STRATEGI MOAMMAR KHADAFI DALAM MENGHADAPI ISU DEMOKRATISASI DI LIBYA TAHUN 2011

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kajian yang selalu menarik untuk diperbincangkan baik dalam ilmu politik maupun hubungan internasional yaitu mengenai power. Power memiliki dua aspek pengertian yaitu kekuatan dan kekuasaan. Mengenai power dalam arti kekuasaan, banyak negara di dunia mewarnai kehidupan politiknya dengan upaya-upaya perebutan kekuasaan maupun mempertahankan kekuasaan. Keinginan untuk mempertahankan kekuasaan dalam banyak kasus dapat menyebabkan terjadinya konflik berkepanjangan, perpecahan dan perang saudara (civil war), menimbulkan pelangaran HAM, penjajahan dalam bentuk kolonialisme maupun imperialism, kepemimpinan otoriter dan diktatorial, kerusakan lingkungan, dan lain sebagainya. Kenyataan-kenyataan ini dapat dipastikan terjadi di berbagai kelompok masyarakat, negara dan zaman, termasuk di Libya.

Libya selama masa kepemimpinan Moammar Khadafi adalah negara yang dikenal dengan pemerintahan diktator dan otoriter. Khadafi memperoleh kekuasaannya dengan mengulingkan kepemimpinan Raja Indris I pada tahun 1969. Selama masa kepemimpinan Khadafi, Libya yang jauh dari kehidupan demokrasi. Banyak terjadi pelangaran Hak Asasi Manusia, tidak adanya pemilu yang bebas, sistem yudisial yang dindependen, terjadinya penangkapan sewenang-wenang terhadap warga negara yang dianggap dapat mengancam kekuasaanya. Dalam sejarah pemerintahan Libya sistem perimbangan kekuasaan di Negara ini


(2)

hanya di dominasi oleh bidang eksekutif, sedangkan lembaga legislatif dan eksekutif tidak lepas dari pengaruh eksekutif (presiden). Sepanjang pemerintahan Libya rezim Moammar Khadafi begitu mendominasi pemerintah. Ini salah satunya diwujudkan melalui manipulasi pada pemilu-pemilu untuk melanggengkan „Status Quonya’.

Keberadaan masyarakat dalam elemen-elemen pendukungnya yang sebenarnya dapat menjadi kontrol pemerintah selalu mengalami kebuntuan fungsi, hal ini terjadi karena sistem pemerintahan yang dijalankan secara tertutup dengan

„tangan besi’ (otoriter).1

Fungsi pengawasan dan check and balance dari masyarakat dan kelompok oposisi menjadi tidak jalan. Kelompok-kelompok yang secara politis bertolak belakang dengan Khadafi akan ditangkap dan dibunuh.2

Kenyataan mengenai penyelenggaraan negara yang tidak demokratis di bawah rezim Khadafi terungkap dan naik pada level internasional ketika Najjat

“Cleopatra” al-Hajjaji seorang warga negara Libya yang terpilih untuk menjadi

pemimpin Komisi HAM PBB tahun 2003. Berbagai persoalan kontroversi muncul kepermukaan seperti, kualifikasi Libya sehingga terpilih menjadi pemimpin

komisi HAM PBB. Meski Najjat “Cleopatra” al-Hajjaji duduk di sana sebagai

konsekuensi sistem demokrasi ketika 33 dari 53 anggota komisi memilih Libya.3

1

Agus Siyadi, 2012, Latar belakang Perang Sipil Di Libya Tahun 2011. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta. Di: http://repository.upnyk.ac.id/3500/ diakses pada: 22/2/2014, hal 1-2.

2

Hizbu, 2011, Daftar Kejahatan Moammar Khadafi: sebagaian kekejaman atas rakyatnya.

http://hizbut-tahrir.or.id/2011/10/24/daftar-kejahatan-gaddafi-sebagian-kekejaman-atas-rakyatnya/. diakses pada: 24/2/2014.

3

Tempo Online,2003, Hanya AS, Kanada dan Guatamala yang menentang, dan 17 negara yang abstain, Kontroversi Libya di PBB, di:

http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/01/27/OPI/mbm.20030127.OPI1841.id.html, diakses 27 Januari 2011.


(3)

Peristiwa ini bisa dilihat dari dua sisi, pertama, harus dipahami bahwa Libya memiliki sejarah otoritarian dan pelanggaran HAM berat. Peristiwa pengeboman pesawat penumpang Pan Am di Lockerbie tahun 1988, peristiwa penjatuhan pesawat penumpang UTA di Niger tahun 1989, dan serangan di sebuah diskotik di Berlin tahun 1986 merupakan catatan hitam pelanggaran HAM di Libya.

Terpilihnya Najjat sebagai Ketua Komisi HAM PBB menjadi sebuah polemik apakah terpilihnya Najjat akan membawa pada perubahan ke arah yang demokratis terutama harapan adanya pemilu bebas di Libya. Terpilihnya Najjat juga secara tidak langsung merupakan tekanan kepada Libya untuk menghentikan perilaku otoritarianisme rezim. Pemilihan Najjat sebagai wakil dari Libya bahkan secara ekstrim dipandang sebagai sebuah penghianatan terhadap hak asasi manusia, bukan karena posisi Najjat sebagai individu, melainkan karena ia mewakili negaranya yang dianggap melakukan begitu banyak pelanggaran hak asasi manusia.4

Pada sisi yang lain, infiltrasi politik dalam bentuk unilateralisme Amerika Serikat dibawah bendera Unifikasi nilai liberal dan demokrasi, terlepas dari berbagai macam kepentingan strategis Amerika Serikat di Libya, isu subversi dari kelompok-kelompok yang dianggap oleh rezim menjadi naik ke permukaan. Selain menghadapi ancaman eksternal, kejenuhan rakyat Libya hidup dibawah sistem otoritarianisme rezim Khadafi melahirkan ancaman terhadap rezim Khadafi sendiri yang dapat mengancam terjadinya instabilitas politik di Libya.

4


(4)

Salah satu indikasinya adalah terjadinya krisis politik di Libya pada tahun 2011. Krisis politik ini sendiri kemudian diboncengi dengan keterlibatan pihak asing baik Amerika Serikat maupun NATO.

Dalam krisis politik yang terjadi di Libya ini juga tidak lepas dari peristiwa Arab Spring, dimana peristiwa ini di tandai dengan terjadinya gerakan revolusi rakyat di sebagian wilayah Arab yang kemudian menjalar dengan efek dominonya ke berbagai wilayah neraga-negara sekitarnya. Kebanyakan negara-negara di wilayah Arab sendiri tidak menerapkan nilai demokrasi secara terbuka dan cenderung lebih banyak yang mengunakan sistem pemerintahan kerajaan yang tertutup. Adanya krisis politik tersebut disebabkan oleh ketidak puasaan politik serta tuntutan akan demokratisasi, Libya sendiri merupakan salah satu negara yang tak luput dari pergolakan politik domestik. Di Libya terjadi protes dan gerakan pemberontakan sebagai bentuk tuntutan terhadap demokratisasi.

Krisis politik di Libya dan keterlibatan aktor internasional dalam upaya subversi terhadap rezim Khadafi telah melahirkan perpecahan di tingkat domestik dimana munculnya kelompok yang pro-pemerintah dan kelompok anti-pemerintahan yang memunculkan perang saudara. Oleh karena itu, sebagai pemimpin yang sering kali dituduh diktator oleh masyarakatnya dan dunia internasional, terutama Barat, tentunya Moammar Khadafi memiliki strategi-strategi tersendiri dalam menghadapi isu demokratisasi ini terlepas dari kegagalannya dalam mempertahankan kekuasaannya di Libya.


(5)

Penelitian ini berupaya melihat dan mengggambarkan bagaimana respon dan reaksi Khadafi dan rezimnya serta bagaimana strategi Khadafi dan rezimnya dalam menghadapi naiknya isu demokratisasi yang dapat mengancam keberlangsungan pemerintahannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi rezim Moammar Khadafi dalam menghadapi isu demokratisasi di Libya pada tahun 2011?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi rezim Moammar Khadafi dalam menghadapi isu demokratisasi di Libya pada tahun 2011.

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN

Sedangkan dalam kegunaan penelitian yang di lakukan penulis ini ialah: 1. Dalam Tataran akademis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menghasilkan wacana maupun pemikiran baru dalam memperkaya kajian hubungan internasional khususnya fenomena Arab Spring dan isu demokratisasi khususnya di Libya.

2. Dalam tataran praktis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi penulis serta menjadi proses pembelajaran dalam mengamplikasikan teori yang penulis dapatkan selama duduk di bangku perkuliahan.


(6)

1.5 KERANGKA PEMIKIRAN 1.5.1 Penelitian Terdahulu

Untuk menjaga keaslian penelitian ini, peneliti akan mengemukakan sebuah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan strategi rezim Moammar Khadafi dalam menghadapi isu demokratisasi di Libya yang berjudul Intervensi Militer NATO Dalam Krisis Politik Libya yang di susun oleh Sofyan Patrich Layuk, salah satu lulusan jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial Universitas Hasanuddin 20135, dalam penelitian tersebut Sofyan lebih menekankan kepada upaya intervensi militer NATO terhadap penyerangan yang dilakukan oleh para loyalis oposisi Moammar Khadafi. Sofyan memaparkan bahwa aksi intervensi militer yang dilakukan oleh NATO merupakan bentuk intervensi humanitarian atas terjadinya krisis politik yang terjadi di Libya yang terus memakan korban jiwa dari warga sipil.

Menurut Sofyan, pengaruh intervensi militer yang dilakukan oleh NATO dalam krisis politik yang terjadi di Libya memang didasari karena alasan humanitarian sekaligus juga untuk mempromosikan demokrasi ke negara tersebut yang selama kemerdekaan Libya tidak pernah merasakan demokrasi. Namun dalam pelaksanaan intervensi militer yang dilakukan oleh NATO masih terdapat

5

Sofyan Patrich, 2013, Intervensi militer NATO dalam krisis politik Libya, laporan penelitian jurusan ilmu hubungan internasional fakultas ilmu social dan politik Universitas Hasanuddin, Makasar.

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CDYQFjAC&url =http%3A%2F%2Frepository.unhas.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle%2F123456789%2F6630%2Fs kripsi%2520full.pdf%3Fsequence%3D2&ei=rOYZU5jkKKS6iQeP0oHIAw&usg=AFQjCNF0hO


(7)

kekurangan dan kelemahan seperti jatuhnya korban dari masyarakat sipil Libya. Hal inilah yang menyebabkan dilema bagi masyarakat Libya sendiri terkait intervensi militer NATO yang dilakukan.

Selain hasil studi di atas, terdapat studi lain yang akan peneliti kemukakan yaitu sebuah hasil studi dalam bentuk skripsi yang di susun oleh Andi Husnul Hatimah yang berjudul Masa Depan Libya Pasca Pemerintahan Moammar Khadafi salah satu alumni jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin Makasar tahun 2012.6 Dalam penelitianya Hatimah lebih menekankan pada kondisi Libya pasca pemerintahan Moammar Khadafi dengan menyinggung berbagai macam masalah kondisi Libya pada masa pemerintahan Moammar Khadafi. Hatimah juga memaparkan dimana Libya pada masa depan yang akan mengunakan suatu sistem ketatanegaraan yang baru dengan meliputi segala macam perubahan fundamental dalam segala bidang kenegaraan yang sesuai dengan tuntutan rakyat Libya. Secara spesifik Hatimah mengambarkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergantian pemerintahan di Libya, sekaligus memberikan analisa pasca pemerintahan Moammar Khadafi.

Selain hasil studi di atas, terdapat juga hasil studi yang akan peneliti kemukakan. Yaitu hasil studi dalam bentuk penelitian skripsi yang disusun oleh Alifa Unsta berjudul “ Gerakan Massa Menuntut Mundur Moammar Khadafi Di

6

Andi Husnul Hatimah 2012, Masa Depan Libya Pasca Pemerintahan Moammar Khadafi laporan penelitian jurusan ilmu hubungan internasional fakultas ilmu sosial dan politik universitas

Hasanuddin Makassar.

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CC4QFjAB&url =http%3A%2F%2Frepository.unhas.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle%2F123456789%2F1690%2F HALAMAN%2520DEPAN%2520SKRIPSI.pdf%3Fsequence%3D1&ei=P9wZU6L3J6bmiAe1ho

HQDw&usg=AFQjCNGEm3YSsuYVvtd8Z80FHm-c36IYHw&sig2=9JkUl7RqW5hVbhyAv6ljzQ&bvm=bv.62578216,d.aGc&cad=rja diakses pada tanggal 7 maret 2014.


(8)

Libya”. Salah satu alumni Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember tahun 2012.7

Dalam penelitiannya Alifa menjelaskan secara detail mengenai negara Libya. Yaitu, menjelaskan sejarah negara Libya, kondisi geografis, struktur demografis serta sistem pemerintahan negara Libya. Dalam penelitiannya juga mengambarkan kondisi Libya pada masa pemerintahan Khadafi, termasuk menjelaskan profil dari sosok pemimpin negara Libya Moammar Khadafi beserta hasil pemikirannya yang termuat dalam Buku Hijau.

Alifa dalam penelitiannya lebih fokus menjelaskan pada upaya Masyarakat Libya untuk menuntut pemimpin negara meraka Moammar Khadafi mundur dari jabatan kekuasaanya. Karena rakyat Libya menginginkan perubahan dalam segala bidang. Bagi rakyat Libya, tuntutan terhadap Moammar Khadafi untuk mundur dari jabatan kekuasaanya merupakan harga mati. Oleh karena itu gerakan massa yang dilakukan oleh rakyat Libya di perjuangkan dengan totalitas penuh.

Selain hasil studi di atas, terdapat studi lain yang akan peneliti kemukakan

yaitu sebuah hasil studi dalam bentuk buku yang berjudul “ Khadafi Jagoan Tanah

Arab” oleh David Akhmad Ricardo.8

Dalam studi ini, David mengambarkan secara jelas kondisi Libya pada masa-masa transisi yang dihadapi oleh presiden Moammar Khadafi, yaitu menghadapi kubu oposisi masyarakat Libya, sekaligus menghadapi intervensi dari pihak asing seperti NATO. Dalam bukunya juga David juga memaparkan tentang upaya dan setrategi Moammar Khadafi dalam

7

Alifa Untsa 2012, Gerakan Massa Menuntut Mundur Moammar Khadafi Di Libya Laporan

Penelitian jurusan ilmu hubungan internasional fakultas ilmu sosial dan politik universitas Jember. http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/9170. Dia akses pada tanggal, 29/Maret/2014.

8


(9)

mempertahankan kekuasaanya dari para musuh yang dianggap dapat mengancam kekuasaanya dengan mengunakan kekuatan militer sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaanya. Khadafi menyebutkan dirinya sebagai pejuang revolusioner rakyat Libya meskipun pada akhirnya Moammar Khadafi meninggal di tangan rakyatnya sendiri karena dinggap sebagai pemimpin yang otoriter selama empat dekade kepemimpinanya. Dalam buku tersebut juga, menjelaskan perebutan poros minyak yang ada di Libya oleh pihak koalisi Barat. Karena Libya merupakan negara penghasil minyak terbesar ke tiga afrika setelah Nigeria dan Anggola.

1.5.2 Teori dan Konsep

Untuk mendeskripsikan permasalahan di atas, diperlukan sebuah konsep sebagai alat bantu. Hal ini penting agar dalam pembahasan, hal-hal yang penulis kemukakan memiliki arah yang jelas dan mampu menjawab permasalahan dalam rumusan masalah serta dapat memenuhi tujuan penulisan. Oleh karena itu, untuk mendeskripsikan permasalahan yang diajukan, penulis mengunakan konsep

Tabel. 1.1 Posisi Penelitian No Nama/ Judul Pendekatan dan

Metodologi

Hasil

1 Sofyan Patrich Layuk.

(“Intervensi Militer

NATO Dalam Krisis

Politik Libya”)

- Krisis Politik - Intervensi Militer - Metode Deskriptif

Demokratisasi merupakan salah satu misi yang di usung oleh AS serta negara-negara Eropa yang tergabung dalam NATO untuk melakukan intervensi dalam krisis politik yang terjadi di Libya yang dipimpin oleh


(10)

pemerintahan rezim Moammar Khadafi. Mandat yang diberikan oleh dewan kemanan PBB kepada NATO memberikan kemudahan oleh rakyat Libya untuk melakukan pengulingan rezim Khadafi dengan menghancurkan pusat kekuatan militer para loyalis Khadafi. Namun, intervensi militer yang dilakukan oleh NATO juga memberikan dampak dilemma oleh rakyat oposisi Khadafi. Karena banyaknya korban yang tewas dari rakyat sipil serta rakyat oposisi Khadafi yang menjadi korban salah sasaran oleh pasukan militer NATO.

2 Andi Husnul Hatimah.

(“Masa Depan Libya

Pasca Pemerintahan

Moammar Khadafi”)

- People Power - Masa Depan - Eksplanatif

Kesuksesan rakyat oposisi untuk menjatuhkan rezim pemerintahan Khadafi kini diharuskan untuk menghadapi tantangan baru terkait penataan ulang sistem pemerintahan dan tata negara supaya menjadi lebih baik dari rezim yang berkuasa sebelumnya rezim Khaddafi. Yaitu dengan mengadopsi segala macam bentuk aspirasi dan kepentingan rakyat.


(11)

NTC sebagai otoritas baru negara Libya, sejauh ini masih gagal untuk memimpin Libya dimana konsolidasi nasional yang dilakukan masih belum juga berhasil. Hal semacam ini di picu oleh maraknya konflik yang terjadi antar suku karena dianggap belum adanya figur yang tepat untuk mengantikan Moammar Khadafi.

3 Alifa Unsta.

(“ Gerakan Massa

Menuntut Mundur Moammar Khadafi

DiLibya”).

- Teori Gerakan Massa - Teori Aksi Kolektif - Eksplanatif

Akumulasi kekecewaan rakyat Libya terhadap rezim kekuasaan Moammar Khadafi tidak dapat lagi terbendung. Pihak oposisi yang datang dari berbagai kalangan internal rakyat Libya serta pihak oposisi dari kalangan internasional menjadikan suatu gerakan massa untuk mengulingkan pemimpin negara Libya ini untuk lengser dari jabatanya. Berbagai macam upaya yang dilakukan oleh massa menuai hasil dengan tewasnya mantan pemimpin negara mereka meski banyak dari mereka yang menjadi korban dari keganansan kekuasaan Khadafi yang mengunakan kekuatan


(12)

militernya untuk menyingkirkan kekuatan massa yang di anggapnya dapat mengancam kekuasaanya. Hal ini terbukti bahwa gerakan massa yang terjadi di Libya memiliki Power untuk menjatuhkan penguasa otoriter Moammar Khadafi. 4 David Akhmad

Ricardo. Buku Jakarta: PT, Buku Kita

(Khadafi Jagoan Tanah Arab)

- - - -

Melihat progress krisis Libya ini, AS dan negara-negara Eropa yang tergabung dalam NATO terlihat sangat cemas akan dampak global terhadap konstelasi dunia hubungan internasional. Dari sinilah ada kepentingan AS dan negara-negara Eropa terhadap Libya. Karena Libya merupakan salah satu negara pemasok cadangan minyak terbesar bagi dunia Eropa. Upaya pencapaian kepentingan dan cara yang digunakan oleh AS dan Eropa di sini terkesan memaksakan karena intervensi militer ini dilakukan dengan kekuatan penuh layaknya perang besar. Namun hal itu tertutupi atas pernyataan resmi melalui NATO yang menyatakan bahwa mandat penuh dari PBB untuk melakukan intervensi, dan alasan


(13)

implementasi intervensi adalah karena Khaddafi telah melakukan pelanggaran HAM berat dan melakukan pemurtadan terhadap hukum humaniter. Dasar argumennya adalah Khaddafi telah membunuh ribuan warganya sendiri. Di lain sisi, tentu Khaddafi dan loyalisnya serta kaum pemberontak memiliki kepentingan juga yang saling kontradiktif. Di mana Khaddafi dan loyalisnya menginginkan status quo (tetap duduk di kursi kepemimpinan Libya) sementara kaum pemberontak jelas meninginkan Khaddafi turun dari jabatan kekuasaanya dan supaya dilakukan pergantian yang bersifat demokratis.

5 Firdaus Asmarinda. (Setrategi Moammar Khadafi Dalam Mengahadapi Isu Demokratisasi di Libya Tahun 2011)

- Teori Elit Politik - Konsep Kekuasaan - Otoritarianisme - Status Quo

- Metode Deskriptif

Usaha rakyat Libya untuk mengulingkan rezim pemerintahan Moammar Khadafi yang memimpin selama 4 dekade ini harus menghadapi berbagai macam hambatan. Pasalnya Khadafi merespon dengan menggunakan kekuatan militernya demi mempertahankan kekuasaanya. Meskipun


(14)

berbagai macam kecaman dari dunia internasional termasuk juga NATO untuk menuntut mundur dari jabatan kekuasanya. Namun Khadafi tetap berpendirian teguh untuk terus mempertahankan kekuasaanya walaupun dia harus tewas di tangan rakyatnya sendiri.

1.5.2.1 Teori Elit Politik

Awalnya teori elit politik ini muncul dari sebuah diskusi panjang oleh para ilmuan social Amerika pada tahuan 50-an, antara Schumpeter (ilmuawan ekonomi), Lasswell (ilmuwan politik) dan juga C. Wright Mills (ilmuwan sosiolog). Mereka menelusuri kembali karya-karya tulisan dari para pemikir Eropa pada masa munculnya Fasisme, khususnya Vilpredo Pareto dan Gaetano Mosca (Italia), Roberto Michels ( seorang Jerman keturunan Swiss) dan Jose Ortega Y. Gasset (Spanyol).9

Pasca Perang Dunia I, di Amerika teori-teori tentang elit, kelompok dan kekuasaan sepertinya telah semakin diminati. Masing-masing mengklaim dirinya sebagai teori yang paling canggih. Teori elit misalnya menegaskan bahwa yang bersandar pada kenyataan adalah setiap masyarakat terbagi dalam 2 kategori yang luas yang mencakup:

9

Pangisyarwi, Teori Kelas,

http://www.pangisyarwi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=61:teori-kelas-dari-elit-pluralism-ke-elit-penguasa&catid=8&Itemid=103. Diposkan oleh Pangi Sarwi . diakses pada 14/2/2014.


(15)

1. Sekelompok kecil manusia yang berkemampuan dan karenanya menduduki posisi untuk memerintah, dan

2. Sejumlah besar massa yang ditakdirkan untuk diperintah.

Awalnya teori ini diperuntukan untuk Eropa Barat dan Tengah sebagai kritik atas demokrasi dan sosialisme, namun oleh sejumlah ilmuwan Amerika teori ini dipahami dengan baik untuk menjelaskan proses-proses politik yang ada di Negara mereka dan Negara-negara demokratis lainya.

Konsep dasar dari teori ini yang menegaskan bahwa didalam kelompok penguasa ( the ruling clas) selain ada elit yang berkuasa ( the roling elit) juga ada elit tandingan yang mampu mendapatkan kekuasaan dari massa jika elit yang berkuasa telah kehilangan kemampuanya untuk memerintah. Dalam hal ini, massa memegang sejenis kontrol jarak jauh atas elit yang berkuasa, namun karena mereka yang tak begitu acuh dengan permainan kekuasaan, maka tidak bisa diharapkan mereka akan mengunakan pengaruhnya. Kendati penganut teori group yang menggemukakan bahwa elit tidak perlu merupakan suatu kelompok yang patlu namun dapat berisikan dari sejumlah kelompok sosial, tetapi seorang harus menerima kenyataan bahwa setiap masyarakat mempunyai sejumlah besar kelompok yang senang dalam mengeluti kekuasaan serta menguasai kelompok yang lain, sehingga dari berbagai kepentingan dan pengikut kelompok dapat terpelihara. Dengan demikian, politik sudah bisa dipahami meskipun hanya dalam konteks interaksi dari berbagai kelompok. Karena itu teori (politik) kelompok mampu menjelaskan secara baik fungsi-fungsi sebagai Negara dan masyarakat.


(16)

Hal yang mendorong elit politik ataupun kelompok-kelompok elit untuk memainkan peranan aktif dalam politik adalah karena menurut para teoritisi politik (selalu) ada dorongan kemanusiaan yang tidak dapat dihindarkan atau diabaikan untuk mendapatkan kekuasaan. Politik, menurut mereka merupakan permainan kekuasaan dan karena para individu menerima keharusan untuk melakukan sosialisasi juga penanaman akan nilai-nilai untuk menemukan ekspresi bagi pencapaian kekuasaan tersebut, maka upayapun mereka lakukan yaitu untuk memindahkan penekanan dari para elit dan kelompok kepada individu, politik, sebagaimana telah dijelaskan, merupakan studi tentang siapa yang mendapatkan kekuasaan, kapan dan bagaimana.10

Menurut Pareto, masyarakat terdiri dari 2 kelas, kelas pertama adalah kelas lapisan atas yaitu elit yang terbagi ke dalam elit yang memerintah (governing elit) dan elit yang tidak memerintah (non governing elit), sedangkan kelas yang kedua adalah kelas lapisan yang lebih rendah, yaitu kelas non-elit. Pareto sendiri lebih memusatkan perhatianya pada elit yang memerintah yang menurutnya berkuasa karena bisa mengabungkan kekuasaan dan kelicikan yang dilihatnya sebagai hal yang sangat penting.11

Konsep dalam pergantian (sirkulasi) elit juga telah dikembangkan oleh Pareto. Sejarah menurutnya, "merupakan suatu pekuburan aristokrasi". Dalam setiap masyarakat terdapat suatu gerakan yang tak dapat ditahan dari individu-individu dan elit-elit kelas atas hingga kelompok yang berada dalam kelas bawah,

10

Muahmmad Ahalla Fisip 12, Teori Elit. 2013,

http://muhammad-ahalla-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-78481-umum-Teori%20Elit.html, diakses pada:14/2/2014.

11

Agus Setiyanto, Elite Pribumi Bengkulu, Prespektif Sejarah Abad Ke-19, 2001, penerbit Balai Pustaka, hal 73.


(17)

dan dari tingkat yang paling bawah ke tingkat atas yang melahirkan suatu peningkatan yang luar biasa pada unsur-unsur yang menjatuhkan kelas-kelas yang memegang kekuasaan, dan pada pihak lain justru malah meningkatkan unsur-unsur kualitas superior pada kelompok-kelompok (yang lain).

Hal inilah yang kemudian menyebabkan semakin tersisihnya kelompok-kelompok elit yang ada dalam masyarakat. Sehingga berimplikasi pada keseimbangan masyarakat pun menjadi terganggu. Inilah yang kemudian menjadi perhatian utama oleh Pareto. Pada bagian lain ia juga mengemukakan tentang berbagai jenis pergantian antara elit, yaitu pergantian:

1. Antara kelompok-kelompok elit yang memerintah itu sendiri 2. Antara elit dengan penduduk lainnya.

Pergantian yang terakhir juga bisa berupa sebuah pemasukan:

1. Individu-individu dari lapisan yang berbeda dalam kelompok elit yang sudah ada

2. Individu-individu dari lapisan kelas bawah yang membentuk kelompok elit baru yang kemudian masuk ke dalam suatu perebutan sebuah kekuasaan dengan elit yang sudah ada.

Mengenai penyebab runtuhnya elit yang berkuasa, Paretopun menjawab pertanyaan ini dengan lebih memperhatikan pada perubahan-perubahan yang terjadi dalam sifat psikologis dalam berbagai kelompok elit yang berbeda. Dalam hubungan inilah Pareto mengembangkan konsep residu. Konsep ini didasarkan


(18)

Pareto pada perbedaan antara tindakan logis dan non-logis dari individu-individu dalam kehidupan sosialnya.12

Yang dimaksud Pareto tindakan logis adalah tindakan-tindakan yang diarahkan pada tujuan-tujuan yang dapat diusahakan serta mengandung maksud kepemilikan yang pada akhirnya dapat diraih. Sedangkan yang dimaksud residu adalah kualitas-kualitas yang dapat meningkatkan kesejahteraan taraf hidup seseorang, sembari dia menyusun daftar residu, ia mengikatkan kepentingan utamanya pada residu "kombinasi" serta residu "keuletan bersama" dengan bantuan elit yang telah memerintah, yang berusaha melestarikan kekuasaannya. Dalam pengertian sederhana, residu kombinasi diartikan sebagai kelicikan, dan residu keuletan bersama berarti kekerasan.13

Selain Pareto, ada Gaetano Mosca (1858-1941) juga mengembangkan teori elit politik secara lebih jauh. Mosca lebih menegaskan bahwa hanya ada satu bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan Oligarki. Mosca menolak dengan serius akan klasifikasi pemerintahan ke dalam bentuk-bentuk Monarki, Demokrasi, dan Aristokrasi.

Menurut Mosca, selalu akan muncul dua kelas dalam masyarakat, yaitu kelas yang memerintah serta kelas yang diperintah. Kelas yang pertama, yang biasanya jumlahnya lebih sedikit, berfungsi untuk memegang semua politik, monopoli kekuasaan serta menikmati keuntungan-keuntungan yang didapatnya dari kekuasaan. Sementara kelas yang kedua yang jumlahnya lebih besar, dan lebih legal, terwakili dan keras serta mensuplai kebutuhan kelas yang pertama,

12

T.B. Bottomore, 2006, Elit dan Masyarakat, Jakarta, Akbar Tandjung Instite, hal 60.

13


(19)

paling tidak pada saat kemunculannya, dengan instrumen-instrumen yang penting bagi vitalitas organisme politik. Jadi, semakin besar dalam suatu masyarakat politik, maka akan semakin kecil proporsi memerintah yang diatur, dan semakin sulit bagi kelompok mayoritas untuk mengorganisir reaksi mereka terhadap kelompok minoritas.

Seperti halnya Pareto, Mosca juga percaya pada pergantian elit politik. Namun karakteristik yang membedakan elit adalah kecakapan untuk memimpin dan menjalankan kontrol politik. Jika kelas yang memerintah tersebut kehilangan kecakapannya dalam memerintah dan orang-orang di luar kelas itu menunjukkan kecakapan yang lebih baik, maka terdapat segala kemungkinan bahwa kelas yang berkuasa akan dijatuhkan dan akan digantikan oleh kelas penguasa yang baru.14

Mosca juga percaya pada sejenis hukum yang mengatakan bahwa dalam elit yang berkuasa, tidak lagi mampu memberikan layanan-layanan yang diperlukan oleh massa, atau layanan yang diberikannya dianggap tidak bernilai, atau muncul agama baru, atau terjadi perubahan pada kekuatan-kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat, maka perubahan adalah sesuatu yang tidak akan dapat dihindari. Menurut Mosca, penguasaan mayoritas atau minoritas, dilakukan dengan cara yang terorganisasi, yang menempatkan mayoritas tetap berdiri saja dibelakang, apalagi kelompok minoritas biasanya terdiri dari individu-individu yang lebih superior.15

Jika Pareto menyebutkan kelas politik yang berisikan kelompok-kelompok sosial yang beraneka ragam, Mosca meneliti komposisi elit lebih dekat lagi

14

Ibid, hal 66.

15


(20)

dengan mengenali peran “kekuatan sosial” tertentu. Ekspresi yang digunakannya

bagi “elit bukan pemerintah”-nya Pareto, untuk mengimbangi dan membatasi

pengaruh kekuatan sosial lainnya, Mosca memperkenalkan konsep “sub-elit” yang

pada prakteknya berisi pada seluruh kelas menengah baru dari para pegawai sipil, manager industri, ilmiawan dan mahasiswa serta menganggapnya sebagai sebuah elemen vital dalam mengatur masyarakat. Stabilitas organisme politik apapun tergantung pada tingkat moralitas, kepandaian dan aktivitas yang diusahakan oleh kedua ini.

Mosca percaya dalam setiap masyarakat, elit yang memerintah mencoba menemukan basis moral dan hukum bagi keberadaannya dalam benteng kekuasaan serta mewakilinya sebagai konsekuensi yang perlu dan logis atas doktrin-doktrin dan kepercayaan-kepercayaan yang secara umum dapat dikenal dan diterima.

Kenyataan bahwa kebijakan-kebijakan kelas penguasa, meskipun dirumuskan sesuai dengan kepentingannya sendiri, dikemukakan dalam bentuk yang sebaliknya dengan memberikan kepuasan moral dan hukum yang terkemas di dalamnya. Menurut Mosca, suatu masyarakat tentu membutuhkan dan mendambakan suatu perasaan yang dalamnya ada pemenuhan tuntutan manusiawinya bahwa setiap orang harus diperintah atas dasar prinsip moral dan bukan sekedar dengan paksaan fisik. Inilah faktor yang mendukung pengintegrasian lembaga-lembaga politik, rakyat, dan peradaban. Oleh karena itu Mosca memahaminya sebagai suatu instrumen kohesi moral.


(21)

Mosca menambahkan bahwa sirkulasi elit dapat terjadi melalui sebuah asimilasi, koptasi serta perubahan-perubahan moderat lainnya, seandainya melalui cara ini terhambat maka sirkulasi dapat pula terjadi melalui gerakan pemberontakan, revolusi, dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya. Kritik terhadap teori ini menyatakan bahwa teori demokrasi elitis melewatkan adanya kekuatan politik pemilihan umum dan partisipasi terhadap warga negara.

Terkait dengan semua penjelasan diatas jika kita melihat pada kasus krisis politik yang terjadi di Negara Libya, peran dari pada para elit penguasa Libya dinilai oleh masyarakat yang sudah kehilangan kemampuan peran aktifnya dalam memegang kekuasaanya. Maka, peran dari massa Libya sendiri yang berusaha untuk menjatuhkan dominasi dari elit penguasanya. Dalam hal ini elit penguasa menghadapi elit tandingan dalam bentuk ancaman internal serta eksternal.

1.5.2.2Kekuasaan

Miriam Budiarjo mendefinisikan “Kekuasaan sebagai sebuah kemampuan pelaku untuk mempengaruhi tingkah laku orang lain dengan sedemikian rupa, sebagai tingkah laku terakhir menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku yang

mempunyai kekuasaan”.16 Jika menurut PJ. Bouman”kekuasaan itu Artinya

kemungkinan untuk memaksakan kehendaknya kepada orang lain”.17

Sejalan dengan dua definisi tersebut, orang lain untuk melakukan apa yang diinginkan

oleh pihak lainnya”.18

Sementara itu, menurut Samuel P Huntington, kekuasaan adalah tindakan melalui intensitas pengaruh yang dilakukan seseorang atau

16

Miriam Budiarjo, 1982, Dasar-dasar Ilmu Politik, dalam Nyandang Sri Murni, Politik Benazir Bhutto dalam Perebutan Kekuasaan di Pakistan tahun 1979-1988, di:

http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumenn/557310062009351.pdf, diakses 5 Oktober 2011, hal 17.

17

P.J Bouman, 1976, sosiologi:Pengertian dan masalah-masalah, dalam Nyandang Sri Murni.

18


(22)

kelompok yang akan menghasilkan perubahan prilaku orang lain atau kelompok lain, yang dapat dilakukan secara persuatif, koersif ataupun dengan mengunakan sebuah teguran. Dalam konteks ini, menurut adanya pengunaan kekuatan secara ekonomi, militer, institusional, demografis, politik, teknologis, sosial atau melalui sumber kekuatan yang lain.19

Pertanyaannya kemudian, dari manakah seseorang itu mendapatkan kekuasaan?, Pertanyaan ini tentu berkaitan dengan sumber kekuasaan. Menurut Miriam Budiardjo, “ Sumber kekuasaan dapat didapatkan dalam berbagi segi, yaitu kekerasan fisik, kedudukan, kekayaan, kepercayaan, atau agama dan hubungan kekerabatan”. 20Di lain pihak, Soerjono Soekanto menyatakan bahwa “sumber kekuasaan adalah hak milik kebendaan, kedudukan, birokrasi, kemampuan khusus dalam ilmu-ilmu pengetahuan serta peraturan-peraturan

hukum tertentu”.21

Konsep kekuasaan dalam hubungan internasional dapat dideskripsikan sebagai tingkat ebuah sumber daya, kapabilitas, dan pengaruh dalam persoalan-persoalan internasional. Kekuasaan sering dibagi menjadi konsep-konsep kekuasaan yang keras (hard power), atau kekuasaan yang lunak (soft power), kekuasaan yang keras terutama berkaitan dengan kekuasaan yang bersifat memaksa, seperti pengunaan kekuatan, dan kekuasaan yang lunak bisanya

19

Samuel Huntington, 2004, Tertib Politik: Pada Masyarakat yang sedang Berubah, dalam Nyandang Sri Murni, Ibid, hal 17-18.

20

Miriam Budiardjo dalam Nyandang Sri Murni, Ibid, hal 19.

21

Soearjono Soekanto, 2002, Teori Sosiologi: Tentang Pribadi Dalam Masyarakat, dalam Nyandang Sri Murni, Ibid.


(23)

mencakup ekonomi, diplomasi, serta pengaruh budaya. Namun, tidak ada garis pembagi yang jelas di antara dua bentuk kekuasaan tersebut.22

Konsep kekuasaan ini mengidentifikasikan bahwa dalam upaya mempertahankan kekuasaan seseorang penguasa dapat secara sah mengunakan alat-alat negara sebagai bagian dari upayanya untuk mempertahankan kekuasaannya tersebut. Hal ini pulalah yang dilakukan rezim Moammar Khadafi. Salah satunya seperti yang terlihat dalam krisis politik di Libya tahun 2011 menangani krisis tersebut dengan mengunakan kekuatan militer.

1.5.2.3 Otoritarianisme

Theodore M. Vestal dari Oklahoma-Stillwater State University, Amerika Serikat, dalam bukunya Ethiopia: A Post-Cold War Afrcan State, menuliskan beberapa cirri pemerintahan dengan system politik otoriter. Struktur kekuasaan yang sangat terkonsentrasi dan terpusat, dimana kekuasaan politik yang dihasilkan dan dikelola oleh system represif “yang mengcualikan penantang pontensial” dan mengunakan partai politik dan Sedangkan pengertian dari otoritarianisme yaitu, dalam segala bentuk pemerintahan yang bercirikan oleh penekanan kekuasaan yang hanya ada pada negara yang tanpa meliihat derajat kebebasan individu. Sistem politik seperti ini biasanya menentang demokrasi dan kekuasaan pemerintah pada umumnya di peroleh tanpa melalui sistem demokrasi yaitu pememilihan umum.23

22

Goenawan, Scrid, Konsep-Konsep Dalam Hubungan Internasional, di: http:/www.scribd.com/doc/46550455/konsep 6 Oktober 2011.

23

Bimbingan. Ciri-ciri sistem pemerintahan otorier, di akses melalui


(24)

Sistem politik otoriter adalah sistem politik yang diktaktor, di pimpin dan diputuskan oleh satu orang. Sistem politik otoriter ini biasanya melahirkan paham komunisme. Nilai-nilai yang terkadung dalam paham komunis. Pertama, Monoisme (menolak adanya golongan/keaneragamam dalam masyarakat), kedua, kekerasan adalah merupakan alat yang sah, dan yang ketiga adalah, negara merupakan alat tercapainya komunisme.

Sistem politik otoriter adalah rezim politik yang ditandai dengan pemusatan kekuatan politik berada di tangan sekelompok kecil elit yang tidak memberikan pertangung jawaban kepada masyarakt secara konstitusional.

1. Menurut organisasi massa untuk “memobilisasi orang-orang di

sekitar tujuan pememrintah 2. Berikut prinsip-prinsip

A. Aturan manusia, bukan penegakan hukum. B. Mencuranggi pemilu.

C. Semua politik keputusan penting yang dibuat oleh pejabat tidak terpilih di balik pintu tertutup.

D. Birokrasi cukup dioprasikan secara independen dari aturan, pengawasan dari pejabat terpilih, atau keprihatinan konstituen mereka dikatakan melayani.

E. Latihan informal dan tidak diatur kekuasaan politik.

3. Kepemimpinan yang “self-ditunjuk dan bahkan jika terpilih tidak

dapat digantikan oleh warga negara pilihan bebas „di antara pesaing.


(25)

4. Tidak ada jaminan kebebasan sipil atau toleransi untuk oposisi berarti.

5. Lemahnya masyarakat sipil: “tidak ada kebebasan unutk membuat

berbagai kelompok, organisasi, dan partai politik untuk bersaing untuk kekuasaan atau pertanyaan keputusan penguasa”, dengan alih-alih sebuah upaya” memaksakan control dihampir seluruh elemen mnasyarakat.

6. Politik stabilitas dipelihara oleh:

A. Kontrol atas dan dukungan militer untuk memberikan keamanan untuk sistem dan kontrol dari masyarakat.

B. Birokrasi yang meresap dikelola oleh rezim. C. Kontrol oposisi internal dan perbedaan pendapat.

D. Penciptaan kesetiaan melalui berbagai berarti sosialisasi.24

Sistem politik otoriter dapat menjadi lemah melalui “kinerja memadai untuk tuntutan rakyat” Vestal menulis bahwa kecenderungan untuk merespon tantangan terhadap otoritarianisme melalui kontrol yang lebih ketat daripada adaptasi adalah kelemahan yang signifikan, dan bahwa pendekatan ini terlalu kaku gagal. “beradaptasi dengan perubahan atau untuk mengakomodasi kebutuhan tumbuh pada bagian dari rakyat atau bahkan kelompok di dalam sistem” Karena legitimasi negara tergantung pada kinerja, negara-negara otoriter yang gagal beradaptasi akan runtuh.

24


(26)

Otoriterisme ditandai dengan “masa jabatan politik tanpa batas waktu” dari penguasa atau pihak berkuasa (seringkali dalam sebuah partai tunggal negara) atau otoritas lainnya. Transisi dari sistem otoriter. Untuk yang demokratis yang disebut sebagai demokratisasi.

John Duckitt dari Universitas Witwatersrand menunjukkan hubungan antara otoritarianisme dan kolektivisme, menyatakan bahwa kedua berdiri menentang individualisme. Duckitt menulis bahwa baik otoritarianisme dan kolektivisme menenggelamkan hak-hak individu dan tujuan yang tujuan kelompok, ekspektasi dan conformities lainnya berpendapat bahwa kolektivisme, didefinisikan dengan benar, memiliki dasar konsensus pengambilan keputusan, kebalikan dari otoritarianisme.

1.5.2.4Status Quo

Secara etimologis status quo juga dapat diartikan sebagai konsisi atau keadaan tetap pada suatu saat tertentu. Pemahaman ini dalam konteks kepemimpinan serta kelembagaan dapat di terjemahkan sebagai suatu keadaan dimana elit dalam suatu lembaga berupaya untuk mempertahankan kekuasaanya. Juga harus dipahami bahwa ketika mempertahankan kekuasaan yang dimaksud biasa dengan tetap mempertahankan diri sebagai pemimpin atau juga mempersiapkan pihak-pihak lain asalkan sejalan dengan tujuan elit itu. Usaha tersebut jika didasari dengan niat baik maka akan mampu menjadi baik ketika masyarakat yang dipimpin masih belum yakin untuk memulai berdemokrasi. Sebaliknya hal ini akan menjadi lebih keliru ketika diposisikan sebagai upaya untuk meredam fungsi kontrol dari pihak-pihak yang tidak sejalan dengan agenda


(27)

elit tersebut, terlebih jika pihak-pihak yang tidak sejalan itu memiliki kemampuan untuk meregenerasi suatu kepemimpinan.

Keputusan untuk mempertahankan kekuasaan dengan alasan upaya untuk menciptakan pemerintahan yang stabil guna mencapai perubahan yang lebih baik bukanlah hal yang diharamkan. Namun kecenderungan akan adanya penyimpangan dalam hal ini masih besar. Bukankah Lord Acton pernah mengingatkan, bahwa kekuasaan memiliki kecenderungan untuk korup dan kekuasaan yang absolut sudah pasti akan korup. Untuk itulah diperlukan pemisahan kekuasaan supaya antara cabang kekuasaan tersebut dapat saling mengadakan check and balances system dalam menjalankan pemerintahan.

Namun, kita tidak akan berbicara lebih jauh mengenai pembagian kekuasaan, sebab sering kali yang tejadi karena berbagai macam alasan mekanisme saling mengawasi dan mengimbangi dalam suatu pemerintahan tidak berjalan dengan optimal. Menghadapi hal yang demikian regenerasi dalam suatu kepemimpinan menjadi suatu kewajiban guna membentuk kelembagaan yang lebih baik dan berdinamika, karena pihak yang tadinya berkuasa dapat dengan leluasa memposisikan dirinya sebagai pengontrol penguasa baru yang notabene

“masih belajar”. Apalagi jika mengingat pemimpin yang baru ini juga memiliki

kemampuan yang sepadan setelah melewati berbagai macam tes untuk mendapatkan kelayakan umtuk menjadi seorang pemimpin.


(28)

1.6 METODE PENELITIAN 1.6.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Dalam hal ini, peneliti akan mengambarkan strategi-strategi rezim Moammar Khadafi dalam menghadapi menguatnya isu demokratisasi di Libya. Penjelasan tersebut kemudian ditulis atau dilaporkan dalam bentuk kualitatif.

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelusuran tersebut di atas, penelitian memanfaatkan data-data yang terdapat dalam berbagai literatur atau sumber data, seperti buku, majalah, internet dan karya-karya ilmiah lainya. Dengan kata lain, penelitian ini merupakan bagian dari studi keperpustakaan dan pendataanya bersifat sekunder.

1.6.3 Teknik Analisa

Penelitian mengunakan teknik kualitatif, artinya, data-data yang peneliti dapat melalui teknik pengumpulan data di atas mengenai strategi-strategi rezim Moammar Khadafi dalam menghadapi menguatnya isu demokratisasi di Libya akan peneliti laporkan dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas bukan dalam bentuk angka-angka atau jumlah.

1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian A. Batasan Waktu

Untuk memudahkan proses penelitian yang terkait dengan pengumpulan data dan sebagainya maka penulis membatasi penelitian ini pada tahun 2010- 2011. Karena gerakan revolusi yang terjadi di Libya sendiri bermula terjadi pada


(29)

akhir tahun 2010 sampai dengan awal tahun 2011, hal ini di tandai dengan kemenangan oleh pihak oposisi pemerintah yang ditandai dengan terbunuhnya sang penguasa Moammar Khadafi oleh kelompok oposisi pemerintahan Libya.

B. Batasan Materi

Penelitian ini tidak menyoroti kejatuhan rezim dan pemerintahan Khadafi namun hanya menfokuskan pada strategi rezim Moammar Khadafi dalam menghadapi isu demokratisasi yang terjadi di Libya yang menyebabkan terjadinya krisis politik negara pada tahun 2011. Batasan materi dalam penelitian ini berkisar pada pembahasan dinamika yang terjadi selama krisis politik di Libya, munculnya pro-kontra serta keterlibatan kekuatan asing dalam politik domestik Libya dan bagaimana respon dan strategi rezim Khadafi dalam menghadapi ancaman yang mengancam keberlanjutan rezim yang dipimpinnya.

1.6.5 Argumen Dasar

Dalam menghadapi isu demokratisasi di Libya, Moammar Khadafi memiliki strategi khusus. Yaitu dengan mengunakan secara penuh kekuatan militer yang dimilikinya. Bahkan, dia tidak segan-segan melakukan kekerasan terhadap pihak-pihak yang dianggapnya dapat mengancam kekuasaannya tersebut. Dalam hal ini persoalan kekuasaan Moammar Khadafi memiliki relavansi yang sangat kuat dengan menguatnya isu demokratisasi tersebut. Karena, kepemimpinan Moammar Khadafi sering kali dituduh oleh rakyat Libya dan masyarakat internasional, khususnya Barat, sebagai kepemimpinan yang diktator.


(30)

1.7 STRUKTUR PENULISAN

Untuk memudahkan dalam memahami penelitian ini, maka peneliti menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mencakup beberapa poin, antara lain: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, studi terdahulu, konsep dan teori, metode penelitian, argumen dasar, dan struktur penulisan.

BAB II OTORITARIANISME REZIM KHADAFI DAN DINAMIKA KRISIS POLITIK LIBYA

a. Sejarah Negara Libya

b. Moamar Khadafi: Profil, Karir dan Pemikiran i. Profil Moammar Khadafi

ii. Karir Politik Moammar Khadafi iii. Pemikiran Politik Moammar Khadafi

c. Politik Pemerintahan Libya di Bawah Rezim Moamar Khadafi i. Politik dalam Negeri

ii. Politik Luar Negeri d. Krisis Politik Libya

BAB III ISU DEMOKRATISASI DAN ANCAMAN TERHADAP KEKUASAAN REZIM MOAMMAR KHADAFI

3.1 Isu Demokratisasi

3.2 Isu Demokrasi Dalam Pandangan Moammar Khadafi 3.3 Ancaman Internal: Oposisi dan Kelompok Anti Khadafi


(31)

3.4 Ancaman Eksternal: Intervensi Aktor-Aktor Intenasional BAB IV RESPON DAN STRATEGI REZIM MOAMMAR KHADAFI

MENGHADAPI ISU DEMOKRATISASI DAN ANCAMAN KEKUASAAN REZIM

4.1 Mobilisasi Massa Pro Khadafi

4.2 Reduksi Potensi Ancaman Dengan Jalan Kekerasan(violance) 4.3 Menyewa Tentara Bayaran

4.4 Counter Isu: Blokir Jaringan Komunikasi baik Media Sosial dan Jaringan Internet

BAB V PENUTUP

5.1KESIMPULAN 5.2SARAN


(32)

SKRIPSI

STRATEGI MOAMMAR KHADAFI DALAM

MENGHADAPI ISU DEMOKRATISASI DI LIBYA TAHUN 2011 Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Strata-1 Jurusan Hubungan Internasional

Oleh:

Firdaus Asmarinda (07260030)

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(33)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

1. NAMA : Firdaus Asmarinda

2. NIM : 07260030

3. JURUSAN : Hubungan Internasional 4. FAKULTAS : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 5. PROGRAM STUDI : Strata Satu (S-1)

6. JUDUL SKRIPSI : Strategi Rezim Moammar Khadafi Dalam Menghadapi Isu Demokratisasi Di Libya Pada Tahun 2011

Disetujui oleh: Dosen Pembimbing

Pembimbing I

Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si

Pembimbing II

Drs. Abdullah Masmuh. M. Si.

Mengetahui Dekan

FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Ketua Jurusan Hubungan Internasional


(34)

LEMBAR PENGESAHAN Nama : Firdaus Asmarinda

NIM : 07260030

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Strategi Rezim Moammar Khadafi Dalam Menghadapi Isu Demokratisasi Di Libya Pada Tahun 2011

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional

Dan dinyatakan LULUS Pada hari : Senin Tanggal : 21 Juli 2014

Tempat : Ruang 606 Kampus III UMM Mengesahkan,

Dekan FISIP UMM

Dr. Asep NurjamanM.Si Dewan Penguji :

1. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si ( ) 2. Drs. Abdullah Masmuh, M.Si ( ) 3. Hafid Adim Pradana. MA ( ) 4. Havidz Ageng. MA ( )


(35)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1.Nama :FirdausAsmarinda

2.NIM :07260030

3.Jurusan :HubunganInternasional 4.Fakultas :IlmuSosialdanIlmuPolitik

5.PerguruanTinggi :UniversitasMuhammadiyah Malang 6.Jenjang Studi :Strata Satu (S-1)

7.Judul Skripsi :Strategi Rezim Moammar Khadafi Dalam Menghadapi Isu Demokratisasi Di Libya Pada Tahun 2011

8.Pembimbing :1. RuliInayahRamadhoan. M. Si. 2. Drs. Abdullah Masmuh. M. Si. 9. Pembimbingan : Lihat Tabel

WAKTU

PARAF

KETERANGAN Pembimbing

I

Pembimbing II

10 April 2011 PengajuanJudul

17 April 2014 ACC Judul

17 Mei 2014 Seminar Proposal

27 Mei 2014 Revisi Bab I dan II

28 Mei 2014 ACC I dan II

2 Juni 2014 Revisi Bab III dan IV

16 Juni 2014 ACC Bab III dan IV

26 Juni 2014 Revisi Bab V

29 Juni 2014 ACC Bab V

21 Juli 2014 ACC UjianSkripsi

Malang, 15 Agustus 2014

Pembimbing I Pembimbing II


(36)

PERNYATAAN ORISINALITAS Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : FirdausAsmarinda

TempatTanggalLahir : Samarinda 16 Juli 1986

NIM : 07260030

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah (skripsi) dengan judul :

Strategi Rezim Moammar Khadafi Dalam Menghadapi Isu demokratisasi Di Libya Pada Tahun 2011

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 15 Agustus 2014 Yang Menyatakan


(37)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin atas segala nikmat iman, Islam, kesempatan, serta kekuatan yang telah diberikan Allah Subnhanahuwata’ala sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Sholawat beriring salam untuk tuntunan dan suritauladan Muhammad Shallahu’alaihiwasalam beserta seluruh keluarga dan para sahabat beliau yang senantiasa menjungjung tinggi nilai-nilai Islam yang sampai saat ini dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia dipenjuru dunia.

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.Judul skripsi ini adalah“ Strategi Rezim Moammar Khadafi Dalam Menghadapi Isu Demokratisasi di Libya Pada Tahun 2011”. Pada penelitian skripsi ini peneliti berupaya untuk mencari tahu tentang aksi masyarakat Libya yang berupaya untuk menjadikan negara Libya sebagai negara demokratis karena dalam sejarah negara Libya tidak pernah merasakan negara yang demokratis, dalam penelitian ini, peneliti juga mencari tahu tentang respon rezim MoammarKhadafi dalam menghadapi isu demokratisasi di Libya yang kemudian berimplikasi pada terjadinya krisis politik di Libya.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerja sama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat di atasi. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada.

1. Orang tuaku, H. Mas Hamim Hasyim dan Hj. Afwatun,saudara saya Mas Agus Asrori dan M. Nizar Zulmi, my special Trisna Sari Wilujeng. Yang selalu sabar dan memberikan dorongan semangat serta doa maupun dukungan positif lainya yang tidak mampu untuk disebutkan satu persatu supaya penulis dapat menyelesaikan studi dan penelitian skripsi ini.


(38)

Drs. Abdullah Masmuh. M. Si. Karena berkat kesabaran, ketekunan, ketulusan, keikhlasan untuk meluangkan waktu, tenaga, pikiran dalam memberikan motivasi, arahan dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsiini.

3. Bapak Hafid Adim Pradana. MA dan Bapak Havidz Ageng. MA. Sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritikdan saran yang sangat berguna bagi perbaikan naskah penelitian skripsi ini.

4. Seluruh staf dosen dan seluruh staf TU Fakultas FISIP UMM yang telah berbagi ilmu serta pengalaman dari semester awal hingga penyelesaian skripsi dan studi ini.

5. Kepada teman-teman penghunikontrakan G-4, A-Teen, S-18, I-one, Juhairi, Ferry Dwi Provianto, Herwanto (Topan) Audi Fahd, Wahyu Hidayat, Sunarya Prasetya Jaya, KhusnulMurtadho (tora), Ahmad Jhoni Setiawan, Doni Irawansyah, M. Hadi Sururin, Your Highness Riki, Permadi, Putra, Abim, Hendro, Bella, dan Rizki serta sahabat-sahabat lain yang telah berbagi ilmu serta canda tawa yang cukup menghibur selama ini.

6. Kepada teman-teman Krabat Poz_Damai, Hudin, Purwadi, Andi, Shomad, Sami’ah, Ma’ruf, Kholil dan Suroso. Yang selalu memberikan semangat untuk dapat menyelesaikan Penelitian skripsi ini.

Semoga tulisan ini dapat menjadi salah satu karya yang bermanfaat khususnya bagi kemajuan pengetahuan ilmu Hubungan Internasional.Penulis menyadari dengan segala keterbatasan yang dimiliki, masih banyak kekurangan-kekuarangan yang harus diperbaiki, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kontribusi maupun kritik yang bermanfaat dan bersifat membangun.

Malang, 15 Agustus 2014 Peneliti


(39)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak sekali pihak yang turut terlibat serta memberikan kontribusi besar atas rampungnya skripsi ini. Peneliti mengharapkan, penelitian ini mampu menjadi karya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan Ilmu Hubungan Internasional sehingga dapat bermanfaat di tengah masyarakat. Namun keterbatasan dan kelemahan penulis jugalah yang menyebabkan tugas akhir ini “mungkin” jauh dari kesan sempurna.

Usaha dan kerja keras dalam merampungkan karya akhir sebagai seorang mahasiswa ini tidak lahir dari penulis semata.Ada banyak tangan, sumbangan pemikiran dan tenaga yang ikut ambil bagian di dalamnya.Sejak penyusunan hingga rampungya skripsi ini.Oleh karena itu, peneliti dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada mereka:

1. Kedua orang tuaku, Bapak H. Hamim Hasyim dan Hj. Ibu Afwatun yang telah membesarkan serta mendidik saya dengan penuh kesabaran, karena hanya dengan dukungan dan pengorbanan beliaulah saya dapat melanjutkan pendidikan saya hingga perguruan tinggi. Saya menyadari, tanpa beliau berdua, mustahil saya bisa menjadi seperti ini. Begitu banyak pengorbanan yang beliau berikan kepada saya, dari kecil hingga dewasa. Tanpa itu semua, karya ini tidak mungkin terwujud. Dauz sayang kalian berdua. Juga saudara saya Mas Agus Asrori dan adek saya Muhammad Nizar Zulmi, terimakasih banyak atas doa dan dukungannya selama ini, kalian adalah segalanya.

2. Bapak, selaku Dosen Wali dan selaku ketua Jurusan, Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak selaku Dosen Pembimbing Skripsi Ruli Inayah Ramadhoan M. Si. Drs. Masmuh Abdullah M. Si. hanya dengan petunjuk, saran dan kemudahan beliau berdua skripsi ini dapat di selesaikan. Terimakasih banyak atas waktunya selama proses bimbingan sapai dengan


(40)

rampungnya penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Staff Pengajar Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang. Bantuan dan dukungan mereka, membuat peneliti mampu bertahan untuk menyelesaikan studi ini.

5. Seluruh pihak yang memberikan dukungan: teman-teman Kontrakan Ateen 186: abang Juhairi terimakasih atas diskusi-diskusinya selama ini, Sunarya Prasetya Jaya yang begitu banyak memberikan pandangan tentang sisi lain seorang wanita, Putra, Doni, Dayat, Kinyong, M. Hadi Sururin, Ferry Dodi terimakasih atas motifasinya, dan kegilaan kalian semua yang cukup menghibur saya. Topan (Herwanto), Audy Fadh, Jhony si raja galau, dan Ferry Dwi Provianto king of analissa, terimakasih atas canda tawa kalian semua yang gak jelas selama kita ngontrak rumah bersama di kontrakan superman TirtoGg 4 selama 1 tahun, BCT Blok A10 selama 1 tahun, Sengkaling selama 2 tahun, dan Perum Ikip Asri Tegal Gondo selama 2 tahun. Ada juga Om Yani, Om Cenul, om prili, om ika. Juga tak lupa untuk temen-temen Poz_Damai: Manpor, Mak’ruf, Andi, Shomad ,Kholil dan Sami’ah. Kalian semua is the best. Also my inspiration” Trisna” yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi untuk bisa cepat menyelesaikan skripsi ini hingga akhir terimaksih banyak danjuga semua pihak yang tidak dapat di sebutkan semua. Terimakasih atas bantuan dan kontribusinya hingga skripsi ini terselesaikan.

Bila ada kekeliruan dan kesalahan yang peneliti lakukan baik di sengaja maupun tidak, maka sepatutnyalah peneliti mohon maaf sebesar-besarnya.Peneliti menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.Meskipun demikian, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagisemua pihak, amien,,,,

Malang, 15 Agustus 2014.


(41)

MOTTO:

BANYAK ORANG MENGATAKAN

KEPINTARANLAH YANG MENJADIKAN

SESEORANG ITU MENJADI ILMUWAN

BESAR. MEREKA SEMUA KELIRU..!

SEMUA ITU ADALAH KARENA FAKTOR

KARAKTER.


(42)

DAFTAR ISI

Lembar Cover/SampulDalam...i

LembarPersetujuanSkripsi ... ii

LembarPengesahan Proposal ... iii

BeritaAcaraBimbingan ...iv

LembarOrisinalitas ... v

Kata Pengantar ...vi

LembarPersembahan ... vii

Motto ... viii

Abstraksi ...ix

Abstract ... x

Daftar Isi...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 RumusanMasalah ... 5

1.3 TujuanPenelitian ... 5

1.4 KegunaanPenelitian... 5

1.5 KerangkaPemikiran ... 6

1.5.1 PenelitianTerdahulu ... 6

1.5.2 Teori Dan Konsep ... 9

1.5.2.1 TeoriElitpolitik ... 14

1.5.2.2 Kekuasaan ... 21

1.5.2.3 Otoritarianisme ... 23

1.5.2.4 Status Quo ... 26


(43)

1.6.1 TipePenelitian ... 28

1.6.2 TeknikPengumpulan Data ... 28

1.6.3 TeknikAnalisa ... 28

1.6.4 RuangLingkupPenelitian ... 28

A. BatasanWaktu... 28

B. BatasanMateri ... 29

1.6.5 ArgumenDasar ... 29

1.7 StrukturPenulisan ... 30

BAB II OTORITARIANISME REZIM MOAMMAR KHADAFI DAN DINAMIKA KRISIS POLITIK LIBYA 2.1 Sejarah Negara Libya ... 33

2.2 MoammarKhadafi: Profil, KarirdanPemikiran ... 39

2.2.1 ProfilMoammarKhadafi ... 39

2.2.2 KarirPolitikMoammarKhadafi ... 43

2.2.3 PemikiranPolitikMoammarKhadafi ... 47

2.3 PolitikPemerintahan Libya di BawahRezimMoammarKhadafi ... 52

2.3.1 PolitikDalamNegeri ... 52

2.3.2 PolitikLuarNegeri ... 57

2.4 Krisispolitik Libya ... 67

BAB III ISU DEMOKRATISASI DAN ANCAMAN TERHADAP KEKUASAAN REZIM MOAMMAR KHADAFI 3.1 IsuDemokratisasi ... 79


(44)

3.3 Ancaman Internal: OposisidanKelompok Anti Khadafi ... 88 3.4 AncamanEksternal: IntervensiAktor-AktorInternasional ... 94 BAB IV RESPON DAN STRATEGI REZIM MOAMMAR KHADAFI MENGHADAPI ISU DEMOKRATISASI DAN ANCAMAN KEKUASAAN REZIM

4.1 Mobilisasi Massa Pro-Khadafi ... 98 4.2 ReduksiPotensiAncamanDenganJalanKekerasan (Violence) ... 100 4.3 MenyewaTentaraBayaran ... 106 4.4 Counter Isu:

BlokirJaringanKomunikasi, Baik Media SosialdanJaringan Internet ... 108 BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN ... 112 5.2 SARAN ... 117 DaftarPustaka ... 118 DaftarGambar:

GambarPeta: Libyan Arab Jamahiriya Map ... 34 GambarPeta: Libyan Oil councessions ... 38 DaftarTabel:

TabelPosisiPenelitian ... 9 Sebab-sebabUtamadanSebab-sebabPemicuKonflik Internal ... 75


(45)

(46)

Daftar Pustaka

Buku:

David Akhmad Ricardo, 2011, khadafi jagoan tanah arab, Jakarta: PT, Buku Kita.

Agus Setiyanto, 2001, Elite Pribumi Bengkulu: Prespektif Sejarah Abad Ke-19 penerbit Balai Pustaka.

T.B. Bottomore, 2006, Elit dan Masyarakat, Jakarta, Akbar Tandjung Instite.

P.J Bouman, 1976, sosiologi: Pengertian dan masalah-masalah, Nyandang Sri Murni.

Veithzal Rivai, 2004, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Nyandang Sri Murni.

Samuel Huntington, 2004, Tertib Politik: Pada Masyarakat yang sedang Berubah, Nyandang Sri Murni.

Soearjono Soekanto, 2002, Teori Sosiologi: Tentang Pribadi Dalam Masyarakat, Nyandang Sri Murni.

M. Agastya AMB Oktober 2013, Arab Sparing, Badai Revolusi Timur Tengah yang Penuh Darah, Jogjakarta: IRCiSoD.

Agung D.H, 2011, Khadafi Anjing Dari Sahara, Jakarta: PT, Buku Seru.

Ayoub, Mahmoud, 1991, Islam dan Teori Dunia Ketiga: Pemikiran keagamaan Moammar Qadhafi, Bogor: Humaniora Press.


(47)

Harris, Lilian Craig, Libya: Qadhafi’s Revolution & The Modern State, Clorado: Westview.

Jalaludin, 2005, Psikologi Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Apriadi Tamburaka, 2011, Revolusi Timur Tengah: Keruntuhan Para Penguasa Otoriter, Yogyakarta , Penerbit Narasi.

Kamus bahasa Indonesia, edisi 2008, terbitan Jakarta : Pusat Bahasa.

David E. long, Bernard Reich, 1980, The Government and Politics of the Middle East and North Africa, United States of America: Westview Press.

Endang mintarja, 2006, Endang Mintarja, Politik Berbasis Agama: perlawan Moammar Qaddafi terhadap Kapitalisme, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nur Lutfi Hidayatullah 2013, Intervensi NATO Di Libya: Sebuah Kasus Transformasi Konflik, Malang, BayuMedia Publishing Anggota IKAPI.

Micheal E Brown, 1996, The Cause and Regional Dimensions of internal Conflict, Massachusetts: MIT Press.

Satria Dewi.SH.M.Kn. R.M Fauwas Diravaja. SH,M Kn. 2011. Revolusi Timur Tenggah.


(48)

Efendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya Bakti.


(49)

Internet:

Agus Siyadi 2012, Latar belakang Perang Sipil Di Libya Tahun 2011. Other thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta. Di: http://repository.upnyk.ac.id/3500/.

hizb.org.uk 20/10/2011, Daftar Kejahatan Moammar Khadafi: sebagaian kekejaman atas rakyatnya. http://hizbut-tahrir.or.id/2011/10/24/daftar-kejahatan-gaddafi-sebagian-kekejaman-atas-rakyatnya/.

Tempo Online, 2003, Hanya AS, Kanada dan Guatamala yang menentang, dan 17 negara yang abstain, Kontroversi Libya di PBB,

http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/01/27/OPI/mbm.20030127. OPI1841.id.html.

Sofyan Patrich, 2013, Intervensi militer NATO dalam krisis politik Libya, laporan penelitian jurusan ilmu hubungan internasional fakultas ilmu social dan politik Universitas Hasanuddin, Makasar.

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ve d=0CDYQFjAC&url=http%3A%2F%2Frepository.unhas.ac.id%2Fbitstream %2Fhandle%2F123456789%2F6630%2Fskripsi%2520full.pdf%3Fsequence %3D2&ei=rOYZU5jkKKS6iQeP0oHIAw&usg=AFQjCNF0hOvtSsmTOc4o


(50)

Andi Husnul Hatimah 2012, Masa Depan Libya Pasca Pemerintahan Moammar Khadafi, laporan penelitian jurusan ilmu hubungan internasional fakultas ilmu sosial dan politik universitas Hasanuddin Makassar.

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ve d=0CC4QFjAB&url=http%3A%2F%2Frepository.unhas.ac.id%2Fbitstream% 2Fhandle%2F123456789%2F1690%2FHALAMAN%2520DEPAN%2520SK RIPSI.pdf%3Fsequence%3D1&ei=P9wZU6L3J6bmiAe1hoHQDw&usg=AF

QjCNGEm3YSsuYVvtd8Z80FHm-c36IYHw&sig2=9JkUl7RqW5hVbhyAv6ljzQ&bvm=bv.62578216,d.aGc&ca d=rja.

Alifa Untsa 2012, Gerakan Massa Menuntut Mundur Moammar Khadafi Di Libya, Laporan Penelitian jurusan ilmu hubungan internasional fakultas ilmu sosial dan politik universitas Jember.

http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/9170.

Pangi Sarwi, Teori Kelas,

http://www.pangisyarwi.com/index.php?option=com_content&view=article& id=61:teori-kelas-dari-elit-pluralism-ke-elit-penguasa&catid=8&Itemid=103.

Muahmmad Ahalla Fisip 12, Teori Elit, 2013,


(51)

Miriam Budiarjo, 1982, Dasar-dasar Ilmu Politik, dalam Nyandang Sri Murni, Politik Benazir Bhutto dalam Perebutan Kekuasaan di Pakistan tahun 1979-1988, http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumenn/557310062009351.pdf.

Scrid, Konsep-Konsep Dalam Hubungan Internasional, http:/www.scribd.com/doc/46550455/konsep.

Bimbingan. Ciri-ciri sistem pemerintahan otorier, http://www.bimbingan.org/sistem-pemerintahan-otoriter.htm.

Libyan Arab Jamahiriya Map, http://www.nationsonline.org/maps/libya-map.jpg.

Bimbingan belajar untuk pelajar, Menguak Sejarah Kemerdekaan Libya, http://www.bimbie.com/sejarah-kemerdekaan-libya.htm.

Brain News, The Lion of the desert from Libya.

http://www.arrahmah.com/read/2009/06/20/4700-umar-mukhtar-the-lion-of-the-desert.html.

Operation Libya, and the better for oil, redrawing the map of Africa, Libya Oil Concessions, http://coto2.wordpress.com/2011/03/12/operation-libya-and-the-battle-for-oil-redrawing-the-map-of-africa/.

Atiqoh Hasan, Profil berdasarkan abjad, mancanegara, Moammar Khadafi, http://profil.merdeka.com/mancanegara/m/muammar-qhadafi/.


(52)

Viva News, Ajeng Mustika Triyanti, video dan para perempuan Khadafi, pakaian yang dikenakan Khadafi di adopsi dari pakaian suku-suku Afrika, Eko

priliawito, jum’at 25 Maret 2011,

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/211318-video--profil-unik-muammar-khadafi.

Media cetak, Waspada Internasional, terbit, jum’at, 25/Februari/2011, siapa

Moammar Khadafi,

http://issuu.com/waspada/docs/waspada__25_februari_2011/7. Bimbingan belajar tuk pelajar, Menguak sejarah kemerdekaan Libya,

http://www.bimbie.com/sejarah-kemerdekaan-libya.htm. Renariti.com, Biografi Moammar Khadafi-diktator Libya,

http://www.renariti.com/2012/05/biografi-muammar-khadafi-diktator-libya.html.

Bali post. Berita manca negara. Khadafi mengkudeta raja Idris.

http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=5&id=5 7910.

Libya:Government. republished from The Library of Congress Country Studie. http://www.theodora.com/wfb1990/libya/libya_government.html.

World Health Organization.2007. Regional World Health System Observatory. Pg. 18 http://gis.emro.who.int/HealthSystemObservatory/PDF/Libya/Full%20Profile. pdf.


(53)

Jaringan Berita Terluas Indonesia, jpnn.com, Demostran bakar istana Khadafi. http://www.jpnn.com/read/2011/02/26/85301/Demonstran-Bakar-Istana-Kadhafi-.

.NTC : Official Statement. http://www.ntclibya.org/english/. Al-Jazeera. 2011. Al-Jazeera Battle For Libya – Key Moments.

http://www.aljazeera.com/indepth/spotlight/libya/2011/10/201110201042447 06760.html.

Era Muslim, Krisis Libya Dampaknya Secara Global,

http://www.eramuslim.com/berita/analisa/krisis-libya-dampaknya-secara-global.htm#.U3JZUyhkUuQ.

Academia.edu, makalah Libya, http://mutia-z-s-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-48539-Geopolitik%20dan%20Geostrategi

Geopolitik%20Dunia%20Arab:%20%20Mesir,%20Tunisia,%20Bahrain,%20 dan%20Fenomena%20%Arab%20Spring.html.

Herdi Sahrasad, Efek Domino Tunisia, Revolusi Dunia Arab,

http://web.inilah.com/read/detail/1187572/efek-domino-tunisia-revolusi-dunia-arab#.U5ttZCj8YXY.

Arnaldi Nasrum, Politik kepentingan dalam krisis politik di Libya.

http://politik.kompasiana.com/2012/01/17/politik-kepentingan-dalam-krisis-libya-431753.html.


(54)

Nato, http://.nato.int/cps/en/SID-F1CBD56F163BED44/natolive/76179.htm. Muhib al-majdi, Mengunggkap Rahasia Kelam Sosok Qaddafi: Fir’aun, Thoghut,

dan Musailamah al-Kadzab Dari Libya,

http://www.arrahmah.com/read/2011/10/24/15936-serial-mengungkap- rahasia-kelam-sosok-qaddafi-firaun-toghut-dan-musailamah-al-kadzab-dari-libya-1.html.

Ghaby Istia Defila, Proses Berakhirnya Rezim Pemerintahan Presiden Moammar Khadafi, Studi Kasus Revolusi Libya 2011,

https://www.academia.edu/5809733/Proses_berakhirnya_kekuasaan_rezim_Pr esiden_Muammar_Khadaffi_Studi_Kasus_revolusi_Libya_2011.

Tempo Online, Kontroversi Libya di PBB, Hanya AS, Kanada dan Guatamala yang menentang, dan 17 negara yang abstain,

http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/01/27/OPI/mbm.20030127. OPI1841.id.html.

Renna R.A Kawilarang, Kegilaan Kolonel Khadafi,

http://sorot.news.viva.co.id/news/read/207834-kegilaan-kolonel-khadafi. Anneahira, Mengenal Lebih Dekat Libya.

http://www.anneahira.com/negara-libya.htm.

Jijo Jacob, Who are the real Libyan opposition. http://www.ibtimes.com/who-are-real-libyan-opposition-277421.


(55)

Al-Furqon, Inilah kelompok anti Khadafi yang bermain di Libya.

http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/inilah-kelompok-anti-gaddafi-yang-bermain-di-libya.htm#.U4doZ_mSzlk.

Kusworo Nursidik, Libya: antara motif minyak, nilai Islam dan tirani baru.

http://jabal- uhud.com/index.php?option=com_content&view=article&id=171:libya-antara-motif-minyak-nilai-islam-dan-tirani-baru-&catid=3:libya&Itemid=56. M. Fachry, Masa depan Libya, diberikan kepada siapa loyalitas diberikan

http://www.arrahmah.com/read/2011/11/09/16264-masa-depan-libya-kepada-siapa-loyalitas-diberikan.html.

Danil, Darwis, Kerangka Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Timur Tengah Pasca Arab Spring.

http://politik.kompasiana.com/2014/05/18/kerangka-kebijakan-luar-negeri-amerika-serikat-terhadap-timur-tengah-pasca-arab-spring-656116.html. Membongkar Misi Terselubung Agresi Barat ke Libya.

http://indonesian.irib.ir/fokus/-/asset_publisher/v5Xe/content/membongkar-misi-terselubung-agresi-militer-barat-ke-libya.

Fajar Nugraha, Ulah Khadafi Yang Membuat Barat Marah.

http://international.okezone.com/read/2011/10/20/412/518260/ulah-khadafi-yang-membuat-barat-marah.


(56)

Emiriana.Net, Rakyat Libya lepas dari Buaya Masuk Mulut Singa Barat.

http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=22102 7:rakyat-libya-lepas-dari-buaya-masuk-mulut-singa-barat&catid=27:tajuk-rencana&Itemid=102.

Suara Merdeka, Penembak jitu Gaddafi bantai pengunjuk rasa.

http://www.suaramedia.com/afrika/2011/02/18/penembak-jitu-gaddafi-bantai-pengunjuk-rasa-libya.

Kompasiana, Krisis Libya, negara otoriter di bawah Gaddafi.

http://politik.kompasiana.com/2011/03/18/krisis-libya-negara-otoriter-di-bawah-gaddafi-348374.html.

Edy Rachmad, Libya di ambang perpecahan.

http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=

10028:jadi-tersangka-anggodo-terjerat-3-pasal&catid=38:nasional&Itemid=110.

Trias Kuncoro, Safia Farkash, istri kedua Moammar Khadafy,

http://female.kompas.com/read/2011/03/01/09045190/Fatiha.Safia.Galyna. Radar Lampung. Libya banjir darah 200 tewas.

http://issuu.com/ayep/docs/210211/11.

Althaf, Seorang Perempuan Libya Jadi Pemandu Aksi Pemboman Salibis NATO. http://www.arrahmah.com/read/2011/09/13/15181-seorang-perempuan-libya-jadi-pemandu-aksi-pemboman-salibis-nato.html.


(57)

Kompas, Sabtu 29 Januari 2011, Mubarak Terancam Akses Layanan Internet dan Telepon Seluler Di Mesiar Ditutup,

http://tekno.kompas.com/read/2011/01/29/04312349/mubarak.terancam. Admin, Situs Jejaring Sosial dan Dampak Jejaring Sosial Pada Kemanan,

http://www.jaringankomputer.org/situs-jejaring-sosial-dampak-jejaring-sosial-padakeamanan/.

Ahmad harakn Djamal, Peran Jejaring Sosial Dalam Revolusi Mesir,

http://ahmadharakan.com/peran-jejaring-sosial-dalam-revolusi-mesir/. Blontank Poer, Sekedar sebagai liminas,

http://blontankpoer.my.id/2011/03/04/garis-waktu-dan-kerumunan/.

Infokomputer, Libya Kembali Terhubung ke Internet. http://www.infokomputer.com/tag/mobile/page/11/. Pdf, Hasil penelitian dan pembahasan,

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/586/jbptunikompp-gdl-irakarmina-29260-10-unikom_i-v.pdf.


(1)

Viva News, Ajeng Mustika Triyanti, video dan para perempuan Khadafi, pakaian yang dikenakan Khadafi di adopsi dari pakaian suku-suku Afrika, Eko priliawito, jum’at 25 Maret 2011,

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/211318-video--profil-unik-muammar-khadafi.

Media cetak, Waspada Internasional, terbit, jum’at, 25/Februari/2011, siapa Moammar Khadafi,

http://issuu.com/waspada/docs/waspada__25_februari_2011/7. Bimbingan belajar tuk pelajar, Menguak sejarah kemerdekaan Libya,

http://www.bimbie.com/sejarah-kemerdekaan-libya.htm. Renariti.com, Biografi Moammar Khadafi-diktator Libya,

http://www.renariti.com/2012/05/biografi-muammar-khadafi-diktator-libya.html.

Bali post. Berita manca negara. Khadafi mengkudeta raja Idris.

http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=5&id=5 7910.

Libya:Government. republished from The Library of Congress Country Studie. http://www.theodora.com/wfb1990/libya/libya_government.html.

World Health Organization.2007. Regional World Health System Observatory. Pg. 18 http://gis.emro.who.int/HealthSystemObservatory/PDF/Libya/Full%20Profile. pdf.


(2)

Jaringan Berita Terluas Indonesia, jpnn.com, Demostran bakar istana Khadafi. http://www.jpnn.com/read/2011/02/26/85301/Demonstran-Bakar-Istana-Kadhafi-.

.NTC : Official Statement. http://www.ntclibya.org/english/. Al-Jazeera. 2011. Al-Jazeera Battle For Libya – Key Moments.

http://www.aljazeera.com/indepth/spotlight/libya/2011/10/201110201042447 06760.html.

Era Muslim, Krisis Libya Dampaknya Secara Global,

http://www.eramuslim.com/berita/analisa/krisis-libya-dampaknya-secara-global.htm#.U3JZUyhkUuQ.

Academia.edu, makalah Libya, http://mutia-z-s-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-48539-Geopolitik%20dan%20Geostrategi

Geopolitik%20Dunia%20Arab:%20%20Mesir,%20Tunisia,%20Bahrain,%20 dan%20Fenomena%20%Arab%20Spring.html.

Herdi Sahrasad, Efek Domino Tunisia, Revolusi Dunia Arab,

http://web.inilah.com/read/detail/1187572/efek-domino-tunisia-revolusi-dunia-arab#.U5ttZCj8YXY.

Arnaldi Nasrum, Politik kepentingan dalam krisis politik di Libya.

http://politik.kompasiana.com/2012/01/17/politik-kepentingan-dalam-krisis-libya-431753.html.


(3)

Nato, http://.nato.int/cps/en/SID-F1CBD56F163BED44/natolive/76179.htm. Muhib al-majdi, Mengunggkap Rahasia Kelam Sosok Qaddafi: Fir’aun, Thoghut,

dan Musailamah al-Kadzab Dari Libya,

http://www.arrahmah.com/read/2011/10/24/15936-serial-mengungkap- rahasia-kelam-sosok-qaddafi-firaun-toghut-dan-musailamah-al-kadzab-dari-libya-1.html.

Ghaby Istia Defila, Proses Berakhirnya Rezim Pemerintahan Presiden Moammar Khadafi, Studi Kasus Revolusi Libya 2011,

https://www.academia.edu/5809733/Proses_berakhirnya_kekuasaan_rezim_Pr esiden_Muammar_Khadaffi_Studi_Kasus_revolusi_Libya_2011.

Tempo Online, Kontroversi Libya di PBB, Hanya AS, Kanada dan Guatamala yang menentang, dan 17 negara yang abstain,

http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/01/27/OPI/mbm.20030127. OPI1841.id.html.

Renna R.A Kawilarang, Kegilaan Kolonel Khadafi,

http://sorot.news.viva.co.id/news/read/207834-kegilaan-kolonel-khadafi. Anneahira, Mengenal Lebih Dekat Libya.

http://www.anneahira.com/negara-libya.htm.

Jijo Jacob, Who are the real Libyan opposition. http://www.ibtimes.com/who-are-real-libyan-opposition-277421.


(4)

Al-Furqon, Inilah kelompok anti Khadafi yang bermain di Libya.

http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/inilah-kelompok-anti-gaddafi-yang-bermain-di-libya.htm#.U4doZ_mSzlk.

Kusworo Nursidik, Libya: antara motif minyak, nilai Islam dan tirani baru.

http://jabal- uhud.com/index.php?option=com_content&view=article&id=171:libya-antara-motif-minyak-nilai-islam-dan-tirani-baru-&catid=3:libya&Itemid=56. M. Fachry, Masa depan Libya, diberikan kepada siapa loyalitas diberikan

http://www.arrahmah.com/read/2011/11/09/16264-masa-depan-libya-kepada-siapa-loyalitas-diberikan.html.

Danil, Darwis, Kerangka Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Timur Tengah Pasca Arab Spring.

http://politik.kompasiana.com/2014/05/18/kerangka-kebijakan-luar-negeri-amerika-serikat-terhadap-timur-tengah-pasca-arab-spring-656116.html. Membongkar Misi Terselubung Agresi Barat ke Libya.

http://indonesian.irib.ir/fokus/-/asset_publisher/v5Xe/content/membongkar-misi-terselubung-agresi-militer-barat-ke-libya.

Fajar Nugraha, Ulah Khadafi Yang Membuat Barat Marah.

http://international.okezone.com/read/2011/10/20/412/518260/ulah-khadafi-yang-membuat-barat-marah.


(5)

Emiriana.Net, Rakyat Libya lepas dari Buaya Masuk Mulut Singa Barat.

http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=22102 7:rakyat-libya-lepas-dari-buaya-masuk-mulut-singa-barat&catid=27:tajuk-rencana&Itemid=102.

Suara Merdeka, Penembak jitu Gaddafi bantai pengunjuk rasa.

http://www.suaramedia.com/afrika/2011/02/18/penembak-jitu-gaddafi-bantai-pengunjuk-rasa-libya.

Kompasiana, Krisis Libya, negara otoriter di bawah Gaddafi.

http://politik.kompasiana.com/2011/03/18/krisis-libya-negara-otoriter-di-bawah-gaddafi-348374.html.

Edy Rachmad, Libya di ambang perpecahan.

http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=

10028:jadi-tersangka-anggodo-terjerat-3-pasal&catid=38:nasional&Itemid=110.

Trias Kuncoro, Safia Farkash, istri kedua Moammar Khadafy,

http://female.kompas.com/read/2011/03/01/09045190/Fatiha.Safia.Galyna. Radar Lampung. Libya banjir darah 200 tewas.

http://issuu.com/ayep/docs/210211/11.

Althaf, Seorang Perempuan Libya Jadi Pemandu Aksi Pemboman Salibis NATO. http://www.arrahmah.com/read/2011/09/13/15181-seorang-perempuan-libya-jadi-pemandu-aksi-pemboman-salibis-nato.html.


(6)

Kompas, Sabtu 29 Januari 2011, Mubarak Terancam Akses Layanan Internet dan Telepon Seluler Di Mesiar Ditutup,

http://tekno.kompas.com/read/2011/01/29/04312349/mubarak.terancam. Admin, Situs Jejaring Sosial dan Dampak Jejaring Sosial Pada Kemanan,

http://www.jaringankomputer.org/situs-jejaring-sosial-dampak-jejaring-sosial-padakeamanan/.

Ahmad harakn Djamal, Peran Jejaring Sosial Dalam Revolusi Mesir,

http://ahmadharakan.com/peran-jejaring-sosial-dalam-revolusi-mesir/. Blontank Poer, Sekedar sebagai liminas,

http://blontankpoer.my.id/2011/03/04/garis-waktu-dan-kerumunan/.

Infokomputer, Libya Kembali Terhubung ke Internet. http://www.infokomputer.com/tag/mobile/page/11/. Pdf, Hasil penelitian dan pembahasan,

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/586/jbptunikompp-gdl-irakarmina-29260-10-unikom_i-v.pdf.