0.65 0.75 Kajian pertumbuhan dan bioaktivitas antibakteri spons laut petrosia nigricans yang ditransplantasikan pada lingkungan perairan yang berbeda
1979 dan kelangsungan hidup Jokiel 1980. Pengalaman membudidayakan spons mandi dibudidayakan secara komersial pada kedalaman lebih 7 meter
untuk mengurangi intensitas cahaya matahari dan hantaman gelombang Duckworth, 2009.
Berdasarkan hasil pengukuran rata-rata laju pertumbuhan panjang, lebar dan tebal spons, laju pertumbuhan panjang dan lebar hampir sama, sedangkan
laju pertumbuhan tebal spons lebih kecil dibandingkan dengan laju pertumbuhan panjang dan lebarnya. Laju pertumbuhan panjang spons pada perairan Pari 7m,
Pari 15m, Pramuka 7m dan Pramuka 15m berturut-turut sebesar 5.53±0.75bulan,6.15±0.88bulan, 4.42±0.66bulan, dan 4.90±0.71bulan.
Laju pertumbuhan lebar spons pada perairan Pari 7m, Pari 15m, Pramuka 7m dan Pramuka 15m berturut-turut 5.50±0.69bulan, 6.15±0.78bulan,
4.41±0.62 bulan, dan 4.88±0.67bulan. Sedangkan laju pertumbuhan tebal spons pada perairan Pari 7m, Pari 15m, Pramuka 7m dan Pramuka 15m
berturut-turut 3.67 ±0.44bulan, 4.38±0.57 bulan, 2.80±0.27bulan, dan 3.15±0.35bulan.
Keragaman metabolit sekunder yang dihasilkan spons telah banyak diteliti dan dimanfaatkan untuk menemukan senyawa-senyawa aktif yang
berguna bagi dunia pengobatan. Senyawa-senyawa tersebut dapat berupa turunan asam amino dan nukleosida, makrolida, porphirin, terpenoid, gugus
alifatik peroksida dan sterol. Berdasarkan uji toksisitas dengan metode brine shrimp lethality BSLT spons P. nigricans dari alam dan hasil transplantasi
mengakibatkan A. salina mati 50 LC
50
dengan konsentrasi 36.95-73.76 µgml. Spons P. nigricans ini termasuk spons yang toksik dan mempunyai potensi
untuk pengembangan bahan farmasi. Ekstrak kasar spons P. nigricans dari alam di perairan Pari
memperlihatkan diameter zona hambat yang lebih besar jika dibandingkan dengan spons di perairan Pulau Pramuka. Bioaktivitas ekstrak kasar spons dari
hasil transplantasi terhadap bakteri S. aureus dan bakteri E. coli yang diambil dari perairan Pulau Pari lebih tinggi dari pada Pulau Pramuka. Bioaktivitas spons
P. nigricans terhadap bakteri S. aureus dan E. coli memiliki penghambatan yang lebih tinggi pada kedalaman perairan 15 meter dibandingkan kedalaman 7
meter. Oleh karena itu, untuk mendapatkan spons P. nigricans dengan bioaktivitas yang relatif tinggi di letakkan pada perairan kaya bahan organik dan
perairan yang lebih dalam dari 7m.