xxiii Sehingga manajemen produksi sangat dibutuhkan dalam proses perusahaan untuk
dapat mengatur produksi barang-barang tertentu, pada waktu tertentu, dan harga tertentu sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya- sumber daya faktor produksi tenaga kerja,
mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi produk atau jasa Handoko, 1999.
Sedangkan pengertian lain dari manajemen operasi yang terkait dengan pengelolaan produksi agar dapat memenuhi keinginan konsumen juga ada.
Manajemen operasi adalah berurusan dengan desain, perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan dari sumber-sumber untuk menyediakan
barang dan jasa sehingga dapat mempertemukan keinginan langganan atau konsumen dan tujuan organisasi Atmaji, 1988.
Jadi manajemen produksi pada dasarnya adalah usaha pengelolaan faktor-faktor produksi bahan mentah, tenaga kerja, modal, dan teknologi dalam
transformasinya menjadi hasil-hasil produksi produk sehingga dapat memperoleh jumlah produk termasuk jenis produk, dengan harga, dalam waktu
serta kualitas yang diharapkan konsumen..Untuk itu proses produksi perlu diatur dengan baik yaitu melalui fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan pada
produksi meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
B. Perencanaan dalam Manajemen Produksi
1. Perencanaan Produksi
xxiv Pada dasarnya tujuan produksi adalah menghasilkan barang-barang dan
jasa-jasa sesuai dengan keinginan konsumen dalam hal kualitas, harga serta waktu. Untuk itu perencanaan memegang peranan penting sebagai dasar
pedoman sebelum suatu kegiatan dilaksanakan. Perencanaan akan memberikan arah serta petunjuk bagaimana suatu kegiatan akan dikerjakan,
apa tujuan kegiatan tersebut serta syarat-syarat apa yang dapat menjamin keberhasilannya.
Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa jumlahnya masing-masing yang segera akan diproduksikan pada periode yang akan datang Ahyari, 1994
Perencanaan produksi berhubungan dengan kegiatan seperti peramalan permintaan, perancanaan kapasitas keseluruhan organisasi, penentuan berapa
banyak persediaan bahan dan komponen-komponen yang harus ada dan kapan untuk mendapatkannya sehingga akhirnya dapat memuaskan permintaan
konsumen. Perencanaan produksi secara umum meliputi beberapa fungsi penting sebagai berikut:
a. Menterjemahkan dan merinci rencana-rencana agregat menjadi produk-
produk akhir tertentu spesifik b.
Mengevaluasi skedul-skedul alternatif c.
Memerinci dan menentukan kebutuhan-kebutuhan material d.
Merinci dan menentukan kebutuhan-kebutuhan kapasitas e.
Memudahkan pemrosesan informasi. f.
Menjaga validitas prioritas-prioritas g.
Menggunakan kapasitas secara efektif. Handoko, 1999
xxv 2.
Perencanaan Agregat Perencanaan agregat berkaitan dengan pengimbangan antara pasokan
suplai dan permintaan akan keluaran output di dalam jangka waktu menengah, sampai dengan lebih kurang 12 bulan kedepan. Istilah “agregat”
mengandung arti bahwa perencanaan dilakukan untuk ukuran tunggal keluaran yang menyeluruh, yang paling banyak, atau beberapa kategori
produk agregat. Sasaran perencanaan agregat adalah untuk menetapkan tingkat keluaran menyeluruh di dalam jangka waktu pendek atau menengah
dalam menghadapi permintaan yang berfluktuasi atau tidak pasti. Perencanaan agregat tidak hanya menentukan tingkat keluaran yang direncanakan tetapi
juga bauran sumber masukan yang tepat yang harus digunakan. Dalam arti luas, definisi perencanaan agregat memiliki karakteristik
sebagai berikut: a.
Horizon waktu sekitar 12 bulan dengan memperbaharui rencana secara berkala mungkin bulanan
b. Tingkat agregat permintaan akan produk terdiri dari satu atau beberapa
kategori produk. Permintaan diasumsikan berfluktuasi, tidak pasti, atau musiman
c. Kemungkinan berubahnya variabel pasokan suplai dan permintaan
d. Keanekaan sasaran manajemen yang mungkin mencakup persediaan yang
rendah, hubungan pekerja yang baik, biaya yang rendah,keluwesan untuk
xxvi meningkatkan tingkat keluaran mendatang, dan layanan yang baik kepada
pelanggan e.
Fasilitas dianggap tetap dan tidak dapat diperluas. Schroeder, 1989
Perencanaan agregat berkaitan dengan keputusan perusahaan lainnya yang melibatkan, penganggaran, personalia, dan pemasaran. Adapun
hubungannya dengan penganggaran adalah yang paling kuat karena sebagian besar anggaran didasarkan atas asumsi mengenai keluaran agregat, tingkat
personalia, tingkat persediaan, tingkat pembelian dan sebagainya. Dengan demikian anggaran agregat harus menjadi dasar bagi perumusan anggaran
awal dan bagi revisi anggaran jika kondisi membenarkannya. Yang dibutuhkan pertama-tama untuk rencana agregat adalah
pengembangan unit total yang logis untuk mengukur keluaran, misalnya kotak rokok di industri rokok. Manajemen juga harus dapat melakukan peramalan
untuk periode perencanaan yang cukup layak, barangkali sampai setahun, dalam satuan agregat ini. Akhirnya manajemen harus mampu mengisolasikan
dan mengukur biaya-biaya relevan. Biaya-biaya ini dapat direkonstruksi dalam bentuk model yang akan memungkinkan pengambilan keputusan yang
mendekati optimal untuk rangkaian periode perencanaan dalam cakupan waktu perencanaan.
xxvii
C. Proses Produksi