188 199 PENGARUH KEMUNGKINAN TERDETEKSINYA KECURANGAN KEADILAN PAJAK

  

PENGARUH KEMUNGKINAN TERDETEKSINYA KECURANGAN,

KEADILAN PAJAK, KETEPATAN PENGALOKASIAN PAJAK, DAN

TEKNOLOGI SISTEM PERPAJAKAN TERHADAP TAX EVASION OLEH

WAJIB PAJAK

  

(Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan Yang Terdaftar Di KPP Pratama

Wilayah Kota Bandung)

1) 2)

  

Alifia Syahrina , Dudi Pratomo

1)

  Program Studi Akuntansi, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi, Terusan Buah Batu, Bandung 40257 email: alifia.syahrina@gmail.com

  2)

  Program Studi Akuntansi, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi, Terusan Buah Batu, Bandung 40257 email: dudipratomo@yahoo.com

  

Abstrak - Saat ini pemerintah berupaya menangani tingginya tingkat tax evasion dengan melakukan pemeriksaan

pajak yang dapat mendeteksi kemungkinan terjadinya kecurangan, meningkatkan keadilan pajak, mengalokasikan

pajak dengan tepat, dan mengembangkan teknologi sistem perpajakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

pengaruh kemungkinan terdeteksinya kecurangan, keadilan pajak, ketepatan pengalokasian pajak, dan teknologi

sistem perpajakan terhadap tax evasion oleh Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung.

  

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif verifikatif bersifat kausalitas dengan metode survey.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Badan di Wilayah Kota Bandung. Jumlah sampel dalam

penelitian ini sebanyak 400 Wajib Pajak Badan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif

dan regresi linear berganda

Berdasarkan hasil penelitian, secara parsial, terdapat pengaruh yang signifikan antara kemungkinan terdeteksinya

kecurangan, keadilan pajak, dan ketepatan pengalokasian pajak terhadap tax evasion. Sedangkan tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara teknologi sistem perpajakan terhadap tax evasion. Sedangkan secara simultan

terdapat pengaruh kemungkinan terdeteksinya kecurangan, keadilan pajak, ketepatan pengalokasian pajak, dan

teknologi sistem perpajakan terhadap tax evasion.

  

Kata Kunci : Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan, Keadilan Pajak, Ketepatan Pengalokasian Pajak, Teknologi

Sistem Perpajakan, dan Tax Evasion

  Proceedings SNEB 2014 hal: 1

I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

  tax evasion . Dengan banyaknya kasus korupsi pajak

  Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung?

  Pratama Wilayah Kota Bandung? 5. Bagaimana Tax Evasion menurut persepsi

  Pratama Wilayah Kota Bandung? 4. Bagaimana teknologi sistem perpajakan menurut persepsi Wajib Pajak Badan di KPP

  Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung? 3. Bagaimana ketepatan pengalokasian pajak menurut persepsi Wajib Pajak Badan di KPP

  Bagaimana kemungkinan terdeteksinya kecurangan menurut persepsi Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung? 2. Bagaimana keadilan pajak menurut persepsi

  Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan penulis adalah sebagai berikut: 1.

  1.2. Perumusan Masalah

  Kecurangan, Keadilan Pajak, Ketepatan Pengalokasian Pajak, dan Teknologi Sistem Perpajakan terhadap Tax Evasion oleh Wajib Pajak (Studi pada Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung )”.

  dan belum meratanya fasilitas umum membuat Wajib Pajak cenderung untuk meminimalkan pajak yang harus dibayarkan. Modernisasi layanan perpajakan yang dilakukan pemerintah dengan menggunakan teknologi yang mempermudah pembayaran dan pelaporan pajak diharapkan menurunkan tax evasion yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Untuk itu peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kemungkinan Terdeteksinya

  Dalam rangka membiayai pelaksanaan pembangunan nasional, pemerintah terus meningkatkan penerimaan khususnya dari sektor non migas dimana yang menjadi andalan adalah penerimaan dari sektor pajak. Sistem pemungutan pajak merupakan salah satu elemen penting yang menunjang keberhasilan pemungutan pajak. Seiring dengan berjalannya waktu, sejak adanya reformasi di bidang pajak tahun 1983, Indonesia mulai menerapkan self assessment system dimana Wajib Pajak berperan aktif, mulai dari mendaftar diri sebagai Wajib Pajak, mengisi SPT (Surat Pemberitahuan), menghitung besarnya pajak terutang, dan menyetorkan kewajibannya. Dengan menganut self assessment system pemerintah memberikan kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak. Namun, penerimaan pajak di Indonesia pada kenyataannya masih rendah dan belum mencapai apa yang ditargetkan. Fakta di lapangan menunjukkan dengan fenomena dimana sampai saat ini pendapatan pemerintah dari sektor pajak belumlah maksimal, bisa dilihat dari penjelasan Direktur Jenderal (Ditjen) Pajak,

  A. Fuad Rachmany, yang memaparkan bahwa realisasi penerimaan pajak cenderung mengalami penurunan berikut target dan realisasi pada lima tahun terakhir:

  evasion . Wajib Pajak akan menganggap pajak

  Salah satu indikasi tidak tercapainya target penerimaan pajak yaitu adanya praktik penggelapan pajak (tax evasion) yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Berbagai statement bermunculan, diantaranya masih ada Wajib Pajak yang tidak melaporkan semua penghasilannya, serta kasus kerjasama penggelapan pajak antara petugas pajak dengan Wajib Pajak (Suminarsasi dan Supriyadi, 2012). Saat ini pemerintah berupaya untuk menangani kecurangan dalam perpajakan yaitu degan cara melakukan pemeriksaan pajak. Melalui pemeriksaan pajak ini kemungkinan terdeteksinya kecurangan yang dilakukan oleh Wajib Pajak semakin besar. Selain itu keadilan dalam perpajakan juga mempengaruhi seseorang untuk melakukan tax

  Sumber: (APBN-P 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012)

  99,4% 2012 995,2 triliun 916,2 triliun 92,06%

  2011 878,6 triliun 873,7 triliun

  98,4% 2010 743,3 triliun 723,3 triliun 97,8%

  2009 651,9 triliun 641,3 triliun

  Persentase Penerimaan Pajak 2008 609,2 triliun 641 triliun 105,2%

  Pajak Realisasi Penerimaan Pajak

  Tabel 1 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Secara Nasional Tahun Target Penerimaan

  bersifat adil apabila pajak yang dikenakan sebanding dengan kemampuan membayar dan manfaat yang diterima (Waluyo dan Ilyas, 2007:13). Ketepatan pengalokasian pajak oleh pemerintah juga mempengaruhi Wajib Pajak dalam melakukan

  6. Bagaimana kemungkinan terdeteksinya kecurangan, keadilan pajak, ketepatan pengalokasian pajak, dan teknologi sistem perpajakan mempengaruhi tax evasion secara parsial menurut persepsi Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung? 7. Bagaimana kemungkinan terdeteksinya kecurangan, keadilan pajak, ketepatan pengalokasian pajak, dan teknologi sistem perpajakan mempengaruhi tax evasion secara simultan menurut persepsi Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung?

1.3. Tujuan Penelitian

  Menurut Rahayu (2010:149) tax evasion adalah cara illegal untuk tidak membayar pajak dengan melakukan tindakan menyimpang (irregular act) dalam berbagai bentuk kecurangan (frauds) yang dilakuakn dengan sengaja dan dalam keadaan sadar.

  1.2. Kerangka Pemikiran

  Menurut Pandiangan (2007:34) modernisasi administrasi perpajakan modern dapat berjalan dengan baik apabila didukung dengan aspek teknologi informasi sistem perpajakan. Teknologi sistem perpajakan yaitu proses pembaharuan dibidang teknologi informasi yang berkaitan dengan sistem administrasi perpajakan.

  7. Teknologi Sistem Perpajakan

  Menurut Sari dan Dwinuri (2009) yang dimaksud dengan ketepatan pengalokasian pajak yaitu pemanfaatan dana pajak yang tercantum dalam APBN dan mendistribusikannya kembali ke masyarakat ke dalam bentuk fasilitas umum yang diberikan pemerintah.

  6. Ketepatan Pengalokasian Pajak

  Menurut Waluyo dan Ilyas (2003:13) yang dimaksud keadilan pajak adalah apabila pajak yang dikenakan kepada Orang Pribadi ataupun Badan seharusnya sebanding dengan kemampuannya membayar pajak (ability to pay) dan sesuai dengan manfaat yang diterimanya.

  5. Keadilan Pajak

  Menurut Mardiasmo (2011:52) pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peratruran perundang-undangan perpajakan.

  4. Pemeriksaan Pajak

  3. Tax Evasion

  Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1.

  Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 pengertian wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan. Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan suatu kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, dan organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi dan bentuk usaha tetap.

  2. Wajib Pajak

  Rahmat Soemitro, dalam Resmi (2011:1), mendefinisikan pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

  1. Pajak

  7. Untuk menganalisis pengaruh kemungkinan terdeteksinya kecurangan, keadilan pajak, ketepatan pengalokasian pajak, dan teknologi sistem perpajakan terhadap tax evasion secara simultan menurut persepsi Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung.

  6. Untuk menganalisis pengaruh kemungkinan terdeteksinya kecurangan, keadilan pajak, ketepatan pengalokasian pajak, dan teknologi sistem perpajakan terhadap tax evasion secara parsial menurut persepsi Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung.

  5. Untuk menganalisis tax evasion menurut persepsi Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung.

  4. Untuk menganalisis teknologi sistem perpajakan menurut persepsi Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung.

  3. Untuk menganalisis ketepatan pengalokasian pajak menurut persepsi Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung.

  2. Untuk menganalisis keadilan pajak menurut persepsi Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung.

  Untuk menganalisis kemungkinan terdeteksinya kecurangan menurut persepsi Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung.

II. LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

  Gambar 1 Kerangka Pemikiran

  hitung

  2.7. Populasi dan Sampel

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama pada Kota Bandung yaitu KPP Pratama Bandung Bojonegara, KPP Pratama Bandung Cibeunying, KPP Pratama Bandung Cicadas, KPP Pratama Bandung Karees, dan KPP Pratama Bandung Tegallega sebanyak 49.273 Wajib Pajak Badan. Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin sehingga menghasilkan jumlah sampel sebanyak 400 Wajib Pajak Badan. Metode pengambilan sampling yang digunakan di dalam penelitian ini adalah accidental

  sampling , yaitu mengambil responden sebagai

  sampling secara kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data yaitu adalah WP Badan dengan kode SPT 1771 dan 1771S.

  2.8. Uji Validitas dan Reliabilitas

  Uji validitas menurut Sekaran (2006:84) digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu butir pertanyaan. Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r

  dengan r

  evasion (Y) yang diukur dengan indikator Kondisi

  tabel

  untuk degree of freedom (df) = n – 2 dan alpha = 0,05. Jika r

  hitung

  lebih besar dari r

  tabel

  dan bernilai

  lingkungan, Pelayanan fiskus yang mengecewakan, Tarif pajak yang terlalu tinggi, Sistem administrasi perpajakan yang buruk.

  Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama peneliti (Sekaran, 2007:116). Variabel dependen pada penelitian ini adalah tax

  2.3. Hipotesis Penelitian 1.

  2.4. Jenis Penelitian

  Kemungkinan terdeteksinya kecurangan berpengaruh secara negatif signifikan terhadap

  tax evasion menurut persepsi wajib pajak badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung.

  2. Keadilan pajak berpengaruh secara negatif signifikan terhadap tax evasion menurut persepsi wajib pajak badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung.

  3. Ketepatan pengalokasian pajak berpengaruh secara negatif signifikan terhadap tax evasion menurut persepsi wajib pajak badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung.

  4. Teknologi sistem perpajakan berpengaruh secara negatif signifikan terhadap tax evasion menurut persepsi wajib pajak badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung.

  5. Kemungkinan terdeteksinya kecurangan, keadilan pajak, ketepatan pengalokasian pajak, dan teknologi sistem perpajakan berpengaruh secara negatif signifikan terhadap tax evasion menurut persepsi wajib pajak badan di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung.

  Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif verifikatif bersifat kausalitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

  2. Variabel Dependen (Y)

  survey . Teknik analisis data yang digunakan adalah

  analisis regresi linier berganda. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden yang telah ditentukan, yaitu Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama pada Kota Bandung.

  2.5. Operasionalisasi Variabel

  Variabel independen menurut Sugiyono (2010:4), merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian adalah Kemungkinan

  Terdeteksinya Kecurangan (X1), Keadilan Pajak (X2), Ketepatan Pengalokasian Pajak (X3), dan Teknologi Sistem Perpajakan (X4). Kemungkinan terdeteksinya kecurangan diukur dengan menggunakan indikator pemeriksaan terhadap interpretasi undang-undang yang tidak benar, pemeriksaan terhadap kesalahan hitung, pemeriksaan terhadap penggelapan secara khusus dari penghasilan, pemeriksaan terhadap pemotongan dan pengurangan beban pajak yang tidak sesungguhnya. Keadilan pajak diukur dengan menggunakan indikator benefit principle dan ability

  principle . Ketepatan pengalokasian pajak diukur

  dengan indikator perbaikan jalan yang rusak, pembangunan jalan tol, penyelenggaraan pendidikan nasional, pemeliharaan kesehatan masyarakat, penanggulangan bencana alam, dan penyelenggaraan pertahanan dan keamanan. Sedangkan teknologi sistem perpajakan diukur dengan indikator e-Registration, e-SPT, e-Filling, dan e-Payment.

1. Variabel Independen

  positif, maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. menurut Arikunto (2006:178) Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrumen alat ukur yang digunakan (kuesioner) dapat diandalkan atau dapat mengukur jawaban responden secara konsisten. Skala pengukuran menurut Ghozali dalam (2008:42) dikatakan mempunyai reliabilitas jika angka

  Cronbach’s Alpha memenuhi nilai minimal Alpha 0, 6.

  Hasil pengujian statistik deskriptif dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

  3.1. Analisis Statistik Deskriptif

  III. PEMBAHASAN

  Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

  5. Analisis Koefisien Determinasi

2.9. Teknik Analisis Data

  Mengingat penelitian ini menggunakan empat variabel bebas, maka persamaan regresinya sebagai berikut :

  asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas

  3. Untuk pertanyaan pada variabel ketepatan pengalokasian pajak, WP Badan yang terdaftar pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung yang diteliti sebanyak 81,58% menyetujui

  2. Untuk pertanyaan pada variabel keadilan pajak, WP Badan yang terdaftar pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung yang diteliti sebanyak 81,45% menyetujui pernyataan yang dipaparkan. Hal ini menunjukkan bahwa menurut Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung, pajak yang dikenakan kepada WP Badan masih belum adil baik dari segi manfaat yang didapatkannya sekalipun itu manfaat jangka panjangnya maupun dari segi kemampuan WP Badan dalam membayar beban pajak yang ditanggungnya. Sedangkan 18,55% WP Badan yang tidak menyetujui pertanyaan yang dipaparkan menunjukkan bahwa menurut mereka pajak yang telah dikenakan kepadanya telah adil karena sesuai dengan kemampuannya dalam membayar dan telah dirasakan manfaatnya.

  1. Untuk pertanyaan pada variabel kemungkinan terdeteksinya kecurangan, WP Badan yang terdaftar pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung yang diteliti sebanyak 81,29% menyetujui pernyataan yang dipaparkan. Hal ini menunjukkan bahwa WP Badan yang terdaftar pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung akan membayar pajak sesuai dengan yang seharusnya karena dilakukan pemeriksaan atas pajak yaitu pemeriksaan atas interpretasi Undang-Undang Perpajakan yang salah, pemeriksaan terhadap kesalahan hitung, pemeriksaan terhadap penggelapan secara khusus dari penghasilan, dan pemeriksaan terhadap pemotongan dan pengurangan beban pajak yang tidak sesungguhnya sehingga apabila hendak melakukan kecurangan, kemungkinan hal tersebut terdeteksi akan semakin tinggi. Sedangkan 18,71% Wajib Pajak yang tidak menyetujui pertanyaan yang dipaparkan menyatakan bahwa mereka akan tetap membayar pajak sesuai dengan yang sesungguhnya walaupun tidak dilakukann pemeriksaan pajak karena pajak merupakan kewajiban yang memang harus dipenuhi oleh setiap Wajib Pajak.

  1. Analisis Statistik Deskriptif

  Menurut Sugiyono (2012:94) langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan skor ideal yang digunakan untuk menghitung skor untuk menentukan rating scale dan jumlah seluruh jawaban. Untuk menghitung skor ideal digunakan rumus sebagai berikut: Skor Kriterium = Nilai skala x Jumlah responden Selanjutnya, skor yang telah diperoleh kemudian dihitung menggunakan persentase persetujuan untuk mengetahui jumlah jawaban dari para responden menggunakan rumus sebagai berikut:

  P = x 100% keterangan: P : Persentase f : Frekuensi dari setiap jawaban angket n : jumlah skor ideal Dari hasil persentase dapat dilihat bagaimana variabel x dan variabel y dalam penelitian ini menurut persepsi Wajib Pajak Badan.

  2. Uji Asumsi Klasik Pada penelitian ini digunakan tiga buah alat uji

  Pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat.

  Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε

  b. Uji Statistik F

  Pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen.

  a. Uji Statistik t

  3. Analisis Regresi Linear Berganda

  Kecurangan X2 = Keadilan X3 = Ketepatan Pengalokasian X4 = Teknologi Sistem Perpajakan

  = Bilangan Konstanta β1…β4 = Koefisien arah regresi X1 = Kemungkinan Terdeteksinya

  Keterangan: Y = Tax Evasion β0

  4.Pengujian Hipotesis pernyataan yang dipaparkan. Hal ini menunjukkan bahwa menurut Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung, pajak yang telah dipungut oleh pemerintah belum dialokasikan dengan tepat untuk fasilitas umum dan kesejahteraan masyarakat luas. Sedangkan sebanyak 18,42% WP Badan yang tidak menyetujui pertanyaan yang dipaparkan menunjukkan bahwa menurut mereka pajak telah dialokasikan dengan tepat oleh pemerintah.

  4. Untuk pertanyaan pada variabel teknologi sistem perpajakan, WP Badan yang terdaftar pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung yang diteliti sebanyak 76,7% menyetujui pernyataan yang dipaparkan. Hal ini menunjukkan bahwa Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung belum menggunakan fasilitas teknologi yang disediakan oleh Dirjen Pajak untuk mempermudah sistem administrasi dan pembayaran pajak karena mereka belum

  5. mengetahui dengan jelas fasilitas teknologi yang disediakan oleh Dirjen Pajak dan bagaimana cara menggunakannya. Sedangkan 23,3% WP Badan yang tidak menyetujui pertanyaan yang dipaparkan menunjukkan bahwa mereka telah menggunakan fasilitas tersebut untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

  b. Calculated from data.

  .124 a. Test distribution is Normal.

  Negative -.035 Kolmogorov-Smirnov Z 1.179 Asymp. Sig. (2-tailed)

  Most Extreme Differences Absolute .059 Positive .059

  .0000000 Std. Deviation .44229433

  Residual N 400 Normal Parameters a,b Mean

  One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandard ized

  Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan SPSS, penulis memperoleh hasil uji multikolinieritas sebagai berikut:

  2. Uji Multikolinieritas

  Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 8, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asympt. Sig 2-tailed) sebesar 0,124. Dapat dilihat bahwa nilai signifikasi lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas.

  Tabel 2 Uji Normalitas Sumber: Output SPSS (2014)

  Menurut Sunyoto (2012:119) uji normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai residual terdirtribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan SPSS, penulis memperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut:

6. Untuk pertanyaan pada variabel tax evasion,

  WP Badan yang terdaftar pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung yang diteliti sebanyak 82,45% menyetujui pernyataan yang dipaparkan. Hal ini menunjukkan bahwa menurut Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung saat ini banyak terjadi penggelapan pajak. Mereka akan melakukan penggelapan pajak jika kondisi lingkungan mereka juga melakukan penggelapan pajak. Selain itu pelayanan fiskus yang mengecewakan juga dapat mendorong mereka untuk melakukan penggelapan pajak. Hal ini juga dapat terjadi jika didukung dengan tarif pajak yang dikenakan kepada Wajib Pajak terlalu tinggi, di samping itu juga sistem administrasi pajak yang buruk yaitu terlalu membingungkan dan tidak transparan dapat mendorong Wajib Pajak Badan untuk melakukan penggelapan pajak. Sedangkan 17,55% responden yang tidak menyetujui pertanyaan yang dipaparkan menunjukkan bahwa penggelapan pajak disebabkan bukan oleh kondisi lingkungan, tarif pajak yang tinggi, pelayanan fiskus yang mengecewakan, dan sistem administrasi yang buruk tetapi karena faktor lainnya.

3.2. Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

  

Tabel 3

Uji Multikolonieritas

Sumber: Output SPSS (2014)

  1 (Constant) 4.657 .253 18.444 .000 KTK -.100 .042 -.119 -2.389 .017 .807 1.239

  Sumber: Output SPSS (2014)

  N 400 400 400 400 400 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

  N 400 400 400 400 400 KP Correlation Coefficient .443 ** 1.000 -.432 ** -.141 ** .040 Sig. (2-tailed) .000 . .000 .004 .425 N 400 400 400 400 400 KPP Correlation Coefficient .233 ** -.432 ** 1.000 -.234 ** .040 Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000 .422 N 400 400 400 400 400 TSP Correlation Coefficient .233 ** -.141 ** -.234 ** 1.000 .017 Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 . .730 N 400 400 400 400 400 Unstandardized Residual Correlation Coefficient -.059 .040 .040 .017 1.000 Sig. (2-tailed) .239 .425 .422 .730 .

  KTK Correlation Coefficient 1.000 .443 ** .233 ** .233 ** -.059 Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000 .239

  

Correlations

KTK KP KPP TSP Unstandardize d Residual

  KP .161 .053 .167 3.038 .003 .661 1.513 KPP .287 .052 .283 5.466 .000 .747 1.338 TSP .033 .045 .035 .741 .459 .924 1.083

  VIF

a. Dependent Variable: TE

  Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat bahwa nilai Tolerance ketiga variabel lebih dari 0,1 dan nilai

  

Coefficients

a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance

  Berdasarkan tabel uji heteroskedastisitas di atas menunjukkan variabel-variabel independen tidak berkorelasi dengan residual, yaitu tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi linear berganda dan model regresi layak dipakai untuk memprediksi nilai variabel dependen.

  

Tabel 4

Uji Heterokedastisitas

  prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Hasil uji heteroskedastisitas melalui uji korelasi Spearman’s rho adalah sebagai berikut:

  scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai

  Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode

  VIF kurang dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari Asumsi multikolinearitas

3. Uji Heterokedastisitas

3.3. Koefisien Determinasi

  

Tabel 5

Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2014)

  Berdasarkan output pada Tabel 10, diperoleh angka R square sebesar 20,7%. Ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen mencapai 20,7%. Dengan kata lain variasi variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel tax evasion sebesar

  20,7%. Sedangkan variabel lain yang mempengaruhinya sebesar 79,3% yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

  3.4. Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Tabel 6

Hasil Pengujian Parsial (Uji t

  )

  KP .161 .053 .167 3.038 .003 KPP .287 .052 .283 5.466 .000 TSP .033 .045 .035 .741 .459

  1 (Constant) 4.657 .253 18.444 .000 KTK -.100 .042 -.119 -2.389 .017

  

B Std. Error Beta

  Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

  b. Dependent Variable: TE

Coefficients

a

  a. Predictors: (Constant), TSP, KP, KTK, KPP

  Std. Error of the Estimate 1 .455 a .207 .199 .445

  

Model Summary

b Model R R Square Adjusted R Square

a. Dependent Variable: TE

1. Pengaruh Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan (X

  2. Pengaruh Keadilan Pajak (X

  ) sebesar 0,017 lebih kecil dari α = 0,05, dengan t hitung > t tabel yaitu -2,389 > 1,966, sehingga dapat disimpulkan bahwa H

  1 ) terhadap Tax Evasion (Y) secara Parsial

  Berdasarkan tabel 4.23 dari hasil pengolahan

  software SPSS, diperoleh tingkat signifikans

  variabel kemungkinan terdeteksinya kecurangan (X

  1

  0,1

  diterima, hal ini berarti kemungkinan terdeteksinya kecurangan secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap tax evasion. Hal ini dapat dilihat sebanyak 81,29% WP Badan menyetujui pernyataan yang dipaparkan. Hal ini menunjukkan bahwa WP Badan yang terdaftar pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung akan membayar pajak sesuai dengan yang seharusnya karena dilakukan pemeriksaan atas pajak yaitu pemeriksaan atas interpretasi Undang- Undang Perpajakan yang salah, pemeriksaan terhadap kesalahan hitung, pemeriksaan terhadap penggelapan secara khusus dari penghasilan, dan pemeriksaan terhadap pemotongan dan pengurangan beban pajak yang tidak sesungguhnya sehingga apabila hendak melakukan kecurangan, kemungkinan hal tersebut terdeteksi akan semakin tinggi. Hal itu menyebabkan tingkat penggelapan pajak yang akan mereka lakukan menjadi rendah atau tidak dilakukan sama sekali. Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan penelitian Ayu dan Hastuti (2009) yang menyatakan bahwa kemungkinan terdeteksinya kecurangan berpengaruh negatif signifikan terhadap tax evasion.

  ditolak dan H

  1,1

  ) sebesar 0,003 lebih kecil dari α = 0,05, dengan t hitung > t tabel yaitu 3,038 > 1,966, sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0,2 ditolak dan H 1,2 diterima, hal ini berarti keadilan pajak secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap tax evasion. Hal ini dapat dilihat sebanyak 81,45% WP Badan menyetujui pernyataan yang dipaparkan. Hal ini menunjukkan bahwa menurut Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung, pajak yang dikenakan kepada WP Badan masih belum adil baik dari segi manfaat yang didapatkannya sekalipun itu manfaat jangka panjangnya maupun dari segi kemampuan WP Badan dalam membayar beban pajak yang

  2

  variabel keadilan pajak (X

  software SPSS, diperoleh tingkat signifikansi

  Berdasarkan tabel 4.23 dari hasil pengolahan

  2 ) terhadap Tax Evasion (Y) secara Parsial ditanggungnya. Hal tersebut menyebabkan 3. lakukan semakin tinggi. Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan hasil penelitian Permatasari dan Laksito (2013) yang menyatakan bahwa keadilan pajak berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat tax evasion.

  3 ) terhadap Tax Evasion (Y) secara Parsial

  ) sebesar 0,459 lebih besar dari α = 0,05, dengan t hitung < t tabel yaitu 0,741 < 1,966, sehingga dapat disimpulkan bahwa H

  b. Predictors: (Constant), TSP, KP, KTK, KPP

  a. Dependent Variable: TE

  1 Regression 20.427 4 5.107 25.843 .000 b Residual 78.054 395 .198 Total 98.481 399

  Sumber: Hasil Pengolahan Data (2014 ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

  3.5. Pengujian Secara Simultan (Uji F) Tabel 7

Hasil Pengujian Simultan (Uji F)

  Hal ini menunjukkan bahwa menurut Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung, pajak yang telah dipungut oleh pemerintah belum menggunakan fasilitas teknologi yang disediakan oleh Dirjen Pajak untuk mempermudah sistem admnisitrasi dan pembayaran pajak. Sistem teknologi perpajakan yang disediakan untuk mempermudah Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya yang diharapkan oleh Dirjen Pajak akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dan mengurangi tingkat penggelapan pajak kenyataannya tidak digunakan oleh Wajib Pajak sehingga keberadaan fasilitas teknologi perpajakan tidak berpengaruh terhadap penggelapan pajak yang banyak terjadi saat ini. Hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini sejalan dengan penelitian Ayu dan Hastuti (2009) yang menyatakan penggunaan teknologi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat tax evasion yang dilakukan oleh Wajib Pajak.

  tax evasion . Hal ini dapat dilihat sebanyak 76,7% WP Badan menyetujui pernyataan yang dipaparkan.

  diterima, hal ini berarti teknologi sistem perpajakan secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

  0,4

  ditolak dan H

  1,4

  4

  Berdasarkan tabel 4.23 dari hasil pengolahan Berdasarkan output pada Tabel 12, diperoleh nilai F hitung sebesar 25.843. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df 1 (jumlah variabel-1) atau 5-1 yaitu sebesar 4, dan df 2 (n-k- 1) atau 400-4-1 yaitu sebesar 395, maka diperoleh F tabel sebesar 2,39. Karena F hitung > F tabel, maka H

  SPSS, diperoleh tingkat signifikansi variabel teknologi sistem perpajakan (X

  software

  Berdasarkan tabel 4.23 dari hasil pengolahan

  4 ) terhadap Tax Evasion (Y) secara Parsial

  4. Pengaruh Teknologi Sistem Perpajakan (X

3. Pengaruh Ketepatan Pengalokasian Pajak (X

  Badan menyetujui pernyataan yang dipaparkan Hal ini menunjukkan bahwa menurut Wajib Pajak Badan yang terdaftar di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung, pajak yang telah dipungut oleh pemerintah belum dialokasikan dengan tepat untuk fasilitas umum dan kesejahteraan masyarakat luas. Hal tersebut menyebabkan kemungkinan penggelapan pajak yang akan mereka lakukan menjadi tinggi. Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan hasil penelitian Ayu dan Hastuti (2009) bahwa pengaruh ketepatan pengalokasian pajak oleh pemerintah berpengaruh secara negatif signifikan terhadap tax evasion.

  evasion . Hal ini dapat dilihat sebanyak 81,58% WP

  ) sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, dengan t hitung > t tabel yaitu 5,466 > 1,966, sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0,3 ditolak dan H 1,3 diterima, hal ini berarti ketepatan pengalokasian pajak secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap tax

  3

  SPSS, diperoleh tingkat signifikansi variabel ketepatan pengalokaisan pajak (X

  software

  0,5

  4.4. Saran

  tax evasion dan menunjukkan arah hubungan yang positif.

  d. Variabel teknologi sistem perpajakan (X

  4

  ) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tax evasion karena teknologi sistem perpajakan belum digunakan oleh WP Badan di Wilayah Kota Bandung.

  4.3. Pengaruh Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan (X

  1 ), Keadilan Pajak (X

  2 ), Ketepatan Pengalokasian Pajak (X

  3 ), dan Teknologi Sistem Perpajakan (X

  4 ) terhadap Tax Evasion (Y) secara Simultan

  Secara simultan, variabel kemungkinan terdeteksinya kecurangan, keadilan pajak, ketepatan pengalokasian pajak, dan teknologi sistem perpajakan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tax evasion. Kemampuan variabel-variabel independen ini dalam menjelaskan variasi variabel dependen mencapai 20,7%. Sedangkan variabel lain yang mempengaruhinya sebesar 79,3% tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

  1. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

  3 )

  a. Menambahkan variabel lain untuk mengukur

  tax evasion yang dilakukan oleh Wajib Pajak

  Badan yang terdaftar pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung, seperti tarif pajak dan diskriminasi pajak.

  b. Apabila ingin lebih fokus untuk meneliti pengaruh teknologi sistem perpajakan terhadap

  tax evasion , sebaiknya peneliti lebih fokus

  kepada WP Badan yang telah menggunakan fasilitas teknologi sistem perpajakan.

  2. Saran Kepada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dan Pemerintah

  a WP Badan di Kota Bandung akan membayar pajak karena adanya pemeriksaan pajak. Hal ini mengindikasikan kesadaran akan membayar pajak yang rendah. Oleh karena itu baik pihak KPP dan pemerintah diharapkan meningkatkan sosialisasi pentingnya pajak kepada masyarakat.

  b. Pemerintah seharusnya lebih adil dalam menetapkan tarif pajak sesuai dengan kemampuan WP dalam membayar.

  c. Pemerintah selain mengalokasikan pajak untuk subsidi BBM dan gaji aparatur Negara tetapi seharusnya juga untuk membangun fasilitas umum dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

  secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

  c. Variabel ketepatan pengalokasian pajak (X

  ditolak dan H

  ) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tax evasion dan menunjukkan arah hubungan yang positif.

  2

  b. Variabel keadilan pajak (X

  1

  ,

  5

  diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemungkinan terdeteksinya kecurangan, keadilan pajak, ketepatan pengalokasian pajak, dan teknologi sistem perpajakan secara simultan berpengaruh terhadap

  tax evasion .

IV. KESIMPULAN

  1 ), Keadilan Pajak (X

  4.2. Pengaruh Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan (X

  2 ), Ketepatan Pengalokasian Pajak (X

  d. Teknologi sistem perpajakan menurut persepsi WP Badan yang terdaftar di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung masih belum dimanfaatkan dengan baik yaitu dengan persentase sebesar 76,7%. d. Pihak KPP Pratama Kota Bandung harus lebih meningkatkan sosialisasi mengenai teknologi sistem perpajakan kepada Wajib Pajak.

  c. Ketepatan pengalokasian pajak oleh pemerintah menurut persepsi WP Badan yang terdaftar di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dirasa masih belum tepat yaitu dengan persentase sebesar 81,58%.

  b. Keadilan Pajak menurut persepsi WP Badan yang terdaftar di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung dirasa masih belum adil sebagian yaitu dengan persentase sebesar 81,45%.

  a. Kemungkinan terdeteksinya kecurangan menurut persepsi WP Badan yang terdaftar di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung tinggi dengan persentase sebesar 81,29%.

  Berikut ini adalah bagaimana kemungkinan terdeteksinya Kecurangan, keadilan pajak, ketepatan pengalokasian pajak, teknologi sistem perpajakan, dan tax evasion menurut persepsi wajib pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama wilayah Kota Bandung:

  4.1. Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan, Keadilan Pajak, Ketepatan Pengalokasian Pajak, Teknologi Sistem Perpajakan, dan Tax Evasion Menurut Persepsi Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung

  3 ), dan Teknologi Sistem Perpajakan (X

  4 ) terhadap Tax Evasion (Y) secara Parsial

  Berikut ini adalah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial: a. Variabel kemungkinan terdeteksinya kecurangan (X

  1

  ) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tax evasion dan menunjukkan arah hubungan yang negatif.

  e. Tax evasion menurut persepsi WP Badan yang terdaftar di KPP Pratama Wilayah Kota Bandung masih dalam tingkat yang tinggi yaitu dengan persentase sebesar 82,45%.

  REFERENSI

  Pardiat. (2008). Pemeriksaan Pajak. Jakarta: Mitra Wacana Media. Permatasari, Inggrid dan Herry Laksito. (2013).

  Nasehudin, Toto Syatroni dan Nanang Gozali.

  (2012). Metode Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: Pustaka Setia.

  Nickerson, Pleshko, dan McGee. (2009).

  Presenting The Dimensionality Of An Ethics Scale Pertaining To Tax Evasion . Journal of Legal, Ethical, and Regulatory Issues Vol.

  12 No. 1, Florida National University. Pandiangan, Liberti. (2007). Modernisasi &

  Reformasi Pelayanan Perpajakan . Jakarta: Elex Media Komputindo.

  Minimalisasi Tax Evasion Melalui Tarif Pajak, Teknologi dan Informasi Perpajakan, Keadilan Sistem Perpajakan, Dan Ketepatan Pengalokasian Pengeluaran Pemerintah (Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Wilayah KPP Pratama Pekanbaru Senapelan) . Diponegoro Journal Of Accounting Vol. 2 No. 2, Universitas

  Study on Perceived Ethics of Tax Evasion: Hong Kong Vs The United States . Journal of Bussiness Ethics , Hong Kong Baptist University dan Barry University, Hong Kong dan United States.

  Diponegoro, Semarang. Presiden Republik Indonesia, Undang-Undang

  Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Priyatno, Duwi. (2012). Cara Kilat Belajar

  Analisis Data dengan SPSS 20 . Yogyakarta: Andi.

  Rahayu, Siti Kurnia. (2010). Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal .

  Yogyakarta: Graha Ilmu. Rahman, Arif. (2013). Panduan Akuntansi dan Perpajakan . Jakarta: TransMedia Pustaka.

  Rahman, Irma Suryani. (2013). Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi, dan Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion).

  Menteri Keuangan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 199/PMK.03/2007 Pasal 3 ayat (3) tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak.

  Yogyakarta: Andi. McGee, Simon, dan Annie. (2008). A comparative

  Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu

  (2012). Studi Ketidakpatuhan Pajak : Faktor

  Pendekatan Praktik . Jakarta: PT. Rineka Cipta.

  Ayu, Stephana Dyah dan Rini Hastuti. (2009).

  Persepsi Wajib Pajak: Dampak Pertentangan Diametral pada Tax Evasion Wajib Pajak dalam Aspek Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan, Keadilan, Ketepatan Pengalokasian, Teknologi Sistem Perpajakan, dan Kecenderungan Personal (Studi Wajib Pajak Orang Pribadi) . Jurnal Kajian Akuntansi

  Vol. 1 No.1, Unika Soegijapranata, Semarang. Ayu, Stephana Dyah. (2011). Persepsi Efektifitas

  Pemeriksaan Pajak Terhadap Kecenderungan Melakukan Perlawanan Pajak . Jurnal Seri Kajian Ilmiah Vol. 14 No. 1, Unika Soegijapranata, Semarang.

  Basri, Surya, Fitriasari, Novriyan, dan Tania.

  Yang Mempengaruhinya (Studi pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Tampan Pekanbaru) . Jurnal Seminar Nasional Akuntansi 088-PPJK-19,