PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS DI KELAS VIII SMP ALI IMRON T.A 2015/2016.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS DI KELAS VIII SMP

SWASTA ALI IMRON MEDAN T.A 2015/2016

Oleh :

Fitri Mustika Arnis NIM 4121111012

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

i

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator and Explaining untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pada Materi Prisma dan Limas Di Kelas VIII SMP Ali Imron Tahun Ajaran 2015 / 2016.

Nama Mahasiswa : Fitri Mustika Arnis

NIM : 4121111012

Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Matematika

Menyetujui :

Dosen Pembimbing Skripsi,

Drs. Yasifati Hia, M.Si NIP. 19630401 198903 1 004

Mengetahui :

FMIPA UNIMED Jurusan Matematika

Dekan, Ketua,

Dr. Asrin Lubis, M.Pd Dr. Edy Surya, M.Si

NIP. 19601002 198703 1 004 NIP. 19671019 199203 1 003


(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS DI KELAS VIII

SMP ALI IMRON T.A 2015/2016 FITRI MUSTIKAARNIS (4121111012)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining pada materi pokok prisma dan limas di kelas VIII SMP Ali Imron. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Ali Imron T.A 2015/2016 yang berjumlah 30 orang. Data yang diambil berupa hasil observasi dari hasil tes pada siklus I dan siklus II dengan indikator keberhasilan persentase aktivitas siswa memenuhi batas toleransi waktu ideal dan persentase siswa yang memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 85% atau lebih. Berdasarkan hasil penelitian, 1 kategori aktivitas siswa pada siklus I belum memenuhi batas toleransi waktu ideal sedangkan pada siklus II setiap kategori aktivitas siswa sudah memenuhi batas toleransi waktu ideal. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Adapun hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I adalah 76,67% siswa memperoleh nilai minimal 65 dan pada siklus II sebesar 90% siswa yang memperoleh nilai minimal 65 artinya terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 13,33% dan telah tercapainya ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining pada materi pokok prisma dan limas dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa. Disarankan agar guru dapat menciptakan variasi dalam pembelajaran dan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining pada materi lain yang sesuai.


(4)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Fitri Mustika Arnis, lahir di Bangkinang, Kabupaten Kampar pada tanggal 1 April 1994. Ayah bernama Syamsul Ardi dan Ibu bernama Jalinis dan merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri 012 Pekanbaru dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis diterima di SMP Negeri 3 Pekanbaru dan lulus pada tahun 2009. Selanjutnya penulis bersekolah di SMA Negeri 1 Ujung batu dan selesai pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis melanjutkan pendidikan di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan sampai sekarang.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pada Materi Limas Dan Prisma Di Kelas VIII SMP ALI IMRON T.A 2015/2016”, disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak berhingga kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus sekretaris jurusan Matematika yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu, nasihat, motivasi serta kasih sayang sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini. Terima kasih pula kepada Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis terutama dalam bidang akademik. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. B. Sinaga, M.Pd, Bapak Drs.H. Banjarnahor, M.Pd, dan Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor UNIMED beserta staf-stafnya di Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta staf-stafnya. Terima kasih juga kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku ketua jurusan Matematika UNIMED dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua Prodi Matematika UNIMED, serta seluruh Bapak dan Ibuk Dosen dan staf pegawai jurusan Matematika yang telah banyak membantu kelancaran selama penyusunan skripsi ini.


(6)

v

Terima kasih kepada Ibu Husnul Fitri Hasibuan, S.P, M.Pd sebagai Kepala Sekolah SMP Ali Imron, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di yayasan sekolah yang Bapak pimpin, juga kepada guru bidang studi Matematika Bapak Abdillah, S.Pd yang telah memberikan banyak masukan serta telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian, serta guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi SMP Ali Imron yang namanya tidak memungkinkan penulis untuk menyebutkan satu persatu.

Teristimewa kepada yang tercinta Ibunda Jalinis dan Ayahanda tersayang Syamsul Ardi serta untuk Adik-adik tersayang Rizky Ardiansyah, Syahrul Muharram, Putri Novi Arnis yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi, semangat serta dukungan moral dan materi kepada penulis hingga mampu menyelesaikan studi di UNIMED. Ucapan terima kasih juga kepada sahabat-sahabat seperjuang Irawati, Mimi Silvianti, Hermanto Waruwu, dan Siti Nurzannah yang selama ini menjadi sahabat yang luar biasa bagi penulis serta rekan-rekan seperjuangan kelas DIK B Matematika 2012 serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, Juni 2016 Penulis,

Fitri Mustika Arnis NIM. 4121111012


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar iii

Daftar Tabel iv

Daftar Lampiran v

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 8

1.3.Batasan Masalah 9

1.4.Rumusan masalah 9

1.5.Tujuan penelitian 9

1.6.Manfaat Penelitian 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11

2.1. Kerangka Teoritis

2.1.1. Pengertian Belajar 11

2.1.2. Pembelajaran Matematika 12

2.1.3. Aktivitas Belajar 14

2.1.3.1 Pengertian Aktifitas 14

2.1.3.2 Prinsip-Prinsip Aktivitas 15

2.1.3.3 Jenis-Jenis Aktivitas alam Belajar 16

2.1.4. Hasil Belajar 21

2.1.5. Pengertian Peta Konsep 22

2.1.6. Pembelajaran Kooperatif 24

2.1.7. Pembelajaran Kooperatif tipe Student Facilitator and

Explaining 28

2.1.7.1 Pengertian Model Pembelajaran Student


(8)

vii

2.1.7.2 Kelebihan dan Kekurangan Model

Pembelajaran SFAE 31

2.1.8. Materi Pembelajaran Prisma dan Limas 34 2.1.8.1 Bangun Ruang Prisma dan Limas 34

2.1.8.2 Unsur-unsur Limas dan Prisma 35

2.1.8.3 Jaring-Jaring Prisma dan Limas 37 2.1.8.4 Luas Permukaan Prisma dan Limas 38

2.1.8.5 Volume Prisma dan Limas 40

2.2.Hasil Penelitian Yang Relevan 40

2.3.Kerangka Konseptual 41

2.4.Hipotesis Tindakan 42

BAB III METODE PENELITIAN 43

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 43

3.2.1. Lokasi Penelitian 43

3.2.2. Waktu Penelitian 43

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 43

3.2.1. Subjek Penelitian 43

3.2.2. Objek Penelitian 43

3.3.Jenis Penelitian 43

3.4.Prosedur Penelitian 44

3.5.Alat Pengumpul Data 51

3.5.1. Tes 51

3.5.2. Lembar Observasi 51

3.5.2.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa 51 3.5.2.2 Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola

Pembelajaran 54

3.6. Teknik Analisis Data 55

3.6.1. Analisis Data Tes Hasil Belajar 55

3.6.2. Analisis Data Aktivitas Siswa 56

3.6.3. Analisis Data Kemampuan Guru Mengelola

Pembelajaran 59

3.6.4. Penarikan Kesimpulan 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 61

4.1.Hasil Penelitian 61


(9)

viii

4.1.1.1Permasalahan I 61

4.1.1.2Alternatif Pemecahan Masalah I 62

4.1.1.3Pelaksanaan Tindakan I 63

4.1.1.4Analisis Data I 65

4.1.1.5Refleksi I 79

4.1.2 Siklus II 81

4.1.2.1Permasalahan II 81

4.1.2.2Alternatif Pemecahan Masalah II 81

4.1.2.3Pelaksanaan Tindakan II 82

4.1.2.4Analisis Data II 84

4.1.2.5Refleksi II 94

4.2.Pembahasan Hasil Penelitian 96

4.3.Temuan Penelitian 100

4.4.Diskusi Hasil Penelitian 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 101

5.1.Kesimpulan 101

5.2.Saran 101


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Prisma 35

Gambar 2.2 Limas 36

Gambar 2.3 Jaring-Jaring Prisma 37

Gambar 2.4 Jaring-Jaring Limas 38

Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 44 Gambar 4.1 Diagram persentase waktu aktivitas siswa pada siklus I 67 Gambar 4.2 Tingkat Penguasaan Siswa pada Siklus I 72 Gambar 4.3 Jawaban siswa untuk butir soal no.1 pada tes hasil belajar I 73 Gambar 4.4 Jawaban siswa untuk butir soal no.2 pada tes hasil belajar I 75 Gambar 4.5 Jawaban siswa untuk butir soal no.3 pada tes hasil belajar I 76 Gambar 4.6 Jawaban siswa untuk butir soal no.4 pada tes hasil belajar I 78 Gambar 4.7 Diagram persentase waktu aktivitas siswa pada siklus II 85 Gambar 4.8 Tingkat Penguasaan Siswa pada Siklus II 90 Gambar 4.9 Jawaban siswa untuk butir soal no.1 pada tes hasil belajar II 91 Gambar 4.10 Jawaban siswa untuk butir soal no.2 pada tes hasil belajar II 92 Gambar 4.11 Jawaban siswa untuk butir soal no.3 pada tes hasil belajar II 93 Gambar 4.12 Jawaban siswa untuk butir soal no.4 pada tes hasil belajar II 94 Gambar 4.13 Tingkat Penguasaan Siswa pada Siklus I dan Siklus II 97 Gambar 4.14 Persentase Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II 98


(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Deskripsi Hasil Aktivitas Siswa Pada Observasi Awal 6 Tabel 2.1. Tabel Indikator/ Aspek yang Diamati pada Aktivitas Siswa 20 Tabel 2.2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 26 Tabel 2.3. Tabel Aktivitas dalam Model Student Facilitator and

Explaining 32

Tabel 3.1. Tabel Indikator/ Aspek yang Diamati pada Aktivitas Siswa 53

Tabel 3.2. Tingkat Penguasaan Siswa 55

Tabel 3.3. Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa 58 Tabel 3.3. Pedoman Untuk Melihat Lembar Observasi 59 Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Nilai Minimum, Nilai Maksimum dan

Nilai Rata-Rata Siswa Berdasarkan Nilai Tes Awal 61 Tabel 4.2 Persentase Ketutasan Belajar Berdasarkan Nilai Tes Awal 62 Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Aktivitas Siswa Siklus I 66 Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Nilai Kemampuan Guru Mengelola

Pembelajaran Pada Siklus I 69

Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Tes Belajar Siswa pada Siklus I 71

Tabel 4.6 Hasil Pembelajaran Siklus I 80

Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Aktivitas Siswa Siklus II 84 Tabel 4.8 Deskripsi Hasil Nilai Kemampuan Guru Mengelola

Pembelajaran Pada Siklus II 87

Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Tes Belajar Siswa pada Siklus II 89

Tabel 4.10 Hasil Pembelajaran Siklus II 95

Tabel 4.11 Persentase Ketutasan Hasil Belajar Berdasarkan Nilai


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 105 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 111 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Siklus II) 115 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Siklus II) 120

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 124

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 127

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 128

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 133

Lampiran 9. Kisi-Kisi Tes Diagnostik 136

Lampiran 10. Tes Diagnostik 137

Lampiran 11. Jawaban Tes Diagnostik 138

Lampiran 12. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 140

Lampiran 13. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I 141

Lampiran 14. Tes Hasil Belajar I 144

Lampiran 15. Jawaban Tes Hasil belajar I 145

Lampiran 16. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 146

Lampiran 17. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II 147

Lampiran 18. Tes Hasil Belajar II 150

Lampiran 19. Jawaban Tes Hasil belajar II 151

Lampiran 20. Daftar Nama Siswa 154

Lampiran 21. Daftar Nilai Tes Diagnostik 155

Lampiran 22. Daftar Nilai Tes Hasil Belajar I 156

Lampiran 23. Daftar Nilai Tes Hasil Belajar II 157 Lampiran 24. Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola

Pembelajaran 158

Lampiran 25. Lembar Observasi Awal Aktivitas Siswa 166 Lampiran 26. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I Siklus I 167


(13)

xii

Lampiran 27. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan II Siklus I 168 Lampiran 28. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I Siklus II 169 Lampiran 29. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan II Siklus II 170 Lampiran 30. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Dalam Setiap Kategori

Observasi Awal 171

Lampiran 31. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Dalam Setiap Kategori

Pertemuan I Siklus I 172

Lampiran 32. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Dalam Setiap Kategori

Pertemuan II Siklus I 173

Lampiran 33. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Dalam Setiap Kategori

Pertemuan I Siklus II 174

Lampiran 34. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Dalam Setiap Kategori

Pertemuan II Siklus II 175

Lampiran 35. Peta Konsep 176


(14)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Dunia pendidikan akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pengembangan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang handal untuk menjalani masa depan yang penuh tantangan. Seperti yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Trianto, 2011: 1):

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat diperlukan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, sistematis, mengkomunikaskan gagasan, dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari serta dapat menumbuhkan penalaran siswa dan sangat dibutuhkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009 : 204) mengemukakan :

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Besarnya peran matematika tersebut menuntut siswa harus mampu menguasai pelajaran matematika. Terutama siswa dituntut dalam menyelesaikan masalah


(15)

2

matematika. Karena dengan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan masalah matematika maka akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. Namun pada kenyataannya, tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar siswa. Banyak siswa yang memiliki hasil belajar yang rendah sehingga berpengaruh terhadap prestasi siswa.

Kurangnya prestasi siswa pada mata pelajaran matematika dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Banyak teori yang mengklasifikasikan faktor kesulitan belajar, yang digunakan peneliti pada penelitian ini klasifikasi faktor kesulitan belajar dibagi menjadi dua yaitu faktor dari dalam diri siswa dan dari luar. Dengan mengetahui faktor kesulitan belajar masing-masing siswa akan mempermudah mengambil tindakan selanjutnya untuk mengatasi masalah yang dialami siswa.

Siswa berkesulitan belajar matematika bukan tidak mampu belajar, tetapi mengalami kesulitan tertentu yang menjadikannya tidak siap belajar. Matematika sering menjadi pelajaran yang paling ditakuti di sekolah. Siswa dengan gangguan diskalkulia disebabkan oleh ketidakmampuan mereka dalam membaca, imajinasi, mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman, terutama dalam memahami soal-soal cerita. Siswa-siswa tidak bisa mencerna sebuah fenomena yang masih abstrak. Biasanya sesuatu yang abstrak itu harus divisualisasikan atau dibuat konkret, baru mereka bisa mencerna. Selain itu siswa berkesulitan belajar matematika dikarenakan pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar siswa, metode pembelajaran yang cenderung menggunakan cara konvesional, ceramah dan tugas yang kurang memotivasi siswa.

Menurut Lerner (1981) (http://www.kompasiana.com/agusnadi79/kesulitan-belajar-matematika_55292a2af17e61a7448b45b5),

ada beberapa karakteristik siswa berkesulitan belajar matematika, yaitu: (1) adanya gangguan dalam hubungan keruangan (2) abnormalitas persepsi visual (3) asosiasi visual-motor (4) perserverasi (5) kesulitan mengenal dan memahami simbul (6) gangguan penghayatan tubuh (7) kesulitan dalam


(16)

3

bahasa dan membaca (8) performance IQ jauh lebih rendah daripada skor verbal IQ.

Kemudian menurut Soejono (http://www.kompasiana.com/agusnadi79 /kesulitan-belajar-matematika_55292a2af17e61a7448b45b5)

terdapat kesulitan khusus dalam belajar matematika seperti: Kesulitan dalam menggunakan konsep. Dalam hal ini dipandang bahwa siswa telah memperoleh pengajaran suatu konsep, tetapi belum menguasainya mungkin karena lupa sebagaian atau seluruhnya. Mungkin pula konsep yang dikuasainya kurang cermat. Jika kesulitan siswa kita analisisa, tampaklah bahwa pada umumnya sebab kesulitan tersebut antara lain: Siswa tidak mempunyai konsep yang dapat digunakan untk mengembangkan prinsip sebagai butir pengetahuan yang perlu. Soejono juga meyatakan bahwa kesulitan belajar dapat ditunjukkan dengan beberapa gejala yaitu: Menunjukkan prestasi yang rendah Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan Keterlambatan dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Berdasarkan uraian diatas kesulitan dalam belajar matematika disebabkan karena kurang memahami konsep, menggunakan konsep, menggunakan prinsip meyelesaikan masalah serta memecahkan masalah dalam bentuk verbal sehingga mengakibatkan prestasi yang rendah.

Selain itu, metode pembelajaran yang dilakukan guru kurang menciptakan komunikasi dan interaksi yang baik antara guru dengan siswa dan juga antara siswa dengan siswa yang menyebabkan proses belajar mengajar yang monoton. Siswa juga kurang berinteraksi dengan lingkungannya dalam proses pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Isjoni (2009 : 40) menyatakan bahwa:

Interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa dalam kelas sangat berpengaruh besar terhadap hasil belajar. Interaksi yang saling mempengaruhi antar warga dikelas, melahirkan apa yang biasa dinamakan iklim atau suasana kelas.

Selain karena komunikasi dan interaksi yang baik dalam belajar matematika, rendahnya hasil belajar matematika siswa juga dipengaruhi oleh kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari matematika. Kesulitan dalam belajar matematika mengakibatkan hasil belajar matematika siswa rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dapat berpengaruh terhadap prestasi siswa. Berdasarkan data hasil TIMSS (Trends in


(17)

4

International Mathematics and Science Study) 2011 (dalam http:// timss.bc.edu/timss2011/downloads/T11_IR_Mathematics_FullBook.pdf) bahwa prestasi pendidikan matematika di Indonesia menduduki peringkat 38 dari 41 negara dengan skor 386 dan jauh tertinggal oleh negara-negara ASEAN lainnya seperti Italia (skor 498), Malaysia (skor 440) dan Thailand (skor 427). Selain itu berdasarkan data UNESCO (dalam http://ugm.ac.id/id/post/page?id=4467), mutu pendidikan matematika di Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang menunjukkan rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia dapat dilihat dari hasil survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan (National Center for Education in Statistics, 2003) terhadap 41 negara dalam pembelajaran matematika, dimana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand dan Uruguay.

Banyak faktor yang menjadi penyebab tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Slameto (2010 : 54) mengungkapkan bahwa:

hasil belajar yang dicapai siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Penyebab utama kesulitan belajar (Learning disabilities) adalah faktor internal yaitu diantaranya intelegensi, minat, bakat, motivasi, sedangkan penyebab utama problema belajar (learning problems) adalah faktor eksternal antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, maupun faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.

Selain itu, hal ini juga didukung oleh perilaku guru yang kurang kreatif dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa. Guru lebih menekankan kepada siswa untuk menghafalkan konsep-konsep, terutama rumus-rumus praktis yang biasa digunakan oleh siswa dalam menjawab soal ulangan umum atau ujian nasional, tanpa melihat secara nyata manfaat materi yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari. Trianto (2011: 89) menyatakan bahwa: “kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep-konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki”.

Kebanyakan guru mengajar dengan model yang kurang sesuai dengan materi yang diajarkan karena masih di dominasi oleh pembelajaran konvensional.


(18)

5

Pembelajaran konvensional mengakibatkan siswa hanya perlu menerima pengetahuan tersebut tanpa harus terlibat secara maksimal dalam proses di kelas.. Pembelajarannya masih menggunakan pola lama yaitu ceramah. Pembelajaran cenderung tidak bermakna bagi siswa yang diindikasikan kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, siswa hanya mendengarkan tanpa mengerti konsep yang diberikan guru sehingga tidak berhasil membuat siswa memahami dengan baik apa yang mereka pelajari. Siswa sekedar mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru di dalam kelas, yaitu dengan hanya mendengarkan penjelasan materi dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik dan pertanyaan dari siswa kepada guru sebagai umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar. Keinginan dan aktivitas siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar cenderung menurun dan kurang diperhatikan.

Kondisi seperti ini membuat siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran matematika, padahal beberapa faktor yang mempengaruhi siswa tertarik pada matematika adalah minat, hasrat dan cita-cita siswa itu sendiri, kemudian disusul faktor-faktor berikutnya yaitu faktor guru di dalam mengajar, kelengkapan buku-buku yang dimiliki siswa, kondisi siswa, kondisi kelas, serta dorongan orang tua. Kondisi siswa merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk dapat mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kondisi siswa yang dimaksud adalah aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Djamarah (2011: 38) menyatakan bahwa :

Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang, membaca, mengingat, berpikir, latihan atau praktek, dan sebagainya.

Hal diatas senada dengan pendapat Sardirman (2010 : 97) bahwa “Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik dalam kegiatan belajar harus memiliki aktivitas yang baik.


(19)

6

Pada umumnya disekolah-sekolah sering dijumpai siswa-siswi yang tidak tertarik belajar matematika. Hal ini terjadi karena pada kenyataannya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, metode pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada siswa kelas VIII-1 SMP Swasta Ali Imron Medan pada 25 Januari 2016, diperoleh bahwa hasil belajar yang rendah. Pada saat peneliti mengobservasi proses pembelajaran di kelas guru menggunakan metode ceramah dan cenderung berkomunikasi satu arah. Metode mengajar yang digunakan guru memperkecil kemungkinan siswa untuk terlibat aktif didalam kelas. Pada umumnya siswa tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan didepan. Jika ada pertanyaan atau soal, siswa hanya berusaha menjawab soal dengan cara meniru cara guru menyelesaikan soal atau dengan contoh yang ada. Pembelajaran cenderung tidak bermakna bagi siswa yang diindikasikan kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, siswa hanya mendengarkan tanpa mengerti konsep yang diberikan guru sehingga tidak berhasil membuat siswa memahami dengan baik apa yang mereka pelajari. Ketika guru memberikan soal latihan rata-rata siswa tidak menyelesaikannya dengan baik. Hal ini terjadi karena sebetulnya siswa belum paham terhadap konsep yang diberikan guru walaupun pada proses pembelajaran tidak ada yang bertanya.

Berdasakan hasil pengamatan siswa kelas VIII-1 SMP Swasta Ali Imron Medan pada materi bangun ruang menunjukkan bahwa aktivitas matematika siswa masih rendah. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa ditunjukkan pada tabel tabel 1.1.


(20)

7

Tabel 1.1 Deskripsi Hasil Aktivitas Siswa Pada Observasi Awal

No Kategori Pengamatan

Aktivitas Siswa Pada

Observasi Awal Toleransi Persentase Aktivitas

1. Mendengarkan/ memperhatikan

penjelasan guru/teman 15,625% 20%≤PWI≤30%

2. Membaca buku / LKS 7,5% 10%≤PWI≤20%

3. Mencatat penjelasan guru dari buku atau tema, menyelesaikan masalah dalam LKS.

27,5 % 25%≤PWI≤35%

4. Berdiskusi/bertanya antara

siswa dan temannya. 30% 25%≤PWI≤35%

5. Melakukan sesuatu yang tidak

relevan. 18,75% 0%≤PWI≤5%

Dari tabel 1.1 diatas terlihat bahwa rendahnya aktivitas belajar matematika siswa. Persentase waktu yang digunakan siswa untuk melakukan masing-masing kategori aktivitas adalah 15,625%, 7,5%, 27,5%, 30%, dan 18,75%. Berdasarkan Aktivitas di atas diperlihatkan bahwa dari 5 kategori pengamatan aktivitas ada 3 aktivitas yang tidak memenuhi batas toleransi yang ditetapkan. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar matematika siswa di kelas VIII-1 SMP Swasta Ali Imron Medan, rendah.

Kemudian melalui tes diagnostik pada materi prasyarat diperoleh hasil 30% atau 21 siswa dari 30 siswa belum mencapai nilai ketuntasan hasil belajar yaitu 65. Melalui data-data tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar matematika di kelas VIII-1 SMP Swasta Ali Imron Medan masih juga rendah.

Ditambah lagi, guru masih mengajar dengan menggunakan metode belajar yang berpusat pada guru, sehingga siswa mudah bosan dan tidak bersemangat dalam


(21)

8

belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu memiliki pendekatan atau strategi pembelajaran yang tepat agar siswa memperoleh pengetahuan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan aktivitas belajar siswa meningkat. Serta berusaha menyusun dan menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika terutama pada materi prisma dan limas.

Salah satu alternatif tindakan yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining. Model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining merupakan salah satu model pembelajaran kelompok dimana penyajian materi ajar diawali dengan penjelasan secara terbuka, memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan agar menjadi lebih aktif dengan menjadikan setiap siswa sebagai fasilitator dan penjelas pada setiap pencapaian kompetensi yang sebelumnya guru jelaskan. Student Facilitator and Explaining adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa untuk mempresentasikan ide pada siswa lainnya, sehingga setiap siswa dapat melatih kecakapan berbicara secara individu dan memberikan ide-ide baru dari siswa yang dapat melatih dan meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator and Explaining untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pada Materi Prisma dan Limas Di Kelas VIII SMP Ali Imron Tahun Ajaran 2015 / 2016”


(22)

9

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VIII-1 SMP Swasta Ali Imron Medan

2. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa

3. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas VIII-1 SMP Swasta Ali Imron Medan

4. Model pembelajaran yang digunakan guru masih di dominasi oleh pembelajaran yang berpusat pada guru.

5. Pembelajaran yang dilakukan kurang bervariasi.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini dibatasi hanya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa SMP kelas VII melalui model pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada materi limas dan prisma.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka yang menjadi masalah adalah :

1. Bagaimanakah peningkatan aktifitas belajar matematika siswa pada materi limas dan prisma setelah model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining diterapkan di kelas VIII SMP Swasta Ali Imron Medan?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining setelah diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi limas dan prisma di kelas VIII SMP Swasta Ali Imron Medan?


(23)

10

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan aktifitas belajar siswa pada materi limas dan prisma di kelas VIII SMP Swasta Ali Imron Medan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi limas dan prisma di kelas VIII SMP Swasta Ali Imron Medan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining.

1.6.Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanan Penelitian Tindakan Kelas ini akan memberikan manfaat bagi perorangan/institusi di bawah ini:

1. Bagi sekolah tempat penelitian, sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan penyempurnaan program pengajaran matematika di sekolah.

2. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model pembelajaran dalam membantu siswa guna meningkatkan aktifitas belajar siswa.

3. Bagi siswa, melalui strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat membantu siswa meningkatkan aktifitas belajar siswa.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di masa yang akan datang.


(24)

101 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulakan bahwa :

1. Peningkatan aktifitas belajar matematika siswa pada materi limas dan prisma setelah model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining diterapkan di kelas VIII SMP Swasta Ali Imron Medan terlihat pada hasil aktivitas belajar siswa yang mengalami peningkatan. Pada siklus I terdapat dua kategori aktivitas yang memenuhi belum memenuhi batas toleransi, yaitu pada kategori berdiskusi/bertanya antara siswa dan temannya, dan antara siswa dan guru, serta melakukan sesuatu yang tidak relevan dan pada siklus II semua kategori aktivitas telah memenuhi batas toleransi.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-1 SMP Ali Imron dalam pembelajaran Limas dan Prisma. Hal itu bisa dilihat dari hasil belajar yang meningkat dari siklus I ke siklus II. Pada siklus pertama sebanyak 23 orang siswa atau sekitar 76,67% dari jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar I tersebut telah mencapai standar minimal ketuntasan belajar. Dan pada siklus II sebanyak 27 orang siswa atau sebesar 90% atau siswa sudah mencapai standar minimal ketuntasan belajar.

5.1. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah :

1. Kepada guru khususnya guru matematika, dalam pembelajaran matematika hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining pada materi limas dan prisma.


(25)

102

2. Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan untuk refleksi bagi guru dan kepala sekolah.

3. Kepala skolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan model-model pembelajaran di sekolah.

4. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran, percaya diri dan mau bertanya kepada guru atau teman serta mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari.

5. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian sejenis diharapkan mampu mengola kelas dengan baik dan mampu mengembangkan penelitian dengan mempersiapkan model pembelajaran.


(26)

103

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S, dkk, 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012),

Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed.

Huda, M., (2014), Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: CV. ISCOM

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Nuharini, Dewi. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya. Jakarta : CV. Usaha Makmur.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta : Penerbit RajaGrafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Penerbit Kencana.

Sardirman, AM. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pres.

Sinaga, Bornok. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3). Disertasi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.


(27)

104

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

TIMSS (2011), http:// timss.bc.edu/timss2011/downloads/T11_IR_Mathematics_ FullBook.pdf (diakses 4 Februari 2016)

Trianto. 2011. Mendesai Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. http://www.kompasiana.com/agusnadi79/kesulitan-belajar-matematika_55292a2af1

7e61a7448b45b5 (diakses 20 Februari 2016)


(1)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VIII-1 SMP Swasta Ali Imron Medan

2. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa

3. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas VIII-1 SMP Swasta Ali Imron Medan

4. Model pembelajaran yang digunakan guru masih di dominasi oleh pembelajaran yang berpusat pada guru.

5. Pembelajaran yang dilakukan kurang bervariasi.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini dibatasi hanya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa SMP kelas VII melalui model pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada materi limas dan prisma.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka yang menjadi masalah adalah :

1. Bagaimanakah peningkatan aktifitas belajar matematika siswa pada materi limas dan prisma setelah model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining diterapkan di kelas VIII SMP Swasta Ali Imron Medan?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining setelah diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi limas dan prisma di kelas VIII SMP Swasta Ali Imron Medan?


(2)

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan aktifitas belajar siswa pada materi limas dan prisma di kelas VIII SMP Swasta Ali Imron Medan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi limas dan prisma di kelas VIII SMP Swasta Ali Imron Medan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining.

1.6.Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanan Penelitian Tindakan Kelas ini akan memberikan manfaat bagi perorangan/institusi di bawah ini:

1. Bagi sekolah tempat penelitian, sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan penyempurnaan program pengajaran matematika di sekolah.

2. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model pembelajaran dalam membantu siswa guna meningkatkan aktifitas belajar siswa.

3. Bagi siswa, melalui strategi pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat membantu siswa meningkatkan aktifitas belajar siswa.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di masa yang akan datang.


(3)

101

Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulakan bahwa :

1. Peningkatan aktifitas belajar matematika siswa pada materi limas dan prisma setelah model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining diterapkan di kelas VIII SMP Swasta Ali Imron Medan terlihat pada hasil aktivitas belajar siswa yang mengalami peningkatan. Pada siklus I terdapat dua kategori aktivitas yang memenuhi belum memenuhi batas toleransi, yaitu pada kategori berdiskusi/bertanya antara siswa dan temannya, dan antara siswa dan guru, serta melakukan sesuatu yang tidak relevan dan pada siklus II semua kategori aktivitas telah memenuhi batas toleransi.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-1 SMP Ali Imron dalam pembelajaran Limas dan Prisma. Hal itu bisa dilihat dari hasil belajar yang meningkat dari siklus I ke siklus II. Pada siklus pertama sebanyak 23 orang siswa atau sekitar 76,67% dari jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar I tersebut telah mencapai standar minimal ketuntasan belajar. Dan pada siklus II sebanyak 27 orang siswa atau sebesar 90% atau siswa sudah mencapai standar minimal ketuntasan belajar.

5.1. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah :

1. Kepada guru khususnya guru matematika, dalam pembelajaran matematika hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining pada materi limas dan prisma.


(4)

2. Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan untuk refleksi bagi guru dan kepala sekolah.

3. Kepala skolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan model-model pembelajaran di sekolah.

4. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran, percaya diri dan mau bertanya kepada guru atau teman serta mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari.

5. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian sejenis diharapkan mampu mengola kelas dengan baik dan mampu mengembangkan penelitian dengan mempersiapkan model pembelajaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S, dkk, 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012),

Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed.

Huda, M., (2014), Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: CV. ISCOM

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Nuharini, Dewi. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya. Jakarta : CV. Usaha Makmur.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta : Penerbit RajaGrafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Penerbit Kencana.

Sardirman, AM. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pres.

Sinaga, Bornok. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3). Disertasi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.


(6)

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

TIMSS (2011), http:// timss.bc.edu/timss2011/downloads/T11_IR_Mathematics_ FullBook.pdf (diakses 4 Februari 2016)

Trianto. 2011. Mendesai Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. http://www.kompasiana.com/agusnadi79/kesulitan-belajar-matematika_55292a2af1

7e61a7448b45b5 (diakses 20 Februari 2016)


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 BANDA ACEH

0 4 1

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII.2 SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 2 BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN

1 17 59

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII.2 SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 2 BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN

0 6 60

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII SEMESTER GANJIL PADA SMP ISLAM JENDERAL SUDIRMAN TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016

1 6 73

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PBL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII

7 60 285

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING STICK BERBANTUAN MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MATERI PRISMA DAN LIMAS

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN KARTU SOAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 ULUJAMI

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V SD

0 0 8

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PELAJARAN EKONOMI Shaleha,Junaidi,Sulistyarini

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA

0 8 8