0.65 Kajian pertumbuhan dan bioaktivitas antibakteri spons laut petrosia nigricans yang ditransplantasikan pada lingkungan perairan yang berbeda
Hasil pengujian zona hambat ekstrak kasar spons dengan konsentrasi 15 mgml yang telah berumur 1 tahun bulan Juli terhadap bakteri E. coli
mempunyai zona hambat 7.00±0.61 mm, sedangkan terhadap S. aureus mempunyai zona hambat 13.92±1.71 mm. Berdasarkan Stount 1971, diacu
dalam Maryuni 2008 menyatakan bahwa kekuatan antibakteri adalah sebagai berikut: zona hambatan 20 mm atau lebih berarti sangat kuat, zona hambat 10-
20 mm kuat, zona hambat 5-10 mm sedang dan zona hambat 5mm lemah, maka akvitas antibakteri spons P. nigricans terhadap E. coli gram negatif
dalam golongan sedang dan untuk S. aureus gram positif dalam golongan kuat. Hasil pengujian dengan Kromatografi Lapis Tipis TLC mengindikasikan
keberadaan senyawa bioaktif yang ditunjukkan oleh nilai Rf retardaction fraction. Nilai Rf yang diperoleh dari fraksi spons hasil transplantasi adalah 0.60,
0.69, 0.81, dan 0.82. dan untuk fraksi dari alam dengan nilai 0.60, 0.69. 0.67, 0.80 dan 0.81. Hasil uji bioautografi terhadap fraksi hasil TLC dan Kromatografi
Kolom menunjukkan keaktifannya dalam menghambat bakteri S. aureus dan E. coli. Identifikasi senyawa hasil analisis komatografi gas yang dibandingkan
dengan pustaka kimia pada data base Wiley 7n.1. Identifikasi senyawa dengan kromatografi gas menunjukkan keberadaan fraksi aktif spons hasil transplantasi
adalah diduga senyawa 2-Pentanone,4-hydroxy-4-methyl CAS dan spons dari alam adalah diduga senyawa 2-Cyclohexan-1-one, 3,5,5-trimethyl.
Hasil penelitian ini terdapat perbedaan senyawa aktif yang dihasilkan spons hasil transplantasi pada kedalaman 15m dan spons alam kedalaman 7m.
Menurut Page et al. 2005 perbedaan senyawa aktif yang dihasilkan spons diakibatkan perbedaan lingkungan perairan dan mikroorganisme simbion.
Penelitian Farretti et al. 2009 menyatakan perbedaan bioaktif spons antara dua lokasi di Paraggi Italia pada kedalaman 20m menunjukkan lebih sitotoksik
terhadap kematian sel LAN5 daripada di lokasi Colombara pada kedalaman yang lebih dangkal. Hal tersebut berhubungan dengan perbedaan kondisi cahaya. Uriz
et al. 1991 menyatakan tingginya bioaktif organisme bentik didapatkan pada habitat yang gelap dibandingnya pada habitat yang banyak mendapat cahaya
karena pengeluaran pertahanan kimia lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kompetisi mendapatkan ruang. Thompson et al. 2002
menyatakan perbedaan kedalaman dan cahaya mempengaruhi komposisi senyawa diterpen spons Rhopaloeides odorabile dari pada perbedaan
genetikanya. Page et al. 2005 menyatakan bahwa hasil budidaya spons Mycale