THE CORRELATION BETWEEN ORGANIZATION WORK CLIMATE AND THE TEACHER PERCEPTION ABOUT HEADMASTER TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP WITH THE TEACHER AFFECTIVE COMMITMENT AT SENIOR HIGH SCHOOL OF HEALTH IN MEDAN.

(1)

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA ORGANISASI DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL

KEPALA SEKOLAH DENGAN KOMITMEN AFEKTIF GURU SMK KESEHATAN DI KOTA MEDAN

TESIS

Oleh

SRI HARTINI NIM. 8126131017

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

ABSTRACT

Sri Hartini. NIM. 8126131017. The Correlation Between Organization’s Work Climate and The Teacher’s Perception About Headmaster’s Transformational Leadership with the Teacher’s Affective Commitment at Senior High School of Health in Medan.

The objectives of this study are to describe and to determine whether (1) The correlation of organization’s work climate with the teacher’s affective commitment; (2) The correlation of teacher’s perception about headmaster’s transformational leadership with the teacher’s affective commitment; and (3) The correlation between the organizational climate and perception about headmaster’s transformational leadership with the teacher’s affective commitment. In this method research, the writer used the study of quantitative correlation. The sample of this study is Senior High School of Health in Medan, it consist of 110 teachers . The instrument used to collect data was the questionnaire Likert scale. The result showed that: (1) There is a positive and significant correlation between the organization’s work climate with the teacher’s affective commitment, the coefficient correlation obtained 0,5873 with the alpha significant level 0,05 and the regression equation Ŷ = 50,1948 + 0,3284X1. (2) There is a

positive and significant correlation between the teacher’s perception about headmaster’s transformational leadership with teacher’s affective commitment, the coefficient correlation obtained 0,5720 with the alpha significant level 0,05 and the regression equation Ŷ = 54,0982 + 0,2930X2. (3) There is a positive and

significant correlation between the organization’s work climate and perception about headmaster’s transformational leadership with the teacher’s affective commitment. The equation of regression obtained Ŷ = 53,0845+ 0,1634X1 +

0,1378X2. The study concluded: (1) the organization’s work climate has a positive

and significant relationship with the teacher’s affective commitment with a contribution of 17,16%, (2) the teacher’s perception about headmaster’s transformational leadership has a positive and significant relationship with the teacher’s affective commitment with a contribution of 15,39%, (3) the organization’s work climate and teacher’s perception about headmaster’s transformational leadership in common both have positive and significant relationship with the teacher’s affective commitment with a contribution 32,55%. Thus suggested to improve the teacher’s affective commitment should be increased organization’s work climate and the teacher’s perception about headmaster’s transformational leadership of the teacher.

Keywords: Organization’s Work Climate, Teacher’s Perception about Headmaster’s Transformational Leadership and Teacher’s Affective Commitment.


(5)

ABSTRAK

Sri Hartini. NIM. 8126131017. Hubungan Antara Iklim Kerja Organisasi dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dengan Komitmen Afektif Guru SMK Kesehatan di Kota Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui: (1) Hubungan iklim kerja organisasi dengan komitmen afektif guru; (2) Hubungan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan komitmen afektif guru; dan (3) Hubungan iklim kerja organisasi dan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan komitmen afektif guru di Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan di Kota Medan. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasi. Sampel penelitian adalah guru SMK Kesehatan di Kota Medan yang berjumlah 110 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah kuesioner skala Likert. Hasil Penelitian menunjukkan : (1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan iklim kerja organisasi dengan komitmen afektif guru. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,5873 dengan level signifikansi alpha 0,05 dan persamaan garis regresi Ŷ = 50,1948 + 0,3284X1. 2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan komitmen afektif guru. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,5720 dengan level signifikansi alpha 0,05 dan persamaan garis regresi Ŷ = 54,0982 + 0,2930X2. (3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim kerja organisasi dan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan komitmen afektif guru. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Ŷ=53,0845+ 0,1634X1+0,1378X2. Penelitian ini menyimpulkan : (1) iklim kerja organisasi mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan komitmen afektif guru dengan kontribusi sebesar 17,16%. (2) persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan komitmen afektif guru dengan kontribusi sebesar 15,39% (3) iklim kerja organisasi dan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah secara bersama-sama mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan komitmen afektif guru dengan kontribusi sebesar 32,55%. Dengan demikian disarankan dalam meningkatkan komitmen afektif guru perlu ditingkatkan iklim kerja organisasi dan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah.

Kata Kunci : Iklim Kerja Organisasi, Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Komitmen Afektif Guru.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkankepada Tuhan Yang Maha Esa dimana selalu memberikan rahmat dan Hidayat-Nya, sehingga Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian besar persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Tesis ini berjudul “Hubungan Antara Iklim Kerja Organisasi dan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Komitmen Afektif Guru SMK Kesehatan di Kota Medan ”.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada didalam tesis ini, meskipun demikian penulis telah berupaya melakukan usaha maksimal, tentu saja hal ini disertai bantuan dari berbagai pihak. Atas bantuan yang diberikan, maka Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada program Pascasarjana selama ini.

2. Bapak Direktur, Asisten Direktur, Ketua Prodi dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen serta segenap Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan kepada Penulis selama menjadi mahasiswa.

3. Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd dan Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd, selaku pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi, membimbing serta memberi nasihat kepada Penulis dalam penyelesaian tesis ini.


(7)

4. Bapak Dr. Saut Purba, M.Pd selaku narasumber sekaligus validator, Dr.Rosamala Dewi, M.Pd dan Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd, selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada Penulis dalam penyelesaian tesis ini.

5. Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian bagi penulis.

6. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan di Kota Medan yang telah membantu dalam pelaksanaan uji coba instrumen sampai pengumpulan data penelitian ini.

7. Bapak/Ibu Guru SMK Kesehatan di Kota Medan yang telah bersedia memberikan waktu dan tenaga dalam proses pengumpulan data penelitian ini. 8. Teristimewa buat orang tua saya, suami, anak-anak saya yang tercinta dan

saudara-saudara saya yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi,

pengertian serta do’a disepanjang sujudnya (terima kasih Penulis ucapkan semoga selalu disertai kemuliaan dan perlindungan Allah SWT Amin) sehingga Penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya.

9. Keluarga besar Yayasan Sentra Medika tempat Penulis belajar dan bekerja. Kepala Yayasan, Kepala Sekolah dan Rekan Kerja saya, dan Para Siswa saya yang tercinta yang senantiasa mendukung dan memotivasi saya dalam menyelesaikan tesis ini.

10. Teman-teman Penulis, mahasiswa AP khususnya angkatan XXI kelas A Reguler serta rekan-rekan kelas AP lainnya yang telah banyak memberikan


(8)

motivasi dan kenangan terindah selama masa perkuliahan yang tak akan terlupakan.

Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan penyusunan tesis ini, Penulis berharap kiranya seluruh perhatian, kebaikan, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal kebajikan dan mendapat barakah dari Allah SWT. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan khasanah pengetahuan.

Medan, Maret 2015 Penulis

SRI HARTINI NIM. 8126131017


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Pembatasan Masalah ... 12

D. Rumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A.Kajian Teoritis... 15

1. Komitmen Afektif Guru ... 15

2. Iklim Kerja Organisasi ... 24

3. Persepsi tentang Kepemimpinan Transformasional ... 28

B. Penelitian Yang Relevan ... 38

C. Kerangka Berfikir ... 40

D. Hipotesis Penelitian... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat Dan Waktu Penelitian ... 45


(10)

B. Jenis Penelitian ... 45

C. Populasi dan Sampel ... 45

D. Rancangan Penelitian ... 47

E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 48

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 49

G. Uji Coba Instrumen ... 52

H. Teknik Analisis Data ... 55

I. Hipotesis Statistik ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Data Penelitian ... 63

B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 67

C. Uji Prasyarat Analisis Data ... 70

D. Pengujian Hipotesis... 73

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

F. Keterbatasan Penelitian ... 86

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.Kesimpulan ... 88

B. Implikasi ... 89

C. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Masalah Komitmen Afektif Guru ... 5

2.1 Perbedaan Pola Kepemimpinan ... 33

3.1 Distribusi Populasi Penelitian ... 46

3.2 Distribusi Sampel Penelitian ... 47

3.3 Kisi-kisi Instrumen Komitmen Afektif Guru ... 50

3.4 Kisi-kisi Instrumen Iklim Kerja Organisasi … ... 51

3.5 Kisi-kisi Instrumen Persepsi Kep. Transformasional ... 51

4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Iklim Kerja Organisasi …... 63

4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Pers. Kep. Transformasional ... 65

4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Komitmen Afektif Guru ... 66

4.4 Distribusi Frekuensi dan kategori skor Iklim Kerja ... 67

4.5 Distribusi Frekuensi dan kategori skor K.Transformasional .... 68

4.6 Distribusi Frekuensi dan kategori skor Komitmen Afektif... 69

4.7 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 70

4.8 Ringkasan Analisis Varians Variabel Y atas X1 ... 71

4.9 Rangkuman Analisis Varians Variabel Y atas X2 ... 72

4.10 Rangkuman Hubungan Variabel X1 dengan Y ... 74

4.11 Rangkuman Hubungan Variabel X2 dengan Y ... 76

4.12 Rangkuman Analisis Varians Regresi Ganda ... 77


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-Faktor Penentu Komitmen Organisasi ... 19 3.1 Model Konstelasi Masalah ... 49 4.1 Histogram Skor Iklim Kerja Organisasi … ... 64 4.2 Histogram Skor Persepsi Kepemimpinan Transformasional . 65 4.3 Histogram Skor Komitmen Afektif Guru ... 67 4.4 Grafik Regresi Linier Sederhana X1 denan Y ... 73 4.5 Grafik Regresi Linier Sederhana X2 denan Y ... 75


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 95

2. Tabel Uji Validitas dan Reabilitas ... 103

3. Analisis Ujicoba Validitas dan Reabilitas... 112

4. Data Induk Penelitian ... 116

5. Deskripsi Data Penelitian ... 117

6. Distribusi Frekuensi Data ... 120

7. Perhitungan Statistik Dasar ... 125

8. Perhitungan Uji Normalitas Galat Taksiran ... 130

9. Uji Linieritas Regresi dan Keberartian ... 138

10. Uji Independensi ... 156

11. Penentuan Uji Keberartian Pers.Regresi Linier Ganda ... 157

12. Uji Keberartian Koef.Korelasi Sederhana dan Ganda ... 163

13. Perhitungan Koefisien Korelasi Parsial ... 168

14. Perh. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 171


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya tidak dapat diabaikan, karena sekolah merupakan wadah penyelenggara pendidikan dalam bidang intelektual memikul beban yang berat dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat penting dan menentukan keberhasilan pendidikan. Menurut Aqib (2002:42) guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar.

Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan, sangat diharapkan guru-guru mempunyai komitmen yang kuat dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka. Komitmen merupakan keputusan seseorang dengan dirinya sendiri untuk melakukan suatu kegiatan. Dengan adanya komitmen akan menghasilkan kinerja yang lebih baik dan memiliki motivasi yang kuat untuk berprestasi. Rasa bangga sebagai guru yang mengemban tugas mulia akan melahirkan semangat dari dalam diri guru itu sendiri untuk memberikan yang terbaik dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran.

Dalam usaha mewujudkan suasana yang kondusif di sekolah, maka komitmen kerja guru merupakan salah satu faktor penting. Komitmen guru merupakan kesadaran seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang ditunjukkan dengan sikap, nilai dan kebiasaan atau


(15)

kelakuan dalam bekerja. Komitmen guru ini berkaitan dengan pencapaian prestasi kerja guru dan erat pula hubungannya dengan prestasi siswa karena gurulah yang merangsang dan mendorong siswa untuk berprestasi.

Guru dengan komitmen tinggi pada umumnya menghasilkan kinerja yang tinggi. Komitmen akan memberikan dukungan positif terhadap hasil yang diharapkan organisasi, seperti terhadap kinerja, menghindari pekerja berhenti dan ketidakhadiran kerja. Dengan adanya komitmen dalam melaksanakan tugas maka hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dalam hubungannya dengan siswa, kepala sekolah dan warga sekolah lain bukan menjadi hal yang menghambat guru untuk berkinerja baik.

Jika guru mempunyai komitmen yang tinggi, maka guru dengan kesederhanaannya akan menunjukkan rasa pengabdian dan tanggung jawab, rasa tulus ikhlas, konsentrasi dan kepeduliannya, semangat dan rasa kecintaan terhadap anak didik dan terhadap pekerjaannya sebagai guru, ia akan sediakan waktu, tenaga yang cukup dan tanpa keluh kesah untuk membantu siswa kelak menjadi generasi yang berguna bagi bangsa dan negara. Dengan memiliki komitmen yang tinggi, maka guru akan memberikan kinerja yang lebih baik. Kebanggaan sebagai guru akan melahirkan komitmen guru untuk terus memajukan dunia pendidikan melalui perbaikan proses kegiatan belajar mengajar secara terus menerus. Guru yang berkomitmen akan juga terus berupaya mencari cara-cara baru dalam peningkatan kualitas pekerjaannya.

Menurut Luthans (2006:218) komitmen organisasi terdiri dari tiga komponen yaitu komponen afektif (affective commitment), komitmen kontiniu


(16)

(continuance commitment), dan komitmen normatif (normative commitment). Komitmen afektif adalah komitmen organisasi yang lebih menekankan pada pentingnya kongruensi (kesebangunan) antara nilai dan tujuan karyawan dengan nilai dan tujuan organisasi. Komitmen kontiniu adalah komitmen organisasi dimana pekerja akan bertahan atau meninggalkan organisasi karena melihat adanya pertimbangan rasional dari segi untung dan ruginya. Komitmen normatif adalah komitmen organisasi dimana pekerja bertahan dalam organisasi karena ia merasakan adanya kewajiban.

Selanjutnya Luthans (dalam Sutrisno,2009:296) bahwa komitmen ditentukan oleh variabel personal dan variabel organisasi. Variabel personal meliputi usia dan masa jabatan dalam organisasi, sedangkan variabel organisasi meliputi rancangan tugas, gaya kepemimpinan, serta budaya dan iklim dalam organisasi itu. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa iklim yang baik dalam suatu organisasi akan dapat meningkatkan komitmen para pekerjanya.

Guru yang memiliki komitmen dalam bekerja khususnya komitmen afektif juga dapat terlihat dari sikap yang ditunjukkan terhadap institusi sekolah berupa sikap senang sebagai guru, bangga terhadap sekolah, peduli terhadap sekolah, dan bertanggung jawab dalam tugas mengajar, mampu melibatkan diri sepenuhnya kepada aktivitas-aktivitas sekolah, siap dan bersedia mempertahankan nama baik sekolah serta mampu menunjukkan loyalitas yang tinggi kepada sekolah.

Komitmen afektif berkaitan dengan aspek emosional

identifikasi, dan keterlibatan guru dalam organisasi sekolah. Komitmen afektif merupakan proses sikap dimana seorang


(17)

guru berpikir tentang hubungannya sekolah dengan mempertimbangkan kesesuaian antara nilai dan tujuannya dengan nilai dan tujuan organisasi. Guru yang memiliki komitmen afektif dalam bekerja juga dapat terlihat dari kemampuan menjadikan dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sekolah. Artinya guru tersebuat mau dan mampu menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi sekolah, mampu melibatkan diri sepenuhnya pada aktivitas-aktivitas sekolah siap dan sedia mempertahankan nama baik sekolah, serta mampu menunjukkan loyalitas yang tinggi terhadap sekolah. Komitmen afektif guru adalah sikap yang ditunjukkan seorang guru terhadap institusi sekolah yangsenang sebagai guru, bangga terhadap sekolah, peduli terhadap sekolah; dan bertanggung jawab dalam tugas mengajar.

Menurut pengamatan peneliti keadaan tersebut seharusnya terjadi pula guru SMK Kesehatan di Kota Medan, pengamatan dan wawancara menunjukkan adanya kesenjangan antara yang diharapkan dan kenyatan tentang komitmen afektif guru. Berdasarkan data empirik yang diperoleh dari hasil survey pendahuluan selama dua minggu pada bulan November 2013 di salah satu SMK Kesehatan yang ada di Kota Medan, diperoleh data bahwa masih rendahnya komitmen afektif guru dalam melaksanakan tugas. Rendahnya komitmen afektif guru dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:


(18)

Tabel 1.1 Masalah Komitmen Afektif Guru

No. Masalah Komitmen Afektif Guru Keterangan

1. Masalah mengenai penerimaan nilai-nilai dan tujuan organisasi sekolah yang tergambar dari:

 Guru terlambat mengikuti upacara bendera setiap hari senin

2-3 guru/ mggu  Guru terlambat datang sesuai jadwal kerja 3-5 guru/ hri 2. Guru tidak menjadikan diri sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari sekolah, tergambar dari:

 Guru jarang memberikan gagasan pembaharuan untuk mewujudkan citra sekolah pada rapat dewan guru

Hampir semua guru  Kurangnya semangat guru dalam melaksanakan tugas

mengajar

2-3 guru 3. Masalah keterlibatan guru dalam aktivitas sekolah,

tergambar dari:

 Kemalasan guru dalam menghadiri rapat guru 3-4 guru/ rapat  Guru jarang berpartisipasi dalam semua kegiatan yang

diselenggarakan sekolah tempatnya bekerja

2-3 guru/ kegiatan 4. Masalah kesediaan mempertahankan nama baik sekolah

 Merasa kurang di hargai di tempat kerja 2 guru  Penilaian tempat tugas yang kurang sesuai dengan

harapan

1 guru 5. Masalah loyalitas

 Mengeluh dalam melaksanakan tugas tambahan yang diberikan kepala sekolah di dalam maupun di luar jam kerja

Hampir semua guru

Suasana lingkungan tempat bekerja juga dapat mempengaruhi komitmen pekerja yang ada di dalamnya, dalam hal ini adalah guru. Suasana dalam suatu lembaga yang kondusif dapat mengembangkan potensi diri guru sehingga mereka akan puas dalam bekerja dan dengan adanya komitmen yang kuat memungkinkan mereka dapat meningkatkan prestasi kerja guru yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa.


(19)

Dalam lingkungan organisasi (sekolah), setiap individu terlibat dalam proses persepsi, misalnya bawahan (guru) mempersepsikan atasan (kepala sekolah) sebagai figur yang komunikatif, protektif, tegas tetapi mendidik, arogan, acuh tak acuh, berwibawa, dan lan-lain tergantung masing-masing individu (guru) untuk mempersepsikannya. Persepsi merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasikan dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya ataupun keadaan lain yang melekat atau yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut. Dengan persepsi akan terbentuk dorongan-dorongan dan hasrat dalam diri seseorang untuk merespon stimulus yang diperoleh dari lingkungan atau individu, kemudian memaknai dan mengambil manfaat bagi dirinya yaitu terjadinya perubahan perilaku dan motivasi.

Peningkatan kualitas guru dipengaruhi oleh bagaimana baiknya seorang kepala sekolah memimpin sebuah sekolah. Kepala sekolah dalam menjalankan roda kepemimpinan turut menentukan bagaimana baiknya kualitas pendidikan di sekolah. Dalam hal peningkatan kompetensi guru, mengajar tidak hanya faktor pedagogisnya yang harus menjadi perhatian tetapi juga faktor akademis (isi materi yang disampaikan oleh guru). Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai pembina dan pembimbing guru dalam proses pembelajaran. Gaya kepemimpinan yang terbuka dan mendorong guru agar terus memberikan kinerja yang terbaik kepada sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk membantu guru. Di dalam kepemimpinannya kepala


(20)

sekolah harus dapat memahami, mengatasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di lingkungan sekolah. Gaya kepemimpinan apa yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam memimpin juga mempengaruhi komitmen kerja dari para warga sekolah.

Dalam penelitian ini persepsi guru terhadap kepala sekolah adalah tentang kepemimpinan transformasional dengan alasan kepemimpinan transformasional merupakan pemimpin yang efektif dalam hubungannya dengan bawahan yaitu pemimpin yang mampu meyakinkan mereka bahwa kepentingan pribadi dari bawahan adalah visi pemimpin serta mampu meyakinkan bahwa mereka mempunyai andil dalam mengimplementasikannya. Persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan kinerja guru secara maksimal.

Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang dipertentangkan dengan kepemimpinan yang memelihara status quo. Kepemimpinan transformasional inilah yang sungguh-sungguh diartikan sebagai kepemimpinan yang sejati karena kepemimpinan ini sungguh bekerja menuju sasaran pada tindakan mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan yang tidak pernah diraih sebelumnya. Kepemimpinan transformasionl bukan sekedar mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, melainkan lebih dari itu bermaksud ingin merubah sikap dan nilai-nilai dasar para pengikutnya melalui pemberdayaan dan meningkatkan rasa percaya diri dan tekad untuk terus melakuan perubahan walaupun mungkin ia sendiri akan terkena dampaknya dengan perubahan itu.


(21)

Fenomena yang ditemukan di SMK Kesehatan Medan antara lain kepemimpinan kepala sekolah yang tidak memberikan motivasi dan inspirasi bagi guru-guru, sehingga adanya keluhan tentang ketidakpuasan terhadap keadaan tempat kerja serta keadaan siswa, seperti kerja yang menjenuhkan, suasana lingkungan yang tidak kondusif, sikap sesama guru yang tidak saling mendukung. Di lain pihak ada dari mereka yang menurun semangatnya dalam mengajar, merasa bosan, jenuh dengan pekerjaannya dan masih ada guru yang belum merasa bangga memiliki peran sebagai guru sehingga keinginan untuk terus meningkatkan kemampuan dan kompetensi masih kurang. Dalam pelaksanaan tugas mendidik, guru memiliki sifat dan perilaku yang berbeda, ada yang bersemangat dan penuh tanggung jawab, ada juga guru yang dalam melakukan pekerjaan itu tanpa dilandasi rasa tanggung jawab.

Ketidakpercayaan guru terhadap kepala sekolah juga masih kurang. Adanya beberapa guru yang menganggap kepala sekolah kurang adil dan kurang mampu menjaga keharmonisan anggotanya. Hal ini terlihat dari ketidaktaatan guru terhadap aturan yang dibuat sekolah, masih ada guru yang belum membuat program pembelajaran dan bahan ajar yang sudah ditentukan dengan tepat waktu. Hal lain terlihat dari ketidakkompakan atau kebersamaan di antara guru masih kurang, ketidakpedulian guru terhadap keadaan atau situasi yang ada di lingkungan sekolah. Masih terdapatnya guru yang pro dan kontra terhadap situasi yang terjadi di sekolah misalnya dalam penegakan disiplin siswa maupun guru. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan manajemen kepala sekolah kurang


(22)

dalam menjaga keharmonisan antara guru, sehingga persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah masih rendah.

Berdasarkan realita-realita yang telah dipaparkan, mengindikasikan bahwa guru belum mempunyai komitmen afektif yang baik dalam melaksanakan tugasnya, ketidakpercayaan guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah juga masih kurang dan iklim organisasi sekolah yang kurang baik. Jika hal ini terus dibiarkan maka pendidikan di daerah ini akan terpuruk, oleh karena itu perlu diambil tindakan agar bisa keluar dari permasalahan ini.

Masalah komitmen guru harus dikaji secara ilmiah dengan menganalisis komitmen guru, khususnya komitmen afektif guru. Teori tentang komitmen dibahas oleh para ahli dengan menggunakan pendekatan yang berbeda. Collquit, Lepine dan Wesson (2009:63) komitmen dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi : budaya organisasi (organizational culture), struktur organisasi (organizational structure), gaya dan perilaku kepemimpinan (leadership style and behavior), kekuatan dan pengaruh kepemimpinan (leadership power and influence), proses dan karakteristik tim (processes and characterisrics team), personal dan nilai budaya (personaity and cultural values), kemampuan (ability), sebagai faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi pada komitmen. Faktor lain seperti kepuasan kerja (job satisfaction), stres (stress), motivasi (motivation), kepercayaan, keadilan, dan etika (trust, justice, and ethics), dan pengambilan keputusan (learning and decision making)sebagai faktor yang secara langsung mempengaruhi komitmen. Selanjutnya Robbins (2007) menggolongkan faktor


(23)

penentu komitmen organisasi terdiri dari tiga faktor utama yaitu karakteristik organisasi, karakteristik individu dan proses individu.

Robbins (2003:115) menjelaskan dalam 27 studi yang telah dilakukan menunjukkan antara komitmen dan kinerja, komitmen afektif nampaknya berkaitan lebih kuat dengan organisasi. Studi menemukan bahwa komitmen afektif merupakan prediktor yang penting terhadap beberapa hasil. Peneliti lain,

Yui-tim (2000) dengan judul “Affective Organizational Commitment of worker in

Chinese Joint Venture”. Penelitian ini dilakukan terhadap 295 karyawan di 4 perusahaan joint venture di China. Tujuan penelitian ini adalah menguji komitmen afektif karyawan yang bergabung dalam People Republic China. Hasil penelitiannya menyimpulkan: (1) kepercayaan pada organisasi memediasi hubungan antara keadilan destributif, keadilan prosedural, keamanan pekerjaan yang dipersiapkan karyawan dan komitmen afektif; (2) keamanan pekerjaan yang dipersepsikan karyawan dan komitmen afektif memiliki efek yang mencolok pada niat para pekerja untuk ganti pekerjaan.

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor penentu komitmen organisasi tersebut dapat dipahami bahwa komitmen afektif guru dapat ditentukan oleh banyak faktor baik yang sifatnya internal dan eksternal dari individu itu sendiri yang mengabdi pada suatu organisasi. Berdasarkan pendapat Collquit, et all (2009:63) juga dapat dilihat berbagai faktor yang dapat menentukan tingkat komitmen baik yang berkaitan dengan mekanisme organisasi, mekanisme kelompok, karakteristik individu maupun mekanisme individu dengan masing-masing variabel yang melingkupinya.


(24)

Perbedaan pendapat ahli terhadap faktor-faktor penentu komitmen guru telah mendorong peneliti untuk melakukan penelitian model komitmen afektif guru dilihat dari variabel persepsi tentang kepemimpinan transformasional dan iklim kerja organisasi. Hal-hal di atas yang mendorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “hubungan iklim kerja organisasi dan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan komitmen afektif guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan Kota Medan.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan komitmen afektif guru, diantaranya: (1) Apakah iklim kerja organisasi memiliki hubungan dengan komitmen afektif guru? (2) Apakah struktur organisasi memiliki hubungan dengan komitmen afektif guru? (3) Apakah gaya dan perilaku kepemimpinan memiliki hubungan dengan komitmen afektif guru? (4) Apakah kepuasan kerja memiliki hubungan dengan komitmen afektif guru? (5) Apakah stres memiliki hubungan dengan komitmen afektif guru? (6) Apakah motivasi memiliki hubungan dengan komitmen afektif guru? (7) Apakah pengambilan keputusan memiliki hubungan dengan komitmen afektif guru? (8) Apakah persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki hubungan dengan komitmen afektif guru?


(25)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, ditemukan banyak faktor yang dapat berhubungan dengan komitmen afektif. Namun dalam penelitian ini faktor-faktor tersebut hanya dibatasi pada: iklim kerja organisasi, persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan komitmen afektif guru.

Kajian antara ketiga faktor tersebut dapat dilakukan dimana saja, namun karena gejala masalahnya mengenai komitmen afektif SMK Kesehatan di Kota Medan, maka penelitian dibatasi di sekolah tersebut.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara Iklim Kerja Organisasi dengan Komitmen Afektif Guru SMK Kesehatan di Kota Medan?

2. Apakah terdapat hubungan antara Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Komitmen Afektif Guru SMK Kesehatan di Kota Medan?

3. Apakah terdapat hubungan antara Iklim Kerja Organisasi dan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah secara bersama-sama dengan Komitmen Afektif Guru SMK Kesehatan di Kota Medan?

E. Tujuan Penelitian


(26)

1. Untuk mengetahui hubungan antara Iklim Kerja Organisasi dengan Komitmen Afektif Guru SMK Kesehatan di Kota Medan.

2. Untuk mengetahui hubungan antara Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Komitmen Afektif Guru SMK Kesehatan di Kota Medan.

3. Untuk mengetahui hubungan antara Iklim Kerja Organisasi dan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah secara bersama-sama dengan Komitmen Afektif Guru SMK Kesehatan di Kota Medan.

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka diperoleh manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat secara teoretis:

1. Untuk menguatkan teori yang berkaitan dengan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, iklim kerja dan komitmen afektif guru.

2. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang hal yang sama dengan penelitian ini.

b. Manfaat secara praktis:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan komitmen afektif guru dalam usaha meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan.


(27)

2. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dalam evaluasi diri dan organisasi sekolah tentang komitmen afektif guru dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan.

3. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan sebagai pengambil kebijakan pendidikan khususnya terhadap SMK Kesehatan dalam mengawasi komitmen afektif dan kinerja guru serta efektifitas kepemimpinan kepala sekolah.


(28)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif iklim kerja organisasi dengan komitmen afektif guru. Koefisien korelasi (ry1) yang diperoleh sebesar 0,5873 sehingga nilai ry1 > r tabel (0,5873 > 0,185) pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan positif iklim kerja organisasi dengan komitmen afektif guru SMK Kesehatan di Kota Medan dapat diterima. 2. Terdapat hubungan yang positif persepsi tentang kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dengan komitmen afektif guru. Koefisien korelasi (ry2) yang diperoleh sebesar 0,5720, nilai ry2 > r tabel (0,5720 > 0,185) pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan positif persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan komitmen afektif guru SMK Kesehatan di Kota Medan dapat diterima.

3. Terdapat hubungan yang positif antara iklim kerja organisasi dan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah secara bersama-sama dengan komitmen afektif guru. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,325. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Ŷ = 53,0845 +


(29)

0,1634X1 + 0,1378X2. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan positif antara iklim kerja organisasi dan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah secara bersama-sama dengan komitmen afektif guru SMK Kesehatan dapat diterima.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, akan membawa implikasi sebagai berikut:

1. Iklim kerja organisasi memiliki hubungan dengan komitmen afektif guru. Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel iklim kerja organisasi diperoleh data mayoritas guru pada kategori cukup yaitu 82 responden atau 74,55%, tetapi 28 responden atau 25,45% dalam kategori tinggi. Berdasarkan hal ini perlu adanya upaya peningkatan dan perbaikan dalam iklim kerja organisasi. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki iklim organisasi dalam rangka meningkatkan komitmen afektif guru yaitu: Pertama, kepala sekolah harus mengenali iklim organisasi yang sudah ada. Kedua, kepala sekolah mengkomunikasikan atau memberitahukan bagaimana iklim yang ingin diciptakan. Ketiga, kepala sekolah menunjukkan dengan aktif bagaimana harus bekerja dengan iklim organisasi yang telah dia komunikasikan itu. Keempat, kepala sekolah dapat melakukan diskusi-diskusi informal bersama guru atau komunikasi informal bersama guru. Hal ini akan membantu membentuk rasa kekeluargaan dan merasa dihargai pada diri guru


(30)

2. Persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki hubungan yang positif dengan komitmen afektif guru. Dari hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah tinggi yaitu 92 responden (83,64%) dan 18 responden (16,36%) dalam kategori cukup. Dalam hal ini berarti kepala sekolah perlu mempertahankan gaya kepemimpinan agar pada masa yang akan datang secara keseluruhan para guru tetap memiliki persepsi yang tinggi atas kepemimpinan kepala sekolah yang pada gilirannya akan terus meningkatkan komitmen guru dalam menjalankan tugasnya.

3. Iklim kerja organisasi dan Persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki hubungan bersama dengan komitmen afektif guru. Hal ini bermakna bahwa kepala sekolah masih perlu mencermati dua unsur penting dalam meningkatkan komitmen afektif guru di sekolah yang dipimpinnya. Kedua unsur tersebut adalah persepsi tentang kepemimpinan yang diaplikasikan di sekolah dan iklim kerja di dalam organisasi yang dipimpinnya. Untuk itu agar dapat meningkatkan komitmen afektif guru maka iklim kerja organisasi yang baik dan persepsi yang tinggi dari para guru sangat diperlukan .

C. Saran

Berdasarkan implikasi yang diuraikan di atas maka ada beberapa saran untuk meningkatkan komitmen afektif guru yaitu:


(31)

1. Kepala sekolah SMK Kesehatan di Kota Medan perlu senantiasa menjaga persepsi guru tentang kepemimpinannya di sekolah khususnya dengan memberikan keteladanan kepada para guru sehingga persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah tetap tinggi yang akan membawa dampak positif bagi suasana atau iklim kerja di sekolah dan komitmen afektif guru selaku bawahannya.

2. Guru SMK Kesehatan di Kota Medan perlu agar lebih meningkatkan komitmen afektif guru, mejadikan lingkungan sekolah sebagai tempat bekerja yang nyaman serta menjadikan kepala sekolah sebagai mitra dalam menjalankan tugas kependidikannya di sekolah guna tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.

3. Penelitian lanjutan masih perlu dilakukan untuk permasalahan yang sama di tempat yang berbeda atau penelitian yang relevan guna dijadikan sebagai masukan atau perbandingan dengan penelitian ini.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Andarika, Rita. 2004. Hubungan Antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional dengan Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Psikologi. Palembang: Fakultas Psikologi Universitas Bina Dharma. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharmi. 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta.

Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia.

Colquitt Jason A., Jeffry A. Lepine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behavior : Improving performance and commitment in the work place. The McGraw-Hill Companies : New York.

Cooper, Robert, K dan Ayman Syawaf. 2002. Executive EQ Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Danim, Sudarman.2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bina Aksara Echols, John M. 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia

Gibson, James L, John M, Ivancevich, and James M. Donnelly Jr. 1996. Organisasi dan manajemen : Perilaku, Struktur, dan Proses, Terjemahan Agus Dharma. Jakarta : Erlangga.

Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard. 1988. Management of Organizational Behavior. Utilizing Human Resource. New Jersey: Prentice-Hall

Hoy, Wayne K. & Miskel, Cecil G. (2001). Education Administration: Theory, Research, and Practice (6th ed., international edition). Singapure: Mc Graw-Hill Co

Locke, E.A. 1997. Esensi Kepemimpinan ( Terjemahan ), Jakarta: Mitra Utama Lumban Gaol, Masdiana. 2010. Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan

Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Pengendalian Stres terhadap Komitmen Guru Studi Empiris di Sub Rayon SMPN 41 Medan. Jurnal Educandum S3 UNIMED Vol. 3 No.1 Ed.5 Juli 2010. Medan: Universitas Negeri Medan.


(33)

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi

Mathis, R.L and Jackson, H.J. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba

McShane, Steven L. Glinov, Mary Ann Von. 2007. Organizational Behaviors (Essentials). International Edition 2007. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Meyer, J.P. and Allen, N.J. 1997. Commitment in the workplace: Theory, Research and Application. Thousand Oaks, CA: Sage Publication, Inc. Mowday, R.T., Porter, L.W., and Steers, R.M. 1982. Employee-Organization

linkages: The psychology of commitment, absenteeism, and turnover. New York: Academic Press

Muhammad, Arni, 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara Pidarta, M. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Riduwan. 2009. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta

Rivai, Veithzal. 2007. Performance Appraisal. Jakarta: Raja Grafindo Persada Riyadi. 2010. Hubungan Komitmen Guru dan Perspsi Guru Tentang

Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru pada SMP Negeri Kabupaten Batu Bara. Tesis. Medan: Pascasarjana Unimed.

Robbins,S.P. 2007. Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh Alih Bahasa: Benyamin Molan. Jakarta: Jaya Cemerlang

Robbins, Stephen P. Timothy A. Judge. 2009. Organizational Behavior. New Jersey: Prentice Hall, Inc

Rosida, Lilis. 2011. Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kecerdasan Emosional dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi di SMK BM Kota Medan. Tesis. Medan: Pascasarjana Unimed. Sagala, S. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Sardiman A. M. 2001, Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Raja Grafindo


(34)

Sinungan, M. 1987. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bina Aksara Steers, R.M. 1977. Antecedents and Outcomes of Organizational Commitment.

Administrative Science Quarterly

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sule, Ernie Trisnawati, 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana : Jakarta. Tabroni, 2005. The Spiritual Leadership. Malang : UMM

Thoha, M. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Timpe, A. Dale. 1993. Kinerja : Seri Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih bahasa Sofyan Cikmat, Jakarta : Efek Media Komputindo.

Usman, Husaini. 2008. Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan: Jakarta: Bumi Aksara

Wahjosumidyo. 2004, Kepemimpinan Dan Motivasi, Jakarta : Ghalia Indonesia. Wau, Yasaratodo. 2012. Pengaruh KepemimpinanPartisipatif, Kemampuan

Pribadi, Iklim Kerja dan Motivasi Berprestasi terhadap Komitmen Afektif Kepala Sekolah (Studi Empiris Pada Sekolah Menengah Pertama di Pulau Nias). Disertasi. Medan: PPs Unimed.

Winardi, J. 2007. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Raja Grafindo Persada


(1)

0,1634X1 + 0,1378X2. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan positif antara iklim kerja organisasi dan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah secara bersama-sama dengan komitmen afektif guru SMK Kesehatan dapat diterima.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, akan membawa implikasi sebagai berikut:

1. Iklim kerja organisasi memiliki hubungan dengan komitmen afektif guru. Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel iklim kerja organisasi diperoleh data mayoritas guru pada kategori cukup yaitu 82 responden atau 74,55%, tetapi 28 responden atau 25,45% dalam kategori tinggi. Berdasarkan hal ini perlu adanya upaya peningkatan dan perbaikan dalam iklim kerja organisasi. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki iklim organisasi dalam rangka meningkatkan komitmen afektif guru yaitu: Pertama, kepala sekolah harus mengenali iklim organisasi yang sudah ada. Kedua, kepala sekolah mengkomunikasikan atau memberitahukan bagaimana iklim yang ingin diciptakan. Ketiga, kepala sekolah menunjukkan dengan aktif bagaimana harus bekerja dengan iklim organisasi yang telah dia komunikasikan itu. Keempat, kepala sekolah dapat melakukan diskusi-diskusi informal bersama guru atau komunikasi informal bersama guru. Hal ini akan membantu membentuk rasa kekeluargaan dan merasa dihargai pada diri guru


(2)

2. Persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki hubungan yang positif dengan komitmen afektif guru. Dari hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah tinggi yaitu 92 responden (83,64%) dan 18 responden (16,36%) dalam kategori cukup. Dalam hal ini berarti kepala sekolah perlu mempertahankan gaya kepemimpinan agar pada masa yang akan datang secara keseluruhan para guru tetap memiliki persepsi yang tinggi atas kepemimpinan kepala sekolah yang pada gilirannya akan terus meningkatkan komitmen guru dalam menjalankan tugasnya.

3. Iklim kerja organisasi dan Persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki hubungan bersama dengan komitmen afektif guru. Hal ini bermakna bahwa kepala sekolah masih perlu mencermati dua unsur penting dalam meningkatkan komitmen afektif guru di sekolah yang dipimpinnya. Kedua unsur tersebut adalah persepsi tentang kepemimpinan yang diaplikasikan di sekolah dan iklim kerja di dalam organisasi yang dipimpinnya. Untuk itu agar dapat meningkatkan komitmen afektif guru maka iklim kerja organisasi yang baik dan persepsi yang tinggi dari para guru sangat diperlukan .

C. Saran

Berdasarkan implikasi yang diuraikan di atas maka ada beberapa saran untuk meningkatkan komitmen afektif guru yaitu:


(3)

1. Kepala sekolah SMK Kesehatan di Kota Medan perlu senantiasa menjaga persepsi guru tentang kepemimpinannya di sekolah khususnya dengan memberikan keteladanan kepada para guru sehingga persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah tetap tinggi yang akan membawa dampak positif bagi suasana atau iklim kerja di sekolah dan komitmen afektif guru selaku bawahannya.

2. Guru SMK Kesehatan di Kota Medan perlu agar lebih meningkatkan komitmen afektif guru, mejadikan lingkungan sekolah sebagai tempat bekerja yang nyaman serta menjadikan kepala sekolah sebagai mitra dalam menjalankan tugas kependidikannya di sekolah guna tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.

3. Penelitian lanjutan masih perlu dilakukan untuk permasalahan yang sama di tempat yang berbeda atau penelitian yang relevan guna dijadikan sebagai masukan atau perbandingan dengan penelitian ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Andarika, Rita. 2004. Hubungan Antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional dengan Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Psikologi. Palembang: Fakultas Psikologi Universitas Bina Dharma. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharmi. 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta.

Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia.

Colquitt Jason A., Jeffry A. Lepine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behavior : Improving performance and commitment in the work place. The McGraw-Hill Companies : New York.

Cooper, Robert, K dan Ayman Syawaf. 2002. Executive EQ Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Danim, Sudarman.2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bina Aksara Echols, John M. 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia

Gibson, James L, John M, Ivancevich, and James M. Donnelly Jr. 1996. Organisasi dan manajemen : Perilaku, Struktur, dan Proses, Terjemahan Agus Dharma. Jakarta : Erlangga.

Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard. 1988. Management of Organizational Behavior. Utilizing Human Resource. New Jersey: Prentice-Hall

Hoy, Wayne K. & Miskel, Cecil G. (2001). Education Administration: Theory, Research, and Practice (6th ed., international edition). Singapure: Mc Graw-Hill Co

Locke, E.A. 1997. Esensi Kepemimpinan ( Terjemahan ), Jakarta: Mitra Utama Lumban Gaol, Masdiana. 2010. Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan

Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Pengendalian Stres terhadap Komitmen Guru Studi Empiris di Sub Rayon SMPN 41 Medan. Jurnal Educandum S3 UNIMED Vol. 3 No.1 Ed.5 Juli 2010. Medan: Universitas Negeri Medan.


(5)

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi

Mathis, R.L and Jackson, H.J. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba

McShane, Steven L. Glinov, Mary Ann Von. 2007. Organizational Behaviors (Essentials). International Edition 2007. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Meyer, J.P. and Allen, N.J. 1997. Commitment in the workplace: Theory, Research and Application. Thousand Oaks, CA: Sage Publication, Inc. Mowday, R.T., Porter, L.W., and Steers, R.M. 1982. Employee-Organization

linkages: The psychology of commitment, absenteeism, and turnover. New York: Academic Press

Muhammad, Arni, 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara Pidarta, M. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Riduwan. 2009. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta

Rivai, Veithzal. 2007. Performance Appraisal. Jakarta: Raja Grafindo Persada Riyadi. 2010. Hubungan Komitmen Guru dan Perspsi Guru Tentang

Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru pada SMP Negeri Kabupaten Batu Bara. Tesis. Medan: Pascasarjana Unimed.

Robbins,S.P. 2007. Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh Alih Bahasa: Benyamin Molan. Jakarta: Jaya Cemerlang

Robbins, Stephen P. Timothy A. Judge. 2009. Organizational Behavior. New Jersey: Prentice Hall, Inc

Rosida, Lilis. 2011. Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kecerdasan Emosional dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi di SMK BM Kota Medan. Tesis. Medan: Pascasarjana Unimed. Sagala, S. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Sardiman A. M. 2001, Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Raja Grafindo


(6)

Sinungan, M. 1987. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bina Aksara Steers, R.M. 1977. Antecedents and Outcomes of Organizational Commitment.

Administrative Science Quarterly

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sule, Ernie Trisnawati, 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana : Jakarta. Tabroni, 2005. The Spiritual Leadership. Malang : UMM

Thoha, M. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Timpe, A. Dale. 1993. Kinerja : Seri Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih bahasa Sofyan Cikmat, Jakarta : Efek Media Komputindo.

Usman, Husaini. 2008. Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan: Jakarta: Bumi Aksara

Wahjosumidyo. 2004, Kepemimpinan Dan Motivasi, Jakarta : Ghalia Indonesia. Wau, Yasaratodo. 2012. Pengaruh KepemimpinanPartisipatif, Kemampuan

Pribadi, Iklim Kerja dan Motivasi Berprestasi terhadap Komitmen Afektif Kepala Sekolah (Studi Empiris Pada Sekolah Menengah Pertama di Pulau Nias). Disertasi. Medan: PPs Unimed.

Winardi, J. 2007. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Raja Grafindo Persada