PEMIKIRAN DAN PERILAKU POLITIK KIAI HAJI AHMAD DAHLAN

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Muhammadiyah oleh banyak kalangan disebut sebagai representasi

civil

society

keagamaan di Indonesia, bisa diterima jika kemudian Muhammadiyah

tidak pernah terlepas dari dinamika politik di Indonesia, sejak sebelum negara ini

merdeka hingga saat ini. Meski secara organisasional Muhammadiyah

memberikan kontribusi positif bagi perkembangan demokrasi dan perpolitikan

Indonesia, namun secara spesifik banyak kritik yang dialamatkan kepadanya

dan organisasi keagamaan lain, yakni secara personal banyak anggota maupun

pengurus organisasi keagamaan ini yang tidak melakukan politik dengan santun

dan mengedepankan moral, namun hanya berorientasi pada keuntungan semata.

Indikasi semacam ini bukanlah isapan jempol semata mengingat konflik internal

pada hampir semua organisasi keagamaan dalam menyikapi situasi politik tanah

air membuktikan adanya ketidakseragaman pandangan politik, terutama

menyangkut perebutan kekuasaan. Meski terlihat lebih menjaga jarak, namun

dalam Muhammadiyah juga terdapat banyak orang yang memandang keterlibatan

Muhammadiyah dalam politik praktis, terutama melalui partai yang didirikan

Amien Rais, mantan ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai sebuah

keharusan, yang lain melihatnya sebagai pilihan utama disamping pilihan

alternatif lain, sementara yang lain dengan tegas menolak keterlibatan

persyarikatan dalam partai politik manapun.

Dari internal Muhammadiyah, terutama kalangan muda Muhammadiyah

muncul kritik terhadap pendekatan persyarikatan ini terhadap politik. Di satu sisi


(2)

2

pada tataran permukaan Muhammadiyah menyatakan tidak berpolitik praktis

dalam bahasa Din Syamsuddin,

menjaga kedekatan yang sama dengan semua

parpol

, namun pada tataran praktis pimpinan dan ulama Muhammadiyah sebagian

besar menyarankan warganya memilih partai politik tertentu yakni Partai Amanat

Nasional. Warga Muhammadiyah seakan “dipaksa” untuk memilih partai tertentu

ini, yang dianggap memunculkan hubungan interaksionisme-simbolik yang

merugikan (Syuaidi, 2005: 94). Bahkan lebih jauh lagi kegagalan partai

berlambang matahari tersebut dalam mengantarkan Amien Rais pada Pemilu 1999

dan 2004 serta memburuknya sikap kader partai terhadap Muhammadiyah

memunculkan gerakan penolakan dari Angkatan Muda Muhammadiyah, seperti

pernyataan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah dalam Tanwir II Pemuda Muhammadiyah di Makasar tahun 2005

bahwa PAN tidak bisa berfungsi sebagai sarana dalam menampung aspirasi dan

kepentingan warga Muhammadiyah secara rasional-mutualistik (Syuaidi,

2005:106). Kekecewaan ini kemudian menggelinding hingga memunculkan

pendirian Partai Matahari Bangsa (PMB) yang diharapkan menampung kader

muda Muhammadiyah yang tidak terakomodir dalam PAN, namun sayangnya

partai ini mengalami kegagalan dalam Pemilu 2009.

Kegagalan Muhammadiyah dalam politik praktis dalam kepartaian,

ditambah gagalnya dukungan Muhammadiyah untuk menyukseskan pasangan

presiden-wakil presiden mulai pemilu awal reformasi hingga 2009 memunculkan

kembali gerakan menuju

meminjam bahasa Amien Rais

—“

High Politics”

dan

kembali tidak berpolitik sebagaimana khittah Ponorogo tahun 1969.


(3)

3

Dalam kaitan inilah dirasa perlu adanya penjabaran mengenai sikap politik

Muhammadiyah, atau sederhananya sikap politik yang harus dimiliki oleh

pimpinan Muhammadiyah. Memang Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah

mengeluarkan Surat Keputusan (SK) No 101/KEP/I.0/B/2007 tentang Larangan

Rangkap Jabatan Pimpinan Persyarikatan di Partai Politik. Namun SK tersebut

hanya mengatur wilayah formal-struktural, sikap sebagai sebuah wilayah kultural

jelas membutuhkan pemahaman melalui penjelasan lain yang relevan.

Penjabaran sikap politik Muhammadiyah bisa dibangun melalui

peneladanan, dan tentu saja, Kiai Haji Ahmad Dahlan sebagai pendiri

persyarikatan ini menjadi siginifikan dan relevan untuk diulas kembali mengenai

pemikiran dan perilaku politiknya. Hal ini bukan berarti bersikap taklid, namun

bagaimanapun gerakan Muhammadiyah sekarang ini tidak bisa dilepaskan dari

sosok Kiai Haji Ahmad Dahlan sebagai pendirinya, sehingga peneladanan kader

persyarikatan terhadap tokoh ini perlu selalu dilakukan dalam konteks sikap

politik organisasional.

Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah

Man in Action,

ulama yang progresif,

pelopor pendidikan, namun bukan politikus praktis menyebabkan orang

berpandangan bahwa Kiai Haji Ahmad Dahlan anti-politik. Hal ini menjadikan

kurangnya peneladanan oleh generasi muda Muhammadiyah terhadap strategi

yang dilakukan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan dalam usaha mencapai tujuannya

melewati rintangan politik yang diterimanya. Beliau selalu digambarkan sebagai

orang yang tidak menaruh perhatian terhadap politik, berfokus pada gerakan

kebudayaan dibandingkan kenegaraan, menjadikan meneladanan generasi muda


(4)

4

Muhammadiyah secara khusus, maupun ulama yang terlibat politik di Indonesia

cukup minim.

Namun kenyataan bahwa Muhammadiyah bisa eksis di tengah kekuasaan

pemerintah Hindia Belanda yang terbukti sangat ketat mengawasi setiap gerakan

pribumi menunjukkan pandainya Kiai Haji Ahmad Dahlan mengemas sikap

politiknya. Sikap, pemikiran, dan perilaku politik yang diambil Kiai Haji Ahmad

Dahlan tentu harus dilihat secara kontekstual dengan memperhatikan kondisi

sosio-politik nusantara

terutama Jawa

saat itu di bawah pemerintahan Kolonial

Belanda, sehingga sikap represif Belanda terhadap setiap pergerakan nasional

cukup menyulitkan orang-orang yang ingin memajukan rakyat Indonesia karena

berpotensi melemahkan penjajah, keberhasilan gerakan Muhammadiyah sebelum

dan awal berdirinya merupakan hasil komunikasi politik yang efektif yang

dilakukan Kiai Haji Ahmad Dahlan.

Ada beberapa alasan mengapa penulis meneliti pemikiran dan gerakan

politik Kiai Haji Ahmad Dahlan,

pertama

karena adanya anggapan bahwa Kiai

Haji Ahmad Dahlan antipati terhadap persoalan politik.

Kedua,

asumsi bahwa

konteks kondisi Indonesia saat itu tidak bisa dianalisa dengan pendekatan

partisipasi politik seperti sekarang ini.

Ketiga,

eksistensi Muhammadiyah pada

masa yang sangat represif menunjukkan efektifitas komunikasi politik Kiai Haji

Ahmad Dahlan yang sangat pragmatis. Jalinan komunikasi yang intensif dan

ekstensif terutama dengan organisasi sosial lain menjadi kekuatan penggerak

gerakan kebangsaan yang cukup siginifikan.

Keempat,

kecenderungan para aktivis

persyarikatan Muhammadiyah sekarang ini yang berpolitik praktis namun

meninggalkan prinsip politik kebangsaan justru tidak banyak memberikan


(5)

5

kontribusi positif bagi perkembangan gerakan, hal yang berbeda dengan apa yang

dilakukan Kiai Haji Ahmad Dahlan dulu.

Kenyataan lain yang juga perlu diperhitungkan adalah bahwa sebenarnya

Kiai Haji Ahmad Dahlan bukanlah pihak yang berdiri oposan secara ekstrim

terhadap pemerintahan Belanda maupun Kesultanan, beliau sendiri adalah Kiai

yang bergelar

Ketib Amin

yang masuk dalam struktur hirarkis keraton dibawah

pemerintahan Hindia Belanda dalam bidang keagamaan.

Dalam banyak studi mengenai politik di Indonesia pra-kolonial, terutama

pada peran dan partisipasi elit keagamaan dalam memperjuangkan kemerdekaan

Indonesia, nama Kya Haji Ahmad Dahlan tidaklah populer bahkan cenderung

terpinggirkan dibandingkan tokoh-tokoh yang lain semacam Agus Salim dan

Cokroaminoto hanya karena beliau tidak banyak membuat pernyataan

terang-terangan mengenai perjuangan kebangsaan. Namun gagasan dan pemikiran Kiai

Haji Ahmad Dahlan yang cenderung pada pendekatan praksis agaknya lebih eksis

daripada pernyataan tokoh-tokoh tersebut dan boleh jadi memberikan kontribusi

yang lebih besar terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia, baik secara

langsung

dengan membentuk organisasi yang menjadi kekuatan politik

alternatif

maupun secara tidak langsung

dengan mempersiapkan sumberdaya

manusia untuk memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan tersebut, melalui jalur

pendidikan yang menjadi mainstream gerakan Muhammadiyah.

Karenanya dirasa masih terdapat signifkansi dan relevansi dalam studi ini

untuk mengulas kembali pemikiran dan gerakan Kiai Haji Ahmad Dahlan

terutama melalui perspektif politik: bagaimana pendekatan yang beliau lakukan

terhadap berbagai kekuatan politik yang ada pada saat itu demi pencapaian tujuan


(6)

6

jangka panjang dengan mengkalkulasi segala keuntungan dan kerugian dalam

penentuan sikap politik tersebut. Tentu saja studi ini tidak bermaksud serta merta

mendudukkan gerakan Kiai Haji Ahmad Dahlan semata-mata sebagai gerakan

yang “berorientasi politis” namun hanya sekedar “melihatnya dari perspektif

politik”, ini perlu dikemukakan sejak awal agar ulasan dalam studi ini bisa

dipahami dalam konteks yang semestinya.

B.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dijawab dalam Penelitian ini adalah:

1.

Bagaimana pemikiran politik Kiai Haji Ahmad Dahlan?

2.

Bagaimana perilaku politik Kiai Haji Ahmad Dahlan dalam

berhubungan dengan Kolonial Belanda, Penguasa Lokal (Keraton), dan

Organisasi Sosial lainnya?

C.

Batasan Masalah

Batasan dilakukan dalam hal pemikiran dan perilaku Kiai Haji Ahmad

Dahlan dalam periode masa kehidupannya pada tahun 1904 hingga menjelang

kematian beliau di tahun 1923. Pada tahun 1904 tersebut Kiai Haji Ahmad Dahlan

sudah mulai terlibat dalam kehidupan kraton sebagai

Ketib Amin

menggantikan

ayahnya.

Pemilahan secara hati-hati juga dilakukan pada aspek-aspek keterlibatan

beliau secara personal, bukan secara organisasional atas nama persyarikatan

Muhammadiyah. Hal ini dikarenakan jika keterlibatan secara organisasional

disertakan dalam studi pemikiran dan perilaku dihawatirkan adanya penambahan


(7)

7

pemikiran dan perilaku organisasi yang tentu merupakan akumulasi dari

pemikiran banyak orang yang tergabung di dalamnya. Namun sejauh aspek

personal masih mendominasi, maka keterlibatan dengan memanfaatkan jalur

organisasi masih diperkenankan. Artinya, selama keterlibatan Kiai Haji Ahmad

Dahlan dalam usaha peningkatan kesejahteraan kaum pribumi dilakukan dengan

memanfaatkan kekuatan organisasional namun jika dirasa pemikiran dan perilaku

beliau lebih mendominasi daripada aspek keorganisasian maka hal ini masih bisa

digunakan.

D.

Tujuan Penelitian

Selaras dengan persoalan yang coba dijawab dalam rumusan masalah di

atas, tujuan Penelitian ini adalah:

1.

Untuk mengetahui bagaimana pemikiran politik Kiai Haji Ahmad

Dahlan;

2.

Untuk mengetahui bagaimana perilaku politik Kiai Haji Ahmad Dahlan

dalam berhubungan dengan Kolonial Belanda, Penguasa Lokal

(Keraton), dan Organisasi Sosial lainnya.

E.

Kegunaan Penelitian

1.

Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, Penelitian ini berguna untuk menambah pemahaman

mengenai konsep-konsep perilaku politik Kiai Haji Ahmad Dahlan dan

pendekatan yang beliau gunakan dalam konteks situasi politik Indonesia

pra-Kemerdekaan. Hal ini akan memberikan gambaran yang lebih


(8)

8

komprehensif mengenai sikap politik yang pragmatis. Penelitian ini juga

akan memperkaya khasanah keilmuan dalam bidang politik kebangsaan.

2.

Kegunaan Praktis

a)

Bagi akademisi politik, memberikan referensi mengenai sikap-sikap

politik pendiri Muhammadiyah yang selama ini dicitrakan tidak

tertarik pada persoalan politik.

b)

Bagi aktifis persyarikatan Muhammadiyah, dapat memberikan

perspektif baru dalam menyikapi politik dan berperilaku politik yang

berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

F.

Asumsi Dasar

Dalam riset historis sebagaimana dikatakan Vickers (1995, dalam Harrison,

2009:149-150) bahwa penulis harus mempunyai tujuan dan hipotesis (asumsi

dasar) saat melakukan riset historis:

“banyak mahasiswa yang tidak memahami bahwa riset historis biasanya

membutuhkan hipotesis yang spesifik dan dapat diuji. Tanpa hipotesis, riset

historis seringkali menjadi tidak lebih dari pengumpulan fakta belaka tanpa

makna”.

Hipotesis memang bukan sebuah keharusan dalam penelitian kualitatif,

namun dalam studi historis terutama pada pengumpulan data melalui studi

litaratur dan studi dokumen, hipotesis menjadi arah penelitian yang ingin dicapai.

Dalam pendekatan kualitatif, hipotesis bisa disamakan maksudnya dengan asumsi

dasar. Asumsi dasar inilah yang mengarahkan penulis dalam mengumpulkan data

pendukung sehingga pencarian dan pemaknaan data tidak berjalan sporadik.


(9)

9

Untuk itu dalam penelitian ini juga dirasa perlu dikemukakan asumsi dasar

penelitian. Adapun asumsi dasar tersebut

adalah: “melihat dari efektifitas dan

eksistensi gerakannya, pemikiran politik Kiai Haji Ahmad Dahlan lebih

cenderung pada pemikiran politik kebangsaan deliberatif dan perilaku politiknya

mengarah pada perilaku politik moderat dengan penggunaan gerakan-gerakan

nir-kekerasan yang mengedepankan dialog”.


(10)

PEMIKIRAN DAN PERILAKU POLITIK

KIAI HAJI AHMAD DAHLAN

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sains Sosiologi

Oleh:

AHMAD FAIZIN KARIMI

NIM: 09250033

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

AGUSTUS 2011


(11)

ii

PEMIKIRAN DAN PERILAKU POLITIK

KIAI HAJI AHMAD DAHLAN

TESIS

Program Studi Magister Sains Sosiologi

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sains Sosiologi

Diajukan Oleh:

AHMAD FAIZIN KARIMI

NIM: 09250033

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

AGUSTUS 2011


(12)

ii i

PEMIKIRAN DAN PERILAKU POLITIK

KIAI HAJI AHMAD DAHLAN

Diajukan Oleh:

AHMAD FAIZIN KARIMI

NIM: 09250033

Diterima dan disahkan Pada tanggal 10 Agustus 2011

Pembimbing Utama,

Dr. Ahmad Habib, MA.

Pembimbing Pendamping,

Drs. Muslimin Machmud, M.Si. Direktur

Program Pascasarjana

Dr. M. Latipun, M.Kes.

Ketua Program Studi Magister Sains Sosiologi


(13)

iv

TESIS

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Ahmad Faizin Karimi NIM:

09250033

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal: 18 Agustus 2011

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua : Dr. Ahmad Habib, M.A. ………..

Sekretaris : Drs. Muslimin Machmud, M.Si. ………..

Penguji I : Pr of. Dr . Syamsul Ari fin, M.Si . ………..


(14)

v

MOTTO

“Beriman, Berilmu, Beramal”

Kupersembahkan kepada:

Ayahku, Munir Affandi Ibuku, Masfuhah Istri tercinta, Nuzulia El-Barkati Dan kedua putra tersayang: Ahdan Ahnaf Abqary dan Shadr Al-Din Muhammad Al-Shirazy


(15)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan tesis berjudul “Pemikiran dan Perilaku Politik Kiai Haji Ahmad Dahlan” ini bisa terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW atas petunjuknya kepada semua umat manusia.

Penelitian tesis ini ditujukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi Magister Sosiologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Latipun, M.Kes, selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. Ahmad Habib, MA., selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan tesis ini.

4. Drs. Muslimin Machmud, M.Si., selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan tesis ini. 5. Pengelola program pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Gresik,

terutama Prof. Dr. Setyo Budi, yang banyak memberikan dorongan semangat.


(16)

vii

6. Rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang kelas Gresik sebagai teman diskusi dan pemberi masukan dan dorongan semangat yang baik.

7. Rekan-rekan guru di SMA Muhammadiyah 1 Gresik yang menyediakan bantuan, baik berupa sumbang saran, buku referensi, kesempatan maupun materiil sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini.

8. Keluarga penulis, kedua orang tua dan terutama istri dan anak yang tidak berhenti percaya bahwa penulis bisa menyelesaikan penulisan tesis ini serta merelakan sebagian waktu keluarga digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis merasa perlu meminta kritik dan saran dari semua pihak untuk perbaikan tesis ini di masa mendatang.

Demikian, semoga penulisan tesis ini bisa bermanfaat untuk banyak pihak terutama bagi penulis sendiri.


(17)

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Motto ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xi

Daftar Lampiran... xii

Surat Pernyataan ... xiii

Abstrak ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Kegunaan Penelitian ... 7

F. Asumsi Dasar ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Biografi Kiai Haji Ahmad Dahlan ... 10

1. Latar Belakang dan Perjalanan Hidup... 10


(18)

ix

B. Situasi Politik Indonesia Awal Abad XX ... 19

C. Penelitian Terdahulu ... 27

1. Muhammadiyah dan Politik ... 27

2. Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Politik ... 32

D. Konseptualisasi ... 34

1. Pemikiran Politik ... 34

2. Konflik Politik ... 36

3. Perilaku Politik ... 36

4. Indonesia dan Hindia Belanda ... 40

BAB III. METODE PENELITIAN ... 53

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 53

B. Subyek Penelitian ... 55

C. Sumber Data dan Metode Pengumpulan ... 56

D. Analisis Data ... 61

1. Heuristik ... 61

2. Verifikasi ... 62

3. Interpretasi ... 63

E. Tahapan Penelitian ... 63

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Pemikiran Politik Kiai Haji Ahmad Dahlan ... 66

1. Kritik Terhadap Para Pemimpin ... 66


(19)

x

B. Perilaku Politik Kiai Haji Ahmad Dahlan ... 77

1. Terkait Pemerintah Kolonial Belanda ... 77

i. Kiai Haji Ahmad Dahlan dan “Politik Busana” Belanda ... 77

ii. Izin Pendirian Muhammadiyah ... 79

iii. Mengajar di Sekolah Belanda ... 86

iv. Pendirian Sekolah Muhammadiyah ... 85

v. Monopoli Jamaah Haji ... 90

vi. Politik Gerakan Kepanduan ... 92

2. Terkait Penguasa Lokal (Kesultanan) ... 95

i. Jabatan Ketib Amin ... 98

ii. Kasus Kiblat Masjid ... 100

iii. Persoalan Grebegan ... 104

iv. Proklamasi Berdirinya Muhammadiyah ... 105

3. Terkait Organisasi Sosial ... 106

i. Keterlibatan di Budi Utomo ... 106

ii. Keterlibatan di Sarikat Islam... 109

iii. Keterlibatan di Jamiatul Khair ... 110

iv. Menerima Propaganda ISDV ... 112

BAB V. PENUTUP ... 114

A. Kesimpulan ... 114

B. Saran ... 115


(20)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi Pemikiran Politik ... 38

Tabel 2. Unit Analisis dan Macam-macam Perilak Politik ... 42

Tabel 3. Tipologi Kiai dan Variasi Keterlibatannya dalam Politik ... 47

Tabel 4. Perilaku Politik Berdasarkan Sikap ... 49

Tabel 5.Perilaku Politk Berdasarkan Pendekatan ... 49


(21)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kiai Haji Ahmad Dahlan ... 12

Gambar 2 Babakan Hidup Kiai Haji Ahmad Dahlan ... 15

Gambar 3. Tahapan Penelitian ... 64

Gambar 4. Model Politik Deliberatif Habermas ... 75

Gambar 5. Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Hoofdbestuur Muhammadiyah lainnya... 80

Gambar 6. Guru dan Siswa Sekolah Muhammadiyah Di Kotagede (13 Februari 1922) ... 89

Gambar 7. Kiai Haji Ahmad Dahlan Memeriksa Barisan Hizbul Wathan ... 94

Gambar 8. Kiai Haji Ahmad Dahlan Bersama Anggota Sarekat Islam ... 110


(22)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kesatuan Hidup Manusia ... 123 Lampiran 2. Catatan Perubahan Statuten Muhammadiyah ... 130


(23)

xiv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Ahmad Faizin Karimi NIM : 09250033

Program Studi : Magister Sosiologi Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa: 1. Tesis dengan judul

PEMIKIRAN DAN PERILAKU POLITIK KIAI HAJI AHMAD DAHLAN Adalah hasil karya saya dan dalam naskah tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, baik sebagian atau keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabil ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia tesis ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh dibatalkan serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustakan yang merupakan hak bebas royalti non ekslusif.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Malang,

Yang menyatakan


(24)

xv

ABSTRAK

Ahmad Faizin Karimi: Pemikiran dan Perilaku Politik Kiai Haji Ahmad Dahlan

Dr. Ahmad Habib, MA, Drs. Muslimin Machmud, M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksaminasi pemikiran politik dan perilaku politik Kiai Haji Ahmad Dahlan terkait hubungannya dengan pemerintah kolonial Belanda, Penguasa Lokal (Kesultanan) dan Organisasi Sosial lain pada saat itu.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kesejarahan. Pemilihan pendekatan kualitatif dikarenakan penelitian ini berfokus pada kedalaman makna interpretasi terhadap subyek penelitian. Jenis studi kesejarahan karena peristiwa yang diteliti merupakan peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Sumber data yang digunakan adalah kepustakaan dan data dokumenter. Analisa data menggunakan model interaktif.

Berangkat dari pembacaan awal, penulis mengajukan sebuah asumsi dasar bahwa “melihat dari efektifitas dan eksistensi gerakannya, pemikiran politik Kiai Haji Ahmad Dahlan lebih cenderung pada pemikiran politik kebangsaan deliberatif dan perilaku politiknya mengarah pada perilaku politik moderat dengan penggunaan gerakan-gerakan nir-kekerasan yang mengedepankan dialog”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran politik Kiai Haji Ahmad Dahlan bercorak demokratis-religius yang selarasdengan politik deliberatif dari Habermas. Sedangkan perilaku politik beliau tidaklah tunggal, namun berbeda dalam menyikapi satu pihak dengan pihak lain. Terhadap penjajah Belanda beliau bersikap Rival-Moderat sedangkan terhadap Kesultanan dan Organisasi Sosial lain beliau bersikap Mitra-Moderat.


(25)

xvi

ABSTRACK

Ahmad Faizin Karimi: Political Thought and Political Behavior of Kiai Haji Ahmad Dahlan Dr. Ahmad Habib, MA, Drs. Muslimin Machmud, M.Si.

This study aims to examine political thinking and political behavior Kiai Haji Ahmad Dahlan associated with the Dutch colonial government, the Local Authority (Empire) and other Social Organizations at the time.

This study used a qualitative approach to the type of historical study. Selection of a qualitative approach because this study focuses on the depth of meaning interpretation of the study subjects. This type of historical study because of the events under investigation is the events that have occurred in the past. Source data used are literature and documentary data. Analysis of data using an interactive model.

Departing from the initial reading, the authors propose a basic assumption that "the view of the effectiveness and existence of the movement, political thought Kiai Haji Ahmad Dahlan more inclined to political thought and national deliberative political behavior leads to a moderate political behavior with the use of movements that promote nonviolent dialogue ".

The results of this study indicate that the political thought of Kiai Haji Ahmad Dahlan-religious character of democratic politics selarasdengan of Habermas's deliberative. While he is not a single political behavior, but differ in response to one party by another party. His attitude towards the Dutch colonial-Moderate Rival while against the Sultanate and other Social Organizations him to be Co-Moderate.


(26)

xvii

DAFTAR PUSTAKA Buku:

A.A. Said Gatara, Moh. Dzulkiah Said (2007). Sosiologi Politik; Konsep dan Dinamika Perkembangan Kajian. Bandung: Pustaka Setia.

Abdul Munir Mulkhan (2010). Jejak Pembaharan Sosial dan Kemanusiaan Kiai Ahmad Dahlan. Jakarta: Kompas.

--- (2009). Politik Santri; Cara Menang Merebut Hati Rakyat. Yogyakarta:Kanisius.

--- (2007). Pesan & Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam

Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.

--- (1986). Pesan-Pesan Dua Pemimpin Islam Indonesia; Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Kyai Haji Hasyim Asy’ari. Yogyakarta: Penerbit Persatuan.

Adi Nugroho (2010). K.H. Ahmad Dahlan; Biografi Singkat 1869-1923. Yogyakarta: Garasi House of Book.

Afif Azhari & Mimien Maimunah (1996). Muhammad Abduh dan Pengaruhnya di Indonesia. Surabaya: al-Ikhlas.

Ageng Pangestu Rama (2007). Kebudayaan Jawa; Ragam Kehidupan Kraton dan Masyarakat di Jawa tahun 1222-1998. Yogyakarta: Cahaya Ningrat. Alfian, dr. 2010. Politik Kaum Modernis; Perlawanan Muhammadiyah terhadap

Kolonialisme Belanda. Jakarta: Al-Wasath.

Almond, Gabriel & Verba, Sidney (1989). The Civic Culture; Political Attitudes and Democracy in Five Nations. UK: Sage Publication, Inc.


(27)

xviii

Arifin MT (1987). Gagasan Pembaharuan Muhammadiyah dalam Pendidikan. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Burhan Bungin (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Denzim, Norman K. & Lincoln, Yvonna S (2009). Handbook of Qualitative Research (terj.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Elson, R.E. (2009). The Idea of Indonesia; Sejarah Pemikiran dan Gagasan. Yogyakarta: Serambi.

Firmansyah. (2008). Marketing Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Gamal Komandoko (2008). Boedi Oetomo. Yogyakarta: Medi Pressindo.

Geertz, Clifford (1960). The Religion of Java. Chicago: University of Chicago Press.

Gorreum, Van & Comp N.V. (1987). Politik Etis dan Revolusi Kebudayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Gouda, Frances (2007). Dutch Culture Overseas; Praktik Kolonial di Hindia Belanda. Jakarta: Serambi.

Ibnu Hajar (2009). Kiai di Tengah Pusaran Politik. Yogyakarta: IRCiSoD. Harrison, Lisa. (2009). Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: Kencana.

Hefner, Robert W, dkk (2008). Api Pembaharuan Kiai Ahmad Dahlan. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Hery Sucipto (2010). KH. Ahmad Dahlan Sang Pencerah, Pendidik, dan Pendiri Muhammadiyah. Jakarta: Best Media.

Imam Suprayogo (2009). Kiai dan Politik; Membaca Citra Politik Kiai. Malang: UIN Malang-Press.


(28)

xix

Junus Salam (2009). K.H. Ahmad Dahlan Amal dan Perjuangannya. Banten: Al-Wasat Publishing House.

Kartini Kartono, Dr. & Dali Gulo (2000). Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya. Keraf, Gorys (1997). Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.

KRH. Hadjid. (2008). Pelajaran KH. Ahmad Dahlan. Jakarta: LPI PPM.

Kiai Syuja (2009). Islam Berkemajuan; Kisah Perjuangan KH. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah Masa Awal. Banten: Al-Wasat Publishing House.

Kuntowijoyo (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang

Budaya.

--- (2003). Metodologi Sejarah, Edisi Kedua. Yogyakarta: Tiara

Wacana.

Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto (1992). Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Muhammad Idrus (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. Muhammad Iqbal & Amin Husein Nasution (2010). Pemikiran Politik Islam.

Jakarta: Kencana.

Nasruddin Anshoriy Ch (2010). Matahari Pembaharuan; Rekam Jejak K.H. Ahmad Dahlan. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher.

Nimmo, Dan (2005) ………

Nordholt, Henk Schulte (ed) (2005). Outward Appearances; Trend, Identitas, Kepentingan. Yogyakarta: LKIS.

Outhwaite, William (2008). Kamus Lengkap Pemikiran Sosial Modern. Yogyakarta: Jakarta.


(29)

xx

Qardhawy, Yusuf.(1999) Pedoman Bernegara Dalam Perspektif Islam (As-Siyasah Asy-Syari’yah). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Ramlan Surbakti (2009). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo.

Ricklefs, MC. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi. Saiful Mujani (2010). Muslim Demokrat; Islam, Budaya Demokrasi, dan

Partisipasi Politik di Indonesia Pasca Orde Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Saleh Putuhena (2007). Historiografi Haji Indonesia. Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara.

Suaidi Asyari. (2009). Nalar Politik NU dan Muhammadiyah; Over Crossing Java Sentris. Yogyakarta: LkiS.

Syarifuddin Jurdi, dkk (ed) (2010). 1 Abad Muhammadiyah; Gagasan Pembaharuan Sosial Keagamaan. Jakarta: Kompas.

Sutrisno Kutoyo (1998). Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Persyarikatan Muhammadiyah. Jakarta: Balai Pustaka.

Suwardi Endaswara (2005). Tradisi Lisan Jawa; Warisan Abadi Budaya Leluhur. Yogyakarta: Narasi.

Syafrizal Rambe (2003). Pemikiran Politik Tan Malaka; Kajian Terhadap Perjuangan “Sang Kiri-Nasionalis”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syaifullah (editor) (2010). Refleksi Satu Abad Muhammadiyah. Bengkulu: PWM

B-Press.

Syaifullah (1997). Gerak Politik Muhammadiyah dalam Masyumi. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.


(30)

xxi

Tim penyusun (2005). Ensiklopedi Muhammadiyah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tim Penyusun (1989). Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid VII. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.

Varma, S.P. Teori Politik Modern. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.

Zulfikri Sulaeman. (2010). Demokrasi untuk Indonesia; Pemikiran Politik Bung Hatta. Jakarta: Kompas.

Artikel dan Journal:

Ahmad Syafi’I Ma’arif (2009). Menata Ulang Posisi Muhammadiyah Sebagai Gerakan Keagamaan dan Kemasyarakatan di Tengah Dinamika Kehidupan Bangsa. (Makalah pada forum Seminar dan Lokakarya Pra-Muktamar Muhammadiyah Satu Abad, Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta, 15 Desember 2009).

--- (2011). “Si Pincang di Tengah Si Lumpuh”. Jurnal Ma’arif Vol 6. No. 1 – April 2011. Ma’arif Institute for Culture and Humanity.

Azumardi Azra (1997). Ulama dalam Posisi Dilematis karena Kuatnya Mesin Birokratis. (Tempo Edisi 53/01, 1 Maret 1997).

Ginanjar Kartasasmita (2004). Budaya Politik dalam Proses Demokratisasi di Indonesia. (makalah pada Kongres IV dan Seminar Nasional Perhimpunan Sarjana Administrasi Indonesia (PERSADI) Lembaga Administrasi Negara, Jakarta, 1 Desember 2004)


(31)

xxii

Muarif (2011). Catatan Diskusi PRM Nitikan: Melacak Tempat Kelahiran KH. Ahmad Dahlan. (Artikel di Suara Muhammadiyah No.13/Th ke-96.) Wikipedia (2010). Politik Etis. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Politik_Etis

diambil 24 April 2011.

Hamdan Zoelva. (2003). Partai Politik Islam dalam Peta Politik Indonesia. (makalah pada diskusi The International Institute of Islamic Thought, 17 April 2003) diambil Juli 2011.


(1)

xvii

DAFTAR PUSTAKA Buku:

A.A. Said Gatara, Moh. Dzulkiah Said (2007). Sosiologi Politik; Konsep dan Dinamika Perkembangan Kajian. Bandung: Pustaka Setia.

Abdul Munir Mulkhan (2010). Jejak Pembaharan Sosial dan Kemanusiaan Kiai Ahmad Dahlan. Jakarta: Kompas.

--- (2009). Politik Santri; Cara Menang Merebut Hati Rakyat. Yogyakarta: Kanisius.

--- (2007). Pesan & Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.

--- (1986). Pesan-Pesan Dua Pemimpin Islam Indonesia; Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Kyai Haji Hasyim Asy’ari. Yogyakarta: Penerbit Persatuan.

Adi Nugroho (2010). K.H. Ahmad Dahlan; Biografi Singkat 1869-1923. Yogyakarta: Garasi House of Book.

Afif Azhari & Mimien Maimunah (1996). Muhammad Abduh dan Pengaruhnya di Indonesia. Surabaya: al-Ikhlas.

Ageng Pangestu Rama (2007). Kebudayaan Jawa; Ragam Kehidupan Kraton dan Masyarakat di Jawa tahun 1222-1998. Yogyakarta: Cahaya Ningrat. Alfian, dr. 2010. Politik Kaum Modernis; Perlawanan Muhammadiyah terhadap

Kolonialisme Belanda. Jakarta: Al-Wasath.

Almond, Gabriel & Verba, Sidney (1989). The Civic Culture; Political Attitudes and Democracy in Five Nations. UK: Sage Publication, Inc.


(2)

xviii

Arifin MT (1987). Gagasan Pembaharuan Muhammadiyah dalam Pendidikan. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Burhan Bungin (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Denzim, Norman K. & Lincoln, Yvonna S (2009). Handbook of Qualitative Research (terj.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Elson, R.E. (2009). The Idea of Indonesia; Sejarah Pemikiran dan Gagasan. Yogyakarta: Serambi.

Firmansyah. (2008). Marketing Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Gamal Komandoko (2008). Boedi Oetomo. Yogyakarta: Medi Pressindo.

Geertz, Clifford (1960). The Religion of Java. Chicago: University of Chicago Press.

Gorreum, Van & Comp N.V. (1987). Politik Etis dan Revolusi Kebudayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Gouda, Frances (2007). Dutch Culture Overseas; Praktik Kolonial di Hindia Belanda. Jakarta: Serambi.

Ibnu Hajar (2009). Kiai di Tengah Pusaran Politik. Yogyakarta: IRCiSoD. Harrison, Lisa. (2009). Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: Kencana.

Hefner, Robert W, dkk (2008). Api Pembaharuan Kiai Ahmad Dahlan. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Hery Sucipto (2010). KH. Ahmad Dahlan Sang Pencerah, Pendidik, dan Pendiri Muhammadiyah. Jakarta: Best Media.

Imam Suprayogo (2009). Kiai dan Politik; Membaca Citra Politik Kiai. Malang: UIN Malang-Press.


(3)

xix

Junus Salam (2009). K.H. Ahmad Dahlan Amal dan Perjuangannya. Banten: Al-Wasat Publishing House.

Kartini Kartono, Dr. & Dali Gulo (2000). Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya. Keraf, Gorys (1997). Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.

KRH. Hadjid. (2008). Pelajaran KH. Ahmad Dahlan. Jakarta: LPI PPM.

Kiai Syuja (2009). Islam Berkemajuan; Kisah Perjuangan KH. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah Masa Awal. Banten: Al-Wasat Publishing House. Kuntowijoyo (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang

Budaya.

--- (2003). Metodologi Sejarah, Edisi Kedua. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto (1992). Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Muhammad Idrus (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. Muhammad Iqbal & Amin Husein Nasution (2010). Pemikiran Politik Islam.

Jakarta: Kencana.

Nasruddin Anshoriy Ch (2010). Matahari Pembaharuan; Rekam Jejak K.H. Ahmad Dahlan. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher.

Nimmo, Dan (2005) ………

Nordholt, Henk Schulte (ed) (2005). Outward Appearances; Trend, Identitas, Kepentingan. Yogyakarta: LKIS.

Outhwaite, William (2008). Kamus Lengkap Pemikiran Sosial Modern. Yogyakarta: Jakarta.


(4)

xx

Qardhawy, Yusuf.(1999) Pedoman Bernegara Dalam Perspektif Islam (As-Siyasah Asy-Syari’yah). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Ramlan Surbakti (2009). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo.

Ricklefs, MC. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi. Saiful Mujani (2010). Muslim Demokrat; Islam, Budaya Demokrasi, dan

Partisipasi Politik di Indonesia Pasca Orde Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Saleh Putuhena (2007). Historiografi Haji Indonesia. Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara.

Suaidi Asyari. (2009). Nalar Politik NU dan Muhammadiyah; Over Crossing Java Sentris. Yogyakarta: LkiS.

Syarifuddin Jurdi, dkk (ed) (2010). 1 Abad Muhammadiyah; Gagasan Pembaharuan Sosial Keagamaan. Jakarta: Kompas.

Sutrisno Kutoyo (1998). Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Persyarikatan Muhammadiyah. Jakarta: Balai Pustaka.

Suwardi Endaswara (2005). Tradisi Lisan Jawa; Warisan Abadi Budaya Leluhur. Yogyakarta: Narasi.

Syafrizal Rambe (2003). Pemikiran Politik Tan Malaka; Kajian Terhadap Perjuangan “Sang Kiri-Nasionalis”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syaifullah (editor) (2010). Refleksi Satu Abad Muhammadiyah. Bengkulu: PWM

B-Press.

Syaifullah (1997). Gerak Politik Muhammadiyah dalam Masyumi. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.


(5)

xxi

Tim penyusun (2005). Ensiklopedi Muhammadiyah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tim Penyusun (1989). Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid VII. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.

Varma, S.P. Teori Politik Modern. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.

Zulfikri Sulaeman. (2010). Demokrasi untuk Indonesia; Pemikiran Politik Bung Hatta. Jakarta: Kompas.

Artikel dan Journal:

Ahmad Syafi’I Ma’arif (2009). Menata Ulang Posisi Muhammadiyah Sebagai Gerakan Keagamaan dan Kemasyarakatan di Tengah Dinamika Kehidupan Bangsa. (Makalah pada forum Seminar dan Lokakarya Pra-Muktamar Muhammadiyah Satu Abad, Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta, 15 Desember 2009).

--- (2011). “Si Pincang di Tengah Si Lumpuh”. Jurnal Ma’arif Vol 6. No. 1 – April 2011. Ma’arif Institute for Culture and Humanity.

Azumardi Azra (1997). Ulama dalam Posisi Dilematis karena Kuatnya Mesin Birokratis. (Tempo Edisi 53/01, 1 Maret 1997).

Ginanjar Kartasasmita (2004). Budaya Politik dalam Proses Demokratisasi di Indonesia. (makalah pada Kongres IV dan Seminar Nasional Perhimpunan Sarjana Administrasi Indonesia (PERSADI) Lembaga Administrasi Negara, Jakarta, 1 Desember 2004)


(6)

xxii

Muarif (2011). Catatan Diskusi PRM Nitikan: Melacak Tempat Kelahiran KH. Ahmad Dahlan. (Artikel di Suara Muhammadiyah No.13/Th ke-96.) Wikipedia (2010). Politik Etis. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Politik_Etis

diambil 24 April 2011.

Hamdan Zoelva. (2003). Partai Politik Islam dalam Peta Politik Indonesia. (makalah pada diskusi The International Institute of Islamic Thought, 17 April 2003) diambil Juli 2011.