IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA DUWET (Syzygium cumini) SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA KELAS XII MATERI METABOLISME SEL

(1)

ii

IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA

DUWET (Syzygium cumini) SEBAGAI SUMBER BELAJAR

DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA

KELAS XII MATERI METABOLISME SEL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Disusun Oeh : AYU PUSPITA LESTARI

201010070311144

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(2)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang Dan diterima untuk memenuhi

Sebagian dari Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi Mengesahkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang


(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala karunia, kenikmatan, kesehatan, hidayah dan taufiq-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Pada Duwet (Syzygium cumini) Sebagai Sumber Belajar Dalam Perencanaan

Pembelajaran Biologi SMA Kelas XII Materi Metabolisme Sel” Penulisan skripsi ini digunakan untuk syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Biologi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang.

Selama proses penyusunan hingga penyelesaian skripsi ini penulis telah banyak memperoleh dukungan, bantuan, bimbingan, arahan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP selaku rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi.

4. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan bimbingan, pengalaman, pengarahan, motivasi dan dukungan setiap saat.

5. Bapak Drs. Samsun Hadi, M.S. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian serta penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian serta penyelesaian skripsi ini.


(4)

v

7. Bapak dan Ibu Dosen bersama staf Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan.

8. Orang tuaku Bapak Sunarto dan Ibu Mujiatun, serta keluarga tercinta. Terima kasih atas doa, perhatian, bimbingan, semangat, kasih sayang dan menjadi motivator dalam hidup ini.

9. Sahabat-sahabat terbaikku, Irma, Nana, Purri, Risma, Dias, Sela, Tatik, Yessi, Tina, teman-teman yang bimbingan Pak Samsun dan Pak Ponco terima kasih untuk dukungan, semangat, dan doanya selama ini.

10. Seluruh teman-teman Biologi angakatan 2010, khususnya Biologi C terima kasih untuk semangat dan persahabatannya selama ini.

11. Keluarga Kos B-29 emak Rani, Sahabat terbaik (Gadis Yusrani), Silvi, Iin, Nanda. Terimakasih atas kebersamaan dan dukungannya selama ini.

12. Semua pihak yang telah mendukung yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak, serta dapat memotivasi berkembangnya studi dan penelitian lebih lanjut. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan karya ini.

Malang, Agustus 2014


(5)

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat penelitian ... 8

E. Batasan penelitian ... 9

F. Definisi Istilah ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Duwet (Syzygium cumini) ... 13


(6)

vii

2. Deskripsi Duwet (Syzygium cumini) ... 14

3. Penyebaran Duwet (Syzygium cumini) ... 16

4. Manfaat Duwet (Syzygium cumini) ... 17

B. Tinjauan Umum Tentang Senyawa Metabolit... 18

1. Metabolit Primer ... 18

2. Metabolit Sekunder ... 20

C. Tinjauan Umum Tentang Macam-macam Senyawa Metabolit Sekunder ... 22

1. Senyawa Alkaloid ... 23

2. Senyawa Terpenoid ... 25

3. Senyawa Flavonoid ... 26

4. Senyawa Tanin ... 28

D. Metode Ekstraksi ... 29

E. Cara Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder dengan GCMS ... 32

F. Tinjauan Tentang Sumber Belajar Biologi ... 33

1. Sumber Belajar Biologi ... 33

2. Jenis Bahan Ajar ... 34

3. Prinsip Penyusunan Bahan Ajar ... 34

G. Tinjauan Tentang Leaflet ... 36

1. Definisi Leaflet ... 36

2. Kegunaan Leaflet ... 37


(7)

viii

H. Keterkaitan Penelitian dengan Materi Metabolisme pada Organisme

... 38

I. Kerangka Konsep ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 41

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

C. Populasi dan Sampel ... 42

1. Populasi Penelitian ... 42

2. Sampel ... 42

3. Variabel Penelitian ... 43

4. Definisi Operasional Variabel ... 43

D. Prosedur Penelitian ... 43

1. Tahap Persiapan ... 43

2. Tahap Pelaksanaan ... 44

a. Preparasi Sampel Daun dan Kulit Batang Duwet (Syzygium cumini) ... 44

b. Pengujian dengan GCMS ... 46

3. Tahap Pembacaan Hasil Penelitian dengan GCMS ... 46

4. Teknik Pengumpulan Data ... 47

5. Teknik Penyajian Data ... 48

6. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49


(8)

ix

B. Pembahasan ... 53 1. Hasil Penelitian ... 53 2. Penerapan Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar dalam

Perencanaan Pembelajaran Biologi ... 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 62 B. Saran ... 63


(9)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan nilai gizi buah duwet per 100 gram ... 18 Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan Jenis Senyawa Metabolit Sekunder Secara Kualitatif pada Daun Duwet (Syzygium cumini) dengan Uji GCMS ... 49 Tabel 4.2 Data Hasil Pengamatan Jenis Senyawa Metabolit Sekunder Secara Kualitatif pada Kulit Batang Duwet (Syzygium cumini) dengan Uji GCMS ... 50 Tabel 4.3 Perbandingan Jenis dan Komposisi Senyawa pada Daun dan Kulit Batang Duwet (Syzygium cumini) ... 52


(10)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pohon Duwet (Syzygium cumini) ... 13

Gambar 2.2 Daun dan Batang Duwet (Syzygium cumini) ... 14

Gambar 2.3 Bunga dan Buah Duwet (Syzygium cumini) ... 15

Gambar 2.4 Bagan Hubungan Metabolit Primer Menjadi Metabolit Sekunder ... 21

Gambar 2.5 Bagan Pembentukan Senyawa Metabolit Sekunder Melalui Jalur Shikimat ... 22

Gambar 2.6 Kerangka Dasar Kelompok Alkaloid ... 24

Gambar 2.7 Beberapa Contoh Senyawa Alkaloid ... 25

Gambar 2.8 Contoh Senyawa Terpenoid ... 26


(11)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP ... 69

Lampiran 2. Foto Penelitian ... 78

Lampiran 3. Hasil Uji GCMS ... 85

Lampiran 4. Surat Penelitian ... 95

Lampiran 5. Berita Acara Bimbingan Skripsi ... 96

Lampiran 6. Biro Skripsi ... 97


(12)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Almeida, R.N., Navarro, D.S., Barbosa-Filho, J.M. 2001. Plants with Central Analgesic Activity. Publicado Phytomedicine Vol. 8 No. 4: 310-332. Anggraini, A.K. 2002. Pengaruh Ekstrak Daun Waru (Hibiscus tiliaceus), Luntas

(Pluchea indica) dan Daun Widuri (Calotropis gigantea) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli serta Jamur Gloeosporium piperatum. Skripsi. Surabaya: ITS.

Arifin, Helmi, dkk. 2006. Standarisasi Ekstrak Etanol Daun Eugenia Cumini Merr. J.Sains Tek. Farmasi.

Arisandy. 2010. Senyawa Flavonoid dari Daun Sirih Merah (Piper betle L. var Rubrum). Malang: Universitas Islam Malang.

Asih, L.A.R.Astiti dan Adi I.M,setiawan. 2008. Senyawa Golongan Flavonoid pada Ekstrak n-Butanol Kulit Batang (Bungur) Langersrovemia speciosa Pers. Bukit jimbaran: Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Udayana.

Beatrice, Leimena. 2008. Karakterisasi dan Purifikasi Antosianin pada Buah Duwet (Syzygium cumini). Skripsi. Bogor: IPB.

BPPT. 2005. Keragaman dan Kekayaan Buah Tropika Nusantara. Jakarta: IAARD Press

Cannell, Richard J.P. 1998. Natural Products Isolation Methods in Biotechnology ;4. Totowa : Humana Press

Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran: Trubus Agriwidya, Jakarta.

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Y Rama widya.

De, Padua, L.S. 1999. Plant Resources of South-East Asia: Medicinal and Poisonous Plants. Bogor: Prosea.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Menejemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan


(13)

xiv Republik Indonesia. P.7, 1036-1043.

Dewick, Paul M. 2009. Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach, 3rd Edition. Wiltshire: John Wiley & Sons Ltd.

Dharmananda S. 2004. New Additions To The Chinese Materia Medica I. Kava: Piper methysticum. http:// www.itmonline.org/arts/kava.htm. Diakses: 9 Agustus 2004

Djamarah, S.B dan Zain A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fattorusso, Ernesto & Orazio Taglialatela-Scafati. 2008. Modern Alkaloids: Stucture, Isolation, Synthesis, and Biology. Weinheim : WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KgaA.

Gafur, Ishak Isa. 2009. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Daun Jamblang (Syzygium cumini). Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo. Guenther, Ernest. 1987. Minyak Atsiri Jilid I. Jakarta: UI Press.

Guanther, E. 2006. Minyak Atsiri Jilid I. Penerjemah ketaren S., Jakarta: Erlangga.

Harbone, J. B. 1995. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung: ITB.

Hart, Harold. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. Boston: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Helmi, A.P. 2004. Indonesian Medicinal Plants [Tanaman-Tanaman Obat Indonesia]. Hal. 23-24. http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta

Jung, M., Park, M., Lee, H.C., Kang, Y.H., Kang, E.S., Kim, S.K. 2006.

Antidiabetic Agents from Medicinal Plants. Current Medicinal Chemistry. Volume 13: 1203-1218.

Kaligis, RE Jenny. 1986. Buku Materi Pokok Biologi I. Jakarta: Universitas Terbuka karunika.


(14)

Kbbi-xv online.com/brosur. Diakses: 22 Mei 2014.

Khana, Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 2001. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. Jakarta: PROSEA– Gramedia.

Kimball, J.W. 1996. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Lestario. 2000. Temu-temuan Apotik Hidup di Pekarangan. Yogyakarta : Kanisius.

Markham, K.R. (1988). Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Penerjemah Kosasih Padmawinata. Bandung: ITB

Martinis, Y.A. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press.

Masyhud. 2010. Tanaman Obat Indonesia. http://www.dephut.go.id/in dexphp?=id/node/54. Diakses: 19 Maret 2014.

Mudiana, Deden. 2007. Perkecambahan Syzygium cumini (L) Skeels.

Biodiversitas Vol. 8 no. 1.

http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id.D/D0801/D08 0108.pdf. Diakses: 10 Juni 2014.

Nagegowda, Dinesh A. 2010. Plant Volatile Terpenoid Metabolism: Biosynthetic Genes, Transcriptional Regulation and Subcellular Compartmentation. FEBS Letter. 2965-2973.

Partanto. 2000. Kamus Ilmiah. Surabaya: Arkola.

Pine, S.H., Hendrickson, J.B., Cram, D.J., Hammond, G.S. 1988. Kimia Organik. Bandung: ITB Press.

Primarck, R.B.,J. Supriatna, M. Indrawan dan P. Kramadibrata. 1998. Biologi Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ramirez, R.O., & Roa, C.C., Jr. 2003. The Gastroprotective Effect of Tannins Extracted from Syzygium cumini Skeel Bark on HCl/Ethanol Induced Gastric Mucosal Injury in Sprague-Dawley Rats. Clinical Hemorheology. Volume 29:61-253.

Rijke E. 2005. Trace-level Determination of Flavonoids and Their Conjugates Application ti Plants of The Leguminosae Family [disertasi]. Amsterdam: Universitas Amsterdam.


(15)

xvi

Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB. Rofieq, A. 2004. Metodologi Penelitian. Modul Mahasiswa Biologi. Malang:

UMM.

Rofieq, A. 2001. Materi Pembelajaran Metode Penelitian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Rosa, Laura A. de la, Emilio Alvarez-Parrilla, & Gustavo A. Gonzalez-Aguilar. 2010. Fruit and Vegetable Phytochemicals: Chemistry, Nutritional Value, and Stability. Iowa : Wiley-Blackwell.

Salisbury, F.B, Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.

Santoso U, dan F. Nursandi. 2003. Kultur Jaringan Tanaman. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. 191 pp.

Sari, Puspita. 2005. Ekstraksi dan Stabilitas Antosianin dari Kulit Buah Duwet (Syzygium cumini). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Volume XVI No.2. Jember: Universitas Jember.

Schunack, W., Mayer, K., Haake, M. 1990. Senyawa Obat. Yogyakarta: UGM. Sirait, Midian. 2007. Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. Bandung: Penerbit ITB.

Sjahid, R. Landyyun. 2008. Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L.). Skripsi. http://www.pdfport.com/view/638561-isolasi-danidentifikasi-flavonoid-daridaun-dewandarueugenia.html. Diakses: 3 Juli 2014.

Sjamsul Arifin Achmad. 1986. Buku Materi Pokok Kimia Organik Bahan Alam

Modul 1-6. Jakarta : DEPDIKBUD UT.

Silverstein, Robert M., Francis X. Webster, & David J. Kiemle. 2005.

Spectromeric Identification of Organics Compounds. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sriningsih. 2002. Metabolit Sekunder: Manfaat dan Perkembangannya Dalam Dunia Farmasi. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Sriningsih. 2008. Analisa Senyawa Golongan Flavonoid Herba Tempuyung (Son chusarvensis L). www.indomedia.com/intisari/1999/juni/tempuyung.htm.


(16)

xvii Diakses: 3 Juli 2014.

Sukmadinata. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Rosda. Sutardi, D dan Sudirjo, E. 2007. Pembaharuan dalam PBM di SD. Bandung: UPI

Press

Susetyarini, Eko DR.Rr.Dra.Msi, dan Arisandi, M,SP. 2012. Diktat Pemuntun Praktikum Fitofarmaka. Malang: Universitas Muhammadiya Malang. Utari, vella. 2013. Identifikasi senyawa metabolit sekunder pada Pule Pandak

(Rauvolfia serpentina L.). skripsi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

Wikipedia. 2013. Duwet (Syzygium cumini). http://www.wikipedia-id.com/duwet.html. Diakses: 22 mei 2014.


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman jenis obat tertinggi di dunia. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia dilewati garis khatulistiwa, yang secara langsung berpengaruh terhadap kekayaan hutan tropis yang memiliki iklim relatif stabil. Wilayah hutan tropika Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tertinggi ke-2 di dunia setelah Brazil. Para ahli memperkirakan bahwa tidak kurang dari 25.000 jenis flora tumbuh dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia (Primarck etal., 1998).

Sebanyak 40.000 jenis flora yang ada di dunia, terdapat 30.000 jenis dapat dijumpai di wilayah Indonesia dan 940 jenis diantaranya diketahui berkhasiat sebagai obat dan telah dipergunakan dalam pengobatan tradisional secara turun-temurun oleh berbagai etnis di Indonesia. Sekitar 90% dari jumlah tumbuhan obat tersebut, merupakan tumbuhan obat yang terdapat dikawasan Asia (Masyhud, 2010). Kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber tanaman obat, insektisida nabati, minyak, makanan, dan barang-barang lainnya. Sejak dulu tanaman obat sudah digunakan oleh masyarakat sebelum ditemukan obat sintetik, bagian tanaman yang biasa digunakan mulai dari daun, batang, akar, rimpang, buah, biji sampai bungannya. Tanaman obat digunakan masyarakat untuk obat tradisional karena dipercaya memiliki khasiat yang terbukti secara empiris dan tanpa efek samping.


(18)

2

Hal inilah yang mendorong masyarakat modern sekarang ini kembali ke alam, hal tersebut juga tercermin dari semakin meningkatnya penggunaan obat tradisional di jaman modern ini atau dengan kata lain jumlah produksi obat dari industri-industri obat tradisional yang semakin meningkat. Seiring dengan adanya slogan “back to nature” di masyarakat sekarang ini, penggunaan obat tradisional

menjadi alternatif pengobatan di masyarakat selain obat modern. Pemanfaatan tanaman obat meliputi untuk pencegahan, pengobatan maupun pemeliharaan kesehatan.

Tumbuhan Memiliki kandungan senyawa kimia yang kompleks dan beragam jenisnya. Kandungan senyawa tersebut dapat dikelompokkan menjadi senyawa metabolit primer dan metabolit sekunder. Senyawa metabolit primer merupakan senyawa hasil metabolisme yang digunakan suatu organisme untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, biasanya berupa molekul besar seperti karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Sedangkan senyawa metabolit sekunder merupakan molekul kecil hasil metabolisme yang dihasilkan secara terbatas oleh suatu organisme. Umumnya senyawa metabolit sekunder memiliki bioaktivitas yang spesifik dan berfungsi juga sebagai pertahanan terhadap hama atau untuk melawan suatu penyakit.

Sekian banyak jenis flora yang telah diketahui berkhasiat obat, salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional adalah tumbuhan duwet (Eugenia cumini L (Druce, 1914) merupakan nama dulu dari Syzygium cumini L). Duwet (Syzygium cumini) merupakan sejenis pohon buah dari suku jambu-jambuan (Myrtaceae), dimana tumbuhan ini biasa dikenal dengan berbagai nama,


(19)

3

seperti di India dan Malaysia biasa dikenal dengan nama jaman, jambul, jambu, jamelong. Sedangkan di Indonesia biasa dikenal dengan nama jambulan, jamblang (Jawa Barat), juwet dan duwet (Jawa Timur), dan jambu kaliang (Sumatra Barat) (Arifin, 2006).

Menurut para ahli tumbuhan duwet (Syzygium cumini) ini dilaporkan mengandung senyawa kimia antara lain senyawa alkaloid, flavonoid, resin, tannin, dan minyak atsiri (Arifin, 2006). Buah duwet (Syzygium cumini) biasa dimakan segar atau dikonsumsi secara langsung tanpa diolah, di India dan Filipina seperti juga kebiasaan di beberapa daerah di Indonesia, buah duwet (Syzygium cumini)

yang sudah masak biasa dikonsumsi dengan cara dicampur dengan sedikit garam dan kadang-kadang ditambahi gula lalu dikocok di dalam wadah tertutup sehingga lunak dan berkurang rasa sepatnya. Kebiasaan di Filipina, buah duwet (Syzygium cumini) dijadikan sari buah, jeli, dan bir serta diusahakan secara komersial. Kayunya seperti pada umumnya digunakan sebagai bahan bangunan, sedangkan kulit kayunya yang menghasilkan zat penyamak (tannin) sering dimanfaatkan untuk mewarnai jala oleh masyarakat.

Hasil penelitian di India menunjukkan bahwa buah duwet (Syzygium cumini) berpotensi sebagai alat kontrasepsi untuk laki-laki. Kemudian, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa biji, daun, dan pepagan duwet (Syzygium cumini) dapat menurunkan diabetes, yang dipertegas dengan pernyataan dari praktisi Ayurweda yang menyatakan bahwa daging buah duwet (Syzygium cumini) dapat menurunkan kadar gula darah selama 30 menit dan bijinya dapat


(20)

4

menurunkan kadar gula darah dalam waktu 24 jam dan hasil pencapaian efek hipoglikemik dalam waktu 10 hari.

Beberapa bagian tumbuhan duwet (Syzygium cumini) yang seringkali digunakan untuk bahan obat tradisional maupun modern diantaranya kulit batang, daun, buah, dan biji yang dipercaya sebagai obat kencing manis, diare, dan berbagai penyakit lain. Bahkan simplisia dari kulit batang duwet (Syzygii cortex) dan biji duwet (Syzygii semen) pada jaman dahulu dianjurkan sebagai sediaan apotek. Selain tannin, bahan aktif yang terkandung antara lain adalah glukosida yambolin (jambolin). Oleh pengobatan tradisional di Amerika Selatan, duwet

(Syzygium cumini) dicampur dengan ceremai belanda digunakan untuk mengurangi kerusakan jantung dan hati pada penderita kanker yang mendapat kemoterapi duxorubicin, hal ini karena duwet (Syzygium cumini) mengandung senyawa yang dapat mengaktifkan enzim S-transferase di hati (Wikipedia, 2013).

Secara umum tanaman obat yang biasanya digunakan dalam pengobatan diabetes diantaranya adalah tanaman lidah buaya (Aloe vera L), sambiloto (Androgaphis paniculata), buah pare (Momordica charantia L), bawang putih (Allium sativum L) dan duwet (Syzygium cumini Merr) yang mengandung senyawa tertentu yang bermanfaat dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah ke keadaan normalnya (Khanna etal., 2001).

Penelitian mengenai identifikasi senyawa metabolit sekunder pada duwet

(Syzygium cumini) memang sudah banyak dilakukan, namun masih jarang yang melakukan uji kandungan dan komposisi senyawa metabolit sekunder pada kulit


(21)

5

batang dan daun duwet (Syzygium cumini). Maka dari itu perlu diadakan penelitian tentang identifikasi senyawa dan komposisi penyusun senyawa metabolit sekunder pada daun dan kulit batang duwet (Syzygium cumini). Hal ini dikarena senyawa metabolit sekunder dalam tumbuhan biasanya tersebar merata ke seluruh bagian tubuh tumbuhan dan memiliki kadar yang berbeda-beda (Robinson, 1995 & Markham, 1988 dalam Asih, 2008). Senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada jenis tumbuhan tergantung pada daerah tumbuhnya, iklim, dan bagian yang diambil (Guanther, 2006).

Menurut hasil penelitian sebelumnya dilaporkan bahwa ekstrak etanol dari duwet (Syzygium cumini) dapat menurunkan kadar gula darah secara nyata pada mencit diabetes yang diinduksi dengan aloksan (Helmi et al., 2004). Sedangkan menurut hasil penelitian dari Gafur (2009) tentang isolasi dan identifikasi senyawa Flavonoid pada daun duwet (Syzygium cumini), dilaporkan bahwa hasil isolasi daun duwet diduga adalah senyawa flavonoid, hal ini didukung oleh hasil identifikasi spektrofotometer IR yang terdapat gugus OH, C=C, C=O, C-H alifatik, dan C-O yang merupakan suatu ciri dari senyawa flavonoid.

Penelitian lainnya oleh Sari (2005) tentang ekstraksi dan stabilitas antosianin dari kulit buah duwet (Syzygium cumini), menyatakan bahwa stabilitas antosianin sangat dipengaruhi oleh pH, suhu, oksidator, dan sinar. Pada kondisi tingkat keasaman tinggi, antosianin kulit buah duwet (Syzygium cumini)

menunjukkan stabilitas yang tinggi dan sebaliknya. Selanjutnya pada pemanasan suhu medium, antosianin masih mampu mempertahankan stabilitas warna di atas


(22)

6

80% sedangkan pada suhu tinggi stabilitas warna menurun tajam hingga dibawah 20% selama 4 jam pemanasan.

Potensi duwet (Syzygium cumini) sebagai obat alternatif untuk diabetes cukup potensial, hal tersebut karena hampir seluruh bagian tubuh tumbuhan duwet

(Syzygium cumini) terutama pada bagian buah dan bijinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk diabetes. Mengingat masih jarang yang melakukan penelitian tentang kandungan senyawa metabolit sekunder pada bagian daun dan kulit batang serta komposisinya, maka perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang identifikasi senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada bagian daun, dan kulit batang duwet (Syzygium cumini) secara kualititatif. Secara kualitatif untuk mengetahui jenis senyawa metabolit sekunder dan komposisinya maka digunakan metode GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectroscopy).

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang segala persoalan gejala alam dan juga mengkaji tentang semua objek baik yang hidup maupun tak hidup. Biologi membantu manusia mengenali dirinya sebagai organisme, mengenal lingkungannya dan hubungan antara organisme dengan lingkungannya (Kaligis, 1986). Proses belajar yang juga dikenal sebagai proses pembelajaran merupakan gabungan dua konsep yaitu belajar yang dilakukan oleh siswa dan mengajar yang dilakukan oleh pengajar atau guru. Dua konsep tersebut menjadi terpadu pada suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dan siswa, atau siswa dengan siswa pada saat proses belajar berlangsung (Djamarah, 2002). Dalam proses belajar biologi tak luput dari penggunaan sumber belajar biologi baik itu dalam


(23)

7

bentuk pesan orang yang dalam hal ini adalah guru ataupun benda lain yang dapat membantu seseorang dalam proses belajar mengajarnya.

Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian dengan adanya sumber belajar dapat memudahkan dan memungkingkan terjadinya proses belajar mengajar (Djamarah, 2002).

Berdasarkan permasalahan di atas, untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang ada pada duwet (Syzygium cumini) maka dilakukan penelitian tentang “Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Pada Duwet(Syzygium cumini

Merr) Sebagai Sumber Belajar Dalam Penerapan Pembelajaran Biologi SMA Kelas XII Materi Metabolisme Sel”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah jenis senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun, dan kulit batang duwet (Syzygium cumini)?

2. Berapakah komposisi senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun, dan kulit batang duwet(Syzygium cumini)?


(24)

8

3. Bagaimana cara memanfaatkan proses dan hasil penelitian sebagai sumber belajar dalam perencanaan pembelajaran biologi SMA kelas XII materi metabolisme sel?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui jenis senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun, dan kulit batang duwet(Syzygium cumini).

2. Untuk mengetahui jumlah komposisi senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun, dan kulit batang duwet(Syzygium cumini).

3. Untuk mengetahui cara pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar dalam perencanaan pembelajaran biologi SMA kelas XII materi metabolisme sel.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, antara lain: 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wacana yang ada dan sebagai bahan evaluasi untuk lebih mengenal dan mengetahui tentang senyawa metabolit sekunder dan komponen penyusunnya yang ada pada seluruh bagian tubuh tumbuhan duwet ( (Syzygium cumini). Selain itu penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi mahasiswa biologi sebagai stimulan untuk


(25)

9

menggali lagi tanaman obat asli Indonesia yang memiliki potensi tinggi sebagai obat tradisional.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan senyawa metabolit sekunder dengan objek yang berbeda.

b. Bagi Peneliti

Bagi peneliti yaitu untuk menambah pengetahuan tentang cara untuk mengetahui jenis dan komponen penyusun senyawa metabolit sekunder yang ada pada tanaman duwet (Syzygium cumini).

d. Bagi Sekolah

Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam perencanaan pembelajaran biologi SMA kelas XII materi metabolisme sel.

e. Bagi Masyarakat Umum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat umum tentang kandungan senyawa kimia yang terdapat pada duwet (Syzygium cumini) dan manfaatnya untuk pengobatan diabetes.

E. Batasan Penelitian

1. Bagian tanaman duwet (Syzygium cumini) yang akan digunakan sebagai obyek penelitian adalah bagian daun, dan kulit batang yang masih segar. Dengan ketentuan sebagai berikut: a. Daun yang akan digunakan sebagai


(26)

10

sampel adalah daun duwet (Syzygium cumini) muda ataupun tua yang masih dalam kondisi segar, b. Kulit batang duwet (Syzygium cumini) yang digunakan sebagai sampel adalah kulit batang dari bagian luar yang berwarna hijau kecoklatan.

2. Penelitian ini hanya mencari dan mengetahui jenis senyawa metabolit sekunder yang meliputi flavonoid, alkaloid, tanin, terpenoid dan komposisi senyawa metabolit sekunder yang ada pada bagian daun, dan kulit batang duwet(Syzygium cumini).

3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kualitatif dengan menggunakan uji GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectroscopy).

4. Pemanfaatan proses dan hasil penelitian sebagai sumber belajar dalam perencanaan pembelajaran materi metabolisme sel dilakukan dengan cara menyusun media belajar dalam bentuk leaflet.

F. Definisi Istilah

1. Indentifikasi adalah penentuan zat atau unsur atau senyawa baik dari segi fisik maupun komponennya (Partanto, 2000).

2. Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa yang terdapat pada suatu organisme, flora dan fauna yang terbentuk melalui proses metabolisme sekunder (Santoso dan Nursandi, 2003).


(27)

11

3. Komposisi metabolit sekunder adalah kadar senyawa yang terdapat pada suatu sampel yang diuji (Partanto, 2000).

4. Tanaman duwet(Syzygium cumini) merupakan termasuk kedalam keluarga suku jambu-jambuan (Myrtaceae), dimana jenis ini merupakan jenis asli kawasan Indonesia yang dapat tumbuh dengan subur namun saat ini sudah mulai langka keberadaannya. Masyarakat telah lama mengenal tanaman ini sebagai bahan baku untuk obat diabetes melitus (Mudiana, 2007). Duwet (Syzygium cumini) merupakan habitus pohon tinggi mencapai 15 meter dengan daun lebar berbentuk lonjong atau bulat telur terbalik, tebal dan letaknya berselang-seling, pada ujungnya terdapat sedikit berlekuk, panjangnya mencapai 7-15 cm. Buahnya berupa buah buni, berbentuk lonjong, dengan kulit tipis dan halus, jika sudah masak buahnya akan berwarna ungu tua dengan daging buah yang banyak mengandung air, rasanya tidak asam, manis dan agak sepat (Lestario, 2000).

5. Parameter penelitian ini adalah segala sesuatu yang akan diteliti dan dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian ini mempelajari tentang jenis dan komposisi senyawa metabolit sekunder dari tanaman duwet(Syzygium cumini) secara kualitatif dengan menggunakan metode GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectroscopy).

6. Sumber belajar biologi adalah semua sumber baik berupa data, orang ataupun wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga dapat


(28)

12

mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajarnya (Martinis, 2009).

7. Leaflet adalah cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman, dilipat tanpa dijilid, yang berisi bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem secara singkat namun lengkap (KBBI, 2012).


(1)

bentuk pesan orang yang dalam hal ini adalah guru ataupun benda lain yang dapat membantu seseorang dalam proses belajar mengajarnya.

Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian dengan adanya sumber belajar dapat memudahkan dan memungkingkan terjadinya proses belajar mengajar (Djamarah, 2002).

Berdasarkan permasalahan di atas, untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang ada pada duwet (Syzygium cumini) maka dilakukan penelitian tentang “Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Pada Duwet (Syzygium cumini Merr) Sebagai Sumber Belajar Dalam Penerapan Pembelajaran Biologi SMA Kelas XII Materi Metabolisme Sel”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah jenis senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun, dan kulit batang duwet (Syzygium cumini)?

2. Berapakah komposisi senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun, dan kulit batang duwet (Syzygium cumini)?


(2)

3. Bagaimana cara memanfaatkan proses dan hasil penelitian sebagai sumber belajar dalam perencanaan pembelajaran biologi SMA kelas XII materi metabolisme sel?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui jenis senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun, dan kulit batang duwet (Syzygium cumini).

2. Untuk mengetahui jumlah komposisi senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun, dan kulit batang duwet (Syzygium cumini).

3. Untuk mengetahui cara pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar dalam perencanaan pembelajaran biologi SMA kelas XII materi metabolisme sel.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, antara lain: 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wacana yang ada dan sebagai bahan evaluasi untuk lebih mengenal dan mengetahui tentang senyawa metabolit sekunder dan komponen penyusunnya yang ada pada seluruh bagian tubuh tumbuhan duwet ( (Syzygium cumini). Selain itu penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi mahasiswa biologi sebagai stimulan untuk


(3)

menggali lagi tanaman obat asli Indonesia yang memiliki potensi tinggi sebagai obat tradisional.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan senyawa metabolit sekunder dengan objek yang berbeda.

b. Bagi Peneliti

Bagi peneliti yaitu untuk menambah pengetahuan tentang cara untuk mengetahui jenis dan komponen penyusun senyawa metabolit sekunder yang ada pada tanaman duwet (Syzygium cumini).

d. Bagi Sekolah

Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam perencanaan pembelajaran biologi SMA kelas XII materi metabolisme sel.

e. Bagi Masyarakat Umum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat umum tentang kandungan senyawa kimia yang terdapat pada duwet (Syzygium cumini) dan manfaatnya untuk pengobatan diabetes.

E. Batasan Penelitian

1. Bagian tanaman duwet (Syzygium cumini) yang akan digunakan sebagai obyek penelitian adalah bagian daun, dan kulit batang yang masih segar. Dengan ketentuan sebagai berikut: a. Daun yang akan digunakan sebagai


(4)

sampel adalah daun duwet (Syzygium cumini) muda ataupun tua yang masih dalam kondisi segar, b. Kulit batang duwet (Syzygium cumini) yang digunakan sebagai sampel adalah kulit batang dari bagian luar yang berwarna hijau kecoklatan.

2. Penelitian ini hanya mencari dan mengetahui jenis senyawa metabolit sekunder yang meliputi flavonoid, alkaloid, tanin, terpenoid dan komposisi senyawa metabolit sekunder yang ada pada bagian daun, dan kulit batang duwet (Syzygium cumini).

3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kualitatif dengan menggunakan uji GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectroscopy).

4. Pemanfaatan proses dan hasil penelitian sebagai sumber belajar dalam perencanaan pembelajaran materi metabolisme sel dilakukan dengan cara menyusun media belajar dalam bentuk leaflet.

F. Definisi Istilah

1. Indentifikasi adalah penentuan zat atau unsur atau senyawa baik dari segi fisik maupun komponennya (Partanto, 2000).

2. Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa yang terdapat pada suatu organisme, flora dan fauna yang terbentuk melalui proses metabolisme sekunder (Santoso dan Nursandi, 2003).


(5)

3. Komposisi metabolit sekunder adalah kadar senyawa yang terdapat pada suatu sampel yang diuji (Partanto, 2000).

4. Tanaman duwet (Syzygium cumini) merupakan termasuk kedalam keluarga suku jambu-jambuan (Myrtaceae), dimana jenis ini merupakan jenis asli kawasan Indonesia yang dapat tumbuh dengan subur namun saat ini sudah mulai langka keberadaannya. Masyarakat telah lama mengenal tanaman ini sebagai bahan baku untuk obat diabetes melitus (Mudiana, 2007). Duwet (Syzygium cumini) merupakan habitus pohon tinggi mencapai 15 meter dengan daun lebar berbentuk lonjong atau bulat telur terbalik, tebal dan letaknya berselang-seling, pada ujungnya terdapat sedikit berlekuk, panjangnya mencapai 7-15 cm. Buahnya berupa buah buni, berbentuk lonjong, dengan kulit tipis dan halus, jika sudah masak buahnya akan berwarna ungu tua dengan daging buah yang banyak mengandung air, rasanya tidak asam, manis dan agak sepat (Lestario, 2000).

5. Parameter penelitian ini adalah segala sesuatu yang akan diteliti dan dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian ini mempelajari tentang jenis dan komposisi senyawa metabolit sekunder dari tanaman duwet (Syzygium cumini) secara kualitatif dengan menggunakan metode GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectroscopy).

6. Sumber belajar biologi adalah semua sumber baik berupa data, orang ataupun wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga dapat


(6)

mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajarnya (Martinis, 2009).

7. Leaflet adalah cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman, dilipat tanpa dijilid, yang berisi bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem secara singkat namun lengkap (KBBI, 2012).