variabel independen lainnya (selain NPL dan BOPO), dan juga periode

SARAN


(39)

(40)

ST}RAT

KETERANGAI\

PET\TYERAIIAN

HAK

EKSKLUSM

Bahwa yang bertandatangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia :

*Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan.peraturan yang berlaku,

untuk kepentingan riset dan pendidikan" .

Bandung, Agustus 2012

PT. Bank Jabar Banten Tbk.

Cabang Cimahi

Manajer Operasional

I\IIM.21208130

Catatan:

r{IP. 90. 65.0766

Bila keberatan dengan di-online-kan data perusahaan di BAB

IIVdi

Bab vanq

mencantum data oerusahaan (pengecualian khusus data perusahaan, boleh untuk tidak di onling kan), ketikan pada lembar catatan ini,

g@j

Kecuali Bab

III

Data perusaham tidak untuk

di

onlinekan, dengan alasan :


(41)

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI

OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS

PADA PT. BANK JABAR BANTEN Tbk

The Effect of Credit Risk and Operational Efficiency on Profitability

in PT. Bank Jabar Banten Tbk

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh Jenjang S1

Program Studi Manajemen

Oleh :

NAMA

: DIKI PERMANA

NIM

: 21208130

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(42)

Judul

Narna

NIM

Prograrn Studi Jenjang

Fakultas'

LEMBAR

PENGESA.HAN

PengardrRisikoKreditdan.Efi sien-siOperasional

Terhadap Pro{ibbilitasPada PT. Bank Jabar Banten Tbk.

Diki Permana 21208130

Manajemen

Strata I

Ekonomi

Bandung Agrrstus 2012

Menyetujui,

Mengetahui,

Fakultas Ekonorni KettmProgram


(43)

v

ABSTRAK

Diki Permana, “Pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional terhadap

Profitabilitas Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.”, dibawah bimbingan Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, MS., Ak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan Risiko kredit (Non Performing Loan), Efisiensi operasional (BOPO) dan Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. periode 2004-2011, dan untuk mengetahui pengaruh Risiko kredit (Non Performing Loan), dan Efisiensi operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari laporan ikhtisar keuangan PT. Bank Jabar Banten Tbk. yang selanjutnya dianalisis dengan : analisis regresi berganda, koefisien korelasi, koefisien determinasi, uji t dan uji F.

Hasil analisis menunjukkan bahwa perkembangan tingkat Risiko kredit (Non Performing Loan) pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. termasuk kategori wajar atau sehat karena sudah memenuhi ketetapan Bank Indonesia yang

menetapkan bahwa tingkat NPL yang wajar adalah ≤ 5%. Begitu pula halnya dengan perkembangan rasio BOPO sudah termasuk kategori efisien karena sudah memenuhi ketetapan Bank Indonesia yang menetapkan nilai rasio BOPO yang efisien maksimal sebesar 93,52%. Begitupun kemampuan asset dalam menghasilkan laba bersih sudah masuk kedalam kategori sehat yaitu berkisar antara 2,38% - 3,14%. Secara parsial variabel Risiko kredit (Non Performing Loan) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. sebesar 0,5%. Sedangkan variabel Efisiensi operasional (BOPO) memiliki pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. sebesar 88,1%. Secara simultan kedua variabel tersebut signifikan berpengaruh terhadap Profitabilitas sebesar 87,6% dan hanya 12,4% dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti LDR, CAR dan lain-lain.

Kata Kunci : Risiko Kredit (Non Performing Loan), Efisiensi Operasional (BOPO) dan Profitabilitas (ROA)


(44)

ABSTRACT

Diki Permana, "The Effect of Credit Risk and Operational Efficiency on Profitability in PT. Bank Jabar Banten Tbk. ", under the guidance of Prof. Dr. Hj. Ria Ariawati Ratna, MS., Ak

This study aims to determine the development of credit risk (non-performing loans), operational efficiency (BOPO) and profitability (ROA) at PT. Bank Jabar Banten Tbk. period 2004-2011, and to determine the effect of credit risk (non-performing loans), and operational efficiency (BOPO) to profitability (ROA) at PT. Bank Jabar Banten Tbk.

The method used in this study is descriptive and verifikatif. This study uses

secondary data obtained from the summary financial statements PT. Bank Jabar Banten Tbk. which were then analyzed with: multiple regression

analysis, correlation coefficient, coefficient of determination, t test and F test. The analysis showed that the growth rate of credit risk (non-performing loans) in the PT. Bank Jabar Banten Tbk. including natural or healthy category because it meets the provisions of Bank Indonesia is determined that a reasonable

level of NPLs is ≤ 5%. Likewise, the development of ratio BOPO has included efficient category because it meets the provisions of Bank Indonesia, which sets the value of the BOPO ratio of maximum efficient is 93.52%. Likewise is the ability of assets in generating net income has been entered into the healthy category ranged between 2.38% - 3.14%. Partial credit risk variable (Non Performing Loan) had no significant effect on profitability (ROA) at PT. Bank Jabar Banten Tbk. amounting to 0.5%. While operational efficiency (BOPO) variables has a significant effect on profitability (ROA) at PT. Bank Jabar Banten Tbk. amounting to 88.1%. Simultaneously two variables significantly affect the profitability of 87.6% and only 12.4% influenced by other factors such as LDR, CAR and others.

Keywords: Credit Risk (Non Performing Loan), Operational Efficiency (BOPO) and Profitability (ROA)


(45)

vi

KATA PENGANTAR

Segala Puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunianya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK JABAR BANTEN

TBK”. Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis tujukan kepada Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW yang telah berjuang membawa umat manusia kepada fitrah yang benar dan jalan yang lurus.

Adapun Skripsi ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi syarat akademis dalam menempuh jenjang S1 program studi manajemen. Penulis menyadari betul bahwa di dalam penyusunan Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, walaupun demikin penulis berusaha untuk menyajikan Skripsi ini dengan sebaik mungkin. Penulis sangat mengharapkan koreksi dan saran yang membangun sebagai masukan yang bermanfaat dalam perbaikan dan pengembangan diri di bidang ilmu pengetahuan.

Pada Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam membantu menyelesaikan laporan ini, yaitu :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia,


(46)

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, MS., Ak. selaku Wakil Rektor I Universitas Komputer Indonesia sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu serta memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan dalam proses pembuatan Skripsi ini.

6. Rekan – rekan mahasiswa/i MN 3 angkatan 2008 yang telah bersama – sama berjuang dalam melaksanakan bimbingan.

7. Para sahabat terbaik saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang terus saling memberikan motivasi dalam pembuatan Skripsi ini.

Penulis berharap semoga Skripsi yang telah dibuat ini dapat sedikit bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk pihak – pihak yang memerlukan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2012 Penulis

Diki Permana (21208130)


(47)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO... iii

ABSTRACT... iv

ABSTRAK... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7 1.2.1 Identifikasi Masalah ………... 7

1.2.2 Rumusan Masalah ………... 8 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ………. 8 1.3.2 Tujuan Penelitian ………... 9 1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.4.1 Kegunaan Praktis ……….. 9

1.4.2 Kegunaan Akademis ………. 9 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ... 11 2.1.1 Risiko Kredit...……… 11 2.1.1.1 Konsep Risiko Kredit……….. 11 2.1.1.2 Penyebab Terjadinya Risiko Kredit (Non Performing Loan). 12 2.1.2 Efisiensi Operasional...………... 14


(48)

2.1.2.1 Konsep Efisiensi Operasional....………. 14 2.1.2.2 Rasio Efisiensi Operasional...………... 15 2.1.2.3 Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)... 18 2.1.3 Profitabilitas...………...… 19 2.1.3.1 Konsep Profitabilitas...………... 19 2.1.4 Penelitian Terdahulu………...………... 22 2.2 Kerangka Pemikiran ………...………. 26 2.2.1 Hubungan Risiko Kredit Dengan Profitabilitas... 29 2.2.2 Hubungan Efisiensi Operasional (BOPO) dengan

Profitabilitas……… 30 2.2.3 Hubungan Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional (BOPO)

Dengan Profitabilitas... 30 2.2.4 Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu……… 31

2.3 Hipotesis ………... 36

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 38 3.2 Metode Penelitian ... 39

3.2.1 Desain Penelitian ………... 40

3.2.2 Operasional Variabel Penelitian ……….… 43 3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ………... 47 3.2.3.1 Sumber Data ……….. 47 3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ……….. 48

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ………. 49

3.2.5 Rencana Analisis dan Uji Hipotesis ……….. 50 3.2.5.1 Rancangan Analisis Deskriptif (Kualitatif) & Verifikatif

(Kuantitatif) ……… 50 3.2.5.2 Uji Hipotesis ……….. 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan………... 63

4.1.1 Sejarah Perusahaan………... 63 4.1.1.1 Visi dan Misi PT. Bank Jabar Banten Tbk……….. 66


(49)

x

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan……….. 66

4.1.3 Job Description………... 68

4.1.4 Aktivitas Perusahaan………... 74 4.2 Analisis Deskriptif Risiki Kredit, Efisiensi Operasional dan

Profitabilitas PT. Bank Jabar Banten Tbk………. 76

4.2.1 Perkembangan Risiko Kredit PT. Bank Jabar Banten Tbk………. 76 4.2.2 Perkembangan Efisiensi Operasional PT. Bank Jabar Banten Tbk 79 4.2.3 Perkembangan Profitabilitas PT. Bank Jabar Banten Tbk……….. 81

4.3 Analisis Verifikatif……… 84 4.3.1 Pengaruh Risiko Kredit (NPL) dan Efisiensi Operasional

(BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Jabar

Banten Tbk………... 84 4.3.1.1 Analisis Regresi Linier Berganda………... 84

4.3.1.2 Analisis Korelasi………. 87

4.3.1.3 Koefisien Determinasi………. 90

4.3.2 Pengujian Hipotesis……… 92

4.3.2.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan……….. 92 4.3.2.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial………. 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………... 103

5.2 Saran……….. 105

DAFTAR PUSTAKA……… 107


(50)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan merupakan salah satu unit yang kegiatannya mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan. Dalam dunia persaingan yang semakin ketat, hal ini menjadi tantangan tersendiri pagi setiap perusahaan. Untuk bertahan di dalam persaingan yang semakin ketat ini setiap perusahaan harus dapat mengoptimalkan setiap kegiatan usaha perusahaan terutama dalam pengelolaan keuangan perusahaan.

Industri perbankan yang merupakan suatu lembaga yang kegiatannya dibidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat guna membiayai investasi perusahaan. Sektor perbankan memiliki peranan penting dalam mobilitas dana sebagai salah satu unsur modal bagi kegiatan usaha atau unit ekonomi. Bank secara sederhana menurut UU No. 10

Tahun 1998 tentang Perbankan “Bank adalah badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan, sedangkan kegiatan


(51)

2

memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas.

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa kegiatan bank salah satunya menghimpun dana, yang kemudian dana tersebut dipinjamkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkannya. Mengingat bank menggunakan dana yang dihimpun dari masyarakat, maka pihak bank memberikan balas jasa kepada masyarakat berupa bunga. Dan pemberian balas jasa kepada penabung ini merupakan sumber pengeluaran bagi bank. Di lain pihak, karena bank memberikan jasa peminjaman uang kepada masyarakat peminjam, maka masyarakat yang meminjam tersebut dikenakan jasa berupa bunga kredit yang harus dibayarkan kepada pihak bank.

Pada jaman sekarang ini begitu banyak kebutuhan calon nasabah untuk melakukan pinjaman kredit kepada bank dalam rangka penambahan modal usaha atau keperluan pribadi calon nasabah tersebut. Pada saat krisis ekonomi dengan tingkat bunga yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang lambat mengakibatkan persoalan risiko usaha lebih serius khususnya risiko kredit, hal ini terjadi kerana debitur tidak bisa memenuhi kewajibannya kepada kreditur yaitu bank. Risiko kredit di dalamnya termasuk Non Performing Loan adalah kredit yang bermasalah dimana debitur tidak dapat memenuhi pembayaran tunggakan peminjaman dan bunga dalam jangka waktu yang telah disepakati dalam perjanjian. Menurut Lukman Dendawijaya (2009:82) akibat dari timbulnya risiko kredit (Non Performing Loan) tersebut adalah hilangnya kesempatan untuk memperoleh


(52)

3

income (pendapatan) dari kredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank. Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan apabila bank memberikan kredit yang berisiko besar atau Non Performing Loan tinggi maka bank akan memperoleh pendapatan yang rendah maka profitabilitas (keuntungan) akan menurun. Sebaliknya Apabila bank memberikan kredit yang berisiko kecil atau Non Performing Loan rendah maka bank akan memperoleh pendapatan yang tinggi dan akan menghasilkan profitabilitas (keuntungan) yang besar.

Efisiensi operasional merupakan masalah yang kompleks dimana setiap perusahan selalu berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada setiap konsumennya, namun pada saat yang sama perusahaan harus berupaya untuk beroperasi dengan efisien karena kompetisi usaha yang sangat ketat. Maka dari itu bank yang kegiatannya tidak efisien akan mengakibatkan ketidak mampuan bersaing dalam mengerahkan dana masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat. Pada industri, kompetisi yang ketat diantara perusahaan bagaimanapun juga dapat menurunkan tingkat profitabilitas masing-masing perusahaan. Dan apabila tingkat profitabilitas ini rendah maka akan dapat mengakibatkan perusahaan akan mengalami kerugian yang cukup berarti dan ini tentunya dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Rasio BOPO (rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional) menunjukkan seberapa besar efisiensi bank dalam menjalankan kegiatan usahanya terutama dalam pemberian kredit, dimana sumber pendapatan bank sampai saat ini masih didominasi oleh pendapatan bunga kredit. Menurut Siamat (1999), tingkat BOPO


(53)

4

yang menurun menunjukkan semakin tinggi efisiensi operasional yang dicapai perusahaan, hal ini berarti semakin efisien aktiva bank dalam menghasilkan keuntungan.

Secara umum dalam menjalankan kegitan perusahaan sangat dibutuhkan biaya yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan operasi sehari-hari. Biaya operasional merupakan unsur yang paling berpengaruh pada perhitungan laba rugi yang diperoleh perusahaan pada akhir periode karena biaya itu sendri merupakan unsur perhitungan laba rugi. Semakin kecil biaya operasi suatu perusahaan maka semakin besar laba yang diperoleh perusahaan tersebut dan begitu juga sebaliknya. Maka dari itu perusahaan harus bisa meminimalisai biaya operasi perusahaan agar perusahaan dapat mengoptimalkan dan meningkatkan penjualan agar perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal. Sedangkan Pendapatan operasional terdiri dari semua pendapatan yang langsung dari kegiatan usaha perusahaan yang benar-benar telah diterima.

Bank juga dituntut untuk dapat menghasilkan laba (profitabilitas) yang terus meningkat melalui penjualan jasanya. Penjualan kredit akan menyebabkan aliran kas keluar yang dapat mengurangi cadangan kas yang ada. Semakin besar kemampuan bank untuk menciptakan kredit, semakin besar kesempatan bank untuk memperoleh laba. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam hal ini jika suatu perusahaan mempunyai jumlah pembiayaan yang besar dalam setiap kegiatan usahanya maka akan mengakibatkan turunnya profitabilitas perusahaan tersebut. Salah satu indikato untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan adalah memalui analisis


(54)

5

Return On Asset (ROA). ROA dapat dihitung dengan membandingkan laba yang diperoleh sebelum pajak terhadap seluruh total asset perusahaan. Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. Alasan dipilihnya Return On Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja adalah karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan setiap asset yang dimilikinya. Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat.

PT. Bank Jabar Banten Tbk atau yang lebih dikenal dengan nama Bank BJB adalah bank umum yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Banten, pemerintah kota/kabupaten se-Jawa Barat dan Banten, dan publik. PT Bank Jabar Banten didirikan dengan maksud untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pemerataan pembangunan daerah di segala bidang agar tercapai peningkatan taraf hidup rakyat. PT Bank Jabar Banten merupakan salah satu alat kelengkapan otonomi daerah di bidang keuangan/perbankan yang menjalankan usahanya sebagai bank umum. Dengan semakin ketatnya persaingan PT. Bank Jabar Banten dituntut agar dapat lebih baik mengelola setiap sumber daya yang dimilikinya agar dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat ini.

Adapun perkembangan risiko kredit (Non Performing Loan), Efisiensi Operasional terhadap profitabilitas atau Return on Asset (ROA) pada PT Bank Jabar Banten Tbk dalam 8 (delapan) tahun terakhir, yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini :


(55)

6

Tabel 1. 1

Perkembangan Non Performing Loan, Efisiensi Operasional dan Return on Assets (ROA) Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. Periode 2004-2011

Periode Non Performing Loan

(%)

Efisiensi Operasional (BOPO)

(%)

ROA (%)

2004 0.33 79.57 2.55

2005 0.46 78.04 2.88

2006 0.43 80.39 2.38

2007 0.72 79.42 2.40

2008 0.82 75.41 3.14

2009 2.03 77.30 3.04

2010 1.76 77.11 2.81

2011 1.17 79.49 2.42

Dari tabel diatas menunjukkan bahawa risiko kredit (Non Performing Loan) tidak mengalami perubahan yang begitu fluktuatif. Disetiap peningkatan NPL diiringi dengan penurunan ROA, begitu juga sebaliknya. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan NPL yang cukup tinggi yang mengakibatkan menurunnya ROA, namun hal ini masih pada batas kewajaran. Pada tahun 2006, 2010 dan 2011 meski tingkat persentase NPL menurun akan tetapi diiringi dengan penurunan ROA juga. Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah kredit bermasalah khususnya kredit macet dari tahun sebelumnya dan peningkatan paling tinggi terjadi pada tahun 2009 yang menyebabkan ROA pada tahun 2009 juga menurun. Namun, meski pada tahun 2010-2011 tingkat NPL sudah cukup menurun cenderung diikuti dengan penurunan ROA juga.


(56)

7

Sedangkan yang terjadi pada BOPO pada tahun 2006 dan 2011 mengalami kenaikan yang cukup tinggi yang mengakibatkan menurunnya ROA. Selain itu pada tahun 2010 pada saat tingkat persentase BOPO mengalamu penurunan, akan tetapi tidak diikuti dengan kenaikan ROA, tingkat persentase ROA cenderung mengalami penurunan.

Sehubungan dengan uraian diatas penelitian ini berusaha untuk mengetahui seberapa besar pengaruh risiko kredit dan efisiensi operasional terhadap profitabilitas pada perbankan. Maka penelitian ini mengambil topik

“PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL

TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK JABAR BANTEN

Tbk.“

1.2. Identifikasi dan Rumusan Penelitian

1.2.1. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terjadi penurunan NPL Pada tahun 2006, 2010 dan 2011 akan tetapi tidak diimbangi dengan kenaikan ROA yang terlihat cenderung ikut menurun, Hal ini tidak sesuai dengan kondisi seharusnya yang menjelaskan apabila NPL mengalami penurunan maka akan memungkinkan tingkat keuntungan (ROA) akan mengalami kenaikan.


(57)

8

2. Efisiensi Operasional dilihat dengan menggunakan rasio BOPO (rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional) pada tahun 2010 meski terjadi penurunan rasio BOPO akan tetapi tingkat ROA cenderung mengalami penurunan juga. Pada kondisi seharusnya apabila rasio BOPO (rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional) mengalami penurunan maka akan memungkinkan tingkat keuntungan (ROA) akan mengalami kenaikan.

1.2.2. Rumusan Masalah

Mengacu pada uraian di atas maka rumusan masalah yang disampaikan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perkembangan Risiko Kredit Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. 2. Bagaimana perkembangan Efisiensi Operasional Pada PT. Bank Jabar

Banten Tbk.

3. Bagaimana perkembangan Profitabilitas Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. 4. Seberapa besar pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional terhadap

Profitabilitas secara parsial dan simultan Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah mengumpukan data dan berbagai informasi terkait dengan Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.


(58)

9

1.3.2. Tujuan Penelitian

 Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan Risiko Kredit Pada

PT. Bank Jabar Banten Tbk.

 Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan Efisiensi Operasional

Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.

 Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan Profitabilitas Pada PT.

Bank Jabar Banten Tbk.

 Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh Risiko Kredit dan

Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas secara parsial dan simultan Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Praktis

 Bagi perusahaan, dengan adanya penelitian ini bisa menjadi dasar bagi

perusahan untuk mengidentifikasi pengaruh risiko kredit dan efisiensi operasional dalam meningkatkan profitabilitas.

 Memberikan informasi tentang pengaruh risiko kredit dan efisiensi

operasional kepada perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas.

1.4.2. Kegunaan Akademis

 Bagi pengembangan ilmu manajemen keuangan sebagai referensi terkait


(59)

10

 Bagi peneliti lain sebagai bahan referensi bagi peneliti yang ingin

mengkaji dalam bidang yang sama.

1.5. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai dengan bulan Juli 2012.

Tabel 1. 2

Waktu Penelitian

No Bulan Maret '12 April '12 Mei '12 Juni '12 Juli '12 Agustus '12

Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

Judul

2 Pengumpulan

Data

3 Penyusunan

UP

4 Presentasi

UP

5 Pelaksanaan Penelitian

6 Sidang Akhir


(60)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Risiko Kredit

2.1.1.1. Konsep Risiko Kredit

Risiko kredit merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau ketidak mampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dan dijadwalkan (Dahlan Siamat, 1999:83)

Menurut Lukman Dendawijaya (2009:24) risiko kredit bermasalah merupakan risiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kredit.

Salah satu risiko yang dihadapi oleh bank adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada debitur atau disebut dengan resiko kredit. Menurut Dahlan Siamat (2004:92) risiko kredit merupakan : “Suatu risiko akibat kegagalan atau ketidak mampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah


(61)

12

loan. Non performing loan (NPL) adalah kredit yang bermasalah dimana debitur tidak dapat memenuhi pembayaran tunggakan peminjaman dan bunga dalam jangka waktu yang telah disepakati dalam perjanjian.

Dalam praktik perbankan sehari-hari, pengertian kredit bermasalah adalah kredit-kredit yang kategori kolektibilitasnya masuk dalam kriteria kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet (Lukman Dendawijaya, 2009: 82). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP Tanggal 14 Desember 2001, NPL dapat dihitung dengan rumus :

=

2.1.1.2. Penyebab Terjadinya Risiko kredit (Non Performing Loan)

Risiko kredit menggambarkan suatu situasi, dimana persetujuan pengambilan kredit mengalami risiko kegagalan, bahkan cenderung menuju atau mengalami rugi yang potensial (potential loss). Perlu diketahui adanya anggapan yang salah bahwa risiko kredit selalu disebabkan oleh kesalahan debitur. Kredit berkembang menjadi bermasalah atau risiko kredit dapat disebabkan oleh berbagai hal yang berasal dari debitur, dari kondisi eksternal, bahkan dari bank pemberi kredit sendiri.

Adapun beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya risiko kredit menurut Veithzal Rivai (2007:478-479) sebagai berikut :


(62)

13

1. Karena kesalahan bank

a. Kurang pengecekan terhadap latar belakang calon nasabah.

b. Kurang tajam dalam menganalisis terhadap maksud dan tujuan penggunaan kredit dan sumber pembayaran kembali.

c. Kurang pemahaman terhadap kebutuhan keuangan yang sebenarnya dari calon nasabah dan apa manfaat kredit yang diberikan.

d. Kurang mahir dalam menganalisis laporan keuangan calon nasabah. e. Kurang lengkap mencantumkan syarat-syarat.

f. Terlalu aggresif.

g. Pemberian kelonggaran terlalu banyak. h. Kurang pengalaman dari pejabat kredit.

i. Pejabat kredit mudah dipengaruhi, diintimidasi, atau dipaksa oleh calon nasabah.

j. Keyakinan yang berlebihan.

k. Mengadakan riview, minta laporan, dan menganalisis laporan keuangan serta informasi-informasi kredit lainnya.

l. Kurang mengadakan kontak dengan nasabah. m. Pemberian kredit terlalu banyak tanpa disadari. n. Campur tangan yang berlebihan dari pemilik. o. Peningkatan anggunan kurang sempurna. p. Ada kepentingan pribadi pejabat bank.

q. Kompromi terhadap prinsip-prinsip perkreditan. r. Tidak punya kebijakan pengkreditan yang sehat.


(63)

14

s. Sikap memudahkan dari pejabat kredit. 2. Karena kesalahan nasabah

a. Nasabah tidak kompeten.

b. Nasabah kurang atau tidak pengalaman.

c. Nasabah kurang memberikan waktu untuk usahanya. d. Nasabah tidak jujur.

e. Nasabah serakah. 3. Faktor eksternal

a. Kondisi perekonomian

b. Perubahan-perubahan peraturan c. Bencana alam.

2.1.2. Efisiensi Operasional

2.1.2.1. Konsep Efisiensi Operasional

Masalah efisiensi dirasakan semakin penting pada saat ini dan masa mendatang karena adanya permasalahan yang mungkin timbul sebagai akibat kompetisi usaha yang bertambah ketat, dan meningkatnya mutu kehidupan yang berakibat pada meningkatnya standar kepuasan konsumen. Bank yang dalam kegiatan usahanya tidak efisien akan mengakibatkan ketidakmampuan bersaing dalam mengerahkan dana masyarakat maupun dalam menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan sebagai modal usaha. Dengan adanya efisiensi pada lembaga perbankan terutama efisiensi biaya maka akan diperoleh tingkat keuntungan yang optimal, penambahan jumlah dana yang disalurkan,


(64)

15

biaya lebih kompetitif, peningkatan pelayanan kepada nasabah, keamanan dan kesehatan perbankan yang meningkat (Kuncoro, 2002:569).

Efisiensi operasional merupakan masalah yang kompleks dimana setiap perusahan perbankan selalu berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah, namun pada saat yang sama bank harus berupaya untuk beroperasi dengan efisien. Apabila tingkat profitabilitas rendah maka akan dapat mengakibatkan bank akan mengalami kerugian yang cukup berarti dan ini tentunya dapat mengancam kelangsungan hidup usaha perbankan. Indikator efisiensi operasional yang lazim digunakan adalah BOPO (rasio biaya operasional dengan pendapatan operasional).

2.1.2.2. Rasio Efisiensi Operasional

A. Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional terdiri atas semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar telah diterima. Menurut Lukman Dendawijaya (2009:111) Pendapatan operasional bank secara terperinci sebagai berikut :

1. Hasil bunga

Yang dimasukan ke pos ini adalah pendapatan bunga, baik pinjaman yang diberikan maupun dari penanaman-penanaman yang dilakukan oleh bank, seperti giro, simpanan berjangka, obligasi, dan surat pengakuan utang lainnya.


(65)

16

2. Provisi dan komisi

Yang dimasukan ke pos ini adalah provisi dan komisi yang dipungut atau diterima oleh bank dari berbagai kegiatan yang dilakukan, seperti provisi kredit, provisi transfer, komisi pembelian/penjuala efek-efek, dan lain-lain.

3. Pendapatan valuta asing lainnya.

Yang dimasukan ke pos ini adalah keuntungan yang diperoleh bank dari berbagai transaksi devisa, misalanya selisih krus pembelian/penjuan valuta asing, selisih kurs karena konversi, komisi, dan bungan yang diterima dari bank-bank di luar negeri.

4. Pendapatan lainnya

Yang dimasukan ke pos ini adalah pendapatan lain yang merupakan hasil langsung dari kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan operasional bank yang tidak termasuk ke rekening pendapatan di atas, misalnya dividen yang diterima dari saham yang dimiliki.

B. Biaya Operasional

Menurut Lukman Dendawijaya (2009:112) yang dimasukan ke pos biaya operasional adalah semua biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank yang diperinci sebagai berikut :

1. Biaya bunga

Yang dimasukan ke pos ini adalah semua biaya atas dana-dana yang berasal dari bank indonesia, bank-bank lain, dan pihak ketiga bukan bank.


(66)

17

2. Biaya valuta asing lainnya.

Yang dimasukan ke pos ini adalah semua biaya yang dikeluarkan bank untuk berbagai transaksi devisa.

3. Biaya tenaga kerja

Yang dimasukan ke pos ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan bank untuk membiayai pegawainya, seperti gaji dan upah, uang lembur, perawatan kesehatan, honorarium komisaris, bantuan untuk pegawai dalam bentuk natura, dan pengeluaran lainnya untuk pegawai.

4. Penyusutan

Yang dimasukan ke pos ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk penyusutan benda-benda tetap dan inventaris.

5. Biaya lainnya

Yang dimasukan ke pos ini adalah baiaya lainnya yang merupakan biaya langsung dari kegiatan usaha bank yang belum termasuk ke pos biaya di atas, misalnya premi asuransi/jaminan kredit, sewa gedung kantor/rumah dinas dan alat-alat lainnya, biaya pemeliharaan gedung kantor/rumah dinas dan alat-alat lainnya, dan sebagainya.

Analisis rasio efisiensi operasional menurut Siamat (1993:251-253) menggunakan perhitungan :

1. Biaya operasional, yaitu semua jenis biaya yang berkaitan langsung dengan kegiatan usaha bank yaitu biaya bunga, biaya valuta asing lainnya, biaya tenaga kerja, penyusutan, dan biaya lainnya (premi asuransi/jaminan kredit, sewa gedung/kantor dan alat-alat lainnya, dan biaya pemeliharaan gedung/kantor).


(67)

18

2. Pendapatan operasional yaitu semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional bank tersebut antara lain hasil bunga, provisi dan komisi, pendapatan valuta asing lainnya, dan pendapatan lainnya (deviden yang diterima dari saham yang dimiliki).

Rasio biaya operasional dan pendapatan operasional adalah perbandingan antara biaya operasi dengan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana (misal dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional bank didasari oleh biaya bunga dan hasil bunga.

2.1.2.3. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Menurut Veithzal Rivai (2007:722), Rasio biaya operasional dan pendapatan operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa usaha utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, sehingga beban bungan dan hasil bunga merupakan porsi terbesar bagi bank. Rasio ini dirumuskan dengan :


(68)

19

Semakin kecil rasio biaya (beban) operasionalnya akan lebih baik, karena bank yang bersangkutan dapat menutupi biaya (beban) operasional dengan pendapatan operasional.

2.1.3. Profitabilitas

2.1.3.1. Konsep Profitabilitas

Rentabilitas atau yang sering disebut profitabilitas usaha rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan (Kasmir, 2010:297).

Menurut Bernstein (1998 : 568), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup dan untuk berkembang menjadi lebih besar. Pada umumnya profitabilitas ini menunjukkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Analisis terhadap profitabilitas suatu perusahaan merupakan analisis yang penting dilakukan karena dengan melakukan analisis profitabilitas dapat mengukur efektivitas penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama periode tertentu.

Pendekatan rasio profitabilitas merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Menurut Penman (2001 : 220), rasio profitabilitas mengukur efektivitas perusahaan dalam memperoleh laba, disamping juga dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan suatu perusahaan. Rasio-rasio profitabilitas


(1)

104

4. Dari hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel risiko kredit (Non Performing Loan) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. Hal ini karena meski tingkat NPL meningkat akibat meningkatnya jumlah kredit yang bermasalah khususnya kredit macet akan tetapi jumlah pendapatan bunga kredit sebagai bentuk balas jasa dari nasabah yang meminjam dana kepada bank masih cukup untuk memenuhi kewajiban bank untuk membayar bunga simpanan kepada nasabah, dalam hal ini bank masih cukup efisien dalam memperoleh keuantungan meski tingkat profitabilitas (ROA) menurun. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa variabel Efisiensi Operasional (BOPO) memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel profitabilitas (ROA). Hal ini karena semakin tinggi rasio BOPO maka akan diikuti dengan penurunan profitabilitas (ROA) karena biaya operasional lebih besar dibandingkan dengan pendapatan operasional, maka perolehan pendapatan bank menjadi kurang efisien dan perolehan keuntungan akan menurun. Dari pengujian secara simultan dapat disimpulkan bahwa variabel Risiko kredit (NPL) dan Efisiensi operasional (BOPO) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA) sebesar 87,6% dan sisanya sebesar 12,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang diabaikan penulis, seperti LDR, CAR, dan lain-lain. Selanjutnya untuk mengetahui variabel bebas mana saja yang mempunyai pengaruh paling tinggi terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. Secara parsial Efisiensi operasional (BOPO) lebih besar


(2)

pengaruhnya terhadap Profitabilitas (ROA) dibandingkan dengan pengaruh Risiko kredit (NPL).

5. 2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mencoba memberikan saran yang dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi peneliti selanjutnya.

1. Bagi Bank yang diteliti

a. Dengan melihat variabel Risiko kredit (NPL), maka pihak manajemen dalam usahanya untuk meningkatkan profitabilitas (ROA) diharapkan mampu mempertahankan tingkat risiko kredit (NPL), dan dapat menjaga besarnya NPL maksimal sesuai dengan strandar yang digunakan oleh Bank Indonesia. Bank harus tetap dapat meningkatkan pengawasan kredit dan meminimalisir risiko kredit yang bermasalah dengan tetap memegang teguh kehati-hatian sehingga penyaluran kredit menjadi selektif dan gejala awal risiko kredit dapat diantisipasi. Sehingga diharapkan nilai NPL tetap bias bertahan dibawah maksimum yaitu ≤ 5%, karena dalam dunia perbankan pendapatan didominasi dari perolehan bunga kredit yang disalurkan kepada setiap nasabah.

b. Dengan melihat variabel Efisiensi Operasional (BOPO), maka pihak manajemen dalam usahanya untuk meningkatkan profitabilitas (ROA) diharapkan mampu menekan besarnya BOPO, sehingga biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan akan semakin efisien. Besarnya


(3)

106

rasio BOPO yang sudah termasuk dalam kategori efisien diharapkan tetap bisa dipertahankan, karena pergerakan rasio BOPO haruslah menjadi perhatian khusus agar perusahaannya selalu berada pada tingkat efisien yang dapat menghasilkan laba yang maksimal.

c. Untuk lebih meningkatkan ROA atau tingkat profitabilitas sebaiknya bank mengurangi berbagai biaya operasionalnya agar dapat disalurkan untuk kegiatan lain yang lebih bermanfaat misalnya melalui ekspansi kredit dengan manajemen risiko yang cermat agar pengelolaannya dapat lebih optimal.

2. Bagi peneliti selanjutnya (Kegunaan akademis)

Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat memperluas lingkup penelitiannya yaitu :

a. Sebagaimana diuraikan dimuka bahwa hasil penelitian ini terbatas pada periode pengamatan yang relatif pendek (8 tahun). Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya perlu menambah rentan waktu yang lebih panjang sehingga nantinya diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasikan.

b. Dalam pemilihan variabel independen lainnya (selain NPL dan BOPO), dan juga periode yang berbeda karena ROA banyak dipengaruhi oleh faktor lainnya, serta menggunakan metoda statistika yang berbeda.


(4)

107

DAFTAR PUSTAKA

Dendawijaya lukman, 2009, Manajemen Perbankan, Jakarta : Gahlia Indonesia. Firdaus Rachmat, Maya Ariyani, 2009, Manajemen Pengkreditan Bank Umum,

Bandung : ALFABETA.

Kasmir, 2010, Manajemen perbankan, Jakarta : PT rajagrafindo persada. Hasan M. Iqbal, 2008, Pokok-pokok materi Statistik 1 (statistic Deskriptif),

Jakarta : PT Bumi Aksara.

Narimawati U, 2009. Metodologi Penelitian. Bandung :

Narimawati U, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati. 2010. Penulisan karya ilmiah. Bekasi : Genesis.

Rahim Rida dan Yuma irpa, 2008, Ananlisis Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas pada bank umum syariah dan unit syariah (studi pada kasus BSM dan BNI syariah), Jurnal Bisnis & Manajemen Vol. 4 No. 3. 2008. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/38408572/Analisa-Efisiensi-Operasional-Terhadap-as.

Rini Restu Rakhmawati dan Budi Hermana, 2009, Evaluasi Kinerja keuangan Bank Dalam Kerangka Arsitektur perbankan Indonesia: Perbandingan Kredit bermasalah, Kecukupan Modal, Likuiditas, dan Rentabilitas. Jurnal roceeding, seminar nasional PESAT 2005. Auditorium Universitas Gunadarma, jakarta, 23-24 Agustus 2005.

Rivai Veithzal, Anria Permata Veithzal, Ferry N. Idrous 2007, Bank and Financial Institution Manajement, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Riyadi Selamet, 2006, Banking asset and liability management, Jakarta : Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Siamat Dahlan, 1999, Manajemen lembaga Keuangan, Jakarta : fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sugiyono, 2011, statistika untuk penelitian edisi 19, Bandung : Alfabeta. Sutojo Siswanto, 1997, Menangani Kredit Bermasalah, Jakarta: Gramedia.

Tesis Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang, Ahmad Buyung Nusantara, ST (2009), Analisi pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go


(5)

108

Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007).

Tesis Program Studi MagiPster Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang, Pandu mahardian, S.T. (2008) Analisis pengaruh rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR terhadap kinerja Keuangan perbankan (studi kasus perusahaan perbankan yang Tercatat di bej periode juni 2002 – juni 2007)

Widia Astuti, 2007, pengaruh risiko usaha terhadap profitabilitas bank, Jurnal ichsan Garontalo Vol. 2 No. 1

Yuliani, 2007, Hubungan efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas pada sektor perbankan yang go publik di bursa efek jakarta, jurnal manajemen & bisnis Sreiwijaya Vol. 5 No. 10

www.bjb.go.id www.bi.go.id


(6)

Nama : Diki Permana Jenis Kelamin : Pria

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 29 Maret 1991 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Kp. Rancaengan RT. 04/08 Ds. Rancamulya Kec. Pameungpeuk Kab. Bandung

Telepon : 081809533304

E-mail : dicky_android_the_revenged@yahoo.com

Pendidikan Formal :

1996 – 2002 : SDN Rancaengang II

2002 – 2005 : SMP Negeri 1 Pameungpeuk 2005 – 2008 : SMA Negeri 1 Banjaran

2008 – Sekarang : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen 2008

Demikianlah keterangan ini saya buat dengan sebenarnya.

Bandung, Agustus 2012