17 Berdasarkan hasil penelitian, persepsi subjek terhadap kontrasepsi MOW
juga berada dalam kategori baik 75. Tabel 5.6 Frekuensi dan persentase persepsi ibu terhadap MOWKontap n=4
Kategori Frekuensi Persentase
Baik 3 75
Tidak baik 1
25 Jumlah 4
100
5.2 Pembahasan
Persepsi merupakan pemahaman atau ide, konsep, pengetahuan, dan pengaruh spesifik dan lain-lain Neufeld, 1996. Persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan Jalaluddin, 2000. Persepsi ibu yang baik
terhadap metode kontrasepsi efektif terpilih sangat berpengaruh dalam kesejahteraan atau keharmonisan ibu dan keluarganya serta berpengaruh dalam
pengaturan jarak kelahiran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu atau akseptor
KB mempunyai persepsi yang baik terhadap MKET 84,8. Ibu akseptor KB MKET sebagai subjek penelitian dipilih berdasarkan pengaruh yang ditimbulkan
oleh ibu akibat dari metode kontrasepsi tersebut, yaitu IUD, Implant dan Kontap, karena pada dasarnya sebagian besar alat-alat kontrasepsi adalah dipergunakan
untuk kaum perempuan Manuaba, 1999. Menurut BKKBN, bahwa dari ke tiga jenis kontrasepsi efektif tersebut
IUD lah yang menjadi popular atau yang paling diminati oleh ibu-ibu hal ini
Universitas Sumatera Utara
17 diperjelas lagi dari penelitian Rahma, 2004 di Klinik Bersalin Nursyawaliyah
Asam Kumbang Medan, diantara 30 responden MKET yang paling banyak memakai alat kontrasepsi adalah jenis AKDR IUD 63,3 karena lebih praktis,
ekonomis tidak perlu harus setiap bulan datang ke petugas kesehatan, dengan efek samping yang kecil bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama 5–10 tahun tanpa
harus diganti. Cuper T 380 A yang terkenal di Indonesia dan menjadi idola BKKBN dalam gerakan KB nasional Hanafi, 1996.
Dari penelitian Yusniar, 2005 tentang gambaran pengetahuan akseptor MKET di Puskesmas Pangkalan Brandan, bahwa dari 77 responden MKET, 53
responden MKET 68,8 berpengetahuan baik tentang alat kontrasepsi tersebut dengan rincian 24 orang akseptor IUD 45, 11 orang untuk akseptor Implant
21, dan 18 orang untuk akseptor MOW 34. Pada dasarnya bahwa metode KB terdapat berbagai macam, hal ini
disesuaikan dengan kebutuhan dan indikasi dari klien yang ingin memilihnya. Paritas seorang wanita dapat mempengaruhi cocok tidaknya suatu metode
kontrasepsi secara medis. Dikatakan metode kontrasepsi efektif terpilih IUD, Implant dan MOW bahwa ketiga jenis metode ini merupakan yang paling
memiliki efektifitas tinggi 95 untuk mencegah kehamilan dengan efek samping dan komplikasi yang ringan, dan menurut penelitian bahwa jenis metode
ini lebih banyak dipilih oleh ibu-ibu yang ingin menjadi akseptor KB dalam jangka panjang selain itu jenis metode ini juga tidak memerlukan kunjungan
berulang walaupun pada dasarnya setiap alat kontrasepsi memiliki keuntungan dan kerugian Wulansari, 2006.
Universitas Sumatera Utara
17 Tujuan reproduksi dari suatu pasangan yaitu apakah mereka akan
menjarangkan anak mereka atau membatasi jumlah keluarga, dan ini merupakan jelas memiliki pengaruh pada pemilihan metode. Pasangan yang tidak lagi
menginginkan anak mungkin akan memilih metode yang sangat efektif, bekerja lebih lama, atau permanen Karen lebih cocok dengan kebutuhan mereka.
Pasangan yang ingin agar jarak persalinan anak-anaknya singkat kemungkinan besar akan memilih metode yang kurang efektif seperti pil, kondom, suntik,
ataupun metode yang lain. Menurut penelitian bahwa metode keluarga berencana dengan hormonal
jenis susuk Implant penemuannya didasari, bahwa ibu hamil tidak mengalami menstruasi karena terjadi perubahan hormonal, sampai akhirnya Pincus dan
Garcia Inggris mencobanya untuk pertama kali pada wanita tahun 1960. Sejak itu metode hormonal jenis susuk menjadi sangat popular yang dapat dipergunakan
dalam waktu relatif panjang tanpa mempunyai efek samping yang berarti Manuaba, 1999.
Secara keseluruhan angka kehamilan pada pemakai Implant adalah 0,2 per 100 wanita dalam tahun pertama pemakaian, dengan angka kehamilan kumulatif
3,9 per 100 wanita pada tahun kelima. Sebagian wanita yang menggunakan Implant mengalami efek samping. Efek samping yang paling sering dilaporkan
dalah perubahan pola perdarahan haid, termasuk perdarahan haid berkepanjangan selama beberapa bulan pertama pemakaian, adanya bercak-bercak perdarahan
spotting diantara haid, dan amenorea. Efek samping ini biasanya menghilang seiring dengan waktu.
Universitas Sumatera Utara
17 Efektifitas IUD dipengaruhi oleh karakteristik alat, keterampilan penyedia
layanan dalam memasang alat, dan karakteristik pemakai misalnya usia dan paritas Secara umum, AKDR tidak dianjurkan bagi wanita nulipara karena
pemasangan yang lebih sulit, angka ekspulsi yang lebih tinggi dari pada wanita yang pernah melahirkan, dan kemungkinan pemakaian IUD dapat mengganggu
kesuburan di masa depan. Dalam pemasangan IUD tidak banyak menimbulkan rasa nyeri, kecuali
pada perforasi dan dengan pemasangan yang baik tidak mungkin terjadi perforasi alat keluar. Pelepasan ion tembaga mempunyai kemampuan melekat pada kepala
spermatozoa sehingga geraknya menjadi lamban dan segera mati, dengan demikian menghindari dan mengurangi kemampuan melakukan konsepsi.
Disimpulkan bahwa keuntungan memakai IUD lebih besar dari pada kerugiannya, sehingga dianjurkan untuk mencoba dan menjadi pilihan utama sebagai alat
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan dan meningkatkan kehidupan yang harmonis Manuaba, 1999.
Metode keluarga berencana dengan menghentikan kehamilan dilakukan dengan metode operasi wanita MOW atau kontrasepsi mantap wanita makin
diterima masyarakat. Seperti di RSUP Denpasar Bali menjadi salah satu perintisnya sejak tahun 1970 pelayanan kontap wanita menjadi pilihan utama di
RSUP Denpasar dan seluruh rumah sakit di Bali. Perkembangan waktu dan makin tingginya pengertian masyarakat maka kontap menjadi salah satu pilihan
masyarakat sebagai metode KB yang bersifat menetap, dan pelayanannyapun didasarkan atas permintaan setelah menerima konseling tentang kontap. Karena
sifatnya yang permanen metode sterilisasi sangat rentan terhadap peraturan dan
Universitas Sumatera Utara
17 harus memenuhi persyaratan tertentu, menandatangani surat persetujuan tindakan,
dan di negara yang sedang berkembang sterilisasi memiliki syarat usia minimum untuk sterilisasi, yaitu 30 dan 35 tahun, sebagian negara juga mengharuskan klien
yang akan menjalani sterilisasi sudah memiliki beberapa anak. Sterilisasi wanita merupakan metode yang sangat cocok bagi wanita perimenopause yang tidak lagi
menginginkan anak. Di negara maju, kontap MOW dan MOP sekitar 10 dari semua metode
KB nasional, sedangkan di Indonesia baru mencapai sekitar 5,7. Berkembangnya penerimaan kontap menggembirakan tetapi menuntut tanggung
jawab, bagi mereka yang memakai metode kontap tidak boleh terjadi keluhan dan penyulit apapun setelah operasi tersebut yang dapat menggangu kehidupan
harmonis keluarga Wulansari, 2006.
Universitas Sumatera Utara
17
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan