BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Harmonisa
Pada umumnya suatu sistem tenaga listrik akan bekerja pada frekuensi normal 50Hz atau 60Hz dengan bentuk gelombang arus dan tegangan yang sinusoidal yang
dikenal juga dengan frekuensi dasar. Salah satu bentuk gelombang sinus yang ideal adalah bentuk gelombangnya bersih dan tidak terdistorsi. Bila sistem bekerja
melayani beban beban linier maka tak ada perubahan yang terjadi pada bentuk gelombang listrik yang dihasilkan. Namun tidak semua beban yang terpasang
merupakan beban linier bahkan dewasa ini sebagian besar beban yang terpasang merupakan beban non linier dimana beban ini tidak lagi menggambarkan bentuk
gelombang arus dan tegangan yang proporsional. Atau dengan kata lain pemakaian beban beban non linier akan menghasilkan bentuk gelombang arus dan tegangan yang
tidak sinusoidal. Akibatnya akan terbentuk gelombang yang cacat atau terdistorsi yang akan menghasilkan harmonisa.
a Beban Linier b Beban non Linier Gambar 2.1. Bentuk gelombang arus dan tegangan [5]
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. diatas memperlihatkan perbedaan bentuk gelombang yang dihasilkan oleh beban linier dan beban non linier.
2.2. Sumber-Sumber Harmonisa
Umumnya sumber yang menyebabkan terdistorsinya bentuk gelombang arus dan tegangan sehingga timbulnya harmonisa dapat dibagi tiga kelompok, yakni: [6]
a. Beban
b. Sistem tenaga itu sendiri seperti HVDC, SVC, FACTS, dan lain lain
c. Pembangkit Generator sinkron
Dari ketiga kelompok sumber harmonisa diatas maka kelompok beban merupakan kelompok yang paling dominan sebagai penghasil sumber harmonisa
khususnya beban beban non linier. Gambar 2.2. memperlihatkan perubahan bentuk gelombang akibat adanya
harmonisa. Karena umumnya peralatan listrik bekerja pada frekuensi dasar maka dengan adanya harmonisa akan mengakibatkan kerja peralatan lain yang tersambung
pada sumber tegangan yang sama akan menjadi terganggu karena bentuk gelombang yang diterima peralatan tersebut tidak lagi bentuk gelombang dasarnya. Oleh karena
itu, harmonisa yang timbul pada suatu sistem diusahakan sekecil mungkin sehingga tidak mengganggu kerja peralatan listrik lain yang terpasang.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Perubahan bentuk gelombang akibat adanya harmonisa
2.3. Batasan Harmonisa