BENTUK PENYAJIAN MUSIK TARI ANGGUN POLA PADA MASYARAKAT PAKPAK DI DESA SINGGABUR KECAMATAN SITELU TALI URANG JULU KABUPATEN PAKPAK BHARAT.

BENTUK PENYAJIAN MUSIK TARI ANGGUN POLA PADA
MASYARAKAT PAKPAK DI DESA SINGGABUR
KECAMATAN SITELU TALI URANG JULU
KABUPATEN PAKPAK BHARAT

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh

FAJAR PASARIBU
NIM: 2113340018

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK
Fajar Pasaribu. NIM 2113340018. Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun

Pola Pada Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur Kecamatan Sitelu Tali
Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat. Fakultas Bahasa dan Seni.
Universitas Negeri Medan 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Letak geografis Desa Singgabur
Kecamatan Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat. Alat musik yang
digunakan dalam Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola. Pola irama musik
iringan Tari Anggun Pola terhadap gerakan tari-tarian. Bentuk Penyajian Musik
Tari Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur Kecamatan
Sitelutali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat.
Teori dalam Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan
pengertian bentuk penyajian, pengertian musik yaitu menjelaskan dari sudut
unsur-unsur musik (irama, melodi, tempo, dinamik), pengertian tari, pengertian
tari Anggun Pola.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian ini tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat
dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak
akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditranferkan ketempat lain pada situasi
sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.
Sampel penari Anggun Pola, pemain musik Tari Anggun Pola, tokoh adat, pejabat
daerah yang berjumlah 16 orang.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Penelitian ini mengambil lokasi di di desa Singgabur kecamatan
Sitelutali Urang Julu kabupaten Pakpak Bharat dan penelitian ini dilaksanakan
dmulai bulan November 2015 sampai dengan bulan Januari 2016.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bentuk penyajian musik tari Anggun Pola
pada masyarakat Pakpak di desa Singgabur kecamatan Sitellu Tali Urang Julu
Kabupaten Pakpak Bharat memiliki struktur dan proses yaitu latihan pemain
musik, latihan penari Anggun Pola, latihan penggabungan pemusik dan penari
Anggun Pola, mempersiapkan kostum dan properti, general repetision dan
penampilan musik tari Anggun Pola. Penampilan musik tari Anggun Pola
dilaksanakan pada hari minggu tanggal 27 desember 2016. Diadakan di lapangan
desa Singgabur. Dalam penyajian musik tari Anggun Pola ada beberapa alat
musik yang digunakan sebagai musik iringan tari Anggun Pola yaitu Genderang
sitelu-telu, Gung sada rabaan, Lobat, Kalondang, dan Kucapi. Pola Irama Musik
Iringan Tari Anggun Pola Terhadap Gerakan Tarian sangat berpengaruh.
Kata kunci : Bentuk Penyajian, Musik, Anggun Pola

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan berkat-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini
sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Sendratasik
Universitas Negeri Medan.
Skripsi ini berjudul “Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola Pada
Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur Kecamatan Sitelu Tali Urang Julu
Kabupaten Pakpak Bharat”. Dalam penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu,
dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis menuturkan ucapan terimakasih
yang tiada terhingga kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd, Ketua Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa
Dan Seni Universitas Negeri Medan.
4. Dra. Pita HD Silitonga, M.Pd, Sekretaris Jurusan Sendratasik Fakultas
Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.
5. Dr. Pulumun Ginting, S.Sn, M.Sn, Ketua Prodi Pendidikan Musik.
6. Octaviana Tobing, M.Pd., Pembimbing Skripsi I dan Esra PT Siburian,
M.Sn., dosen Pembimbing II.

7. Lamhot Basani Sihombing, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik.
8. Adina Sastra Sembiring, M.Pd, Narasumber.
9. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Sendratasik FBS Universitas Negeri
Medan.
10. Kedua Orangtua tercinta, Ayah Janter Pasaribu dan Ibu Nurnengsih
Simanungkalit yang selalu mendidik, memberikan kasih sayang yang
tak terhingga mendukung baik secara moril maupun materil,
memberikan motivasi, semangat dan doa yang tulus yang tiada
hentinya demi kesuksesan penulis.

ii

11. Saut Pandapotan Solin, Tokoh Adat tradisi Pakpak Bharat.
12. Kakak tercinta, Renovalina Pasaribu, S.Pd, Abang tercinta Mikael
Pasaribu, Adik tercinta Mustika Pasaribu yang selalu memberikan
semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Skripsi ini.
13. Yessy Napitupulu, S.Pd yang selalu memberikan doa, semangat,
motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini.
14. Teman – teman Yessy Napitupulu, S.Pd, Mandiri Beruru, S.Pd, Wan
Okto Brada Hutahaean, Bosra Simarmata, Dedy Simamora, S.Pd,

Willy Tobing, Yohanes Panjaitan, S.Pd, Yohana Pardede, S.Pd, Daniel
Ambarita, S.Pd, Briant Simangunsong, Gaman Kesogihen, SE,
Samson Sihombing, S.Pd.
15. Bang Cihur Berutu, S.Pd, beserta keluarga, John Edy Simanjuntak,
Mardi Boang Manalu, seluruh anggota Sanggar Nina Nola yang turut
berpartisipasi dalam penyelesaian Skripsi ini dan teman-teman yang
ada di Prodi Pendidikan Musik angkatan 2011 terimakasih atas
kerjasamanya selama perkuliahan.
16. Teman-teman PPLT SMA NEGERI 1 BALIGE tahun 2014.
Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari yang
diharapkan, baik dari segi kalimat, isi dan juga teknik penguraiannya. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan Skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi yang sederhana ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu
pendidikan, khususnya di bidang pendidikan musik.
Medan, April 2016
Penulis

Fajar Pasaribu

NIM. 2113340018

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Latar Belakang ............................................................................
Identifikasi Penelitian ..................................................................

Pembatasan Penelitian .................................................................
Perumusan Penelitian ...................................................................
Tujuan Penelitian .........................................................................
Manfaat Penetilian .......................................................................

1
8
9
10
10
11

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL.13
A. Landasan Teoritis ......................................................................... 13
1. Bentuk Penyajian...................................................................... 15
2. Musik ....................................................................................... 16
a. Pengertian Musik………………………………………... 16
1) Irama............................................................................. 17
2) Melodi ......................................................................... 19
3) Tempo........................................................................... 19

4) Dinamik ........................................................................ 20
b. Musik Iringan ...................................................................... 21
3. Tari ........................................................................ .................. 24
4. Tari Anggun Pola...................................................................... 27
B. Kerangka Konseptual ................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 32
A. Metode Penelitian ........................................................................
B. Populasi dan Sampel .....................................................................
1. Sampel......................................................................................
C. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................

v

32
33
33
34
35


1. Observasi.................................................................................. 36
2. Wawancara .............................................................................. 36
3. Dokumentasi ............................................................................ 37
E. Teknik Analisis Data..................................................................... 38
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN......................... 41
A.

B.

C.
D.

Letak Geografis............................................................................. 41
1. Sistem Mata Pencaharian ......................................................... 42
2. Sistem Bahasa .......................................................................... 43
3. Sistem Kesenian ....................................................................... 43
4. Sistem Kekerabatan.................................................................. 47
Alat Musik Yang Digunakan Dalam Musik Tari Anggun Pola.... 48
1. Genderang Sitelu-telu............................................................... 48
2. Gung Sada Rabaan ................................................................... 49

3. Lobat......................................................................................... 53
4. Kalondang ................................................................................ 55
5. Kucapi ...................................................................................... 56
Pola Irama Musik Iringan Tari Anggun Pola Terhadap Gerakan
Tarian ............................................................................................ 57
Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola ................................. 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 81
A.
B.

Kesimpulan ................................................................................... 81
Saran ............................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 84

vi

DAFTAR GAMBAR


Gambar 4.1 Genderang Sitelu-telu.............................................................. 48
Gambar 4.2 Gung Jujur ............................................................................... 49
Gambar 4.3 Gung Poi/Panggora ................................................................. 50
Gambar 4.4 Gung Tapuldep........................................................................ 51
Gambar 4.5 Gung Pongpong....................................................................... 52
Gambar 4.6 Lobat........................................................................................ 53
Gambar 4.7 Kalondang ............................................................................... 55
Gambar 4.8 Latihan Pemain Musik ............................................................ 62
Gambar 4.9 Latihan Penari ........................................................................ 63
Gambar 4.10 Kostum Penari ....................................................................... 65
Gambar 4.11 Pinggan berisi Gatap dan beras ............................................. 66
Gambar 4.12 Persiapan General Repetision ............................................... 67
Gambar 4.13 Pemusik dan Penari sebelum tampil...................................... 68
Gambar 4.14 Penampilan Musik tari Anggun Pola .................................... 71
Gambar 4.15 Wawancara dengan Tokoh Adat ........................................... 79
Gambar 4.16 Penampilan penari Anggun Pola ........................................... 80

vii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tiap suku memiliki adat istiadat, upacara serta perbedaan budaya masingmasing yang mengungkapkan ciri khas dari adat tersebut, terutama pada upacara
adat setiap suku masing-masing. Keaneka ragaman budaya ini membuat
semaraknya nuansa keragaman nusantara dalam segi menilai kekayaan bangsa
Indonesia. Bahkan dari budaya bangsa yang ada di Indonesia beberapa adat
istiadat yang masih dipertahankan keberadaannya tanpa ada penambahan adat
baru, walaupun sekarang teknologi semakin maju dan era globalisasi sekarang ini
telah merubah sebagian nilai-nilai budaya diberbagai pelosok nusantara. Salah
satu ragam budaya bangsa Indonesia yang masih terus bertahan hingga sekarang
dan juga masih dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat adalah kebudayaan
Kabupaten Pakpak Bharat.
Kabupaten Pakpak Bharat merupakan daerah yang masyarakatnya
mayoritas etnis Pakpak. Secara umum Pakpak digolongkan sebagai bagian dari
suku Batak. Etnis Pakpak memiliki budaya yang sudah diwariskan secara turun
temurun dari nenek moyang masyarakat Pakpak. Salah satu etnis di Sumatera
utara, etnis Pakpak mempunyai keberagaman kesenian. Kesenian dikalangan
masyarakat Pakpak hampir tidak pernah mengalami kemunduran bahkan
cenderung berkembang. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa kesenian itu sering
ditampilkan dalam acara keluarga atau acara pemerintahan. Kesenian pada

1

2

masyarakat Pakpak terbagi atas beberapa bentuk yaitu seni ukir, seni tari (tatak),
dan seni musik.
Tari merupakan salah satu media penyampai ekspresi dalam menyatakan
sebuah pandangan kehidupan, pesan moral dan berbagai macam saran, kritik serta
hiburan. Beberapa contoh tarian tradisional Pakpak yaitu Tari (tatak) Anggun
Pola, Tari (tatak) Muat Kopi, Tari (tatak) Menabi Page, Tari (tatak) Garo-garo,
Tari (tatak) Renggisa, Tari (tatak) Menulangat, Tari (tatak) Serser.
Tari Anggun Pola pada masyarakat Pakpak berfungsi sebagai tarian
penyambutan ataupun persembahan seperti penyambutan pemangku adat,
penyambutan pejabat dalam upacara pemeritahan, dan penghargaan kepada tamutamu atau turis-turis sebagai tamu pemerintah daerah. Anggun Pola diambil dari
asal kata mengagan pola, dalam bahasa Pakpak agan artinya ambil sedangkan
pola adalah pohon aren, sehingga mengagan pola dapat diartikan sebagai proses
pengambilan air Aren (nira). Mengagan pola dilakukan dengan cara anggun atau
lembut bersifat membujuk, supaya nantinya pola atau pohon aren yang di agan
menghasilkan air yang banyak. Istilah ini digunakan untuk tari Anggun Pola,
dimana pada saat menari, para penari benar-benar mempersembahkan tarian
kepada tamu agung, penuh dengan perasaan gembira yang ditunjukkan oleh
mimik wajah penari yang selalu tersenyum serta kelembutan yang ditunjukkan
oleh pola gerak tubuh, gerak tangan yang gemulai dalam menyambut tamu
terhormat supaya tamu tersebut merasa terhibur dan merasa senang serta merasa
dihormati.

3

Jumlah penari dalam tari Anggun Pola ialah enam orang penari
perempuan. Properti yang digunakan dalam tari Angun Pola yaitu cawan berisi
beras dan daun sirih. Properti lainnya yaitu mulai dari tata rias tari yang
memperindah tampilan para penari Anggun Pola, Kemudian aksesoris tarian
berupa anting, gelang, dan kalung, serta busana yang digunakan yaitu pakaian
adat Pakpak dan penutup kepala yang dalam bahasa Pakpak dinamakan Saong.
Kemampuan atau kemahiran penari Anggun Pola untuk membawakan
gerak tari Anggun Pola sesuai dengan kualitas gerak yang diinginkan (wiraga)
haruslah diperhatikan. Mulai dari gerakan melenggang pinggul secara serentak,
sembah tamu, gerakan putar penuh menjadi bagian dari tarian ini. Gerakan
tersebut dilakukan dalam posisi level rendah yaitu posisi berlutut atupun jongkok
dan juga level sedang yaitu posisi berdiri.
Gerakan tarian ini terdiri dari sembah tamu, yaitu gerakan awal dengan
meletakkan cawan diatas kepala dan tangan masing-masing penari memegang
cawan yang dilakukan dengan posisi badan berdiri (level sedang). Tari Anggun
Pola ditarikan dengan pola horizontal. Setelah itu semua penari menurunkan
cawan sirih dari atas kepala dengan mengangkat sejajar dengan dada. Kemudian
semua penari melangkah kedepan sesuai dengan wirama untuk meletakkan cawan
kembali ketempat yang sudah ditentukan. Kemudian penari berputar sambil
mengukel tangan dalam posisi setengah berdiri (level sedang). Wirama dalam tari
Anggun Pola yang dimaksud adalah kemampuan penari dalam mengikuti
pengaturan tempo musik yang dipakai sebagai iringan tari Anggun Pola.

4

Tari Anggun Pola ditarikan dengan berbagai ragam gerak yaitu
mengayunkan badan sambil melangkah kiri kanan serta melangkah maju mundur
kemudian berputar. Setelah itu, ragam gerak lainnya yaitu mengayunkan tangan
kiri dan tangan kanan secara bergantian ke atas dan ke bawah dengan posisi
berdiri dan tetap pada pola horinzontal. Setelah beberapa ragam gerak tersebut,
kemudian para penari menyerahkan sirih kepada tamu terhormat. Pada saat
menari, para penari dituntut memiliki wirasa yaitu menghayati makna gerakan
yang terkandung dalam tari Anggun Pola. Supaya tari yang di bawakan atau
dipersembahkan memiliki keseimbangan harmonisasi.
Bagi suku Pakpak, musik juga mempunyai peranan yang sangat penting
dalam aspek kehidupan masyarakatnya, karena hampir seluruh kegiatan adat,
ritual dan hiburan bahkan acara pemerintahan selalu menggunakan musik. Dalam
penyajiannya ada yang menggunakan alat musik,vokal, vokal gabungan dengan
musik, dalam penggunaan alat musiknya ada yang dimainkan secara ensambel
dan ada juga secara solo.
Masyarakat Pakpak membagi alat musiknya berdasarkan bentuk
penyajiannya dan cara memainkannya. Beberapa alat musik tersebut dimainkan
dalam bentuk ensambel. Ensambel merupakan kelompok kegiatan musik. Jadi
musik ensambel merupakan bermain musik secara bersama-sama dengan
menggunakan beberapa alat musik tertentu serta memainkan lagu-lagu dengan
menggunakan aransemen sederhana. Salah satunya adalah ensambel Oningoningen. Ensambel Oning-oningen merupakan ensambel yang sering dipentaskan
diberbagai acara adat. Oning-oningen juga sering dipakai untuk musik pengiring

5

tari. Salah satunya yaitu untuk mengiringi tari Anggun Pola. Dalam hal ini musik
iringan tari merupakan alat yang diguanakan untuk mengiringi suatu tarian.
Ensambel ini digunakan pada upacara sukacita (kerja mbaik) seperti upacara
pernikahan dan untuk mengiringi tarian. Pada musik pengiring tari, jenis
instrument ensambel Oning-oningen yang digunakan adalah:
1. Genderang sitelu-telu.
2. Gung sada rabaan.
3. Lobat.
4. Kalondang.
5. Kucapi
Genderang sitelu-telu merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara
dipukul yang jumlahnya tiga berfungsi sebagi pembawa ritme dalam oningoningen. Gung sada rabaan (gong) memiliki beberapa jenis yaitu Gung Jujur,
Gung Poi, Gung Tapuldep, dan Gung Pongpong. Gung Jujur merupakan gung
yang paling besar di dalam ensambel Genderang sitelu-telu. Sesuai dengan
namanya, jujur berasal dari kata bujur-bujur (jujur/ tidak berbelit-belit)
mempunyai pengertian bahwa kejujuran adalah kunci penentu harmonisnya
hubungan antar sesama masyarakat. Pernyataan ini tercermin dari bunyinya yang
tidak pernah putus sampai pukulan berikutnya.
Gung poi / panggora mempunyai ukuran serta suara yang lebih kecil dari
gung jujur. Poi berasal dari kata apoi artinya sambutlah, atau jawablah. Sesuai
bunyinya, gung ini bersuara setelah gung jujur berbunyi. Bunyi yang
dihasilkannya adalah merupakan sambutan, sahutan dan jawaban terhadap bunyi

6

yang dihasilkan oleh gung jujur tersebut. Hal ini diartikan bahwa pernyataan gung
jujur harus disambut dan dijawab sebagai pernyataan persetujuan terhadap makna
perlambangan yang dihasilkannya.
Kemudian Gung berikutnya adalah Gung Tapuldep. Gung ini dimainkan
dengan cara meletakkannya di atas dada si pemain atau ditempelkan di dada. Pola
ritmis yang dihasikannya adalah menimpali suara dua gung sebelumnya, dengan
suara pendek terputus-putus. Bunyi gung ini berada diantara dua gung terdahulu
dan aksentuasi ritmik yang dihasilkannya akan memberi warna yang khas dan
dinamis dalam ensambel ini. Makna yang dikandungnya adalah sebagai
pernyataan bahwa walaupun dalam segala adat istiadat dan kehdupan
kemasyarakatan terdapat banyak tantangan dan hambatan namun harus diterima
dan ditempuh dengan ketabahan.
Gung yang terakhir adalah Gung Pongpong. Gung ini adalah gung yang
paling kecil pada ensambel ini. Pongpong berperan sebagai pemegang tempo
bersama-sama

dengan

genderang

siraja

mengampuh,

untuk

menjaga

keseimbangan tempo intrumen lainnya.
Lobat merupakan salah satu jenis alat musik yang dipakai dalam bentuk
solo instrumen dan juga digabungkan dengan ensambel musik tradisional Pakpak.
Lobat merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu dan memiliki lima
lubang nada dan satu lubang penghasil bunyi. Alat musik ini termasuk kedalam
klasifikasi alat musik aerophone. Lobat dimainkan dengan cara ditiup.
Pada awalnya Lobat

merupakan alat musik pribadi yang digunakan

sebagai hiburan pribadi yang digunakan nenek moyang masyarakat Pakpak pada

7

saat menjaga padi (muro) diladang. Namun pada perkembangannya, alat musik ini
dimasukkan kedalam ensambel oning-oningen. Pembuat alat musik Lobat
biasanya pemain alat musik itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh fungsi awal dari
alat musik ini pada awalnya.
Kalondang merupakan alat musik tradisional Pakpak yang terbuat dari
belahan-belahan kayu yang ringan dan kering, yang saat dilemparkan
menghasilkan suara yang nyaring. Kemudian diabadikan sebagai salah satu alat
music yang menarik perhatian setelah ditemukan rumus untuk menentukan tinggi
rendahnya suara, yaitu memotong dan menipis, menjadi suatu alat musik
tradisional bergengsi di zaman ini, karena mempunyai daya harmonisasi yang
banyak dengan alat musik lainnya, seperti lobat, genderang dan gung. Kalondang
dimainkan dengan cara dipukul. Berfungsi sebagai pembawa melodi sama halnya
seperti Lobat. Kalondang memiliki nada-nada pentatonik yaitu Do, Re, Fi, Sol, Si
yang memperkuat karakter musik Pakpak itu sendiri. Alat musik ini juga
berfungsi sebagai pengatur tempo dalam oning-oningen.
Kucapi merupakan alat musik yang terbuat dari kayu dan memiliki dua
senar. Kepala Kucapi biasanya dibuat hiasan berupa ukiran menyerupai kepala
monyet atau kepala manusia. Alat musik ini berperan sebagai pembawa melodi
yang dimainkan dengan cara dipetik. Seperangkat alat musik tersebut dimainkan
oleh delapan orang pemain musik. Diantaranya adalah alat musik Genderang
Sitelu-telu dimainkan oleh satu orang, gung sada rabaan dimainkan oleh empat
orang, lobat dimainkan oleh satu orang serta kalondang dimainkan oleh satu
orang.

8

Dalam konteks pengiring tari, hubungan sebuah tari dan musik dapat
terjadi melalui aspek bentuk, gaya, ritme, suasana atau gabungan dari aspek-aspek
tersebut. Banyak cara yang dipakai untuk mengiringi sebuah tarian. Dasar
pemilihannya harus dilandasi oleh pandangan penyusunan iringan dan maksud
penata tarinya. Pada dasarnya sebuah iringan tari harus dipilih untuk menunjang
tarian yang diiringi baik secara ritmis maupun emosional. Maka dari itu
masyarakat Pakpak membuat Ensambel Oning-oningen menjadi ensambel untuk
mengiringi tari Anggun Pola.
Berdasarkan uraian diatas, nampak jelas bahwa musik dalam tari Anggun
Pola berperan aktif sebagai media penyampaian gerak tarian. Sebagai bagian dari
budaya Pakpak dan budaya Nusantara, sangat penting dijaga kelestariannya.
Sehingga dari uraian-uraian yang telah dijabarkan maka penulis tertarik untuk
meneliti, mangkaji, serta menuliskannya dalam sebuah tulisan ilmiah dengan
judul :
“BENTUK

PENYAJIAN

MASYARAKAT

PAKPAK

MUSIK
DI

TARI

DESA

ANGGUN

SINGGABUR

POLA

PADA

KECAMATAN

SITELUTALI URANG JULU KABUPATEN PAKPAK BHARAT’’
B. Identifikasi Penelitian
Identifikasi penelitian merupakan sejumlah masalah yang berhasil ditarik
dari uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan
lingkup permasalahan yang lebih luas.
Tujuan dari identifikasi penelitian adalah agar penelitian yang dilakukan
menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Dari uraian

9

latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasikan
menjadi beberapa bagian, antara lain:
1. Bagaimana letak geografis desa Singgabur kecamatan Sitelu Tali
Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat?
2. Alat musik apa saja yang digunakan dalam Bentuk Penyajian Musik
Tari Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak di Desa Singgabur
Kecamatan Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat?
3. Berapa jumah pemain musik Tari Anggun Pola Pada Masyarakat
Pakpak di Desa Singgabur kecamatan Sitelu Tali Urang Julu
Kabupaten Pakpak Bharat?
4. Bagaimana atensi masyarakat Pakpak di Desa Singgabur kecamatan
Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat terhadap Musik Tari
Anggun Pola?
5. Bagaimana pola irama musik iringan Tari Anggun Pola terhadap
gerakan tari-tarian ?
6. Bagaimana Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola Pada
Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur kecamatan Sitelu Tali Urang
Julu Kabupaten Pakpak Bharat?

C. Pembatasan Penelitian
Mengingat

luasnya

cakupan

penelitian

yang

diidentifikasi

serta

keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan teoritis, maka peneliti merasa perlu
mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan masalah yang dihadapi

10

dalam penelitian. Batasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas
batas mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup permasalahan dan faktor
mana saja yang tidak bisa.
Hal ini sependapat dengan Sugiyono (2012 : 286) bahwa: “pembatasan
masalah fokus dengan yang didasarkan pada tingkat kepentingan dan fasebilitas
masalah yang akan dipecahkan”. Dari keterangan tersebut maka penulis
mambatasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana letak geografis desa Singgabur kecamatan Sitelu Tali
Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat?
2. Alat musik apa saja yang digunakan dalam Bentuk Penyajian Musik
Tari Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak di Desa Singgabur
Kecamatan Sitelu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat?
3. Bagaimana pola irama musik iringan Tari Anggun Pola terhadap
gerakan tari-tarian?
4. Bagaimana Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola Pada
Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur Kecamatan Sitelu Tali Urang
Julu Kabupaten Pakpak Bharat?
D. Perumusan Penelitian
Dalam menentukan rumusan masalah, penulis berpedoman pada
pendapat Maryaeni (2005: 14) yang menyatakan :
“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan
digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena
penelitian merupakan upaya untuk menentukan jawaban dari pertanyaan
sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga
bisa disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya

11

proses penelitian akan senantiasa berfokus pada butir butir masalah
sebagaimana telah dirumuskan.”
Berdasarkan pendapat tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut : “ Bagaimana Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun
Pola Pada Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur Kecamatan Sitelutali Urang
Julu Kabupaten Pakpak Bharat ?“
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan senantiasa berorientasi pada tujuan, tanpa adanya tujuan
yang jelas maka arah kegiatan tidak terarah, karena tidak tahu apa yang ingin
dicapai dari kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Azril (2008:18)
mengatakan bahwa tujuan penelitian merupakan pernyataan yang mengungkapkan
hal yang diperoleh pada ahli penelitian sehingga dapat dikatakan bahwa “ Tujuan
adalah sesuatu yang diharapkan peneliti”. Maka penulis membuat tujuan
penulisan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah :
1.

Untuk mengetahui letak geografis desa Singgabur kecamatan Sitelu
Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat?

2.

Untuk mengetahui Alat musik yang digunakan dalam Bentuk
Penyajian Musik Tari Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak di Desa
Singgabur Kecamatan Sitelutali Urang Julu Kabupaten Pakpak
Bharat.

3.

Untuk mengetahui pola irama musik iringan Tari Anggun Pola
terhadap gerakan tari-tarian.

12

4.

Untuk mengetahui Bentuk Penyajian Musik Tari Anggun Pola Pada
Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur Kecamatan Sitelutali Urang
Julu Kabupaten Pakpak Bharat.

F. Manfaat Penelitian
Setiap penulisan pastilah memiliki manfaat secara langsung maupun tidak,
karena penelitian dilakukan untuk menambah pengetahuan dan menjawab
berbagai pertanyaan yang telah dirumuskan oleh penulis. Setelah penulisan ini
selesai dilakukan, akan didapat hasil penulisan yang memberi manfaat sebagai
berikut :
1. Untuk memahami dan mengetahui Bentuk Penyajian Musik Tari
Anggun Pola Pada Masyarakat Pakpak Di Desa Singgabur Kecamatan
Sitelutali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat.
2. Sebagai penambah wawasan kepada seluruh masyarakat luas yang
membaca tulisan ini.
3. Untuk kontribusi partitur lagu Anggun Pola bagi masyarakat Pakpak.
4. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang
memiliki keterkaitan dengan topik ini.
5. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan seni musik Unimed.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Letak geografis penyajian musik tari Anggun Pola Desa Singgabur yang
merupakan tempat penelitian yaitu penyajian musik tari Anggun Pola berada
pada wilayah Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu. Adapun batas wilayah dari
desa Singgabur adalah Sebelah Timur berbatasan dengan desa Laelangge
Kecamatan Sitellu tali Urang Julu. Sebelah Barat berbatasan dengan desa
Nambunga Buluh Kecamatan Salak. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa
Cikaok Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu. Sebelah Utara berbatasan dengan
desa Ulumerah Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu.
2. Dalam penyajian musik tari Anggun Pola ada beberapa alat musik yang
digunakan sebagai musik iringan tari Anggun Pola. Berdasarkan wawancara
dengan salah satu tokoh adat sekaligus pelatih musik tari Anggun Pola, ada
lima alat musik yang digunakan antara lain:
a. Genderang sitelu-telu.
b. Gung sada rabaan.
c. Lobat.
d. Kalondang
e. Kucapi
81

82

3. Bentuk penyajian musik tari Anggun Pola pada masyarakat Pakpak di desa
Singgabur kecamatan Sitellu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat
memiliki struktur dan proses yaitu latihan pemain musik, latihan penari
Anggun Pola, latihan penggabungan pemusik dan penari Anggun Pola,
mempersiapkan kostum dan properti, general repetision dan penampilan
musik tari Anggun Pola.
4. Penampilan musik tari Anggun Pola dilaksanakan pada hari minggu tanggal
27 desember 2016. Diadakan di lapangan desa Singgabur.
5. Pola Irama Musik Iringan Tari Anggun Pola Terhadap Gerakan Tarian sangat
berpengaruh. Karena sesuai dengan asal usul

musik dan tarinya yaitu

kegiatan mengagan Pola. Pada proses mengagan pola, pengagan menyanyi
Nangen (bersenandung) sambil mengayun aren. Dari Nangen tersebutlah
diambil irama musik tari Anggun Pola. Sedangkan gerakan mengayun aren
merupakan pola dasar gerakan tari Anggun Pola. Sehingga pola irama musik
iringan dan tari pada musik tari Anggun Pola dimainkan secara bersamaan dan
saling berhubungan.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran antara lain
:
1. Hendaknya musik tari Anggun Pola dijadikan sebagai media penyambutan
pada setiap acara pemerintahan di Kabupaten Pakpak Bharat.

83

2. Menjadikan musik tari Anggun Pola sebagai bahan ekstrakurikuler pada
semua sekolah SMA sederajat di kabupaten Pakpak Bharat karena musik
tari Anggun Pola merupakan hasil peninggalan budaya nenek moyang
Batak Pakpak dan merupakan sejarah budaya dan nilai suatu budaya dan
kebiasaan daerah tersebut.
3. Hendaknya musik tari Anggun Pola tetap dilestarikan oleh semua
masyarakat Pakpak di desa Singgabur Kecamatan Sitelu Tali Urang Julu
kabupaten Pakpak Bharat. Karena hasil budaya harus tetap dikembangkan
dan hendaknya dipertahankan dari masa ke masa karena masyarakat
Pakpak akan mengingatnya sebagai sebuah sejarah.
4. Peneliti berharap alat musik tari Anggun Pola dilestarikan sehingga bisa
dipergunakan oleh generasi muda.
5. Hendaknya pihak pemerintah membangun sanggar sebagai wadah latihan
musik tari Anggun Pola di desa Singgabur kecamatan Sitelu Tali Urang
Julu Kabupaten Pakpak Bharat.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,

Suharsimi. 2010. Prosedur
Praktik,.Rineka Cipta: Jakarta

Penelitian

Suatu

Pendekatan

Azril .2008. Metode penelitian. Jakarta : Bumi Pustaka.
Berutu, Lister. 1998: Tradisi Dan Perubahan: Konteks Masyarakat Pakpak Dairi.
Medan: Penerbit Monora.
Djelantik.1999. Estetika: SejarahPengantar,
Pertunjukan Indonesia

Bandung:

Masyarakat

Seni

J.Moleong, Lexy. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja
Rosdakarya:Bandung
Jones, Thaddeus George.1974. Music Theory, USA: Harper K Row Publisher,Inc.
Langer, Suzanne, K.1998. Problems Of Art F.X Widaryanto, Bandung: Akademi
Seni Tari Indonesia.
Kustap, Moh. Muttaqin. 2008. Seni Musik Klasik:Pengantar Musikologi Untuk
SMK. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Manik, Mansehat. 2010. Pengantar Budaya Dan Ilmu Pengetahuan: Musik
Tradisional Pakpak. Medan: Penerbit Mitra.
Manik, Mansehat. 2010. Pengetahuan Musik Tradisional Pakpak: Genderang
Sada Rabaen. Salak: Penerbit Mitra.
Maibang, R. 2009. Mengenal Etnis Pakpak Lebih Dekat. Medan:_________
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara
Murgiyanto, Sal. 1983. Kritik Tari : Bakal dan Kemampuan Dasar. Jakarta:
Masyarakat seni Pertunjukan Indonesia.
Mustamant, Mugy. 2013. Kamus Seni Budaya.Bandung : Titian Ilmu.
MY, Rudy. 2008. Panduan Olah Vokal : Meniti Karier Sebagai Penyanyi
Profesional. Yogyakarta: Media Presindo.
Nallin. 1968. The Musical Idea; A Consideration of musiv and Its Way. New
York: The Macmillan Company.
Rusyanti,

Hetty.2015. http://www.kajianteori.com/2013/02/pengertian-musikdefinisi-musik.html (tanggal diakses September 2015)
84

85

Sinaga, Fenny Riska Inola.2012. Tatak Balang Cikua pada Masyarakat Pakpak
Bharat di Desa Pardomuan Kabupaten Pakpak Bharat. Medan:
Universitas Negeri Medan
Soeharto , M. 1992. Kamus Musik . Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Supranto. 2004. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Suroso, Panji. (2012). Ketoprak Dor di Helvetia. Medan: Unimed Press.
Surya, Brata Addy. 2012. Jenis jenis alat musik. Jakarta : Bumi Pustaka.
Tini. 2015. Bentuk Penyajian Dan Fungsi Musik Tradisional Badendo Suku
Dayak Kanayant Di Kalimantan Barat. Yogjakarta: Universitas
Yogyakarta.
http/Purnamiap.blogspot.co.id/2013/12/music-pengiring-tari.html
http://Wikipedia.org.wiki/bentuk.
http://Wikipedia.org.wiki/Alat/Musik.
http://yokimirantio.blogspot.com/2012/tari-tradisional.
http: //adi2012.wordpress.com/author/adi2012/page/7/

Dokumen yang terkait

Sistem Usahatani dan Pemasaran Gambir di Kabupaten Pakpak Bharat(Studi Kasus : Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Sitellu TAli Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat)

5 53 131

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dengan Studi Kasus: Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Desa Tanjung Mulia Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

5 48 101

MAKNA DAN FUNGSI TANGIS MILANGI PADA UPACARA MATE NCAYUR TUA ETNIS PAKPAK DI DESA LAE LANGGE NAMUSENG KECAMATAN SITELU TALI URANG JULU KABUPATEN PAKPAK BHARAT.

2 12 23

BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI MUSIK SEBAGAI IRINGAN DALAM UPACARA PERNIKAHAN (MERBAYO) OLEH GEBY AUDIO GROUP MASYARAKAT DESA SINGGABUR KECAMATAN SI TELU TALI URANG JULU KABUPATEN PAKPAK BHARAT.

0 2 28

BENTUK PENYAJIAN TATAK NANDORBINPADA MASYARAKAT PAKPAK DI KECAMATAN SALAK KABUPATEN PAKPAK BHARAT.

0 3 28

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG WARISAN UNTUK ANAK PEREMPUAN MENURUT ADAT PAKPAK DI DESA NAMUSENG KECAMATAN SITELUTALI URANG JULU KABUPATEN PAKPAK BHARAT.

0 2 22

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dengan Studi Kasus: Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Desa Tanjung Mulia Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

0 0 18

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dengan Studi Kasus: Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Desa Tanjung Mulia Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

0 0 4

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dengan Studi Kasus: Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Desa Tanjung Mulia Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

0 0 19

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana dengan Studi Kasus: Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Desa Tanjung Mulia Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

0 0 2