PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU PADA SISWA SMP KELAS VIII.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP
HASIL BELAJAR IPS TERPADU PADA
SISWA SMP KELAS VIII
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan OLEH :
CHRISTIAN ARIEF JAYA
NIM. 8146121003
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
(2)
(3)
(4)
i ABSTRACT
CHRISTIAN ARIEF JAYA. NIM. 8146121003. The Effects Of Inquiry Learning Model and Critical Thingking Ability to Learning Outcomes of Students Grade VII at SMP Swasta Jambi Medan in IPS Terpadu Studying. Thesis. Educational Technology Study Program. Postgraduate, State University of Medan.
This study aims to: (1) know the differences between the results of IPS Terpadu studying that was taught by guided inquiry model and the results of IPS Terpadu studying that was taught by modified free inquiry model; (2) know the differences between the results of students in IPS Terpadu studying which has high critical thinking ability and the results of students in IPS Terpadu studying which has low critical thingking ability; and (3) the interaction between inquiry learning model and critical thingking ability on the results of IPS Terpadu studying. The population in this study were all students at SMP Swasta Jambi Medan, District of Bantan, Medan Tembung, amounting to 3 classes. The sample in this study were randomly assigned using cluster sampling method, by taking two classes with the number of each class of 34 students. The research method using quasi-experimental research. The instrument used in this study was the results of IPS Terpadu studying test and test-style thingking. Analysis of the data used was the 2 x 2 factorial Anova result. The findings of the study showed that: (1) there are results differences between students which has taught by guided inquiry model and modified free inquiry model in IPS Terpadu studying with Fcount> Ftable (4,15 > 3,9); (2) there are results differences between students which has high critical thinking ability higher and students which has low critical thingking ability in IPS Terpadu studying by Fcount> Ftable (171,01 > 3,9); (3) there is an interaction between inquiry learning model and critical thingking ability on the results of IPS Terpadu studying with Fcount> Ftable (4,04 > 3,9). The results obtained were expected to provide information for teachers and school to use the guided inquiry model to improve the students results in IPS Terpadu studying. In addition, the teachers need to have knowledge and comprehension about students critical thinking ability to improve the results of IPS terpadu studying.
(5)
ii ABSTRAK
CHRISTIAN ARIEF JAYA. NIM. 8146121003. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Pada Siswa SMP Kelas VIII. Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca sarjana Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui perbedaan hasil belajar IPS Terpadu yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dan hasil belajar IPS Terpadu yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi (modified free inquiry); (2) mengetahui perbedaan hasil belajar IPS Terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dan hasil belajar IPS Terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah; dan (3) mengetahui adanya interaksi antara model pembelajaran inkuiri dengan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar IPS Terpadu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP Swasta Jambi Medan Kecamatan Bantan Kabupaten Medan Tembung yang berjumlah 3 kelas. Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara acak dengan teknik clauster random sampling, dengan mengambil 2 kelas dengan jumlah tiap kelas 34 anak. Metode penelitian menggunakan eksperimen semu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar IPS Terpadu dan tes kemampuan berpikir kritis. Analisis data yang digunakan adalah Anava Faktorial 2 x 2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: (1) terdapat perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dengan hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi (modified free inquiry) dengan Fhitung > Ftabel (4,15 > 3,9); (2) terdapat perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dengan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah dengan Fhitung > Ftabel (171,07 > 3,9); (3) ada interaksi antara model pembelajaran inkuiri dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar IPS Terpadu dengan Fhitung > Ftabel (4,04 > 3,9). Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan memberikan informasi bagi guru dan sekolah untuk menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dalam meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa SMP kelas VIII. Selain itu, sebagai seorang guru perlu mempunyai pengetahuan dan pemahaman mengenai kemampuan berpikir kritis siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu.
(6)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan Pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa, dalam menyelesaikan tesis ini ada peran serta dari beberapa pihak yang turut campur, baik bantuan dari segi moril maupun materil. Sekali lagi penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan, sehingga penulis dapat bekerja dengan baik untuk menyelesaikan tesis ini.
Rasa terimakasih tiada terhingga penulis ungkapkan kepada Prof. Dr. Sahat Siagian, M. Pd sebagai Pembimbing I, dan Prof. Dr. Julaga Situmorang, M. Pd sebagai Pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam mengerjakan tesis ini. Begitu juga rasa terima kasih penulis sampaikan pada Prof. Dr. Effendi Napitupulu, M. Pd, Dr. Edward Purba, M. A, dan Dr. Syamsidar Tanjung, M. Pd, sebagai narasumber yang begitu banyak memberikan masukan masukan dan arahan dalam menyelesaikan tesis ini dengan sebaik-baiknya.
(7)
iii
Tak lupa rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada :
1. Prof. Dr. Syahwal Gultom, M. Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta seluruh staf yang memberikan fasilitas belajar ketika penulis dalam studi
2. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M. Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta staf yang banyak memberikan kontribusi dalam menyelesaikan studi penulis
3. Dr. R. Mursid selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta staf yang banyak memberikan kontribusi dalam menyelesaikan studi penulis
4. Drs. Roland Siregar, S.E, M.Min, selaku Kepala Sekolah SMP Swasta Jambi Medan yang telah memberikan bantuan dan dukungannya kepada penulis dalam melakukan penelitian
5. Ayah Mantho Sihombing dan Ibu Nurhidayah Pakpahan tercinta yang penuh kasih sayang dan kesabaran mengantarkan penulis menuju cita-cita yang tak pernah terbayangkan, dukungan serta doa adalah kekuatan bagi penulis dalam menyelesaikan studinya
6. Vista Gustina Simanungkalit calon isteri penulis, yang selalu ada untuk membantu penulis dengan sepenuh hati sehingga mengantarkan penulis untuk menyelesaikan tesis dan studinya
7. Seluruh teman angkatan XXIV/A-2 Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan: Roni Antonius Sitanggan, Retno Marindra Purba, Nicholas Manurung, Emri Ardi, Febrian Arifin, Sehat
(8)
(9)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Pembatasan Masalah ... 9
D. Rumusan Masalah ... 10
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis 1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar IPS Terpadu ... 13
2. Hakekat Model Pembelajaran Inkuiri ... 18
a. Pengertian Model Pembelajaran ... 18
b. Model Pembelajaran Inkuiri….………... 25
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri… 33 d. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry)... 33
e. Kebaikan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry)……….. 36
f. Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified Free Inquiry) ... 37
g. Kebaikan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri Termodifikasi (Modified Free Inquiry)……… 41
3. Kemampuan Berpikir Kritis ... 41
B. Penelitian Yang Relevan ... .. 46
C. Kerangka Berpikir ... 48
(10)
vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 54
B. Populasi dan Sampel ... 54
C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian …….. 55
1. Variabel Penelitian... 55
2. Devenisi Operasional Variabel Penelitian ... 56
D. Jenis Dan Desain Penelitian ... 59
E. Prosedur Dan Pelaksanaan Perlakuan ... 60
F. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian... 63
1. Teknik Pengumpulan Data ... 63
2. Instrumen Penelitian ... 64
G. Uji Coba Instrumen ... 65
H. Teknik Analisis Data ... 68
I. Hipotesis Statistik ... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian... 72
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 86
C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 91
D. Temuan Penelitian ... 95
E. Pembehasan Hasil Penelitian ... 102
F. Keterbatasan Penelitian ... 109
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 110
B. Implikasi ... 111
C. Saran ... 113
DAFTAR PUSTAKA ………. ... 115
LAMPIRAN ………. ... 117
(11)
viii
DAFTAR TABEL
No Uraian Halaman
1.1 Hasil Belajar Ujian Akhir Semester IPS Terpadu Siswa
Kelas VIII SMP Swasta Jambi Medan ………. 4
2.1 Model – Model Pembelajaran Rumpun Pemrosesan Informasi … 20 2.2 Model-Model Pembelajaran Personal (Pribadi) ……….... 21
2.3 Model-model Pembelajaran Interaksi Sosial……….. 22
2.4 Model-model Pembelajaran Rumpun Perilaku ………. 23
2.5 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri ………... 27
2.6 Prinsip Reaksi Model Pembelajaran Inkuiri ……….. 28
2.7 Sistem Sosial Model Pembelajaran Inkuiri ……… 29
2.8 Prinsip Reaksi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing………… 35
2.9 Sistem Sosial Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ………… 35
2.10 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi ... 38
2.11 Tabel Prinsip reaksi Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi ………. 39
2.12 Tabel Prinsip reaksi Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi ………. 40
2.13 Indikator Berpikir Kritis ……….... 45
3.1 Jumlah Populasi ………... 54
3.2 Jumlah Sampel ………... 55
3.3 Desain Penelitian Faktorial 2 x 2 (ANAVA Two Way) ………… 59
3.4 Daya Pembeda ………... 68
4.1 Distribusi frekuensi Skor Hasil Belajar IPS pada kelas model pembelajaran inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ……… 73
4.2 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Pada Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modifided Free Inquiry) ………... 74
4.3 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Pada Kelas Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ……… 76
4.4 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Pada Kelas Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ……….. 77
4.5 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Pada Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dengan kemampuan berpikir kritis tinggi …….. 79
4.6 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Pada Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dengan Kemampuan Berpikir Kritis Rendah …. 81 4.7 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Pada Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing (Modified Free Inquiry) dengan Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ………. 83
(12)
viii
No Uraian Halaman
4.8 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Pada Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified Free Inquiry) dengan
kemampuan berpikir kritis rendah ………. 85 4.9 Rangkuman Hasil Perhitungan Normalitas Data ………... 87 4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Data ………. 90 4.11 Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif ………... 91 4.12 Ringkasan Analisis Varians Hasil Belajar IPS Terpadu ………… 92 4.13 Rangkuman hasil Perhitungan Uji Scheffe ……… 97
(13)
x
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Halaman
4.1 Histogram Skor hasil Belajar IPS Terpadu pada Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing
(Guided Inquiry) ……….. 73 4.2 Histogram Skor Hasil Belajar IPS Terpadu pada Kelas
Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified Free Inquiry) ………... 75 4.3 Histogram Skor Hasil Belajar IPS Terpadu pada Kelas
Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ………. 76 4.4 Histogram Skor Hasil Belajar IPS Terpadu pada Kelas
Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ………... 78 4.5 Histogram Skor Hasil Belajar IPS Terpadu pada Kelas
Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing
(Guided Inquiry) dengan Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi …. 80 4.6 Histogram Skor Hasil Belajar IPS Terpadu Pada Kelas
Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing
(Guided Inquiry) dengan Kemampuan Berpikir Kritis Rendah … 82 4.7 Histogram Skor Hasil Belajar IPS Terpadu pada Kelas
Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified Free Inquiry) dengan
Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ………... 84 4.8 Histogram Skor Hasil Belajar IPS Terpadu pada Kelas
Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified Free Inquiry) dengan
Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ………. 86 4.9 Interaksi Antara Model Pembelajaran dengan
(14)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Halaman
1. Silabus ……… 117
2. RPP Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ……… 119
3. RPP Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modefided Free Inquiry) ……….. 135
4. Instrumen Hasil Belajar IPS Terpadu ……….... 157
5. Sebaran Uji Coba Tes Hasil Belajar IPS Terpadu ………. 168
6. Uji Validitas Butir Tes Hasil Belajar IPS Terpadu ……… 170
7. Uji Reliabelitas Tas Hasil Belajar IPS Terpadu ………. 171
8. Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Tes Hasil Belajar IPS ……… 172
9. Uji Daya Beda Butir Tes Hasil Belajar IPS Terpadu ………. 174
10. Angket Kemampuan Berpikir Kritis ……….. 176
11. Hasil Angket Kemampuan Berpikir Kritis ………... 181
12. Data Hasil Belajar IPS Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ………. 183
13. Data Hasil Belajar IPS Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modifided Free Inquiry) …………. 186
14. Data Hasil Belajar IPS Kelas Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi 189 15. Data Hasil Belajar IPS Kelas Kemampuan Berpikir Kritis Rendah 192 16. Data Hasil Belajar IPS Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Dan Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ……… 195
17. Data Hasil Belajar IPS Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Dan Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ……….. 198
18. Data Hasil Belajar IPS Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modifeded Free Inquiry) Dan Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi ……… 201
19. Data Hasil Belajar IPS Kelas Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modifeded Free Inquiry) Dan Kemampuan Berpikir Kritis Rendah ……….. 204
20. Uji Normalitas Variabel Penelitian ……….... 207
21. Uji Homogenitas Varians Data ……….. 217
22. Perhitungan ANAVA ……… 221
23. Uji Scheffe ………. 225
(15)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang MasalahPendidikan merupakan peranan penting dalam membangun sebuah negara, hal ini dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Negara sendiri memiliki cita – cita yang mulia dalam pendidikan seperti yang tertuang dalam Definisi Pendidikan Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 Bab I, pasal 1 menggariskan pengertian: “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Perkembangan pendidikan pada era globalisasi saat ini harus berintikkan pada inovasi - inovasi yang baru sebab perubahan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan yang baru. Sehingga siswa dituntun untuk lebih mengembangkan kemampuannya baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor.
Dalam tuntutan Kurikulum KTSP seperti yang dikutip dalam Mulyasa (2006 : 22) adalah sebagai berikut :
(1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. (2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. (3) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
(16)
2
Dengan demikian Kurikulum pun memiliki harapan bahwa sekolah diberikan kebebasan untuk berinovasi mengembangkan kurikulum sesuai dengan keadaan sekolahnya. Dengan kata lain guru menjadi ujung tombak pencapaian tujuan kurikulum. Dengan inovasi – inovasi guru mengajar tentu hasil belajar pun tentu meningkat sampai batas target yang ditentukan dalam ketuntasan hasil belajar.
Untuk mencapai tujuan di atas tentu guru haru memiliki keprofesionalan dalam mengajar. Supriadi (2003:14) mengutip laporan dari Jurnal “Educational Leadership” bahwa guru profesional dituntut memiliki lima hal. Pertama, guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Kedua, guru menguasai secara mendalam bahan/materi pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya. Ketiga, guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi dan pengamatan perilaku. Keempat, guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Kelima, guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. Berdasarkan analisis di atas berarti guru profesional mengambil peranan yang kompleks dalam pembelajaran. Karena guru yang profesional mampu menyesuaikan kondisi apapun untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Itulah harapan – harapan dalam dunia pendidikan dewasa ini.
Untuk membuktikan apakah harapan – harapan di atas telah terlaksana dengan baik di tiap sekolah, peneliti melakukan satu observasi terhadap satu mata pelajaran. Mata pelajaran yang dipilih adalah mata pelajaran IPS Terpadu untuk
(17)
3
tingkatan SMP. Dalam kurikulum tingkat SMP mata pelajaran IPS Terpadu bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial di masyarakat dan mampu memecahkan setiap masalah yang dihadapi di lingkungan masyarakat.
Etin Solihatin dan Raharjo (2011: 15) menyatakan bahwa “pembelajaran IPS Terpadu diharapkan memberikan pemahaman tentang sejumlah konsep dan mengembangkan nilai sikap, nilai, moral, dan keterampilan”. Mata pelajaran IPS Terpadu mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP mata pelajaran IPS Terpadu memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS Terpadu, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS Terpadu disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.
Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Untuk melihat sejauh mana pencapaian hasil belajar IPS Terpadu, peneliti mengambil data hasil belajar siswa dari salah satu sekolah yang peneliti teliti. Sekolah sasaran peneliti yaitu SMP Swasta Jambi Medan. Berdasarkan DKN (Daftar Kumpulan Nilai) yang diperoleh dari PKS (Pembantu Kepala Sekolah) I sekolah tersebut peneliti memperoleh data hasil belajar sebagai berikut.
(18)
4
Tabel 1.1. Hasil Belajar Ujian Akhir Semester IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Swasta Jambi Medan
No Tahun Ajaran Terendah Nilai Tertinggi Nilai Nilai Rata-rata Ketuntasan Persentase
1 2013 – 2014 40 79 67,9 65,35 %
2 2014 – 2015 42 82 69,7 67,76 %
Sumber: Daftar nilai guru mata pelajaran IPS TERPADU Terpadu kelas VIII Berdasarkan hasil belajar di atas terdapat beberapa permasalahan. Berdasarkan hasil wawancara dengan PKS (Pembantu Kepala Sekolah) I Kurikulum di sekolah tersebut masalah yang dihadapi sekolah terkait hasil belajar adalah nilai ketuntasan yang belum mencapai target. Sekolah sendiri memiliki KKM yang sudah ditentukan yakni 70, dengan persentase ketuntasan hasil belajar mencapai 100 %. Sehingga peneliti menemukan masalah disekolah tersebut adalah hasil belajar yang belum mencapai target yang ditetapkan sekolah sesuai tuntutan kurikulum. Selain itu peneliti menemukan masalah lain, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa, peneliti menemukan bahwa kebanyakan siswa menyatakan bahwa belajar IPS Terpadu itu membosankan, sehingga kurang memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya.
Peneliti melakukan observasi dengan mengambil beberapa RPP guru IPS Terpadu di sekolah tersebut. Ternyata guru di sekolah tersebut lebih banyak menggunakan metode pembelajaran yang konvensional yaitu metode ceramah. Sehingga pembelajaran yang terbentuk menjadi satu arah atau lebih dikenal dengan teacher center. Padahal menurut teori belajar Vigotsky (Salkind, 2004:278) berpendapat bahwa interaksi sosial, yaitu interaksi individu dengan orang-orang lain, merupakan faktor terpenting yang mendorong atau memicu perkembangan kognitif seseorang. Vigotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi
(19)
5
umumnya muncul dalam kerja sama antarsiswa sebelum fungsi mental yang lebih tinggi terserap. Tugas guru yaitu menyediakan atau mengatur lingkungan belajar siswa, dan mengatur tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, serta memberikan dukungan dinamis, sedemikian hingga setiap siswa bisa berkembang secara maksimal dalam zona perkembangan masing-masing. Teori belajar Vigotsky merupakan bagian kegiatan pembelajaran untuk pembelajaran berbasis masalah melalui bekerja kelompok kecil. Melalui kelompok ini siswa saling berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan dengan saling bertukar ide dan temuan sehingga dapat disimpulkan. Guru dalam proses ini hanya membantu proses penemuan jawaban jika terjadi sesuatu kesulitan atau yang lebih dikenal dengan student center.
Berdasarkan teori belajar di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus memiliki inovasi – inovasi baru dalam pembelajaran. Metode yang monoton tidak bisa lagi menjadi acuan seperti yang selama ini digunakan yakni metode ceramah. Guru harus dapat menggunakan model pembelajaran yang baru. Teori belajar Vigotsky juga diperkuat oleh David Ausubel (Suparman, 2012:27) menyatakan kegiatan belajar harus bermakna (meaningful learning) jika siswa mencoba menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Reigeluth juga menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh interaksi antara model pembelajaran dengan kondisi dalam proses pembelajaran tersebut. Jadi dapat dikaitkan bahwa metode ceramah yang secara terus menerus menyebabkan siswa cepat bosan dan proses belajar tidak menyenangkan. Sehingga metode tersebut harus diganti dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih
(20)
6
kompleks di mana di dalamnya terdapat semua unsur yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
Berdasarkan masalah – masalah yang diuraikan di atas peneliti menduga bahwa apa yang diharapkan pada harapan – harapan sebelumnya belum tercapai di sekolah tersebut. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Tujuannya agar harapan – harapan yang dituntut dalam pendidikan terlaksana di sekolah yang menjadi objek penelitian. Dengan demikian tuntutan kurikulum terlaksana dan hasil belajar yang menjadi patokan ketuntasan belajar memperoleh hasil yang maksimal dan memuaskan sesuai harapan sekolah dan harapan kurikulum. Sehingga apa yang menjadi masalah – masalah di sekolah tersebut dapat dipecahkan. Salah satu masalahnya adalah metode ceramah harus diganti, bukan berarti model ini tidak dipakai tetapi harus diganti agar kondisi belajar bervariasi dan menumbuhkan stimulus kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya dengan menggunakan model yang baru.
Ada beberapa model pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran IPS Terpadu. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran IPS Terpadu dan model pembelajaran yang baru adalah model pembelajaran inkuiri. Model inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richad Suchman pada tahun 1962. Kata inkuiri berasal dari bahasa inggris, yaitu “to
inquire”. Dalam Oxford Dictionary, sama dengan enquire atau enquiry yang
artinya ask somebody for information about something, request for information about something; investigation atau act of asking questions or collecting information about something or somebody. Jadi, inkuir diartikan sebagai proses
(21)
7
bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Piaget beranggapan model inkuiri adalah pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain. Tujuan umum dari pembelajaran inkuiri adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir intelektual dan keterampilan lainnya seperti mengajukan pertanyaan dan keterampilan menemukan jawaban yang berawal dari keingin tahuan mereka, sebagaimana yang diungkapkan oleh Joyce (2000) menyatakan bahwa “ The general goal of inquiry training is to help students develop the intellectual discipline and skills necessary to raise questions and search out answers stemming from their curiosity”. Dalam pembelajaran inkuiri diharapkan siswa secara maksimal terlibat langsung dalam proses kegiatan belajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa tersebut dan mengembangkan sikap percaya diri yang dimiliki oleh siswa tersebut.
Model pembelajaran inkuiri mencakup Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach), Inkuiri Bebas (free inquiry approach) dan Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan (modified free inquiry approach). Dalam penelitian ini peneliti menitik beratkan penelitiannya pada Inkuiri Terbimbing (guided inquiry) dan Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (modifieded free inquiry) karena Inkuiri Terbimbing (guided inquiry) dalam pelaksanaanya menitikberatkan pada pengawasan guru. Dengan kata lain guru sebagai pembimbing pelaksanaan model
(22)
8
pembelajaran inkuiri, sedangkan Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (modifieded free inquiry) guru hanya sebagai pengawas karena dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri tersebut seluruh tahapan sudah tersusun, sedangkan siswa yang memiliki langkah sendiri dalam pelaksanaan inkuirinya. Model pembelajaran Inkuiri tipe Inkuiri Terbimbing (guided inquiry) dan Inkuiri Bebes Termodifikasi (modifieded free inquiry) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.
Penelitian ini juga menggunakan kemampuan berpikir kritis sebagai variable moderat karena kemampuan berpikir kritis dapat memberi kelancaran proses pembelajaran dalam model pembelajaran inkuiri. Dengam kemampuan berpikir kritis, siswa dapat lebih mudah menganalisis penemuan mereka berdasarkan teori pendukung yang mungkin membantu untuk menemukan hal baru dalam menyelesaikan jawaban yang diberikan guru. Kemampuan berpikir kritis dapat menunjang siswa untuk berpikir rasional dengan teori yang ada dan teori yang baru sehingga dapat kita temukan jawaban yang baru atas jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru.
Berdasarkan uraian di atas penulis hendak meneliti Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu SMP Kelas VIII. Model Pembelajaran Inkuiri sebagai variable independen. Kemampuan berpikir kritis sebagai variable moderator dan hasil belajar sebagai variable dependen.
(23)
9
B.
Identifikasi MasalahBerdasarkan uraian di atas, diidentifikasi masalah sebagai berikut: (1) Faktor – faktor apa saja yang mendukung untuk meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu pada siswa SMP kelas VIII ?(2) Model pembelajaran Inkuiri apa yang paling tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa ?(3) Model pembelajaran inkuiri apa yang paling berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar ? (4) Apakah terdapat pengaruh kemampuan berpikir terhadap peningkatan hasil belajar ? (5) Model pembelajaran Inkuiri mana yang lebih cocok dengan kemampuan berpikir kritis ? (6) Adakah interaksi antara model pembelajaran inkuiri dengan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa SMP kelas VIII ?
C.
Pembatasan MasalahBerdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka pembatasan masalah penelitian ini adalah perbandingan hasil belajar IPS Terpadu siswa antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan Tipe Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry) dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified free Inquiry) pada siswa kelas VIII di SMP Swasta Jambi Medan T.P 2016/2017. Dengan memperhatikan pengaruh variable moderator yaitu kemampuan berpikir siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu.
(24)
10
D.
Rumusan MasalahDari uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah hasil belajar IPS Terpadu siswa yang diajar dengan Model pembelajaran Inkuiri dengan Tipe Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry) lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan Model pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Bebas Termodifikasi (Modified free Inquiry) di kelas VIII SMP Swasta Jambi Medan ?
2. Apakah hasil belajar IPS Terpadu siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang kemampuan berpikir kritis rendah di kelas VIII SMP Swasta Jambi Medan ?
3. Apakah terdapat interaksi antara Model Pembelajaran Inkuiri dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa ?
E.
Tujuan PenelitianPenelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh model pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar IPS Terpadu, sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS Terpadu antara siswa yang diajarkan menggunakan Model pembelajaran Inkuiri dengan Tipe Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry) lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan Model pembelajaran Inkuiri Tipe Inkuiri Bebas
(25)
11
Termodifikasi (Modified free Inquiry) di kelas VIII SMP Swasta Jambi Medan.
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS Terpadu antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang kemampuan berpikir kritis di kelas VIII SMP Swasta Jambi Medan.
3. Untuk mengetahui interaksi antara Model Pembelajaran Inkuiri dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.
F.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat TeoretisSecara teoretis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya pada pembelajaran IPS Terpadu yang berkaitan dengan model pembelajaran, kemampuan berpikir kritis, dan hasil belajar. Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah sumber kepustakaan dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan penunjang penelitian lebih lanjut pada masa mendatang.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
Penerapan model pembelajaran inkuiri diharapkan dapat melibatkan siswa dalam belajar IPS Terpadu dan dapat meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu.
(26)
12
b. Bagi Guru
Penerapan model pembelajaran inkuiri diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi keefektifan penggunaan model pembelajaran dalam materi menghargai hidup. Dan juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menentukan model pembelajaran yang tepat dan efektif serta sesuai dengan kemampuan berpikir.
c. Bagi Kepala Sekolah
Penerapan model pembelajaran inkuiri diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melengkapi model pembelajaran guna mendukung setiap proses pembelajaran di SMP Swasta Jambi Medan. Dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kemampuan guru IPS Terpadu dalam menggunakan model pembelajaran sesuai dengan kemampuan berpikir.
d. Bagi Dinas Pendidikan
Penerapan model pembelajaran inkuiri diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan model-model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengajar di kelas. Dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan kemampuan mengajar guru khususnya dalam penggunaan model pembelajaran inkuiri.
e. Bagi Peneliti
Penerapan model pembelajaran inkuiri diharapkan dapat menjadi pembelajaran dalam penulisan penelitian ilmiah untuk mengembangkan kemampuan mengajar peneliti sebagai pendidik di masa mendatang.
(27)
110 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan :
1. Hasil belajar IPS TERPADU pada kelas model pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry) lebih tinggi dari hasil belajar IPS Terpadu
padakelas model pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi (modifided free
inquiry) pada siswa SMP Swasta Jambi Medan Kecamatan Bantan Kabupaten Medan Tembung. Hal ini dipengaruhi oleh peran serta guru yang menjadi fasilitator yang selalu membimbing siswa dalam pemecahan masalah pada pembelajaran.
2. Hasil belajar IPS Terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir
kritis tinggi lebih tinggi dari hasil belajar IPS Terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah pada siswa SMP Swasta Jambi Medan Kecamatan Bantan Kabupaten Medan Tembung. Hal ini dipengaruhi bahwa unsur – unsur kemampuan berpikir kritis tinggi dapat meningkatkan hasil belajar.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri dan kemampuan berpikir
kritis terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa SMP Swasta Jambi Medan Kecamatan Bantan Kabupaten Medan Tembung. Untuk model pembelajaran inkuiri akan lebih baik hasilnya apabila siswa memiliki
(28)
111
111
kemampuan berpikir kritis tinggi. Karena model pembelajaran inkuiri harus diimbangi dengan kemampuan berpikir kritis tinggi yang dimilki siswa.
B. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, diantaranya :
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, yakni hasil belajar IPS
Terpadu pada kelas model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) lebih tinggi dari hasil belajar IPS Terpadu padakelas model pembelajaran
inkuiri bebas termodifikasi (modifided free inquiry) pada siswa SMP Swasta
Jambi Medan Kecamatan Bantan Kabupaten Medan Tembung. Untuk itu perlu dilakukan upaya pengembangan pembelajaran dikelas dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk tingkat SMP siswa kelas VIII. Hasil yang ditemukan peneliti berbeda, dengan hasil peneliti lainnya. Tapi perlu diingat keberhasilan model inkuiri terbimbing terletak pada peran guru yang dapat menstimulus siswa untu dapat meningkatkan hasil belajar mereka walaupun siswa tersebut memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi. Dengan model inkuiri terbimbing siswa yang berkemampuan berpikir kritis tinggi dapat lebih mengembangkan kemampuan berpikirnya untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, yakni hasil belajar IPS Terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi lebih tinggi dari hasil belajar IPS Terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan
(29)
112
112
berpikir kritis rendah pada siswa SMP Swasta Jambi Medan Kecamatan Bantan Kabupaten Medan Tembung. Dengan begitu model pembelajaran inkuiri dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apabila siswa yang menerima pembelajaran tersebut memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi. Kemampuan berpikir kritis memiliki unsur yang dibutuhkan dalam proses inkuiri. Dengan kata lain model pembelajaran inkuiri yang baik dapat dilakukan apabila siswa memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi. Kemampuan berpikir kritis siswa juga dapat ditingkatkan agar model pembelajaran ini dapat diterapkan pada materi yang lain.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, yakni terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa SMP Swasta Jambi Medan Kecamatan Bantan Kabupaten Medan Tembung. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang mengutamakan proses penemuan jawaban yang ilmiah, sehingga pada saat perumusan hipotesis, siswa yang berkemampuan berpikir kritis mengambil peranan aktif dengan bantuan guru. Kemampuan berpikir kritis merupakan karekteristik siswa yang perlu ditingkatkan kemampuananya. Dengan kemampuan berpikir kritis tinggi model pembelajaran inkuiri dapat berjalan dengan baik. dengan begitu guru juga harus dapat menstimulus siswa untuk bisa meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka.
(30)
113
113
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu pada siswa perlu
dilakukan upaya dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Penggunaan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran di kelas dapat dilakukan dengan : (a) mengharuskan guru menggunakan model pembelajaran inkuiri pada beberapa materi pelajaran IPS Terpadu, (b) pihak sekolah harus menyediakan peralatan belajar yang dipakai untuk menggunakan model pembelajaran inkuiri tersebut, (c) melakukan pelatihan penggunaan model pembelajaran inkuiri pada guru yang belum pernah melakukannya sebelumnya supaya penelitian yang sejenis dapat diterapkan pada mata pelajaran ang lain.
2. Untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis tinggi pada siswa perlu
dilakukan upaya sebagai berikut : (a) mengelompokkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah untuk menentukan model pembelajaran inkuiri yang tepat, (b) perlu sesekali mengundang psikolog untuk dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, (c) sekolah memfasilitasi guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis rendah siswa menjadi tinggi.
(31)
114
114
3. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang keterkaitan hasil belajar siswa ditinjau dari penggunaan model pembelajaran inkuiri dan kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk itu peneliti harus menuangkan hasil penelitiannya kedalam jurnal nasional maupun jurnal internasional agar dapat memberikan kontribusi bagi para peneliti untuk meneliti hal yang sama. Karena melalui jurnal pendidikan peneliti – peneliti yang lain dapat menambah pengetahuan mereka tentang penelitian terbaru.
(32)
114
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Awan Mutakin .1998. Pengajaran IPS di Sekolah . Tidak Dipublikasikan
Cleaf,D.W. V.1991. Action in Elementary Social Studies. USA: Allyn &Bacon Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga
Ennis, Robert H. 2011. The Nature of Critical Thinking: An Outline of
Critical Thinking Dispositions and Abilities. University of Illinois.
(http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCritic
alThinking_51711_000.pdf. diakses 28 april 2016).
Elok Nur Fauzia. 2014. "Efektivitas Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Ilmiah Pada Topik Kacamata Dan Lup" .(Tesis). Jakarta. PPs UNJ
Etin Solihatin dan Raharjo, 2007. Cooperative Learning Analisis Model
Pembelajaran IPS, Bumi Aksara, Jakarta
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta : Grasindo
I. D. Kurniawati, Wartono, M. Diantoro. 2014. “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Integrasi Peer Instruction Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 10 (2014) 36-46. (E-mail: [email protected] diakses 25 Mei 2016)
Joyce, Bruce dan Marsha Weil. 2008. Models of Teaching (Ed. 5th). Unites States
of America : Allyn & Bacon
Krathwol, DR. 2002. A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview. Theory
Into Practice, (Online), 41 (4): 213-218, (http://www.unco.edu), diakses 22 April 2016.
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta :
Kencana
Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis,cet. 2, Bandung: Remaja Rosdakarya
(33)
115
Nurkhamid. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran CTL Inkuiri Bebas
Termodifikasi Dan Inkuiri Terbimbing Terhadap Prestasi BelajarSiswa Ditinjau Dari KreativitasSiswa Dan Kemampuan Verbal. (Tesis). Jakarta. PPs Universitas Sebelas Maret
Ormrod, Jeanne Ellis. Psikologi Pendidikan. Terjemahan oleh Amitya Kumara.
2008. (Ed. 6 Jilid 2). Jakarta : Erlangga
Robbins, Stephen P. 1996. Organizational Behavior : Concepts, Controversies, Applications (7mEd.). Prentice-Hall International, Inc.
Ratnawati, Dewi. 2008. Penyusunan Langkah-langkah Pembelajaran.
(
https://www.academia.edu/8944202/Penyusunan_Langkah-Langkah_Pembelajaran, diakses pada 28 Juni 2016)
Romiszowski, A.J. 1981. Designing Instructional System: Decision Making in Course Planning and Curriculum Design. London: Kogan Page Schmeck, RR 1987. Learning Strategy and Learning Style New York. Plenum Press.
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Saidihardjo & Sumadi HS. (1996). Konsep dasar Ilmu pengetahuan Sosial. (Buku1). Yogyakarta : FIP IKIP
Salkind, N.J. (2004). An introduction to theories of human development. London: Sage Publications, Inc. Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education (Online)Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015 ISSN 2407-7925
(http://idealmathedu.p4tkmatematika.org, diakses 23 Maret 2016)
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka
Cipta
Solihatin, E. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.
Sudjana, N. 2002. Penilaian hasil dan Proses Hasil Belajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta
(34)
116
Suparman. A. M .2012. Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan: Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga
Supriadi. 2013 Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG)Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Tahun 2008. Universitas Negeri Semarang
Sukmawati . 2013. Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan
Media Powerpoint Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Khusus Siswa SMK Kelas X. (Tesis). Medan: Program Pascasarjana Unimed
Sutrisno, 2006. Pengaruh model pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil
belajar kimia siswa (tesis), Medan: Program Pascasarjana Unimed.
Suyanti, Retno Dwi. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta : Graha Ilmu
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana
(1)
112
berpikir kritis rendah pada siswa SMP Swasta Jambi Medan Kecamatan Bantan Kabupaten Medan Tembung. Dengan begitu model pembelajaran inkuiri dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apabila siswa yang menerima pembelajaran tersebut memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi. Kemampuan berpikir kritis memiliki unsur yang dibutuhkan dalam proses inkuiri. Dengan kata lain model pembelajaran inkuiri yang baik dapat dilakukan apabila siswa memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi. Kemampuan berpikir kritis siswa juga dapat ditingkatkan agar model pembelajaran ini dapat diterapkan pada materi yang lain.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, yakni terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa SMP Swasta Jambi Medan Kecamatan Bantan Kabupaten Medan Tembung. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang mengutamakan proses penemuan jawaban yang ilmiah, sehingga pada saat perumusan hipotesis, siswa yang berkemampuan berpikir kritis mengambil peranan aktif dengan bantuan guru. Kemampuan berpikir kritis merupakan karekteristik siswa yang perlu ditingkatkan kemampuananya. Dengan kemampuan berpikir kritis tinggi model pembelajaran inkuiri dapat berjalan dengan baik. dengan begitu guru juga harus dapat menstimulus siswa untuk bisa meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka.
(2)
113 C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu pada siswa perlu dilakukan upaya dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Penggunaan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran di kelas dapat dilakukan dengan : (a) mengharuskan guru menggunakan model pembelajaran inkuiri pada beberapa materi pelajaran IPS Terpadu, (b) pihak sekolah harus menyediakan peralatan belajar yang dipakai untuk menggunakan model pembelajaran inkuiri tersebut, (c) melakukan pelatihan penggunaan model pembelajaran inkuiri pada guru yang belum pernah melakukannya sebelumnya supaya penelitian yang sejenis dapat diterapkan pada mata pelajaran ang lain. 2. Untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis tinggi pada siswa perlu
dilakukan upaya sebagai berikut : (a) mengelompokkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah untuk menentukan model pembelajaran inkuiri yang tepat, (b) perlu sesekali mengundang psikolog untuk dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, (c) sekolah memfasilitasi guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis rendah siswa menjadi tinggi.
(3)
114
3. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang keterkaitan hasil belajar siswa ditinjau dari penggunaan model pembelajaran inkuiri dan kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk itu peneliti harus menuangkan hasil penelitiannya kedalam jurnal nasional maupun jurnal internasional agar dapat memberikan kontribusi bagi para peneliti untuk meneliti hal yang sama. Karena melalui jurnal pendidikan peneliti – peneliti yang lain dapat menambah pengetahuan mereka tentang penelitian terbaru.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka
Cipta
Awan Mutakin .1998. Pengajaran IPS di Sekolah . Tidak Dipublikasikan
Cleaf,D.W. V.1991. Action in Elementary Social Studies. USA: Allyn &Bacon
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga
Ennis, Robert H. 2011. The Nature of Critical Thinking: An Outline of
Critical Thinking Dispositions and Abilities. University of Illinois. (http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCritic alThinking_51711_000.pdf. diakses 28 april 2016).
Elok Nur Fauzia. 2014. "Efektivitas Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiry) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Ilmiah Pada Topik Kacamata Dan Lup" .(Tesis). Jakarta. PPs UNJ
Etin Solihatin dan Raharjo, 2007. Cooperative Learning Analisis Model
Pembelajaran IPS, Bumi Aksara, Jakarta
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta : Grasindo
I. D. Kurniawati, Wartono, M. Diantoro. 2014. “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Integrasi Peer Instruction Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 10
(2014) 36-46. (E-mail: [email protected] diakses 25 Mei 2016)
Joyce, Bruce dan Marsha Weil. 2008. Models of Teaching (Ed. 5th). Unites States
of America : Allyn & Bacon
Krathwol, DR. 2002. A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview. Theory
Into Practice, (Online), 41 (4): 213-218, (http://www.unco.edu), diakses 22 April 2016.
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta :
Kencana
Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis,cet. 2, Bandung: Remaja Rosdakarya
(5)
Nurkhamid. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran CTL Inkuiri Bebas Termodifikasi Dan Inkuiri Terbimbing Terhadap Prestasi BelajarSiswa Ditinjau Dari KreativitasSiswa Dan Kemampuan Verbal. (Tesis). Jakarta. PPs Universitas Sebelas Maret
Ormrod, Jeanne Ellis. Psikologi Pendidikan. Terjemahan oleh Amitya Kumara.
2008. (Ed. 6 Jilid 2). Jakarta : Erlangga
Robbins, Stephen P. 1996. Organizational Behavior : Concepts, Controversies,
Applications (7mEd.). Prentice-Hall International, Inc.
Ratnawati, Dewi. 2008. Penyusunan Langkah-langkah Pembelajaran.
(
https://www.academia.edu/8944202/Penyusunan_Langkah-Langkah_Pembelajaran, diakses pada 28 Juni 2016)
Romiszowski, A.J. 1981. Designing Instructional System: Decision Making in
Course Planning and Curriculum Design. London: Kogan Page Schmeck, RR 1987. Learning Strategy and Learning Style New York. Plenum Press.
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Saidihardjo & Sumadi HS. (1996). Konsep dasar Ilmu pengetahuan Sosial. (Buku1). Yogyakarta : FIP IKIP
Salkind, N.J. (2004). An introduction to theories of human development. London:
Sage Publications, Inc. Indonesian Digital Journal of Mathematics and
Education (Online)Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015 ISSN 2407-7925 (http://idealmathedu.p4tkmatematika.org, diakses 23 Maret 2016)
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka
Cipta
Solihatin, E. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.
Sudjana, N. 2002. Penilaian hasil dan Proses Hasil Belajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :
(6)
Suparman. A. M .2012. Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan: Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga
Supriadi. 2013 Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG)Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Tahun 2008. Universitas Negeri Semarang
Sukmawati . 2013. Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan
Media Powerpoint Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Khusus Siswa SMK Kelas X. (Tesis). Medan: Program Pascasarjana Unimed
Sutrisno, 2006. Pengaruh model pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil
belajar kimia siswa (tesis), Medan: Program Pascasarjana Unimed.
Suyanti, Retno Dwi. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta : Graha
Ilmu
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :