PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA SMP KELAS VII TP. 2015/2016.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES
SAINS FISIKA SMP KELAS VIII TP. 2015/2016
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Progran Studi Pendidikan Fisika
OLEH:
JEFRI S WARUWU
NIM : 8146175017PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2017
(2)
i ABSTRAK
Jefri S Waruwu. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbantuan Macromedia Flash dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Keterampilan Proses Sains Fisika Siswa SMP Kelas VII TP. 2015/2016.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: Keterampilan Proses Sains siswa yang diajarkan dengan model Inquiry Training Berbantuan Macromedia Flash lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran Konvensional, Keterampilan Proses Sains siswa yang memiliki Kemampuan Berpikir Logis diatas rata-rata lebih baik dari siswa yang memiliki Kemampuan Berpikir Logis dibawah rata-rata, dan ada interaksi antara model pembelajaran Inquiry Training berbantuan Macromedia Flash dengan Kemampuan Berpikir Logis dalam meningkatkan Keterampilan Proses Sains siswa. Metode Penelitian ini adalah quasi eksperimen atau perlakuan terhadap dua variabel (kelas) menggunakan siswa SMP Negeri 4 Gunungsitoli sebagai populasi dan memilih sampel kelas VIII secara cluster random sampling. Satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan penerapan model pembelajaran Inquiry Training berbantuan Macromedia Flash dan kelas yang lain sebagai kelas kontrol melalui penerapan pembelajaran Konvensional. Instrumen yang digunakan adalah tes Keterampilan Proses Sains dan tes Kemampuan Berpikir Logis. Data yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan ANAVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Keterampilan Proses Sains siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Inquiry Training berbantuan Macromedia Flash lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Konvensional, Keterampilan Proses Sains siswa yang memiliki Kemampuan Berpikir Logis diatas rata-rata lebih baik dari siswa yang memiliki Kemampuan Berpikir Logis dibawah rata-rata dan ada interaksi antara model pembelajaran Inquiry Training dengan Kemampuan Berpikir Logis dalam meningkatkan Keterampilan Proses Sains siswa.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Inquiry Training, Macromedia Flash, Kemampuan Berpikir Logis, dan Keterampilan Proses Sains
(3)
ii ABSTRACT
Jefri S Waruwu. Effect of Inquiry Training Model Aided Macromedia Flash and Logical Thinking Ability to Physical Science Process Skills Students Grade VII. Academic Year 2015/2016.
The aim of the research was to analyze the Skills Process Science students are taught with the Inquiry Training learning model aided Macromedia Flash better than students who use Conventional method, Skills Process Science students who have the ability Logical Thinking above average better than students who have the ability Logical Thinking below the average, and there is interaction between the Inquiry Training learning model aided Macromedia Flash with the Logical Thinking skill to improve Skills process Science of students. Methods This study is experiment research or treatment of the two variables (class) using a student SMP Negeri 4 Gunungsitoli as population and selected a sample of class VIII by cluster random sampling. One class as an experimental class treatment given Inquiry Training learning model aided Macromedia Flash and the other class as the class of the control through the application of conventional learning. The instrument used was a test of skill for Science Process Skills and Logical Thinking Ability tests. The resulting data were analyzed using ANOVA two lanes. The results showed that: Skills Process Science students are taught by learning model Inquiry Training aided Macromedia Flash better than students taught by Conventional method, Skills Process Science students who have the ability Logical Thinking on average better than the students who have the ability Logical thinking is below average and there is interaction between the learning model Inquiry Training with Logical thinking Skills in improving process Skills Science students.
Key words: Inquiry Training Model, Macromedia Flash, Logical Thinking Ability, and Skill Process Science
(4)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan karunia kepada penulis, untuk bisa melanjutkan pendidikan hingga kejenjang Magister (S2), serta menyelesaikan penulisan tesis ini. Adapun judul tesis yang menjadi fokus utama yaitu “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbantuan Macromedia Flash dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Keterampilan Proses Sains fisika SMP kelas VIII TP. 2015/2016”. Tesis disusun berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa SMP Negeri 4 Gunungsitoli Kota Gunungsitoli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbantuan Macromedia Flash dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Keterampilan Proses Sains. Proses penulisan tesis merupakan bagian yang sangat berkesan sebagai kisah hidup penulis. Sejak awal hingga akhir, banyak tantangan dan kerumitan yang penulis hadapi. Bermodalkan keberanian usaha maksimal dalam berbagai keterbatasan, dengan bantuan dan bimbingan serta doa dari berbagai pihak, sehingga semuanya dapat dilalui dan penulisan tesis dapat terselesaikan. Berkenaan dengan hal tersebut, maka pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rektor UNIMED beserta stafnya.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, selaku Direktur Pascasarjana Unimed, Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S, M.M selaku Asisten Direktur I Pascasarjana Unimed, dan Bapak Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd selaku Asisten Direktur II Pascasarjana Unimed.
(5)
iv
3. Bapak Dr. Rahmatsyah, M.Si dan Ibur Dr. Derlina, M.Si selaku Ketua Prodi dan Sekretaris Prodi Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed.
4. Para pembimbing, Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap M.S selaku Pembimbing I, dan Ibu Dr. Sondang R. Manurung, M.Pd Sebagai Pembimbing II. Bimbingan dan arahan dari Bapak dan Ibu sekalian telah menghantarkan tulisan ini pada perbaikan yang lebih baik.
5. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S, M.M, Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si, dan Bapak Prof. Motlan, M.Sc, P.hD selaku Narasumber dalam penulisan tesis ini. Arahan dan saran serta kritik konstruktif dari Bapak sekalian telah turut menghantarkan tulisan ini kearah yang lebih baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen pengampuh mata kuliah di Prodi Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed. Ilmu yang penulis peroleh dari Bapak dan Ibu Dosen sekalian sangat terasa manfaatnya bagi penulis dalam proses penulisan tesis ini. 7. Bapak Kepala Dinas dan Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli beserta stafnya. Perhatian dan kerjasama yang baik dari instansi yang Bapak pimpin sangat membantu proses penulisan tesis ini.
8. Kepala Sekolah beserta Guru kelas VIII dari SMP Negeri 4 Gunungsitoli selaku responden penelitian tesis ini. Kerjasama yang baik, sangat membantu bagi proses penulisan tesis ini.
9. Orang tua yang terus mendukung dan selalu mengucapkan nama penulis dalam bait-bait doa mereka. Pihak yang sangat istimewa bagi penulis; Ayahanda tercinta (Emanuel Waruwu, S.Pd) dan Ibunda tercinta (Ramiti Dakhi, A.Ma.Pd)
(6)
v
10. Saudara/i penulis (Gunawan Waruwu dan Tati Waruwu), bantuan moril dan materil, bimbingan dan motivasi serta doa dari kalian semua sungguh teramat besar nilainya bagi penulis.
11. Bapak Yanuarmansyah Zebua, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Ulugawo beserta civitas Sekolah yang telah menyambut baik niat penulis untuk melanjutkan pendidikan.
12. Teman-teman sepelayanan di Eklesia yang selalu mendukung dalam setiap perjalan Penulisan ini baik Neni, Arif, Boby, Resti, Fitri, Nidar, Dika, dan Ester
13. Penghuni Tombak 57 A, Markus, Agus, Fandi, Tito, Fince, Envil, selaku orang yang telah turut membantu penulis dalam proses penyusunan tesis ini. 14. Saudara Yuyun dan Ian dan Saudari Tata yang menularkan semangat yang
besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini
14. Rekan-rekan seperjuangan di Prodi Pendidikan Fisika Angkatan XXVIII Pascasarjana Unimed, Terutama teman-teman seperjuangan Andri dan Ismadi yang telah cukup banyak membantu, mendukung serta motivasi penulis dalam menjalani proses perkuliahan, terutama dalam proses penulisan tesis ini.
15. Rekan-rekan di Pastoran St Petrus dan St Paulus Idanogawo, Pastor, Suster dan Frater yang senantiasa mendukung dan memberikan masukan dan doa sehingga diberi kekuatan untuk menyelesaikan tesis ini.
(7)
vi
16. Rekan-rekan sesama CPNS Formasi 2014 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, dukungan dan semangat yang ditularkan, memberi pengaruh yang positif bagi penulis.
17. Terakhir kepada semua pihak yang telah turut membantu dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatunya.
Penulis yakin bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, maka dalam kesempatan ini penulis mohon saran dan kritik kontruktif dari pembaca. Atas semua kekurangan serta kelemahan dalam tesis ini, penulis hanturkan mohon maaf sebesar-besarnya. Semoga tesis ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Medan, 23 Februari 2017 Penulis,
Jefri S Waruwu, S.Pd NIM. 8146175017
(8)
vii DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Identifikasi Masalah... 6
1.3. Batasan Masalah... 7
1.4. Rumusan Masalah... 7
1.5. Tujuan Penelitian... 8
1.6. Kegunaan Penelitian... 8
1.7. Defenisi Operasional... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis... 11
2.1.1. Hakekat Belajar Fisika... 11
2.1.2. Teori Belajar... 15
2.1.2.1. Teori Belajar Piaget... 15
2.1.2.2. Teori Belajar Vigotsky... 16
2.1.2.3. Teori Belajar David Ausubel... 17
2.1.3. Model Pembelajaran... 17
2.1.4. Model Pembelajaran Inkuiri... 19
2.1.5.1. Model Pembelajaran Inquiry Training... 20
2.1.5.2. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inquiry Training... 28
2.1.6. Kemampuan Berpikir Logis... 29
2.1.7. Keterampilan Proses Sains... 31
2.1.8. Pembelajaran Konvensional... 35
2.1.9. Media Pembelajaran... 36
2.1.9.1. Macromdia Flash... 37
2.1.9.2. Peranan Media Pada pembelajaran Fisika... 39
2.2. Kerangka Konseptual... 45
(9)
viii BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 50
3.1.1. Tempat penelitian... 50
3.1.2. Waktu penelitian... 50
3.2. Populasi dan Sampel... 50
3.3. Variabel Penelitian... 51
3.4. Jenis dan Desain Instrumen... 51
3.5. Prosedur Penelitian... 52
3.6. Instrumen Penelitian... 54
3.6.1. Tes Kemampuan Berpikir Logis... 55
3.6.2. Tes keterampilan proses sains... 55
3.7. Analisis Butir Tes... 57
3.7.1. Validitas Isi... 57
3.7.2. Validasi Ramalan ... 58
3.7.3. Reliabilitas Tes... 62
3.7.4. Daya Pembeda Tes... 63
3.7.5. Tingkat Kesukaran... 66
3.8. Teknik Analisis Data... 68
3.8.1. Analisis Secara Deskriptif... 68
3.8.1.1. Menghitung Nilai Rata-Rata Simpangan Baku... 68
3.8.2. Analisis Persyaratan Analisis... 69
3.8.2.1. Uji Normalitas... 69
3.8.2.2. Uji Homogenitas... 71
3.8.2.3. Uji Hipotesis ANAVA 2 Jalur... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Deskriptif... 75
4.1.1. Analisis Deskriptif Tes Keterampilan Proses Sains... 75
4.1.1.1. Pretes Kelas Kontrol... 75
4.1.1.2. Data Pretes Kelas Eksperimen... 78
4.1.1.3. Data Postes Kelas Kontrol. ... 80
4.1.1.4. Data Postes Kelas Eksperimen... 83
4.1.2. Data Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains siswa... 85
4.1.3. Analisis Deskriptif Kemampuan Berpikir Logis... 89
4.1.3.1. Kemampuan Berpikir Logis Kelas Kontrol... 89
4.1.3.2. Kemampuan Berpikir Logis Kelas Eksperimen... 92
4.1.3.3. Hasil Kemampuan Berpikir Logis... 94
4.1.4. Analisis Hipotesis... 99
(10)
ix
4.1.4.2. Analisis Data Keterampilan Proses Sains berdasarkan
tingkat Kemampuan Berpikir Logis... 100
4.1.4.2.1. Data Postes KPS pada KBL diatas dan dibawah rata-rata pada kelas kontrol dan kelas eksperimen... 101
4.2. Pengujian Persyaratan Analisis... 107
4.2.1. Uji Normalitas... 107
4.2.1.1. Uji Normalitas Data Pretes... 107
4.2.1.2. Uji Normalitas Data Postes... 108
4.2.3.3. Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Logis... 109
4.2.2. Uji Homogenitas... 109
4.2.2.1 Uji Homogenitas Data Pretes... 109
4.2.2.2. Uji Homogenitas Data Postes... 109
4.2.2.3. Uji Homogenitas Data Kemampuan berpikir logis seluruh siswa... 110
4.3 Pengujian Hipotesis... 111
4.3.1. Pengujian Hipotesis Pertama... 116
4.3.2. Pengujian Hipotesis Kedua... 117
4.3.3. Pengujian Hipotesis Ketiga... 119
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... 124
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan... 136
5.2. Saran... 137
(11)
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Struktur Pengajaran (syntax) Model Inquiry Training... 22
Tabel 2.2 Aspek Keterampilan Proses Sains Rustaman... 32
Tabel 2.3 Aspek Keterampilan Proses Sains Liliasari... 34
Tabel 2.4 Hasil Penelitian Yang Relevan... 40
Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian... 50
Tabel 3.2 Keterkaitan antara Variabel Bebas dan Terikat... 52
Tabel 3.3 Jumlah soal tes berpikir logis... 55
Tabel 3.4 Jumlah soal tes Keterampilan Proses Sains... 56
Tabel 3.5 Validitas Butir Soal Keterampilan Proses Sains... 60
Tabel 3.6 Validitas Butir Soal Kemampuan Berpikir Logis... 61
Tabel 3.7 Reliabilitas tes Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Logis... 63
Tabel 3.8 Analisis Daya Pembeda Tes Keterampilan Proses Sains... 65
Tabel 3.9 Analisis Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Logis... 65
Tabel 3.10 Analisis Tingkat Kesukaran Tes Keterampilan Proses Sains... 67
Tabel 3.11 Analisis Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Logis... 67
Tabel 3.12 Ringkasan ANAVA Dua Jalur... 73
Tabel 4.1 Data statistik Pretes Kelas Kontrol... 76
Tabel 4.2 Data frekuensi Kelas Kontrol... 77
Tabel 4.3 Data Statistik Pretes Kelas Eksperimen... 78
Tabel 4.4 Frekuensi Data Pretes Kelas Eksperimen... 79
Tabel 4.5 Data Statistik Postes kelas Kontrol... 80
Tabel 4.6 Frekuensi Data Postes Kelas Kontrol... 81
Tabel 4.7 Data Statistik Postes Kelas Eksperimen... 83
Tabel 4.8 Frekuensi Data Postes Kelas Eksperimen... 84
Tabel 4.9 Data Statistik Kemampuan Berpikir logis siswa di kelas Kontrol... 90
Tabel 4.10 Frekuensi Kemampuan Berpikir Logis siswa di kelas Kontrol... 90
Tabel 4.11 Data Statistik Kemampuan Berpikir Logis Siswa di kelas Eksperimen... 92
Tabel 4.12 Frekuensi Kemampuan Berpikir Logis siswa di kelas Eksperimen... 93
Tabel 4.13 Data Statistik Kemampuan Berpikir Logis seluruh siswa... 95
Tabel 4.14 Frekuensi Kemampuan Berpikir Logis Seluruh siswa... 96
Tabel 4.15 Nilai KPS siswa berdasarkan tingkat KBL dibawah rata-rata... 97
(12)
xi
Tabel 4.16 Nilai KPS siswa berdasarkan tingkat KBL
diatas rata-rata... 98 Tabel 4.17 Data Postes Kelas Eksperimen pada tingkat
Kemampuan Berpikir Logis dibawah Rata-rata... 101 Tabel 4.18 Data Postes Kelas Eksperimen pada tingkat
Kemampuan Berpikir Logis diatas Rata-rata... 103 Tabel 4.19 Data Postes Kelas Kontrol pada tingkat
Kemampuan Berpikir Logis dibawah Rata-rata... 104 Tabel 4.20 Data Postes Kelas Kontrol pada tingkat
Kemampuan Berpikir Logis diatas Rata-rata... 106 Tabel 4.21 Uji Normalitas Pretes KPS di kelas Eksperimen
dan kelas Kontrol... 108 Tabel 4.22 Uji Normalitas Postes KPS di Kelas Eksperimen
dan kelas Kontrol... 108 Tabel 4.23 Uji Normalitas KBL siswa di kelas Eksperimen
dan kelas Kontrol... 109 Tabel 4.24 Uji Homogenitas nilai Pretes kelas Eksperimen
dan kelas Kontrol ... 110 Tabel 4.25 Uji Homogenitas nilai Postes kelas Eksperimen
dan kelas Kontrol... 110 Tabel 4.26 Uji Homogenitas nilai Kemampuan Berpikir Logis
seluruh siswa... 111 Tabel 4.27 Uji ANAVA 2 Jalur... 112 Tabel 4.28 Data Faktor antar subjek... 113 Tabel 4.29 Uji homogenitas Kelompok siswa KBL
diatas dan dibawah rata-rata... 114 Tabel 4.30 Statistik Deskriptif model Inquiry Training
dan Kemampuan Berpikir Logis... 114 Tabel 4.31 Hasil Uji ANAVA... 115 Tabel 4.32 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Scheff (Post_Hoc)... 122
(13)
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian... 54
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Pretes Kelas Kontrol... 77
Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Data Pretes Kelas Eksperimen... 80
Gambar 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Data Postes Kelas Kontrol... 82
Gambar 4.4 Grafik Distribusi Frekuensi Data Postes Kelas Eksperimen... 84
Gambar 4.5 Grafik Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Logis siswa di Kelas Kontrol... 91
Gambar 4.6 Grafik Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Logis siswa di Kelas Eksperimen... 94
Gambar 4.7 Grafik Distribusi Frekuensi Keterampilan Proses Sains berdasarkan tingkat Kemampuan Berpikir Logis dibawah rata-rata... 97
Gambar 4.8 Grafik Distribusi Frekuensi Keterampilan Proses Sains Berdasarkan tingkat Kemampuan Berpikir Logis diatas rata-rata... 99
Gambar 4.9 Gambar Perbedaan Nilai Pretes dan Postes kedua Kelas... 100
Gambar 4.10 Grafik Distribusi Frekuensi Data Postes Kelas Eksperimen pada tingkat Kemampuan Berpikir Logis Dibawah rata-rata... 102
Gambar 4.11 Grafik Distribusi Frekuensi Data Postes Kelas Eksperimen pada tingkat Kemampuan Berpikir Logis Diatas rata-rata... 103
Gambar 4.12 Grafik Distribusi Frekuensi Data Postes Kelas Kontrol pada tingkat KBL dibawah rata-rata... 105
Gambar 4.13 Grafik Distribusi Frekuensi Data Postes Kelas Kontrol pada tingkat Kemampuan Berpikir Logis Diatas rata- rata... 106 Gambar 4.14 Pola garis interaksi antara model pembelajaran dan
Kemampuan Berpikir Logis terhadap Keterampilan
Proses Sains... 120
(14)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP Kelas Eksperimen... 144
2. RPP Kelas Kontrol... 167
3 Bahan Ajar... 181
4. LKS... 193
5. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Logis... 206
6. Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses Sains... 213
7. Rubrik Penilaian Keterampilan Proses Sains... 218
8. Silabus... 223
9. Perhitungan Analisis Butir Soal Tes Keterampilan Proses Sains Fisika... 225
10. Analisis Daya Beda Hasil KPS Siswa... 228
11. Perhitungan Validitas... 230
12. Reliabilitas... 232
13. Data Pretes Dan Data Postes... 234
14. Uji Normalitas... 241
15. Uji Homogenitas... 245
16. Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors... 249
17. Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t... 250
18. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z... 251
19. r Table (Pearson Product Moment ) ... 252
20. Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F... 253
(15)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Keterampilan Proses Sains (KPS) penting dimiliki oleh setiap individu sebagai modal dasar bagi seseorang agar memecahkan masalah hidupnya dalam kehidupan sehari-hari (Dahar, 1996). KPS melibatkan keterampilan intelektual, manual, dan sosial yang digunakan untuk membangun pemahaman terhadap suatu konsep atau pengetahuan dan meyakinkan atau menyempurnakan pemahaman yang sudah terbentuk (Moedjiono, 2002), sehingga siswa yang memiliki keterampilan ini mampu untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori baru sebagai pengembangan dari konsep yang telah ada ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap penemuan (Indrawati, 1993).
Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 4 Gunungsitoli, ternyata pada mata pelajaran fisika siswa kelas VIII, masih cenderung teoritis dan jarang melakukan kegiatan laboraturium. Hal ini dikarenakan alat praktikum masih kurang memadai. Guru juga jarang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Disamping itu, Keterampilan Proses Sains siswa kurang berkembang karena dalam pembelajaran siswa jarang melakukan kegiatan praktikum. Hal ini senada dengan hasil angket siswa dimana 52 orang siswa senang menggunakan alat
(16)
2
praktikum dan 26 tidak senang menggunakannya. Namun karena keterbatasan alat, mereka jarang melakukan praktikum. Keterampilan Proses Sains sangat dibutuhkan dalam bekerja ilmiah karena mendasari langkah siswa pada pemecahan masalah yang akhirnya akan membawa siswa pada kemampuan yang diharapkan. Pengetahuan fisika terdiri atas banyak konsep dan prinsip yang pada umumnya sangat abstrak. Kesulitan yang dihadapi oleh sebagian besar siswa adalah dalam menginterpretasi berbagai konsep dan prinsip fisika sebab mereka dituntut harus mampu menginterpretasi pengetahuan fisika tersebut secara tepat dan tidak samar-samar atau tidak mendua arti. Pendidikan fisika harus dapat menjadi pendorong yang kuat tumbuhnya sikap rasa ingin tahu dan keterbukaan terhadap ide-ide baru maupun kebiasaan berpikir analitis kuantitatif. Dalam diri siswa sebaiknya ditumbuhkan kesadaran agar dapat melihat fisika bukan semata-mata sebagai kegiatan akademik, tetapi lebih sebagai cara untuk memahami dunia tempat mereka hidup (Mundilarto, 2002).
Dari hasil angket siswa, 44 siswa menyatakan bahwa Fisika sebagai mata pelajaran sekolah yang dianggap sulit dan 26 siswa tidak setuju dengan hal tersebut. Hal ini terlihat dari angket observasi yang dilakukan oleh peneliti. Keadaan ini dikarenakan materi fisika memiliki banyak rumus-rumus matematika, soal-soal fisika juga banyak yang tergolong rumit. Pendekatan dan metode yang digunakan guru dalam mengajarkan konsep-konsep fisika seolah menegaskan bahwa konsep-konsep fisika adalah kumpulan rumus yang harus dihafalkan. Hal tersebut disebabkan kebanyakan pengajar fisika
(17)
3
sering terjebak untuk mengajarkan fisika dengan hanya menonjolkan rumus-rumus tanpa mengajarkan konsep fisika secara utuh. Kebanyakan pengajaran fisika dilakukan dengan memberikan contoh soal dan latihan mengerjakan soal-soal, sehingga siswa terjebak pada pembahasan penyelesaian soal-soal dan tentu saja sedikit sekali mengungkapkan proses yang sebenarnya terjadi. Kemungkinan penyebab kesulitan siswa belajar fisika dapat dipengaruhi oleh dua faktor. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut diantaranya menurut (Nur, 2006) faktor itu adalah bersumber dari diri siswa sendiri dan dari luar siswa. Proses pembelajaran fisika yang masih bersifat mekanistik (cendrung teoretis, teacher centered, transferring) juga memberi dampak pada penguasaan fisika siswa. Salah satu contohnya telihat pada proses pembelajaran yang sering terjadi, guru jarang mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan jarang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan mereka sehari-hari. Demikian juga dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang guru, belum menekankan pada keterampilan siswa untuk berargumentasi atau menggunakan penalarannya, sehingga siswa belum mampu mengungkapkan gagasan/ide-ide nya, baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu tujuan pembelajaran pada standar kompetensi mata pelajaran IPA adalah melakukan inkuiri ilmiah. Kegiatan inkuiri ilmiah sama dengan kegiatan keterampilan proses IPA. Keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil
(18)
4
menemukan sesuatu yang baru (Semiawan, 1992). Penelitian oleh Widayanto (2009) mengatakan bahwa Keterampilan Proses Sains dapat ditingkatkan dengan alat Kit atau alat praktikum. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Marnita (2013) yang menyimpulkan dari beberapa siklus yang dilakukan pada Penelitian Tindakan Kelas, terjadi peningkatan KPS ketika melakukan percobaan.
Keterampilan Proses Sains (KPS) penting dimiliki oleh setiap individu sebagai modal dasar bagi seseorang agar memecahkan masalah hidupnya dalam kehidupan sehari-hari (Dahar, 1996). KPS melibatkan keterampilan intelektual, manual, dan sosial yang digunakan untuk membangun pemahaman terhadap suatu konsep atau pengetahuan dan meyakinkan atau menyempurnakan pemahaman yang sudah terbentuk (Moedjiono, 2002), sehingga siswa yang memiliki keterampilan ini mampu untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori baru sebagai pengembangan dari konsep yang telah ada ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap penemuan (Indrawati, 1993). Terdapat sembilan aspek atau komponen keterampilan proses yaitu mengamati, menafsirkan, mengklasifikasi, memprediksi, mengkomunikasikan, membuat hipotesis, merancang penelitian, menerapkan konsep dan mengajukan pertanyaan (Rustamam, 1997).
Melihat adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang menimbulkan adanya masalah, maka diperlukan suatu solusi yang baru untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Salah satu solusi yang dianjurkan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan Model Inquiry
(19)
5
Training (MIT). Dalam model pembelajaran ini siswa dapat menyusun fakta, membentuk konsep, dan kemudian menghasilkan teori yang menerangkan fenomena yang diselidiki. Peran guru adalah menyeleksi atau menciptakan situasi masalah dan mengendalikan prosedur inkuiri, memberikan respon terhadap inkuiri yang ditunjukkan siswa, membantu siswa memulai inkuiri, dan memfasilitasi diskusi siswa. Secara umum karakteristik model pembelajaran Inkuiri meliputi: a) Menggunakan keterampilan-keterampilan proses IPA. b) Tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu dalam waktu tertentu. c) Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dahulu dan tidak ada dalam buku pelajaran (Yuniarti, 2011).
Keberhasilan MIT dalam mempengaruhi keterampilan proses dapat tercipta dengan lingkungan belajar yang tepat. Lingkungan dalam pembelajaran di antaranya adalah tempat belajar, metode, media, maupun sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas pembelajaran sehingga memudahkan siswa belajar (Santyasa, 2007). Sebagai bagian dari lingkungan belajar, media pembelajaran sains penting dalam berperan dalam menciptakan lingkungan guna membantu siswa membangun pengetahuan dan keterampilannya. Proses belajar mengajar, tidak pernah lepas dari penggunaan media. Peranan Media dalam proses belajar mengajar (Gerlac dan Ely, 1971) ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu : (1) Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian, (2) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian
(20)
6
dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan, dan (3) Media mempunyai kemampuan untuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna. Penelitian yang dilakukan oleh Susilawati (2014) menyatakan bahwa media berpengaruh secara signifikan terhadap Keterampilan Proses Sains. Penelitian oleh Astuti salim (2011) menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media macromedia flash lebih efektif dari pada tidak menggunakan media.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai Pengaruh Model Inquiry Training Berbantuan Macromedia Flash dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Keterampilan Proses Sains Fisika SMP Kelas VIII T.P 2015/2016.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kualitas pembelajaran fisika di sekolah masih rendah
2. Guru jarang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. 3. Keterampilan siswa untuk berargumentasi jarang digunakan
4. Pembelajaran masih berpusat pada Guru
5. Guru jarang melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan alat peraga ataupun melakukan kegiatan laboratorium.
(21)
7
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Inquiry Training.
2. Hal yang akan diteliti adalah mengenai Kemampuan Berpikir logis dan Keterampilan Proses Sains
3. Materi pembalajaran yang diajarkan adalah Cahaya
4. Siswa yang akan diteliti adalah siswa kelas VIII SMP N 4 Gunungsitoli
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada pengaruh model pembelajaran Inquiy Training dan Kemampuan Berpikir Logis terhadap Keterampilan Proses Sains ?”
Berdasarkan permasalahan tersebut, pertanyaan penelitian terfokus pada: 1. Apakah ada perbedaan Keterampilan Proses Sains siswa dengan penerapan
model pembelajaran Inquiry Training berbantuan Macromedia Flash dan Kemampuan Berpikir Logis, dengan penerapan Metode konvensional? 2. Apakah terdapat interaksi antara Model Inquiry Training berbantuan
Macromedia Flash terhadap kemampuan berpikir logis dan Keterampilan Proses Sains?
3. Apakah ada peningkatan Keterampilan Proses Sains dengan menggunakan Model Inquiry Training?
(22)
8
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh model pembelajaran Inquiry Training berbantuan Macromedia Flash dan Kemampuan Berpikir Logis terhadap Keterampilan Proses Sains siswa pada materi pembelajaran Cahaya.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan Keterampilan Proses Sains siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis di atas dan dibawah rata-rata pada materi pembelajaran Cahaya
2. Untuk mengetahui apakah Keterampilan Proses Sains antara siswa yang memiliki Kemampuan Berpikir Logis diatas rata-rata lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki Kemampuan Berpikir Logis dibawah rata-rata pada materi pembelajaran Cahaya
3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara Model Inquiry Training dan kemampuan berpikir logis terhadap Keterampilan Proses Sains pada materi pembelajaran Cahaya
1.6. Kegunaan Penelitian 1.6. 1. Manfaat Teoritis
a. Mendapatkan pengetahuan baru tentang cara meningkatkan Keterampilan Proses Sains siswa melalui model Inquiry Training dan kemampuan berpikir logis
(23)
9
b. Memberikan wawasan yang lebih luas tentang penggunaan model Inquiry Training dan kemampuan berpikir logis untuk meningkatkan Keterampilan Proses Sains
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengadakan penelitian selanjutnya
1.6.2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
Manfaat penelitian bagi siswa adalah :
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan pengetahuan sendiri
2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan
3) Meningkatkan Keterampilan Proses Sains siswa 4) Meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran
b. Bagi Guru
Manfaat penelitian bagi guru adalah :
1) Dapat menggunakan model Inquiry Training dalam pembelajaran Fisika
2) Memahami berbagai model mengajar dengan berbagai karakteristik, sehingga mampu memilih model yang sesuai dengan cara belajar siswa yang berdampak pada Keterampilan Proses Sains siswa
(24)
10
3) Dapat meningkatkan cara belajar siswa yang nantinya dalam berdampak pada peningkatan hasil Keterampilan Proses Sains
1.7. Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran Inquiry Training adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir intelektual dan keterampilan lainnya seperti mengajukan pertanyaan dan keterampilan menemukan jawaban yang berawal dari keingin tahuan mereka, yang dikemukakan oleh Joyce (2011)
2. Logika mensyaratkan adanya tiga hal sebagai komponen berfikir logis. Pengertian, keputusan dan Penalaran. Rohman ( 2004)
3. Keterampilan Proses Sains dalam penelitian ini ialah mengamati, menafsirkan, mengklasifikasikan, memprediksi, mengkomunikasikan, membuat hipotesis, merancang penyelidikan, menerapkan konsep atau prinsip, dan mengajukan pertanyaan, yang dikemukakan Rustaman (2003)
(25)
136
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Keterampilan Proses Sains fisika SMP dengan menggunakan model Inquiry Training Berbantuan Macromedia Flash lebih baik dibandingkan Keterampilan Proses Sains siswa dengan menggunakan pembelajaran secara Konvensional
2. Keterampilan Proses Sains fisika pada kelompok Kemampuan Berpikir Logis diatas rata-rata lebih baik dibandingkan Keterampilan Proses Sains fisika pada kelompok demgan Kemampuan Berpikir Logis dibawah rata-rata
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan Kemampuan Berpikir Logis dalam meningkatkan Keterampilan Proses Sains fisika siswa. Keterampilan proses sains siswa yang diajarkan melalui model Inquiry Training Berbantuan Macromedia Flash pada kelompok Kemampuan Berpikir Logis diatas rata dan Kemampuan Berpikir Logis dibawah rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan pendekatan konvensional pada kelompok Kemampuan Berpikir Logis diatas rata-rata dan pada kelompok Kemampuan Berpikir Logis dibawah rata-rata.
(26)
137
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penemuan dalam penelitian ini, maka dapat diajukan saran sebagai berikut.
1. Kepada peneliti/calon peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian serupa, supaya melakukan penelitian lebih lanjut tentang Model Inquiry Training dengan moderator dan hasil belajar yang berbeda dari yang sebelumnya.
2. Dilihat dari rata-rata Keterampilan Proses Sains yang dicapai oleh siswa yang diajar melalui model Inquiry Training jauh lebih tinggi daripada kelompok siswa yang diajar melalui pembelajaran Konvensional menunjukkan bahwa model pembelajaran ini lebih efektif meningkatkan Keterampilan Proses Sains siswa daripada secara konvensional, sehingga kepada para pendidik disarankan agar dapat menjadikan pembelajaran ini sebagai bahan pertimbangan agar dapat dijadikan sebagai salah satu model alternatif dalam pembelajaran fisika.
3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar memperhatikan penggunaan waktu sehingga pelaksanaan model pembelajaran ini dapat berjalan secara optimal.
(27)
138
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, A., 2014. The Effect of Inquiry-based Learning Method on Students Academic Achievement in Science Course. Universal Journal of Educational Research 2(1): 37-41
Aminah, 2008. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa, Skripsi UNIMED
Anggraeni. 2013. Profil Kemampuan Berpikir Logis Dan Pemahaman Konsep Kinematika Gerak Lurus Pada Siswa SMA. Skripsi: UPI
Arends, R. I., 2007. Learning To Teach, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Arikunto, S., 2003. Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta Barizi, H., 2003. Konseptualisasi dalam Bidang Studi Sains Berbasis Metode
Pengajaran. Makalah Disampaikan pada Penataran Dosen Muda IPB. BSNP, 2007. Petunjuk Teknis pengembangan Silabus dan Contoh/Model silabus
SMA/MA. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Dahar, R., 1991. Teori-Teori Belajar .Erlangga: Jakarta
De Bono, E., 1981. Practical Thinking.London: Penguin books
Dick, W. & Carey, J., 2005. The systematic Design of Instruction.Fouth Edition. New York: Harper Collin College Publisher
Dimyati dan Mudjiono., 2006. Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Distrik, I., 2007. Model Kooperatif dengan pendidikan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan HasilBelajar Fisika Siswa SMP Negeri 1Bandar Lampung. Jurnal Pendidikan MIPA, 8 ,1-68 Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit : PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta
Eggen, P. D., 1940. Strategies For Teacherers, United States Of America, America
(28)
139
Fah, Y., 2009. Logical Thinking Abilities among Form 4 Students in the Interior Division of Sabah, Malaysia. Lay Yoon Fah Journal of Science and Mathematics Education in Southeast Asia, Vol. 32 No. 2, 161-187
Etzler dan Madden M., 2014. The Test of Logical Thinking as a Predictor of First-Year Pharmacy Students’ Performance in Required First-Year Courses. American Journal of Pharmaceutical Education ; 78 (6) Article 121.
Gerlach & Ely., 1971. Teaching & Media: A Systematic Approach. Second Edition, by V.S. Gerlach & D.P. Ely, 1980, Boston, MA: Allyn and Bacon. Copyright 1980 by Pearson Education
Gillani, B., 2010. Inquiry-Based Training Model and the Design of E-Learning Environments. Issues in Informing Science and Information Technology, California State University: California, USA, 7:1-9
Haliday, D., 1984. Physics Jilid 2 Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga : Jakarta Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta
Harlen, W., 2001. Teaching, learning and assessing science, A SAGE : London Hussain dan Shakoor A., 2011. Physics Teaching Methods: Scientific Inquiry Vs
Traditional Lecture. International Journal of Humanities and Social Science. University of Education, Pakistan, Vol 1 , pp 269-276
Ibrahim, 1982. Media Instruksional, (Malang : Sub Proyek Penelitian Buku Pelajaran, Proyek Peningkatan perguruan Tinggi).
Indrawati, 1993. Keterampilan Proses Sains. (online) (http://www.fisika smaonline.blogspot.com/2010/03/keterampilan-prosessains.html.
(Diakses 14 Februari 2016)
James, F., 1985. Learnig Science Process Skills, Dubuque USA : Kendall/Hunt Joyce, B., 2009. Models Of Teching (Model-model Pembelajaran), Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Juliyanto, E., 2011. Pembelajaran Fisika Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Hipotetikal Deduktif Pada Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 7, 17-22
(29)
140
Margono, S., 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Marnita, 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Pembelajaran Kontekstual pada Mahasiswa Semester I Materi Dinamika. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 2013, 9,43-52
Moedjiono, 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Mulyasa, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pt Remaja Rosdakarya : Bandung
Mundilarto (2002). Kapita Selekta Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Fisika UNY.
Munir, 2010. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta
Nasution, S., 2006. Azas-Azas Kurikulum, Bumi Aksara, Jakarta
Nur, 1991. Pengadaptasian Test of Logical Thinking (TOLT) Dalam Seting Indonesia. Laporan Hasil Penelitian, IKIP Surabaya.
Nurhadi, 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, Grasindo, Malang Rahman, A., 1986. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Redjeki, S., 2007. Metode dan Pendekatan dalam Pembelajaran Sains, UPI : Bandung
Pandey A., 2011. Effectiveness of Inquiry Training Model over Conventional Teaching Method on Academic Achievement of Science Students in India. Journal of Innovative Research in Education,pp 7-20
Purwanto, A., 2012. Kemampuan Berpikir Logis Siswa Sma Negeri 8 Kota Bengkulu Dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Fisika. Jurnal Exacta, Vol. X. No. 2
Rahman, R., 2011. Perancangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Animasi Komputer Untuk Sekolah Menengah Atas Pokok Bahasan Hukum Newton Tentang Gerak. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
(30)
141
Robert, B., 1976. Piaget for Educator. Columbus : A bell & Howell company Rohman dan Andriani P., 2014. Epistemologi dan logika, Aswaja Pressindo Roestiyah, 2008. Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Rustamam, 1997. Aspek-aspek keterampilan Proses Sains Siswa. Jakarta: Erlangga
Sagala, S., 2003. Metode Belajar Mengajar. Alfabeta : Bandung
Sagala, S., 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran, Alpabeta : Bandung
Sondang, 2014. The Relationship between Formal Thinking Abilities and Problem-Solving Skills in Kinematics Topic. Proceeding The 4th International Conference On Theoretical And Applied Physics (Ictap), State University of Medan
Salim, A., 2011. Pemanfaatan Media Pembelajaran Macromedia Flash dengan Pendekatan Kontruktivis dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Fisika Pada Konsep Gaya. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
Santyasa, I., 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran, Makalah disajikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi guru-guru SMA Negeri Banjar Angkan pada tanggal 10 Januari 2007 di Banjar Angkan Klungkung
Scott and Jennifer E., 2007. Predicting at-risk students in general chemistry: comparing formal thought to a general achievement measure. Chemistry Education Research and Practice, 8 (1), 32-51
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rhineka Cipta : Jakarta
Sobry, M., 2013. Belajar & Pembelajaran. Penerbit :Holistica,Lombok
Sopiah. S., 2009. Pembiasaan Bekerja Ilmiah Pada Pembelajaran Sains Fisika Untuk Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 () 14-19
(31)
142
Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara Sumiati, A., 2007. Metode Pembelajaran, Wacana Prima : Bandung
Suryabrata, S., 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Syah, M., 2008. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, PT Remaja
Rosdakarya : Bandung
Sumarmo, 1987. Kemampuan pemahaman dan penalaran Matematika Siswa SMA Dikaitkan dengan kemampuan penalaran logik siswa dan beberapa unsur proses belajar mengajar. Disertasi. Bandung: FPS UPI
Susilawati, M., 2014. Pengaruh Penggunaan Media Riil Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Gaya Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 10, 47-58
Syukriah, 2013. Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Prestasi Belajar Siswa SMK., Skripsi, Pps UNIMED, UNIMED
Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Beroreiontasi Kontruktivistis, Presentasi Pustaka Publisher, Jakarta
Tobin & Capie, W., 1982. Relationship between formal reasoning ability, loans of control, academic engagement and integrated process skills achievement. Journal of Research in Science Teaching, 19(2), 13-121. Tobin & Capie, W., 1981. Development and validation of a group test of logical
thinking. Education and Psychological Measurement. Journal of Research in Science Teaching, 41(2), 413-424.
Vaishnav, R.S (2013). Effectiveness of Inquiry Training Model for Teaching Science. Scholarly Research Journal for Interdisciplinary Studies. 1(5):32-40. April 2013. Ngapur-India
Wahdi dan Nurdin B., 2015. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training menggunakan Media Phet Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Logis Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika UNIMED, Vol 4 No. 2
Wahdi, F., 2015. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan Media Phet Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Logis Siswa. JPFI, volume 4 nomor 2 Desember 2015
(32)
143
Widayanto, 2009. Pengembangan Keterampilan Proses Dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui Kit Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5, 1-7 Widiyatmoko dan Nurmasitah, S., 2013. Designing Simple Technology as a
Science Teaching Aids from Used Material. Journal of Enviromentally Friendly Processes, 1 (4): 27-31.
Winataputra, 1996. Belajar Dan Pembelajaran, Depdikbud : Jakarta
Yenilmez, 2005. Investigating Students’ Logical Thinking Abilities: The Effects
of Gender and Grade Level. 28: 219-225
Yilmaz, E., 2006. Students’ understanding of matter: the effect of reasoning
ability and grade level. Chemistry Education Research and Practice, 7 (1), 22-31
Yuniarti. 2011. Proses Belajar-Mengajar. Jakarta: Bumi Pustaka
Zaelani, A., 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika, Bandung : Yrama Widya
(1)
138
Aminah, 2008. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa, Skripsi UNIMED
Anggraeni. 2013. Profil Kemampuan Berpikir Logis Dan Pemahaman Konsep Kinematika Gerak Lurus Pada Siswa SMA. Skripsi: UPI
Arends, R. I., 2007. Learning To Teach, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Arikunto, S., 2003. Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta Barizi, H., 2003. Konseptualisasi dalam Bidang Studi Sains Berbasis Metode
Pengajaran. Makalah Disampaikan pada Penataran Dosen Muda IPB. BSNP, 2007. Petunjuk Teknis pengembangan Silabus dan Contoh/Model silabus
SMA/MA. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Dahar, R., 1991. Teori-Teori Belajar .Erlangga: Jakarta
De Bono, E., 1981. Practical Thinking.London: Penguin books
Dick, W. & Carey, J., 2005. The systematic Design of Instruction.Fouth Edition. New York: Harper Collin College Publisher
Dimyati dan Mudjiono., 2006. Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Distrik, I., 2007. Model Kooperatif dengan pendidikan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan HasilBelajar Fisika Siswa SMP Negeri 1Bandar Lampung. Jurnal Pendidikan MIPA, 8 ,1-68 Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit : PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta
Eggen, P. D., 1940. Strategies For Teacherers, United States Of America, America
(2)
Fah, Y., 2009. Logical Thinking Abilities among Form 4 Students in the Interior Division of Sabah, Malaysia. Lay Yoon Fah Journal of Science and Mathematics Education in Southeast Asia, Vol. 32 No. 2, 161-187
Etzler dan Madden M., 2014. The Test of Logical Thinking as a Predictor of First-Year Pharmacy Students’ Performance in Required First-Year Courses. American Journal of Pharmaceutical Education ; 78 (6) Article 121.
Gerlach & Ely., 1971. Teaching & Media: A Systematic Approach. Second Edition, by V.S. Gerlach & D.P. Ely, 1980, Boston, MA: Allyn and Bacon. Copyright 1980 by Pearson Education
Gillani, B., 2010. Inquiry-Based Training Model and the Design of E-Learning Environments. Issues in Informing Science and Information Technology, California State University: California, USA, 7:1-9
Haliday, D., 1984. Physics Jilid 2 Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga : Jakarta Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta
Harlen, W., 2001. Teaching, learning and assessing science, A SAGE : London Hussain dan Shakoor A., 2011. Physics Teaching Methods: Scientific Inquiry Vs
Traditional Lecture. International Journal of Humanities and Social Science. University of Education, Pakistan, Vol 1 , pp 269-276
Ibrahim, 1982. Media Instruksional, (Malang : Sub Proyek Penelitian Buku Pelajaran, Proyek Peningkatan perguruan Tinggi).
Indrawati, 1993. Keterampilan Proses Sains. (online) (http://www.fisika smaonline.blogspot.com/2010/03/keterampilan-prosessains.html.
(Diakses 14 Februari 2016)
James, F., 1985. Learnig Science Process Skills, Dubuque USA : Kendall/Hunt Joyce, B., 2009. Models Of Teching (Model-model Pembelajaran), Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Juliyanto, E., 2011. Pembelajaran Fisika Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Hipotetikal Deduktif Pada Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 7, 17-22
(3)
Margono, S., 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Marnita, 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Pembelajaran Kontekstual pada Mahasiswa Semester I Materi Dinamika. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 2013, 9,43-52
Moedjiono, 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Mulyasa, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pt Remaja Rosdakarya : Bandung
Mundilarto (2002). Kapita Selekta Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Fisika UNY.
Munir, 2010. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta
Nasution, S., 2006. Azas-Azas Kurikulum, Bumi Aksara, Jakarta
Nur, 1991. Pengadaptasian Test of Logical Thinking (TOLT) Dalam Seting Indonesia. Laporan Hasil Penelitian, IKIP Surabaya.
Nurhadi, 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, Grasindo, Malang Rahman, A., 1986. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Redjeki, S., 2007. Metode dan Pendekatan dalam Pembelajaran Sains, UPI : Bandung
Pandey A., 2011. Effectiveness of Inquiry Training Model over Conventional Teaching Method on Academic Achievement of Science Students in India. Journal of Innovative Research in Education,pp 7-20
Purwanto, A., 2012. Kemampuan Berpikir Logis Siswa Sma Negeri 8 Kota Bengkulu Dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Fisika. Jurnal Exacta, Vol. X. No. 2
Rahman, R., 2011. Perancangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Animasi Komputer Untuk Sekolah Menengah Atas Pokok Bahasan Hukum Newton Tentang Gerak. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
(4)
Robert, B., 1976. Piaget for Educator. Columbus : A bell & Howell company Rohman dan Andriani P., 2014. Epistemologi dan logika, Aswaja Pressindo Roestiyah, 2008. Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Rustamam, 1997. Aspek-aspek keterampilan Proses Sains Siswa. Jakarta: Erlangga
Sagala, S., 2003. Metode Belajar Mengajar. Alfabeta : Bandung
Sagala, S., 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran, Alpabeta : Bandung
Sondang, 2014. The Relationship between Formal Thinking Abilities and Problem-Solving Skills in Kinematics Topic. Proceeding The 4th International Conference On Theoretical And Applied Physics (Ictap), State University of Medan
Salim, A., 2011. Pemanfaatan Media Pembelajaran Macromedia Flash dengan Pendekatan Kontruktivis dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Fisika Pada Konsep Gaya. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
Santyasa, I., 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran, Makalah disajikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi guru-guru SMA Negeri Banjar Angkan pada tanggal 10 Januari 2007 di Banjar Angkan Klungkung
Scott and Jennifer E., 2007. Predicting at-risk students in general chemistry: comparing formal thought to a general achievement measure. Chemistry Education Research and Practice, 8 (1), 32-51
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rhineka Cipta : Jakarta
Sobry, M., 2013. Belajar & Pembelajaran. Penerbit :Holistica,Lombok
Sopiah. S., 2009. Pembiasaan Bekerja Ilmiah Pada Pembelajaran Sains Fisika Untuk Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 () 14-19
(5)
Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara Sumiati, A., 2007. Metode Pembelajaran, Wacana Prima : Bandung
Suryabrata, S., 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Syah, M., 2008. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, PT Remaja
Rosdakarya : Bandung
Sumarmo, 1987. Kemampuan pemahaman dan penalaran Matematika Siswa SMA Dikaitkan dengan kemampuan penalaran logik siswa dan beberapa unsur proses belajar mengajar. Disertasi. Bandung: FPS UPI
Susilawati, M., 2014. Pengaruh Penggunaan Media Riil Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Gaya Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 10, 47-58
Syukriah, 2013. Efek Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Prestasi Belajar Siswa SMK., Skripsi, Pps UNIMED, UNIMED
Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Beroreiontasi Kontruktivistis, Presentasi Pustaka Publisher, Jakarta
Tobin & Capie, W., 1982. Relationship between formal reasoning ability, loans of control, academic engagement and integrated process skills achievement. Journal of Research in Science Teaching, 19(2), 13-121. Tobin & Capie, W., 1981. Development and validation of a group test of logical
thinking. Education and Psychological Measurement. Journal of Research in Science Teaching, 41(2), 413-424.
Vaishnav, R.S (2013). Effectiveness of Inquiry Training Model for Teaching Science. Scholarly Research Journal for Interdisciplinary Studies. 1(5):32-40. April 2013. Ngapur-India
Wahdi dan Nurdin B., 2015. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training menggunakan Media Phet Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Logis Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika UNIMED, Vol 4 No. 2
Wahdi, F., 2015. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan Media Phet Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Logis Siswa. JPFI, volume 4 nomor 2 Desember 2015
(6)
Widayanto, 2009. Pengembangan Keterampilan Proses Dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui Kit Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5, 1-7 Widiyatmoko dan Nurmasitah, S., 2013. Designing Simple Technology as a
Science Teaching Aids from Used Material. Journal of Enviromentally Friendly Processes, 1 (4): 27-31.
Winataputra, 1996. Belajar Dan Pembelajaran, Depdikbud : Jakarta
Yenilmez, 2005. Investigating Students’ Logical Thinking Abilities: The Effects of Gender and Grade Level. 28: 219-225
Yilmaz, E., 2006. Students’ understanding of matter: the effect of reasoning ability and grade level. Chemistry Education Research and Practice, 7 (1), 22-31
Yuniarti. 2011. Proses Belajar-Mengajar. Jakarta: Bumi Pustaka
Zaelani, A., 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika, Bandung : Yrama Widya