by a value complex . Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan
fisik seperti ketermpilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
Penjabaran ranah psikomotorik ini sangat sukar karena seringkali tumpang tindih dengan dengan ranah kognitif dan afektif. Kategori jenis
perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson adalah persepsi perception, kesiapan set, gerakan terbimbing guided respons,
gerakan terbiasa mechanism, gerakan kompleks complex overt response
, penyesuaian adaption, kreativitas originality. Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil
akhir dari perubahan-perubahan perilaku yang dilakukan, perubahan yang diperoleh dapat berupa arahan kepada peserta didik dan mengetahui
apakan perubahan itu memberi nilai yang lebih baik atau tidak.
2.4 Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning
Perkembangan model pembelajaran dari waktu kewaktu terus mengalami perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai
ditinggalkan berganti dengan model yang lebih modern. Salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model
pembelajaran kooperatif atau cooperative learning. Secara sederhana kata “cooperative” berarti mengerjakan sesuatu
secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lain sebagai satu tim Isjoni 2007:6. Cooperative learning menyangkut tehnik
pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan
belajar terdiri dari 4-6 orang. Menurut Nur dalam Isjoni 2009:27, pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang
mengelompokkan siswa untuk tujuan penciptaan pembelajaran yang berhasil mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik.
Sanjaya 2007:242, Cooperative Learning merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan tim kecil,
yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
Heterogen. Pada hakikatnya model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran di mana siswa dapat belajar, bekerja sama dan
berinteraksi dengan sesama siswa, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
Isjoni 2007:20 mengemukakan beberapa ciri dari cooperative learning
adalah setiap anggota memiliki peran,terjadi hubungan interaksi antar siswa,setiap anggota bertanggung jawab atas belajarnya dan juga
kelompoknya. Cooperative learning dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju yang lebih baik, sikap tolong-menolong dalam beberapa
perilaku sosial. Tujuan utama dari metode pembelajaran kooperatif adalah agar
peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan
kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Pada dasarnya
model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak- tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang penting yang dirangkum Ibrahim,
et al. 2000, yaitu: Hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perilaku individu, pengembangan ketrampilan social Isjoni 2007:28.
Dapat disimpulkan Cooperative Learning mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu
masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengejakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya dengan aturan – aturan yang tertentu.
Serta secara sadar menciptakan interaksi sehingga menimbulkan suasana yang menyenangkan karena siswa merasa termotivasi oleh teman-
temannya.
2.5 Metode Pembelajaran Tutor Sebaya