Pengaruh Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan, Keadilan Pajak, Ketepatan Pengalokasian Pajak, Teknologi Sistem Perpajakan, dan Tax Morale Terhadap Tax Evasion

PENGARUH KEMUNGKINAN TERDETEKSINYA KECURANGAN,
KEADILAN PAJAK, KETEPATAN PENGALOKASIAN PAJAK,
TEKNOLOGI SISTEM PERPAJAKAN, DAN TAX MORALE TERHADAP
TAX EVASION

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
Cut Hani Yurika
NIM: 1112082000069

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M

ii

iii


v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.

IDENTITAS PRIBADI
1. Nama

: Cut Hani Yurika

2. Tempat, tanggal lahir

: Jakarta, 17 April 1994

3. Jenis Kelamin

: Perempuan

4. Agama


: Islam

5. Anak ke- dari

: 1 dari 2 bersaudara

6. Alamat

: Jl. Benda Barat 10 Blok D20 No.12
Kel.

Pondok

Benda,

Kec.

Pamulang,


Tangerang Selatan 15416

II.

III.

7. Telepon

: 083891967830

8. Email

: haniyurika@gmail.com

PENDIDIKAN
1. TK

(1998-2000)

: RA As-Salaamah Pamulang


2. SD

(2000-2006)

: SDN Serua 06

3. SMP (2006-2009)

: SMPN 1 Pamulang

4. SMA (2009-2012)

: SMAN 6 Kota Tangerang Selatan

5. S1

: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2012-2016)


LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah

: Drs. Teuku Hamzah, MSPD

2. Tempat, Tanggal Lahir

: Medan, 13 Desember 1955

3. Pekerjaan Ayah

: Pegawai Negeri Sipil

4. Ibu

: Ir. Nida Mufadiati

5. Tempat, Tanggal Lahir


: Serang, 17 April 1967

6. Pekerjaan Ibu

: Mengurus Rumah Tangga

7. Alamat

: Jl. Benda Barat 10 Blok D20 No 12
Kel. Pondok Benda, Kec. Pamulang,
Tangerang Selatan 15416
vi

THE INFLUENCE OF POSSIBILITY OF FRAUD DETECTION, TAX
FAIRNESS, ACCURACY OF TAX ALLOCATION, TECHNOLOGY TAX
SYSTEM, AND TAX MORALE ON TAX EVASION
ABSTRACT

This study examines the influence of possibility of fraud detection, tax fairness,
accuracy of tax allocation, technology tax system, and tax morale on tax evasion.

The data reached by distribute the quetioner to Tax Office (KPP Pratama) in
Jakarta Selatan. The number of taxpayer in this study were 147 individual
taxpayers from 4 Tax Office in Jakarta Selatan. The sample in this research was
determined by convenience sampling. The method of analysis use in this research
is the multiple linier regresion.
The result shows that possibility of fraud detection, tax fairness, and tax morale
proved a negative and significant effect on tax evasion while the accuracy of tax
allocation and technology tax system have no significant effect on tax evasion.
Keyword: Possibility of fraud detection, tax fairness, accuracy of tax allocation,
tax technology, tax morale, and tax evasion.

vii

PENGARUH KEMUNGKINAN TERDETEKSINYA KECURANGAN,
KEADILAN PAJAK, KETEPATAN PENGALOKASIAN PAJAK,
TEKNOLOGI SISTEM PERPAJAKAN, DAN TAX MORALE TERHADAP
TAX EVASION
ABSTRAK

Penelitian ini menguji pengaruh kemungkinan terdeteksinya kecurangan,

keadilan pajak, ketepatan pengalokasian pajak, teknologi sistem perpajakan, dan
tax morale terhadap tax evasion. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner di
KPP Pratama Wilayah Jakarta Selatan. Jumlah Wajib Pajak yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah 147 Wajib Pajak orang pribadi dari 4 KPP Pratama.
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience
sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis
regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan terdeteksinya
kecurangan, keadilan pajak, dan tax morale memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tax evasion. Sedangkan ketepatan pengalokasian pajak dan teknologi
sistem perpajakan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax evasion.

Kata kunci: Kemungkinan terdeteksinya kecurangan, keadilan pajak, ketepatan
pengalokasian pajak, teknologi sistem perpajakan, tax morale, dan tax
evasion

viii

KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalammu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Kemungkinan Terdeteksinya
Kecurangan, Keadilan Pajak, Ketepatan Pengalokasian Pajak, Teknologi
Sistem Perpajakan, dan Tax Morale Terhadap Tax Evasion”. Shalawat serta
salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
teladan bagi insan di muka bumi.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna
mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
terutama kepada:
1.

Kedua orang tua tercinta (Ayah dan Mama) yang telah menjadi penyemangat
terbesar dan terbaik dalam hidup dan yang telah memberikan dukungan tiada
henti berupa limpahan kasih sayang, perhatian, dan do’a yang tak pernah putusputusnya untuk penulis, serta seluruh keluarga yang telah memberikan

semangat, doa, motivasi, dan kebahagiaan untuk terus berusaha memberikan
yang terbaik.

2.

Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.

Bapak Hepi Prayudiawan, S.E., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix

5.


Ibu Reskino, S.E., M.Si., Ak., CA selaku dosen Pembimbing Skripsi sekaligus
dosen Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan waktu serta
dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi
ini.

6.

Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.

7.

Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas
bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.

8.

Sahabat-sahabat dari SMA hingga sekarang (Annisa, Ayu, Bunaiya, Debby,
Dika, Indriza, Reggy, Satrio, Lucky, dan Tanty) yang senantiasa memberikan
semangat, dukungan dan doa kepada penulis.

9.

Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang alias
Detoakbocor (Andyn, Aniah, Annisa, Arlia, Dina, Iha, Indah, Tanti, dan Wiwi)
yang selalu bersama-sama berjuang dari semester awal hingga saat ini, saling
memberikan bantuan, doa, dan dukungan. Terima kasih atas bantuan,
semangat, dan doanya selama ini. See you on top!

10. Teman satu bimbingan alias Perempuan Tangguh (Arlia, Andyn, Desi, Dina,
dan Indah) yang berjuang bersama, membantu dan memberikan dukungan
kepada penulis.
11. Seluruh teman Akuntansi 2012 (khususnya Akuntansi C dan Kelas Konsentrasi
Audit) yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.
12. Teman-teman KKN Melodi 2015 (Afra, Alif, Amirah, Delia, Diat, Eko, Fitri,
Hakim, Hika, Lambang, Luthfi, Nufus, Tiara, dan Wiwi) yang telah
memberikan dukungan, motivasi, dan bantuan kepada penulis.
13. Semua pihak terlibat yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah
banyak membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis.
Akhir kata, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat

x

dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Wassalammua’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Oktober 2016

Cut Hani Yurika

xi

DAFTAR ISI
COVER DALAM................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF....................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI....................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH............................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... v
ABSTRACT........................................................................................................................ vii
ABSTRAK ....................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI..................................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xvii
BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................. 14
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 14
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 14
1. Kontribusi Teoritis .............................................................................. 15
2. Kontribusi Praktis................................................................................ 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 16
A. Tinjauan Literatur ..................................................................................... 16
1. Teori Atribusi ...................................................................................... 16
2. Teori Pembelajaran Sosial ................................................................... 18
3. Tax Evasion (Penggelapan Pajak) ....................................................... 19
4. Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan .......................................... 22
5. Pemeriksaan Pajak............................................................................... 23
a. Pengertian Pemeriksaan Pajak ........................................................ 23
b. Tujuan Pemeriksaan Pajak ............................................................. 25
c. Ruang Lingkup Pemeriksaan Pajak ................................................ 27
6. Keadilan Pajak..................................................................................... 28
a. Keadilan Pajak ................................................................................ 28

xii

b. Cara Mewujudkan Keadilan Pajak ................................................. 32
7. Ketepatan Pengalokasian Pajak ........................................................... 35
8. Teknologi Sistem Perpajakan .............................................................. 37
9. Tax Morale (Moralitas Pajak) ............................................................. 39
a. Definisi Tax Morale ........................................................................ 39
b. Indikator Tax Morale ...................................................................... 41
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................. 46
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis.............................. 53
1. Pengaruh Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan terhadap Tax
Evasion .................................................................................................... 53
2. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion ................................. 54
3. Pengaruh Ketepatan Pengalokasian Pajak terhadap Tax Evasion ....... 56
4. Pengaruh Teknologi Sistem Perpajakan terhadap Tax Evasion .......... 58
5. Pengaruh Tax Morale terhadap Tax Evasion ...................................... 59
D. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 62
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 62
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................ 62
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 63
1. Penelitian Pustaka (Library Research) ................................................ 63
2. Penelitian Lapangan (Field Research) ................................................ 63
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian......................................................... 64
1. Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan (X1)................................... 64
2. Keadilan Pajak (X2) ............................................................................. 64
3. Ketepatan Pengalokasian Pajak (X3) ................................................... 65
4. Teknologi Sistem Perpajakan (X4) ...................................................... 65
5. Tax Morale (X5) .................................................................................. 66
6. Tax Evasion (Y) .................................................................................. 66
E. Metode Analisis Data ................................................................................ 69
1. Statistik Deskriptif............................................................................... 69
2. Uji Kualitas Data ................................................................................. 70
a. Uji Validitas................................................................................... 70
b. Uji Reliabilitas............................................................................... 70

xiii

3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 71
a. Uji Normalitas Data ........................................................................ 71
b. Uji Multikolinearitas ...................................................................... 71
c. Uji Heterokedastisitas.…………………………………………….72
4. Uji Hipotesis Penelitian....................................................................... 73
a. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ............................................. 73
b. Uji Statistik t................................................................................... 74
c. Uji Statistik Fisher (F) .................................................................... 74
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ........................................................... 76
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 76
1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 76
2. Karakteristik Profil Responden........................................................... 78
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................................... 81
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................... 81
2. Hasil Uji Kualitas Data ....................................................................... 83
a. Hasil Uji Validitas ........................................................................... 83
b. Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 86
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 87
a. Hasil Uji Multikolonieritas .............................................................. 87
b. Hasil Uji Normalitas....................................................................... 88
c. Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................................ 90
4. Hasil Uji Hipotesis .............................................................................. 92
a. Koefisien Determinasi (R2) ............................................................. 92
b. Hasil Uji Statistik t .......................................................................... 93
c. Hasil Uji Statistik F ....................................................................... 105
BAB V

PENUTUP .................................................................................................... 106
A. Kesimpulan ............................................................................................. 106
B. Saran ....................................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 109
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................. 110

xiv

DAFTAR TABEL

1.1

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2011 sampai dengan
2015 (dalam triliun rupiah)..................................................................

3

1.2

Kasus Penggelapan Pajak di Indonesia.................................................

6

2.1

Penelitian Terdahulu ............................................................................. 47

3.1

Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 67

4.1

Data Distribusi Penyebaran Kuesioner ................................................. 77

4.2

Data Sampel Penelitian ......................................................................... 77

4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 78

4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ............................... 79

4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Status Pernikahan .......... 79

4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...... 80

4.7

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan ....................... 81

4.8

Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 82

4.9

Hasil Uji Validitas Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan ............. 83

4.10 Hasil Uji Validitas Keadilan Pajak ....................................................... 84
4.11 Hasil Uji Validitas Ketepatan Pengalokasian Pajak ............................. 84
4.12 Hasil Uji Validitas Teknologi Sistem Perpajakan ................................ 85
4.13 Hasil Uji Validitas Tax Morale............................................................. 85
4.14 Hasil Uji Validitas Tax Evasion ........................................................... 86
4.15 Hasil Uji Reliabilitas............................................................................. 87
4.16 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................... 88
4.17 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov ................ 90
4.18 Hasil Uji Glejser Heterokedastisitas..................................................... 92
4.19 Hasil Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2, X3, X4,
dan X5................................................................................................... 93
4.20 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, X2, X3, X4, dan X5....................... 94
4.21 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, X2, X3, X4, dan X5.......................105

xv

DAFTAR GAMBAR
2.1

Skema Kerangka Pemikiran ................................................................. 60

4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot................................ 89

4.2

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram......................... 89

4.3

Grafik Scatterplot................................................................................... 91

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1

Surat Penelitian Skripsi......................................................................... 117

2

Surat Keterangan dari KPP Pratama ..................................................... 122

3

Kuesioner Penelitian ............................................................................. 127

4

Daftar Jawaban Responden................................................................... 135

5

Output Hasil Pengujian Data ................................................................ 169

xvii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah membutuhkan dana yang besar dalam menjalankan tugasnya
untuk mensejahterakan rakyat. Salah satu cara yang dapat digunakan
pemerintah untuk mendapatkan dana guna membiayai pengeluarannya adalah
dengan mengadakan pungutan yang

berbentuk pajak kepada masyarakat

(Siahaan, 2010).
Pajak berperan strategis bagi keuangan negara Indonesia yaitu untuk
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) setiap tahun, yang
peranannya sekitar 70% hingga 75% (Pandiangan, 2007). Dengan besarnya
peran pajak dalam APBN, maka usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak
terus dilakukan oleh pemerintah. Merupakan tugas Direktorat Jendral Pajak
agar selalu memaksimalkan penerimaan pajak, antara lain adalah dengan
ekstensifikasi dan intensifikasi pajak (Prihastanti dan Kiswanto, 2015).
Ekstensifikasi merupakan upaya meningkatkan penerimaan pajak dengan
meningkatkan jumlah Wajib Pajak aktif. Sedangkan intensifikasi ditempuh
dengan cara meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, meningkatkan kualitas
pelayanan untuk Wajib Pajak, pengawasan administratif perpajakan,
pemeriksaan, penyidikan, penagihan, serta berbagai penegakan hukum
(Herryanto dan Toly, 2013).

1

Wajib Pajak baik orang pribadi maupun badan pada umumnya cenderung
untuk membayar pajak serendah-rendahnya, bahkan apabila memungkinkan
akan berusaha untuk menghindarinya. Berbagai cara dilakukan setiap Wajib
Pajak agar bisa meminimalkan beban pajaknya, baik melalui cara-cara yang
diperkenankan oleh Undang-Undang yang berlaku, maupun melalui cara-cara
yang bertentangan dengan Undang-Undang (Setiawan, 2008).
Secara

yuridis, penghindaran diri dari pajak (Tax Avoidance)

dimungkinkan oleh Undang-Undang Pajak dan pada hakikatnya mengurangi
utang pajak dan bukan kesanggupan atau kewajiban Wajib Pajak untuk
melunasi pajaknya. Akan tetapi, menghindarkan diri dari pajak tidak selalu
dapat dilaksanakan, karena seseorang tidak dapat menghindari semua unsur
atau fakta yang dapat dikenakan pajak (Siahaan, 2010). Dalam menerapkan tax
avoidance juga diperlukan wawasan dan pengetahuan mengenai seluk-beluk
peraturan perpajakan sehingga dapat menemukan celah yang dapat ditembus
untuk mengurangi jumlah beban pajak yang dibayarkan tanpa melanggar
peraturan yang ada, dimana hal ini biasanya hanya bisa dilakukan oleh para
penawar jasa konsultan pajak (Ardyaksa dan Kiswanto, 2014).
Apabila penghindaran diri dari pajak tidak dapat dilaksanakan, maka
Wajib Pajak mungkin berusaha menggunakan cara-cara lain, diantaranya
dengan cara yang disebut pengelakan / penggelapan pajak (tax evasion)
(Siahaan, 2010). Penggelapan pajak mengandung arti sebagai manipulasi
secara ilegal atas penghasilannya untuk memperkecil jumlah pajak yang
terutang. Walaupun pada dasarnya antara penghindaran pajak dan penggelapan
2

pajak mempunyai sasaran yang sama, yaitu mengurangi beban pajak, akan
tetapi cara penggelapan pajak jelas-jelas merupakan perbuatan ilegal dalam
usaha mengurangi beban pajak tersebut dengan melanggar Undang-Undang
(Zain, 2005).
Menurut Suminarsasi dan Supriyadi (2011), salah satu indikasi adanya
penggelapan pajak dapat dilihat melalui tidak tercapainya target penerimaan
pajak. Fakta di lapangan menunjukkan fenomena dimana sampai saat ini
pendapatan pemerintah dari sektor pajak belum maksimal, yakni tidak
tercapainya target penerimaan dalam lima tahun terakhir, yang terangkum
dalam tabel berikut ini:
Tabel 1.1
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2011 sampai dengan 2015
(dalam triliun rupiah)
Tahun

Target
Penerimaan Pajak

Realisasi
Penerimaan Pajak

2011
878,7
873,9
2012
1.016,2
980,5
2013
1.148,4
1.077,3
2014
1.246,1
1.146,8
2015
1.489,3
1.240,4
Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Persentase
Penerimaan
Pajak
99,4 %
96,4 %
93,8 %
92,0%
83,3 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa pendapatan pemerintah dari sektor
pajak belum maksimal, hanya pada tahun 2011 (99,4%) dan 2012 (96,4%) yang
hampir tercapai 100%, namun tahun-tahun selanjutnya yaitu tahun 2013 (93,8
%), 2014 (92,0 %), dan bahkan 2015 (83,3 %) cenderung mengalami
penurunan.

3

Menurut pernyataan mantan Menteri Keuangan M. Chatib Basri yang
dilansir

dalam

website

Kementerian

Keuangan

Republik

Indonesia

(www.kemenkeu.go.id) penerimaan pajak sangat terkonsentrasi pada sektor
yang keuntungannya tergantung kepada faktor eksternal. Faktor eksternal
seperti menurunnya harga komoditas dan energi itulah yang menjadi faktor
utama yang menyebabkan turunnya penerimaan dari sektor perpajakan
beberapa tahun terakhir. Hal tersebut juga dinyatakan oleh mantan Direktur
Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) Fuad Rachmany yang dilansir dalam website
Berita Satu (www.beritasatu.com), dimana penerimaan pajak masih
didominasi oleh sektor formal dan besar seperti sektor pertambangan dan
ekspor. Potensi pajak dari sektor-sektor tersebut memang cukup besar, namun
sangat rentan terhadap kondisi perekonomian global. Jika kondisi
perekonomian global tidak stabil maka secara otomatis penerimaan pajak juga
akan terkena dampaknya.
Kondisi perekonomian Indonesia yang masih tergantung kepada kondisi
perekonomian global tersebut seharusnya membuat Indonesia membangun
kekuatan dari dalam negeri. Akan tetapi kepatuhan Wajib Pajak masih sangat
rendah, yang tercermin dari tax ratio yang rendah. Seperti pernyataan mantan
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro yang dilansir dalam website
Kementerian Keuangan Republik Indonesia (www.kemenkeu.go.id), bahwa
rasio penerimaan perpajakan (tax ratio) Indonesia saat ini masih berada di
bawah standar negara-negara ASEAN dan Organisation on Economic
Cooperation and Development (OECD), yaitu berada di kisaran 11 persen.
4

Menurut Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Danang
Widoyoko yang dilansir dalam website ICW (www.antikorupsi.org) bahwa
meskipun tidak mudah dibuktikan, rendahnya tax ratio Indonesia merupakan
indikasi kuat adanya korupsi di sektor pajak.
Modus utama korupsi di sektor pajak adalah negosiasi antara pembayar
pajak dan petugas pajak, sehingga uang yang seharusnya masuk ke kas negara
disalahgunakan untuk kepentingan pribadi petugas pajak. Seperti yang
dijelaskan oleh Reskino et al (2014), penggelapan pajak kadang kala tidak
sepenuhnya merupakan kesalahan dari Wajib Pajak, peran dari petugas pajak
pun banyak yang mendukung untuk melakukannya. Negosiasi dilakukan antara
Wajib Pajak dan petugas pajak agar Wajib Pajak dapat membayar lebih kecil
dari total kewajibannya, sedangkan petugas pajak diuntungkan karena
mendapatkan uang suap.
Beberapa kasus penggelapan pajak yang terjadi di Indonesia diantaranya
dijelaskan dalam tabel pada halaman selanjutnya.

5

Tabel 1.2
Kasus Penggelapan Pajak di Indonesia
No.

1.

Terdakwa
Kasus
Penggelapan
Pajak
(Tahun)
Gayus
Halomoan
Tambunan
(2009)

KPP /
Perusahaan
yang Terlibat

Sanksi Bagi Fiskus / Wajib
Pajak
(Tuduhan Kasus
Kecurangan)

PT Surya Alam
Tunggal, PT
Mega Citra Jaya
Garmindo, PT
Metropolitan
Retailmart,
Bakrie Group

Vonis hukuman penjara total 30
tahun, dan denda mencapai Rp
1 milyar.
(Penggelapan pajak, rekayasa
laporan pajak, suap penyidik
dan
hakim,
gratifikasi,
pemalsuan dokumen, pencucian
uang, suap penjaga tahanan)
Vonis hukuman penjara selama
6 tahun dan denda Rp 500 juta.
(Menerima suap dari Wajib
Pajak
yang
melakukan
keberatan dan banding)
Denda dua kali lipat tagihan
pajak yakni sebesar Rp 2,5
triliun dan denda 48% dari
tagihan pajak. (Penggelapan
pajak dengan penyampaian
Surat
Pemberitahuan dan
keterangan palsu)
Vonis hukuman penjara selama
2 tahun dan denda Rp 100 juta
subsider 3 bulan kurungan.
(Memberikan suap kepada
pegawai pajak)
Vonis hukuman penjara selama
6 tahun dan denda Rp 500 juta
subsider 6 bulan kurungan.
(Menerima suap
untuk
mengurangi pajak PT Mutiara
Virgo)

2.

Bahasyim
Assifie
(2011)

KPP Jakarta
VII, KPP Koja
dan KPP
Palmerah

3.

Suwir Laut
(2012)

PT Asian Agri
Group

4.

Johnny
Basuki
(2012)

PT Mutiara
Virgo

5.

Herly
Isdiharsono
(2012)

KPP Pratama
Palmerah
Jakarta Barat,
dan PT Mutiara
Virgo

Bersambung ke halaman selanjutnya

6

Tabel 1.2 (Lanjutan)
No.

6.

Terdakwa
Kasus
Penggelapan
Pajak
(Tahun)
Dhana
Widyatmika
(2012)

KPP /
Perusahaan
yang Terlibat

Sanksi Bagi Fiskus / Wajib
Pajak
(Tuduhan Kasus
Kecurangan)

KPP Pratama
Pancoran
Jakarta
Selatan, PT
Kornet Trans
Utama dan PT
Virgo
KPP Pratama
cabang
Sidoarjo dan
PT Bhakti
Investama

Vonis hukuman penjara selama
10 tahun penjara dan denda Rp
300 juta subsider 3 bulan
kurungan.
(Penggelapan pajak, pemerasan
pajak, suap pajak)

7.

Tommy
Hindratno
(2013)

8.

Robert Martin
Sitompul
(2015)

PT Anugerah
Terus Abadi
Sejahtera
(ATAS)

9.

Mulyadi Adli
(2016)

PT Geurute
Meugah
Perkasa
(GMP)

10

Hugo Sambudi
(2016)

CV Tando
Jaya

Vonis hukuman penjara selama
10 tahun dan denda Rp 500 juta
subsider 8 bulan kurungan.
(Menerima
suap
terkait
pengurusan restitusi pajak PT
Bhakti Investama)
Vonis hukuman penjara selama
3 tahun dan denda dua kali lipat
yang dijatuhkan ke PT ATAS.
(Penggelapan pajak dengan
menerbitkan faktur pajak fiktif,
bukti
pemotongan,
pemungutan, dan setoran pajak
fiktif)
Vonis hukuman penjara selama
2 tahun 3 bulan subsider enam
bulan kurungan. (Penggelapan
pajak dengan memungut PPN
tanpa SPT dan tidak disetor ke
kas negara)
Vonis hukuman 1 tahun 4 bulan
penjara dan denda Rp 996 juta
subsider kurungan selama 2
bulan.
(Penggelapan pajak dengan
tidak menyetorkan pajak yang
terhutang)

Sumber: Diolah dari berbagai referensi, 2016.

7

Pajak dihindari secara tidak legal dalam tax evasion. Wajib Pajak dapat
mengabaikan sama sekali ketentuan formal perpajakan yang menjadi
kewajibannya, memalsukan dokumen, dan mengisi data kurang lengkap dan
tidak benar sehingga fiskus tidak dapat menerbitkan ketetapan pajak secara
benar. Tax evasion juga dapat dilakukan dalam penyelenggaraan pembukuan,
misalnya dengan membukukan nilai aktiva lebih kecil daripada nilai aktiva
sebenarnya, pengajuan rekening-rekening fiktif, tidak membukukan uang-uang
tunai, memasukkan biaya-biaya dan penyusutan yang berlebihan, dan
sebagainya (Siahaan, 2010).
Bentuk tax evasion yang lebih parah adalah apabila Wajib Pajak sama
sekali tidak melaporkan penghasilannya (non-reporting of income) (Izza dan
Hamzah, 2009). Torgler (2007) menyebutkan bahwa faktor utama yang
menyebabkan tindakan tax evasion adalah beban pajak, ketidakjujuran, dan
korupsi. Selain itu, kurang informasinya fiskus kepada Wajib Pajak tentang hak
dan kewajibannya dalam membayar pajak dan kurangnya ketegasan
pemerintah dalam menanggapi kecurangan dalam pembayaran pajak juga
dapat membuat Wajib Pajak mempunyai peluang untuk melakukan tax evasion
(Izza dan Hamzah, 2009).
Bosco dan Mittone (1997) dalam Hutami (2010) meneliti bahwa
penggelapan pajak oleh perusahaan dianggap tidak beretika lebih didasarkan
karena moral bukan karena budaya. Moral lebih mendasari manusia merasa
berdosa jika tidak membayar pajak sesuai dengan yang seharusnya. Penelitian
Hutami (2010) mengenai penggelapan pajak dipandang dari teori etika yaitu
8

teori hak dan kewajiban, teori ulitarianisme, teori altruism, teori sifat utama,
teori etika teonom, dan teori egoism menunjukkan bahwa jika dilihat dari teori
hak dan kewajiban, teori ulitarianisme, teori altruism, teori sifat utama, dan
teori etika teonom, penggelapan pajak adalah melanggar. Sedangkan jika
dilihat dari teori etika egoism bukan merupakan pelanggaran. Karena sebagian
besar teori menganggap ini merupakan pelanggaran etika maka bisa
disimpulkan bahwa penggelapan pajak merupakan pelanggaran etika.
Salah satu cara upaya pencegahan tax evasion adalah dengan
menggunakan pemeriksaan pajak (tax audit) (Rahayu, 2010). Melalui
pemeriksaan pajak ini kemungkinan terdeteksinya kecurangan yang dilakukan
oleh Wajib Pajak semakin besar (Syahrina dan Pratomo, 2014). Penelitian
Rozie (2005) dalam Prihastanti dan Kiswanto (2015) menyimpulkan bahwa
dengan pemeriksaan pajak akan mendorong timbulnya kepatuhan Wajib Pajak,
sehingga akan berdampak pada peningkatan penerimaan pajak pada Kantor
Pelayanan Pajak yang pada akhirnya pajak yang dibayarkan Wajib Pajak akan
masuk dalam kas negara. Demikian pemeriksaan pajak merupakan pagar
penjaga agar Wajib Pajak tetap mematuhi kewajibannya.
Keadilan juga merupakan salah satu aspek dalam penerapan pajak. Sebuah
sistem pajak harus adil dari sudut pandang Wajib Pajak. Jika Wajib Pajak
merasa bahwa berada dalam keadaan yang tidak adil, ia mungkin akan
melakukan pelanggaran atau tidak akan patuh (Wangsa, 2009). Permatasari dan
Laksito (2013) menemukan bahwa keadilan sistem perpajakan merupakan
salah satu faktor yang paling mempengaruhi seorang Wajib Pajak untuk
9

membayar kewajiban perpajakannya. Jika seorang Wajib Pajak yang memiliki
pendapatan tinggi, tetapi membayar kewajiban pajaknya dalam jumlah yang
kecil, maka Wajib Pajak yang lain enggan untuk membayar pajak karena
besarnya pajak yang dibebankan sama besarnya.
Pajak secara garis besar seharusnya dimanfaatkan demi kepentingan
umum. Oleh karena itu seharusnya dengan adanya pajak maka ketersediaan
fasilitas umum akan semakin banyak. Peranan penerimaan menjadi sangat
dominan dalam menunjang jalannya pemerintahan dan pembangunan nasional.
Masyarakat

menginginkan

pemerintah

untuk

mengalokasikan

hasil

penerimaan yang diterima dari sektor pajak digunakan dengan tepat dan
sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Pengeluaran pemerintah ketika
dianggap tidak baik maka kecenderungan masyarakat untuk melakukan tax
evasion akan semakin tinggi (Permatasari dan Laksito, 2013).
Ayu dan Hastuti (2009) menemukan bahwa semakin pengeluaran
pemerintah dianggap tepat maka tingkat tax evasion akan semakin rendah. Hal
ini disebabkan karena responden menganggap ketepatan pemanfaatan hasil
pajak di Indonesia masih rendah. Seiring dengan iklim reformasi masyarakat
di Indonesia lebih kritis menyikapi kebijakan pemerintah, hal tersebut ternyata
mempengaruhi tindakan penghindaran pajak yang mereka lakukan.
Dirjen Pajak telah melakukan beberapa reformasi perpajakan dan
modernisasi administrasi perpajakan berlandaskan case management, yang
bertujuan untuk terciptanya pelaksanaan good governance. Salah satunya
adalah dengan penerapan teknologi informasi terkini dalam pelayanan
10

perpajakan, yaitu e-system yang meliputi e-Registration, e-SPT, e-Filling, dan
e-Payment (Pandiangan, 2007).
Silaen et al (2015) menjelaskan bahwa dengan adanya teknologi dan
informasi di bidang perpajakan, waktu yang dibutuhkan seorang Wajib Pajak
dalam memenuhi kewajiban pajaknya semakin efektif dan efisien. Ketika
Wajib Pajak semakin dipermudah dengan fasilitas yang diberikan, diharapkan
Wajib Pajak dapat memenuhi kewajibannya dan dapat menghindari tindakan
penggelapan pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh Permatasari dan Laksito (2013)
menemukan bahwa kesadaran Wajib Pajak terhadap penggunaan teknologi dan
informasi perpajakan di Kota Pekanbaru masih rendah. Hal ini ditandai dengan
banyaknya Wajib Pajak yang masih menggunakan sistem pembayaran manual,
jarang membuka website dirjen pajak, dan masih belum memaksimalkan
kemudahan yang ditawarkan oleh dirjen pajak dalam melakukan kewajiban
pembayaran pajak. Dengan semakin rendahnya penggunaan teknologi dan
informasi perpajakan maka dapat memicu semakin tingginya tax evasion di
masyarakat.
Moral masyarakat akan mempengaruhi pengumpulan pajak oleh fiskus.
Dengan integritas tinggi tentunya pemenuhan kewajiban perpajakan akan lebih
baik, dimana voluntary compliance Wajib Pajak berada pada posisi yang baik
(Devano dan Rahayu, 2006). Penelitian Sarjono (2009) mengindikasikan
bahwa kepatuhan pajak sangat dipengaruhi oleh moralitas dari Wajib Pajak.
Hal ini disebabkan karena membayar pajak adalah suatu aktivitas yang tidak
11

lepas dari kondisi behaviour Wajib Pajak itu sendiri. Penelitian ini juga
menyimpulkan bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi akan menolak melakukan
tax evasion bila mereka memiliki motivasi intrinsik (tax morale) untuk
membayar pajak apabila mereka memperoleh manfaat, keadilan, kepastian, dan
adanya penegakan hukum dari Pemerintah.
Masyarakat yang memiliki moralitas perpajakan yang tinggi akan merasa
membayar pajak merupakan kewajiban kenegaraan yang harus dipenuhi
sebagai anggota dari organisasi negara yang telah memberikan perlindungan
dan fasilitas kepadanya. Mereka akan merasa bahwa pajak akan sangat
diperlukan oleh negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya, dan sebagai
anggota masyarakat ia wajib untuk mendukung setiap kegiatan pemerintah.
Masyarakat akan mau membayar pajak dengan rela karena ia tahu bahwa hasil
dari pajak yang dibayarkannya akan digunakan oleh pemerintah untuk
melaksanakan fungsinya mengayomi masyarakat, yang berarti ia juga akan
memperoleh manfaat dari pembayaran pajak yang dilakukannya (Siahaan,
2010).
Herlina dan Toly (2013) menemukan bahwa Wajib Pajak badan di
Surabaya masih merasa tidak rela membayar pajak karena memiliki anggapan
bahwa membayar pajak bukanlah kewajiban. Wajib Pajak badan di Suarabaya
juga tidak merasa bersalah bila tidak melaporkan seluruh penghasilannya
khususnya penghasilan tambahan di luar penghasilan utama. Moral Wajib
Pajak seperti inilah yang memotivasi Wajib Pajak untuk mengecilkan pajak
dengan melakukan perencanaan pajak.
12

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan
oleh Syahrina dan Pratomo (2014). Adapun perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Adanya penambahan variabel independen. Penelitian ini menggunakan
variabel independen kemungkinan terdeteksinya kecurangan, keadilan
pajak, ketepatan pengalokasian pajak, teknologi sistem perpajakan, dan tax
morale.

Sedangkan

penelitian

sebelumnya

menggunakan

variabel

independen kemungkinan terdeteksinya kecurangan, keadilan pajak,
ketepatan pengalokasian pajak, dan teknologi sistem perpajakan.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang
Pribadi Kantor Pelayanan Pajak di Jakarta Selatan, sedangkan penelitian
sebelumnya adalah Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wilayah Kota
Bandung.
3. Selain itu, penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 sedangkan penelitian
sebelumnya pada tahun 2014.
Dari berbagai uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena maraknya tindak penggelapan pajak yang terungkap
akhir-akhir ini yang banyak dilakukan oleh Wajib Pajak beserta fiskus. Selain
itu, dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat mengukur sejauh
mana keberhasilan suatu negara dalam mengoptimalkan pendistribusian dana
pajak secara adil dan merata, serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel-variabel terkait terhadap tindakan tax evasion. Untuk itu peneliti
melakukan

penelitian

ini

dengan

judul

“Pengaruh

Kemungkinan
13

Terdeteksinya Kecurangan, Keadilan Pajak, Ketepatan Pengalokasian
Pajak, Teknologi Sistem Perpajakan, dan Tax Morale Terhadap Tax
Evasion”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang hendak
diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kemungkinan terdeteksinya kecurangan berpengaruh terhadap tax
evasion?
2. Apakah keadilan pajak berpengaruh terhadap tax evasion?
3. Apakah ketepatan pengalokasian pajak berpengaruh terhadap tax evasion?
4. Apakah teknologi sistem perpajakan berpengaruh terhadap tax evasion?
5. Apakah tax morale berpengaruh terhadap tax evasion?
6. Apakah kemungkinan terdeteksinya kecurangan, keadilan pajak, ketepatan
pengalokasian pajak, teknologi sistem perpajakan, dan tax morale
berpengaruh terhadap tax evasion?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas atas pengaruh kemungkinan terdeteksinya
kecurangan, keadilan pajak, ketepatan pengalokasian pajak, teknologi sistem
perpajakan, dan tax morale terhadap tax evasion.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, adapun manfaat penelitian yang
diperooleh adalah sebagai berikut:
14

1. Kontribusi Teoritis
a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, sebagai bahan referensi penelitian
selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan.
b. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang tindakan tax evasion
serta menambah pengetahuan akuntansi khususnya perpajakan
dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh kemungkinan
terdeteksinya kecurangan, keadilan pajak, ketepatan pengalokasian
pajak, teknologi sistem perpajakan, dan tax morale terhadap tax
evasion.
c. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
d. Penulis, memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai
perpajakan, terutama tentang tindakan tax evasion sehingga
diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.
2. Kontribusi Praktis
a. Direktorat Jenderal Pajak (DJP), hasil penelitian ini diharapkan
memberikan kontribusi positif sehingga dapat dijadikan dasar
pertimbangan dan bahan evaluasi, baik dalam pembuatan keputusan
maupun dalam pelaksanaan peraturan perpajakan.
b. Kantor Pelayanan Pajak (KPP), sebagai informasi yang perlu
diperhatikan bagi KPP dalam memahami aspek-aspek yang
berpengaruh terhadap kesadaran Wajib Pajak sebagai salah satu
tujuan dari pencapaian penerimaan perpajakan.
15

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur
1. Teori Atribusi
Teori

atribusi

mempelajari

proses

bagaimana

seseorang

menginterpretasikan suatu peristiwa, mempelajari bagaimana seseorang
menginterpretasikan alasan atau sebab perilakunya. Teori ini dikembangkan
oleh Fritz Heider yang mengargumentasikan bahwa perilaku seseorang itu
ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal (internal forces), yaitu
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang misalnya kemampuan
atau usaha dan kekuatan eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar,
misalnya kesulitan tugas atau keberuntungan (Suartana, 2010).
Berdasarkan hal tersebut, Suartana (2010) lebih lanjut menjelaskan
bahwa seseorang akan termotivasi untuk memahami lingkungannya dan
sebab-sebab kejadian tertentu. Teori ini dalam riset keperilakuan diterapkan
dengan menggunakan variabel tempat pengendalian (locus of control).
Variabel tersebut terdiri atas dua komponen, yaitu tempat pengendalian
internal (internal locus of control) dan tempat pengendalian eksternal
(external locus of control). Tempat pengendalian internal adalah perasaan
yang dialami oleh seseorang bahwa dia mampu mempengaruhi kinerja serta
perilakunya secara personal melalui kemampuan, keahlian, dan usahanya,
sementara tempat pengendalian eksternal adalah perasaan yang dialami
16

seseorang bahwa perilakunya dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar
kendalinya.
Penentuan internal atau eksternal menurut Robbins (1996)

dalam

Jatmiko (2006) tergantung pada tiga faktor yaitu kekhususan (kesendirian
atau distinctiveness), konsensus, dan konsisten. Kekhususan artinya
seseorang akan mempersepsikan perilaku individu lain secara berbeda
dalam situasi yang berlainan. Apabila perilaku seseorang dianggap suatu hal
yang luar biasa, maka individu lain yang bertindak sebagai pengamat akan
memberikan atribusi eksternal terhadap perilaku tersebut. Sebaliknya jika
hal itu dianggap hal yang biasa, maka akan dinilai sebagai atribusi internal.
Konsensus artinya jika semua orang mempunyai kesamaan pandangan
dalam merespon perilaku seseorang dalam situasi yang sama. Apabila
konsensusnya tinggi, maka termasuk atribusi internal. Sebaliknya jika
konsensusnya rendah, maka termasuk atribusi eksternal. Faktor terakhir
adalah konsistensi, yaitu jika seorang menilai perilaku-perilaku orang lain
dengan respon sama dari waktu ke waktu. Semakin konsisten perilaku itu,
orang akan menghubungkan hal tersebut dengan sebab-sebab internal.
Perilaku penggelapan pajak terkait dengan sikap Wajib Pajak dalam
membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. Persepsi seseorang untuk
membuat penilaian mengenai sesuatu sangat dipengaruhi oleh kondisi
internal maupun eksternal orang tersebut. Teori atribusi sangat relevan
untuk menerangkan maksud tersebut di atas (Jatmiko, 2006).

17

2. Teori Pembelajaran Sosial
Menurut Bandura (1977) dalam Jatmiko (2006), Teori Pembelajaran
Sosial mengatakan bahwa seseorang dapat belajar lewat pengamatan dan
pengalaman langsung. Teori ini merupakan pengkondisian operan dari
Skinner (1971) yaitu teori yang mengandaikan perilaku sebagai suatu fungsi
dari konsekuensi-konsekuensi. Proses dalam pembelajaran sosial meliputi
proses perhatian (attentional), proses penahanan (retention), proses
reproduksi motorik, dan proses penguatan (reinforcement) (Suwarto, 1999).
Proses perhatian yaitu orang hanya akan belajar dari seseorang atau
model, jika mereka telah mengenal dan menaruh perhatian pada orang atau
model tersebut. Proses penahanan adalah proses mengingat tindakan suatu
model setelah model tidak lagi mudah tersedia. Proses reproduksi motorik
adalah proses mengubah pengamatan menjadi perbuatan. Sedangkan proses
penguatan adalah proses yang mana individu-individu disediakan
rangsangan positif atau ganjaran supaya berperilaku sesuai dengan model
(Bandura, 1977 dalam Jatmiko, 2006).
Teori pembelajaran sosial ini relevan untuk menjelaskan perilaku Wajib
Pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak. Seseorang akan taat
membayar pajak tepat pada waktunya, jika lewat pengamatan dan
pengalaman langsungnya, hasil pungutan pajak itu telah memberikan
kontribusi nyata pada pembangunan di wilayahnya (Jatmiko, 2006).

18

3. Tax Evasion (Penggelapan Pajak)
Penggelapan pajak mengacu pada tindakan Wajib Pajak yang
melanggar peraturan perundang-undangan dalam memenuhi kewajiban
perpajakan .
Mardiasmo (2011) mendefinisikan penggelapan pajak (tax evasion)
“adalah usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar UndangUndang (menggelapkan pajak). Dikarenakan melanggar Undang-Undang,
penggelapan pajak ini dilakukan dengan menggunakan cara yang tidak
legal. Para Wajib Pajak sama sekali mengabaikan ketentuan formal
perpajakan yang menjadi kewajibannya, memalsukan dokumen, atau
mengisi data dengan tidak lengkap dan tidak benar”
Sumarsan (2010) mengatakan bahwa penggelapan pajak
“merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang dengan maksud
melepaskan diri dari pajak / mengurangi dasar penetapan pajak dengan cara
menyembunyikan sebagian dari penghasilannya”
Menurut Belter dalam Zain (2005) tax evasion yaitu
“usaha yang dilakukan oleh Wajib Pajak –apakah berhasil atau tidak- untuk
mengurangi atau sama sekali menghapus utang pajak yang berdasarkan
ketentuan yang berlaku sebagai pelanggaran terhadap perundang-undangan
perpajakan”
Devano dan Rahayu (2006) mengemukakan bahwa pengelakan pajak
“merupakan usaha aktif Wajib Pajak dalam hal mengurangi, menghapus,
manipulasi ilegal terhadap utang pajak atau meloloskan diri untuk tidak
membayar pajak sebagaimana yang telah terutang menurut peraturan
perundang-undangan. Contohnya, memperkecil laporan jumlah atau bahkan
melaporkan kerugian sehingga penghasilan kena pajak berkurang dan
otomatis jumlah pajak terutang lebih kecil. Sedangkan, pada kenyataannya
jumlah pendapatan yang diterima lebih besar dan tidak mengalami
kerugian”
Menurut Wallschutzki dalam Nurmantu (2003) beberapa alasan yang
menjadi pertimbangan Wajib Pajak untuk melakukan penghindaran pajak
adalah sebagai berikut:
19

a. Ada peluang untuk melakukan penghindaran pajak karena ketentuanketentuan tertentu
b. Kemungkinan perbuatannya diketahui relatif kecil
c. Manfaat yang diperoleh relatif besar daripada resikonya
d. Sanksi perpajakan yang tidak terlalu berat
e. Ketentuan perpajakan tidak berlaku sama terhadap seluruh Wajib Pajak
f. Pelaksanaan penegakan hukum yang bervariasi
Menurut Siahaan (2010) penggelapan pajak membawa akibat pada
perekonomian secara makro. Akibat dari pengelakan pajak sangat beragam
dan meliputi berbagai bidang kehidupan masyarakat, antara lain sebagai
berikut:
a. Akibat Pengelakan / Penggelapan Pajak Dalam Bidang Keuangan
Penggelapan / pengelakan pajak (sebagaimana juga halnya dengan
penghindaran diri dari pajak) berarti pos kerugian yang penting bagi
Negara, yaitu dapat menyebabkan ketidakseimbangan anggaran dan
konsekuensi-konsekuensi lain yang berhubungan dengan penaikan tarif
pajak, inflasi, dan sebagainya. Untuk menjamin pemungutan pajak secara
tepat, sering dikemukakan falsafah sebagai berikut, “Wajib Pajak yang
mengelakan pajak mungkin mengira bahwa Negara mengambil sejumlah
yang telah ada dikantungnya. Pada hakikatnya dialah yang mengambil
uang dari warga-warga yang oleh Negara harus diminta pengorbanan lain
(untuk mengimbangi kekurangan yang ditimbulkan oleh Wajib Pajak
yang tidak menunaikan kewajibannya itu)”.
20

b. Akibat Pengelakan / Penggelapan Pajak Di Bidang Ekonomi
1. Pengelakan / penggelapan pajak sangat mempengaruhi persaingan
sehat diantara para pengusaha, sebab suatu perusahaan yang
menggelapkan pajaknya dengan menekan biaya secara tidak legal,
mereka mempunyai posisi lebih menguntungkan daripada saingansaingan yang tidak berbuat demikian.
2. Pengelakan / penggelapan pajak tersebut merupakan penyebab
stagnasi

perputaran

roda

ekonomi

yang

apabila

perusahaan

bersangkutan berusaha untuk mencapai tambahan dari keuntungannya
dengan penggelapan pajak, dan tidak mengusahakan dengan jalan
perluasan aktivitas atau peningkatan usaha. Untuk menutup-nutupinya
agar jangan sampai terlihat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi, dan Kemungkinan terdeteksi Kecurangan terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)

12 95 180

PENGARUH KEADILAN, SELF ASSESSMENT SYSTEM, DISKRIMINASI, PEMAHAMAN PERPAJAKAN, PELAYANAN APARAT PAJAK, DAN KEMUNGKINAN TERDETEKSI KECURANGAN TERHADAP TINDAKAN TAX EVASION

6 48 147

MINIMALISASI TAX EVASION MELALUI TARIF PAJAK, TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERPAJAKAN, KEADILAN SISTEM PERPAJAKAN, DAN KETEPATAN PENGALOKASIAN PENGELUARAN PEMERINTAH.

4 26 17

PENGARUH KEADILAN, DISKRIMINASI, TARIF PAJAK, KETEPATAN PENGALOKASIAN, TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERPAJAKAN TERHADAP TINDAKAN TAX EVASION

0 7 19

PENGARUH KEADILAN, DISKRIMINASI, TARIF PAJAK, KETEPATAN PENGALOKASIAN, TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERPAJAKAN TERHADAP TINDAKAN TAX EVASION

13 103 149

Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi, dan Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Perilaku Tax Evasion

4 21 8

PENDAHULUAN Pengaruh Keadilan Sistem Perpajakan Tarif Pajak Diskriminasi Kecurangan Ketepatan Pengalokasian Dan Money Ethics Mengenai Persepsi Wajib Pajak Terhadap Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion).

0 3 10

Pengaruh Persepsi Keadilan dan Sistem Perpajakan Terhadap Penggelapan Pajak (Tax Evasion).

15 61 43

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Perpajakan dan Tax Morale terhadap Pembayaran Pajak dan Tingkat Tax Evasion Wajib Pajak.

4 7 30

188 199 PENGARUH KEMUNGKINAN TERDETEKSINYA KECURANGAN KEADILAN PAJAK

0 0 12