Analisis Perbedaan Gangguan Faal Paru Pada Pekerja Bagian Produksi Dengan Bagian Administrasi Akibat Paparan Debu Asap Di Pabrik Gula Malang

KARYA TULIS AKHIR

Analisis Perbedaan Gangguan Faal Paru Pada Pekerja Bagian
Produksi Dengan Bagian Administrasi Akibat Paparan Debu Asap
Di Pabrik Gula Malang

Oleh :
GALIH RADITYO PRABOWO
201010330311147

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

1

HASIL PENELITIAN
Analisis Perbedaan Gangguan Faal Paru Pada Pekerja Bagian Produksi Dengan
Bagian Administrasi Akibat Paparan Debu Asap di Pabrik Gula Malang

KARYA TULIS AKHIR

Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran

Oleh:
Galih Radityo Prabowo
201010330311147

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

2

3

4


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikam dengan baik. Sholawat
serta salam selalu serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga,
para sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Penelitian dalam tugas akhir ini berjudul “Analisis Perbedaan Gangguan
Faal Paru Pada Pekerja Bagian Produksi Dengan Bagian Administrasi Akibat
Paparan Debu Asap di Pabrik Gula Malang”. Tugas akhir ini diajukan untuk
memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1.

ALLAH S.W.T atas kekuatan serta berkatNya yang telah dilimpahkan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik

2.

dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Malang atas bimbingannya selama di FK-UMM.

3.

dr. Meddy Setiawan Sp.PD selaku pembimbing I, atas bimbingan dan
kesabarannya serta semangatnya sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini
dengan baik.

4.

dr. Febri Endra Budi Setyawan M.Kes selaku pembimbing II, atas bimbingan dan
kesabarannya sehingga penulis dapat menyelasaikan penelitian ini dengan baik.

5

5.

dr. Moch. Bahrudin, Sp.S selaku penguji tugas akhir ini, terimakasih atas
masukan-masukannya yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.


6.

dr. Iwan sys Indrawanto, Sp.KJ selaku dosen wali, yang selalu memberikan
semangat dan bimbingannya dalam menjalani pendidikan di FK-UMM ini.

7.

Alm. Ayahanda Mudjikan, Ibunda Sri Utami, mas Danu Puguh Pradibto, mbak
Windy widyarini dan mbak Sari Yulianti Parahita yang selalu memberikan
motivasi dan doa restu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

8.

PG. Krebet Baru, serta staf pekerja : ibu maimunah dan pak Sugeng. Terima
kasih bantuan serta kebaikan yang tak ternilai dalam terwujudnya penelitian.

9.

Ayu Putri Haryani. terimakasih atas semangatnya, bantuannya serta doanya
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


10. Mas mifta, selaku laboran Laboraturium Fisiologi FK-UMM yang telah
membantu dalam proses penelitian ini.
11. Galih yogo, Dienda ayu, Irvantio, Iszak, Syabandrio, Ryandana,, Hanggara,
Ratna dan Teman-teman FK-UMM 2010, terimakasih atas bantuan serta hari-hari
yang menyenangkan selama menempuh pendidikan dokter FK-UMM.
Dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf sebesar-besarnya bila
tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.
Malang, 24 April 2014

Penulis

6

ABSTRAK
Prabowo, Galih Radityo.2010. Analisis Perbedaan Gangguan Faal Paru Pada Pekerja
Bagian Produksi Dengan Bagian Administrasi Akibat Paparan Debu Asap
Di Pabrik Gula Malang, Program Pendidikan Dokter Universitas
Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Meddy Setiawan *), (2) Febri

Endra Budi Setyawan **).

Latar Belakang: Pabrik Gula merupakan salah satu sumber pencemaran udara
karena menghasilkan asap yang berasal dari cerobong sehingga dapat mengakibatkan
gangguan faal.
Tujuan: Mengetahui perbedaan gangguan faal paru pada pekerja bagian produksi
dengan bagian administrasi akibat paparan debu asap di pabrik gula Malang.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional
dengan studi cross sectional. Terdapat 108 sampel yang terdiri dari 54 pekerja bagian
produksi dan 54 pekerja bagian administrasi yang diambil dengan menggunakan
teknik Simple random sampling dan dianalisis dengan meggunakan uji MannWhitney.
Hasil Penelitian: Uji Mann-Whitney menunjukkan nilai koefisien sebesar 1.402.500
dengan nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 (p= 0,719). Hal ini menunjukkan tidak
ada perbedaan gangguan faal paru pada pekerja bagian produksi dengan bagian
administrasi. Kejadian gangguan faal paru pekerja bagian produksi dengan
administrasi adalah sebanyak 42,6% dan 38,9%.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan gangguan faal paru pada pekerja bagian
produksi dengan bagian administrasi akibat paparan debu asap di pabrik gula Malang.

Kata kunci: Gangguan Faal Paru, Pekerja, Pabrik Gula


*) Staf Pengajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UMM
**) Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UMM

7

ABSTRACT
Prabowo, Galih Radityo. 2010. Differences of Pulmonary Physiology Disorder
Analysis between Production Department Workers and Administration
Department Workers because of Dust Smoke Exposure at Sugar Mill
Malang. Faculty of Medical Science, University of Muhammadiyah Malang.
Advisors: (1) Meddy Setiawan *), (2) Febri Endra Budi Setyawan **).

Background : Sugar Mill is one of the air pollution sources because it produce the
smoke that coming from the chimmey so that may result in pulmonary physiology
disorder.
Purpose : Analyze the differences of pulmonary physiology disorder between
production department workers and administration department workers as the result
of dust smoke exposure in sugar mill Malang.
Methods : This study was an observasional analytic with cross sectional study approach.

There were 108 samples consisted of 54 production department workers and 54
administration workers taken with Simple random sampling technique and analyzed with
Mann-Whitney test.
Result and Discussion : Mann-Whitney analysis got the coefficient value of 1.402.500
and significant value bigger than 0,05 (P value = 0,719). It showed that there were no
differences of pulmonary physiology disorder between production department workers

and administration department workers. Incident pulmonary physiology disorder
between production department workers and administration department workers
there were 42,6% and 38,9%.
Conclusion : This is no differences of pulmonary physiology disorder between
production department workers and administration department workers because of
dust smoke exposure at sugar mill Malang.

Keywords : Pulmonary physiology disorder, workers, sugar mill

*) : Lecturer Departement Internal Medicine of Medical Faculty, UMM
**) : Lecturer Departement of Medical Faculty, UMM

8


DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan .........................................................................................

i

Lembar Pengujian ............................................................................................

ii

Kata Pengantar .................................................................................................

iii

Abstrak .............................................................................................................

v

Abstract ............................................................................................................


vi

Daftar isi ...........................................................................................................

vii

Daftar tabel .......................................................................................................

x

Daftar Gambar ..................................................................................................

xi

Daftar Singkatan...............................................................................................

xii

Daftar Lampiran ...............................................................................................


xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

1

1.1 Latar belakang ..................................................................................

1

1.2 Rumusan masalah .............................................................................

3

1.3 Tujuan penelitian...............................................................................

3

1.3.1 Tujuan umum..........................................................................

3

1.3.2 Tujuan khusus.........................................................................

3

1.4 Manfaat penelitian.............................................................................

3

1.4.1 Bagi peneliti.............................................................................

3

1.4.2 Bagi akademis.........................................................................

4

1.4.3 Bagi pekerja dan industri.........................................................

4

1.4.4 Bagi masyarakat......................................................................

4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................

5

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Respirasi...........................................

5

2.1.1 Anatomi sistem respirasi ........................................................

5

2.1.2 Fisiologi sistem respirasi ........................................................

8

2.1.3 Volume paru ...........................................................................

10

2.1.4 Kapasitas paru ........................................................................

11

2.2 Faktor yang mempengaruhi fungsi paru ...........................................

12

2.3 Uji fungsi paru ..................................................................................

14

9

2.3.1 Spirometri ...............................................................................

15

2.3.2 Prosedur spirometri ................................................................

18

2.3.3 Faktor perancu hasil spirometri ..............................................

19

2.4 Gangguan Faal Paru ..........................................................................

20

2.4.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronis.............................................

20

2.4.2 Penyakit Pernafasan Restriktif ...............................................

21

2.5 Mekanisme penimbunan partikel pada pekerja pabrik .....................

22

2.6 Pencemaran udara .............................................................................

23

2.7 Jenis pencemaran udara ....................................................................

25

2.8 Dampak paparan debu pada paru ......................................................

27

2.8.1 Pengertian debu ......................................................................

27

2.8.2 Mekanisme deposisi partikel di saluran pernafasan ...............

30

2.9 Proses Produksi Gula ........................................................................

31

2.9.1 Proses pemerahan tebu (ekstraksi) di stasiun gilingan ...........

31

2.9.2 Proses pemurnian nira di stasiun pemurnian ..........................

32

2.9.3 Proses penguapan (evaporasi) di stasiun penguapan ..............

32

2.9.4 Proses kristalisasi di stasiun masakan ....................................

33

2.9.5 Proses pemisahan kristal di stasiun puteran ...........................

33

2.9.6 Proses pengeringan .................................................................

33

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN .....

35

3.1 Kerangka konsep ..............................................................................

35

3.2 Penjelasan kerangka konsep .............................................................

36

3.3 Hipotesis ...........................................................................................

37

BAB 4 METODE PENELITIAN.....................................................................

38

4.1 Jenis penelitian..................................................................................

38

4.2 Lokasi penelitian ...............................................................................

38

4.3 Populasi dan sampel .........................................................................

38

4.3.1 Populasi ..................................................................................

38

4.3.2 Sampel ....................................................................................

38

4.3.3 Besar sampel ...........................................................................

38

10

4.3.4 Teknik pengambilan sampel ...................................................

39

4.3.5 Karakteristik Sampel Penelitian .............................................

39

4.3.5.1 Kriteria Inklusi ...........................................................

39

4.3.5.2 Kriteria Eksklusi.........................................................

39

4.3.6 Variable penelitian ..................................................................

39

4.3.7 Definisi operasional ................................................................

40

4.4 Instrumen penelitian .........................................................................

41

4.5 Prosedur penelitian ...........................................................................

41

4.6 Alur Penelitian ..................................................................................

44

4.7 Analisis data......................................................................................

45

BAB 5 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN.............................................

46

5.1 Hasil penelitian .................................................................................

46

5.1.1 Deskriptif karakteristik sampel...............................................

46

5.2 Analisis Data.....................................................................................

48

5.2.1 Hasil analisis menggunakan Uji Mann Whitney U Test .........

49

5.2.2 Hasil analisis menggunakan Uji Korelasi lambda...................

49

BAB 6 PEMBAHASAN ..................................................................................

51

6.1 Keterbatasan penelitian .....................................................................

51

6.2 Pembahasan umum ...........................................................................

51

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................

59

7.1 Kesimpulan .......................................................................................

59

7.2 Saran .................................................................................................

59

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

61

LAMPIRAN .....................................................................................................

65

11

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

2.1 Indikasi Spirometri ....................................................................................... 17
2.2 Hasil Spirometri Pada PPOK ........................................................................ 21
2.3 Hasil Spirometri Pada Penyakit Paru Restriktif ............................................ 21
2.4 Jenis Penyakit Pernafasan Restriktif Berdasarkan Debu .............................. 22
2.5 Sumber Emisi dan Standar Kesehatan ....................................................... . . 24
5.1 Data karakteristik umum sampel penelitian ............................................... .. 47
5.2 Uji Mann-Whitney ...................................................................................... .. 49
5.3 Uji Korelasi Lambda Usia.......................................................................... .. 50
5.4 Uji Korelasi Lambda Body Mass Index (BMI) .......................................... .. 50
5.5 Uji Korelasi Lambda masa kerja ................................................................ .. 50

12

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

2.1 Anatomi Respirasi ....................................................................................

5

2.2 Anatomi Saluran Pernafasan Bagian Bawah............................................

7

2.3 Volume dan Kapasitas Paru .....................................................................

12

2.4 Klasifikasi kelainan fungsi paru yang ditunjukkan Spirometri ................

16

2.5 Cara penggunaan spirometri ...............................................................................

18

2.6 Kadar Debu (partikulat) bulan Desember 2011 di Indonesia ...................

29

2.7 Proses produksi gula ...........................................................................................

34

13

DAFTAR SINGKATAN
ATS

: American Thoracic Society

BMI

: Body Mass Index

FEV1

: Forced Expiratory Volume in 1 second

FVC

: Forced vital capacity

MVV

: Maximum Voluntary Ventilation

PM2,5

: Particulat matter 2,5

PPOK

: Penyakit Paru Obstruktif Kronis

SO₂

: Sulfur dioksida

14

DAFTAR PUSTAKA
Adha NR, Djajakusli R, Muis M. 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pengangkut Semen di Gudang
Penyimpanan Semen Pelabuhan Malundung Kota Tarakan. Jurnal
Ilmiah FKM UNHAS : 2-5.
Atmaja AS. 2007. Identifikasi Kadar Debu di Lingkungan Kerja dan Keluhan
Subyektif Pernafasan Tenaga Kerja Bagian Finish Mill. Jurnal
Kesehatan Lingkungan 3 (2) : 162.
BMKG. 2012. Buku Informasi perubahan Iklim dan Kualitas Udara di Indonesia.
Jakarta
Chandra B. 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Cetakan Pertama
EGC. Jakarta.
Cosmed. 2012. Suite Software User Manual. Edisi 11. http://www.cosmed.com. Italy
Departemen Kesehatan. 1999. Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap
Kesehatan. DEPKES RI. Jakarta.
Desmawati, Yovi I, Bebasari E. 2009. Gambaran Hasil Pemeriksaan Spirometri Pada
Pasien Asma Bronkial Di PoliKlinik Paru RSUD Arifin Achmad
Pekan baru. 4-5.
Djojodibroto B. 2009. Respirologi. Cetakan pertama. EGC. Jakarta
GOLD. 2006. Global strategy for the diagnosis, management, and prevention of
chronic
obstructive
pulmonary
disease.
http://www.who.int/respiratory/copd/GOLD_WR_06.pdf. Diakses 5
February 2014.
Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. EGC. Jakarta.
Harahap F, Aryastuti E. 2012. Uji Fungsi Paru. Continuing Medical Education 39 (4)
: 305-306.
Harington, Gill. 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja. EGC. Jakarta.
Hidayat S. 2000. Dasar-Dasar Toksikologi Industri Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Airlangga University Press. Surabaya.

15

Keputusan Mentri kesehatan. 2008. Pedoman Pengendalian Penyakit Obstruktif
Kronik. 3 November 2008. Lembar Negara Republik Indonesia
Nomor 1022. Jakarta.
Khumaidah. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan
Fungsi Paru Pada Pekerja Mebel PT Kota Jati Furnindo Desa
Suwawal Kecamatan Mloggo Kabupaten Jepara. Tesis Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. 73-75.
Kurniawidjaja M. 2010. Program Perlindungan Kesehatan Respirasi di Tempat Kerja
Manajemen Risiko Penyakit Paru Akibat Kerja, Jurnal Respir Indo
30 : 217.
Linelejan F. 2012. Gambaran Fungsi Paru, Kebiasaan Merokok, Kebiasaan Olah
Raga Pada Nelayan Di Kelurahan Bitung Karangria Kecamatan
Tuminting Kota Manado. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat
Univ Ratulangi Sam Manado : 1-4.
Lumi F, Sodakh R, Akili R. 2013. Hubungan Antara Umur dan Masa Kerja Dengan
Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Industri Mebel di Desa Leilem
Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. Jurnal Fakultas Kesehatan
Masyarakat : 2-6.
Midori M, Usman E, Mas’ud E. 2012. Analisis Efektivitas Peralatan Stasiun Giling
Menggunakan Perbandingan Metode Oee, Raouf Oee, Owee. Jurnal
Teknologi pertanian : 3-5
Mukono HJ. 1997. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran
pernafasan. Airlangga University Press. Surabaya.
Nugroho A. 2012. Perbedaan Kapasitas Paru Karyawan Berdasarkan Konsentrasi
Partikulat PM2,5 Di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Psi
Udinus. 1-2
PDPI. 2003. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Penyakit Paru Obstruktif
Kronik. Indonesia.
Pearce EC. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Cetakan Ketiga Puluh
Delapan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Price SA, Wilson LM. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi 6 Vol 2. EGC. Jakarta.
Putra PW, Artika DM. 2011. Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Paru Obstruktif
Kronis. Jurnal Ilmiah Universitas Udayana : 5-6.

16

Putri PSS, Prasodjo JB, Murti B, Suyono, Haryati. 2010. PPOK : Spirometri VS Foto
Thorax PA. CDK ed 180 : 483-485.
Razi F, Amri Z, Ichsan M. 2008. Pengaruh Debu Batu Bara Terhadap Paru Pekerja
Tambang Penggalian. Majalah Kedokteran Indonesia 58 (2) : 37-38
Satriyo S. 2008. Studi Kondisi Kimiawi Penyebaran PB, Debu, dan Kebisingan di
Kota Jakarta. Jurnal Kajian Ilmiah Lembaga Penelitian Ubhara Jaya
9 (2) : 867-868.
Silbernagl S, Lang F. 2011. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Cetakan Pertama.
EGC. Jakarta.
Simanjuntak AG. 2007. Pencemaran Udara. Buletin Limbah 11(1) : 34-35.
Siswanto A. 1991. Kesehatan Kerja. Balai Hiperkes dan keselamatan Kerja
Depnaker. Surabaya.
Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Seagung
Seto. Jakarta
Surjanto E, Setijadi AR. 2003. Patogenesis PPOK. Temu Ilmiah Respirologi : 49-73.
Suryani, Meta. 2005. Analisis Faktor Risiko Paparan Debu Kayu terhadap Gangguan
Fungsi Paru pada Pekerja Industri Pengolahan Kayu. Tesis Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang (online).
http://eprints.undip.ac.id/14996/1/2005E4B003041.pdf.
Diakses
tanggal 15 Januari 2014.
Susanto AD. 2011. Pneumokoniosis. Jurnal Indon Med Assoc 61 (12) : 506.
Suyono. 2001. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. EGC. Jakarta.
Syafita KY, Arief B,Sri S. 2010. Analisis Resiko Cemaran Carbon Monoksida (CO)
Akibat Asap Pabrik Gula Terhadap Masyarakat Sekitar. :1-2
Tambayong. 2001. Anatomi dan Fisiologi. EGC. Jakarta

17

Wang M, Z Wu, Q Du, E. Petsonk, K Peng, Y Li, J Li, G Han, and M. Atffield. 2004.
A Prospective cohort study among new Chinese coal miners: the
early pattern of lug function change. Journal Occupational and
Environmental Medicine 62: 800-805.
Wardana A. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi . Yogyakarta.
Yusfarani D, Malaka T, Said M. 2011. Analisis Faal Paru Pada Pekerja Industri
Elektronik. Jurnal Kesehatan Bina Husada 7 (3) : 81-82.

18

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Paru-paru merupakan

alat ventilasi dalam sistem respirasi bagi tubuh,

fungsi kerja paru dapat menurun akibat adanya gangguan pada proses mekanisme
faal yang salah satunya disebabkan oleh pemaparan debu. Pemaparan debu yang
secara terus-menerus selain dapat menimbulkan gangguan fungsi paru juga dapat
menyebabkan terjadinya penyakit paru kronik (Kurniawidjaja,2010).
Penyakit paru yang disebabkan oleh pajanan hazard (materi bahaya)
ditempat kerja telah membawa dampak yang besar terhadap kesehatan pekerja.
Hazard atau faktor resiko penyakit paru di tempat kerja bersumber dari bahan
baku, bahan sampingan, proses produksi, produk atau limbah. Hazard dapat
berbentuk debu/partikular, gas, uap atau fume. Berupa bahan organik atau
anorganik yang berasal dari alam atau buatan. Pekerja bisa terpajan melalui
inhalasi udara di tempat kerja (Kurniawidjaja,2010).
Pengaruh partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada di udara
sangat

tergantung

kepada

ukurannya.

Ukuran

partikulat

debu

yang

membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara 0,1 mikron sampai dengan 10
mikron. Pada umunya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan
partikulat udara yang dapat langsung masuk kedalam paru-paru dan mengendap di
alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5
mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu
saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. Keadaan ini akan lebih

1

2

 

bertambah parah apabila terjadi reaksi sinergistik dengan gas SO2 yang terdapat
di udara juga (Depkes RI, 1999).
Di Indonesia, penyakit atau gangguan paru akibat kerja yang disebabkan
oleh debu diperkirakan cukup banyak, meskipun data yang ada masih kurang.
Hasil pemeriksaan kapasitas paru yang dilakukan di Balai Hiperkes dan
Keselamatan Kerja di Sulawesi Selatan pada tahun 1999 terhadap 200 tenaga
kerja di delapan perusahaan, diperoleh hasil sebesar 45% responden yang
mengalami restriktif (penyempitan) paru, 1% responden yang mengalami
obstruktif (penyumbatan) paru-paru, dan 1% responden mangalami kombinasi
(gabungan antara restriktif dan obstruktif) (Yusfarani, 2011). Salah satu penyakit
paru yang sering terjadi dalam dunia kerja adalah penyakit asma. Penyakit ini
memiliki persentase tertinggi yang sering terjadi di dunia kerja. 15% dari penyakit
asma di dunia diakibatkan karena pajanan hazard atau bahaya di tempat kerja
(Kurniawidjaja,2010). Pada penelitian di PG. Rendeng Kudus, didapatkan 36
orang (30%) mengeluhkan adanya gejala gangguan pernafasan, sakit kepala, serta
iritasi pada mata akibat limbah yang dihasilkan oleh pabrik (Syafita,2010).
Salah satu pabrik yang menjadi sumber pencemaran udara adalah PG.
Krebet Baru. Asap PG. Krebet terdiri dari beberapa senyawa kimia, salah satu
senyawa kimia yang berbahaya adalah gas Karbon Monoksida (CO). Karbon
Monoksida (CO) adalah gas tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
mengiritasi, mudah terbakar dan sangat beracun. Hal tersebut dapat
menyebabkan pencemaran udara di krebet. (Syafita,2010).

3

 

Berdasarkan alasan-alasan di atas, penulis tertarik untuk meneliti perbedaan
gangguan faal paru antara pekerja bagian produksi dan bagian administrasi akibat
paparan debu asap di pabrik gula Malang.
1.2

Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan gangguan faal paru antara pekerja bagian

produksi dengan bagian administrasi akibat paparan debu asap di pabrik gula
Malang?
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui perbedaan gangguan faal paru pada pekerja bagian produksi
dengan bagian administrasi akibat paparan debu asap di pabrik gula Malang.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui prevelensi gangguan faal paru pada pekerja bagian produksi.
2. Mengetahui prevelensi gangguan faal paru pada pekerja bagian
administrasi.
3. Mengetahui prevalensi nilai normal faal paru pada pekerja bagian
produksi dan administtrasi.
1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan
penelitian dan bisa mengetahui lebih luas lagi tentang perbedaan gangguan faal
paru antara pekerja bagian produksi dan bagian administrasi akibat paparan debu
asap di pabrik gula Malang.

4

 

1.4.2 Bagi akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang penting
sebagai landasan penelitian selanjutnya mengenai masalah kesehatan kerja.
1.4.3 Bagi Pekerja dan industri
1. Penelitian ini diharapkan dapat membantu para pekerja dan industri
untuk mengetahui bahwa debu dan asap yang di hasilkan pabrik sangat
beresiko tinggi terhadap gangguan faal paru.
2. Untuk mengurangi resiko tinggi terhadap gangguan faal paru.
1.4.4 Bagi masyarakat
Sebagai pengetahuan kepada masyarakat luas tentang resiko yang terjadi
pada faal paru dan di harapkan masyarakat dapat lebih menerapkan aturan
keselamatan dan kesehatan terhadap debu asap pabrik.

 

5

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN DEBU ASAP LAS (WELDING FUME) DAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DENGAN GANGGUAN FAAL PARU PADA PEKERJA BENGKEL LAS (Studi di Kelurahan Ngagel Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya)

2 32 86

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU PADA PEKERJA MEBEL INFORMAL (Studi di Kelurahan Bukir Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan)

0 10 26

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2 10 133

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN LAMA PAPARAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA TERPAPAR Hubungan Antara Umur Dan Lama Paparan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Terpapar Debu Kapas Di Bagian Winding Pt.Bintang Makmur Sentosa Tekstil Industri Sragen

0 1 16

PERBEDAAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DAN KARYAWAN BAGIAN ADMINISTRASI DI PABRIK Perbedaan Arus Puncak Ekspirasi Karyawan Bagian Produksi Dan Karyawan Bagian Administrasi Di Pabrik Tekstil Safrijunie Textindo Banyudono Boyolali.

0 0 14

PERBEDAAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DAN KARYAWAN BAGIAN ADMINISTRASI DI PABRIK Perbedaan Arus Puncak Ekspirasi Karyawan Bagian Produksi Dan Karyawan Bagian Administrasi Di Pabrik Tekstil Safrijunie Textindo Banyudono Boyolali.

0 0 15

Hubungan Paparan Debu dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Bagian Produksi Kawasan Industri Peleburan Logam Pesarean Tegal.

0 0 1

Hubungan paparan debu dengan gangguan faal paru di industri pakan ternak pt.charoen pokphand Indonesia Semarang COVER

0 0 9

Faal Paru Pekerja Pabrik Rokok Bagian Panel PT. Nojorono Tobacco International Kudus

0 1 72

SKRIPSI PENGARUH PAPARAN DEBU BATUBARA TERHADAP STATUS FAAL PARU PEKERJA DI PT X SURABAYA

0 4 124