Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada dasarnya pengelolaan Program Keluarga Berencana KB Nasional adalah suatu proses pelaksanaan pembangunan yang bertujuan untuk pengaturan kelahiran guna membangun keluarga sejahtera. Keterlibatan masyarakat yang semakin meluas dalam pengelolaan Program KB dengan sector-sektor pembangunan lainnya. Sehingga menjadikan Program KB Nasional sebagai salah satu sector yang strategis dan penting kontribusinya untuk keberhasilan pembangunan baik di tingkat daerah maupun nasional dalam proses pengambilan keputusan, informasi manajemen keluarga berencana Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN. Mempunyai peran yang strategis karena harus menyediakan data dan informasi yang benar, mudah dicerna, cepat dan tepat dan akurat sehingga dapat mencapai tujuan secara optimal. Kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengolahan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Informasi dan pengetahuan dapat diciptakan secara cepat dan dapat segera disebarkan ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai belahan dunia dalam hitungan detik. Berarti bahwa setiap individu di berbagai negara dapat saling berkomunikasi secara langsung kepada siapapun yang dikehendaki tanpa dibutuhkan perantara mediasi apapun. Kebutuhan masyarakat akan informasi dan pelayanan yang serba cepat dan mudah melalui teknologi digital menjadi suatu tuntutan, penerapan teknologi informasi pada lembaga pemerintahan dapat mempermudah akses antara pemerintah dengan pemerintah atau pemerintah dengan masyarakat. Tidak hanya melalui komunikasi satu arah saja dimana pemerintah dapat mempublikasikan data dan informasi yang dimilikinya, akan tetapi juga komunikasi dua arah, yaitu masyarakat dapat menerima dari pemerintah dan memberikan informasi kepada pemerintah. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah maupun dengan masyarakat dalam ruang lingkup demokrasi dapat terjalin, dengan adanya transparansi tentang data informasi. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah baik untuk lembaga pemerintahan maupun masyarakat adalah dapat mewujudkan praktek pemerintahan yang lebih baik. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi Information and Communication Technology atau ICT di dunia telah semakin luas. Dapat dilihat dari penggunaan ICT yang tidak terbatas pada segala bidang. ICT ini dipergunakan karena memiliki kelebihan-kelebihan yang menguntungkan dibandingkan dengan menggunakan cara tradisional dalam melakukan interaksi. Kelebihan dari ICT ini adalah dalam hal kecepatan, kemudahan dan biaya yang lebih murah, sehingga mempengaruhi kelancaran aliran informasi antara pemerintah dengan pemerintah atau pemerintah dengan masyarakat. Inisiatif Electronik Government E-Government di indonesia telah diperkenalkan melalui instruksi presiden Inpres No 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan pada intinya, inpres tersebut membahas tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan E-Government. Lebih jauh lagi, E- Government wajib diperkenalkan untuk tujuan yang berbeda di kantor-kantor pemerintahan. Administrasi publik adalah salah satu area dimana internet dapat digunakan untuk menyediakan akses bagi semua masyarakat yang berupa pelayanan yang mendasar dan mensimplifikasi hubungan antar masyarakat dan institusi pemerintah. E-Government wajib diperkenalkan untuk tujuan yang berbeda di kantor-kantor pemerintahan. Administrasi publik adalah salah satu area dimana internet dapat digunakan untuk menyediakan akses bagi semua masyarakat yang berupa pelayanan yang mendasar dan mensimplifikasi hubungan antar masyarakat dan institusi pemerintah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah mengandung konsekuensi, dimana penyelenggaraan pemerintah mengalami perubahan signifikan baik di pusat maupun di Kabupaten dan Kota. Sebagai salah satu dampak dari gerakan reformasi yang mengamanatkan dan menuntut adanya kebijakan pelayanan kepada publikmasyarakat yang dapat memberikan hasil yang lebih konkrit dan merata, dengan setiap tahapan proses pelaksanaanya dapat dipertanggung jawabkan acuntabel baik secara kinerja finansial, maupun manajerial. Otonomi yang diberikan ke pemerintah daerah mengandung arti bahwa pemerintah daerah bertanggung jawab melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan kepada mereka. Tugas dan kewajiban tersebut menyangkut penyelenggaraan dan pengembangan kesejahteraan dan pelayanan masyarakat, pengembangan lingkungan yang demokratis, adil dan merata, serta menjaga hubungan yang harmonis antara pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi serta Pemerintah Daerah. Badan koordinasi keluarga berencana nasional BKKBN Provinsi Jawa Barat menyadari benar bahwa kinerja pemerintahan ini akan sulit berubah change tto better , apabila tidak terlaksananya transformasi sistem manajemen pemerintahan yang baik, secara kelembagaan manajeman publik maupun alat-alat pemerintah insfastuktur dan suprastuktur, dengan sistem birokrasi kepada sistem yang lebih mewirausahakan birokrasi pemerintahan, transformasi sektor pemerintahan memiliki arah merubah fokus akuntabilitas pada hasil output and outcomes. Badan koordinasi keluarga berencana nasional BKKBN pada dasarnya pengelolaan program KB nasional adalah suatu proses pelaksanaan pembangunan yang bertujuan untuk pengaturan kelahiran guna membangun keluarga sejahtera. Keterlibatan masyarakat yang semakin meluas dalam pengelolaan program KB dengan sektor-sektor pembangunan lainnya, sehingga menjadikan program KB nasional sebagai salah satu sector yang strategis dan penting kontribusinya untuk keberhasilan pembangunan baik di tingkat daerah maupun nasional. Sistem dan mekanisme yang ada utamanya dengan pendayagunaan teknologi informasi adalah menjadi modal dasar BKKBN untuk turut melaksanakan E-Government sesuai dengan INPRES No. 3 Tahun 2003. Sebagaimana di amanatkan dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008, penyelenggaraan desentralisasi menuntut persebaran urusan pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom sebagai badan hukum publik. Persebaran urusan pemerintahan ke pemerintah daerah dilandasi dengan prinsip dalam kerangka NKRI. Keputusan Presiden kepres No. 103 Tahun 2000, tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, struktur organisasi dan tata kerja lembaga pemerintah non departemen LPND. Pada pasal 43 Kepres 1032001 tersebut ditetapkan bahwa BKKBN mempunyai peran sebagai pelaksana tugas-tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya tentang kedudukan dan fungsi BKKBN Provinsi dan KabKota diatur dalam Kepres No.9 Tahun 2004 pasal 114 ayat 2 bahwa sebagian tugas pemerintahan yang dilaksanakan oleh BKKBN di KabupatenKota diserahkan kepada pemerintah daerah. Selanjutnya pada ayat 3 dinyatakan bahwa sebagian tugas pemerintahan yang dilaksanakan oleh BKKBN Provinsi, tetap dilaksanakan oleh pemerintah sampai ada ketentuan lebih lanjut. Tingginya dinamika dan luasnya cakupan program, maka pengambilan keputusan dilakukan dengan penuh pertimbangan berdasarkan data dan informasi yang lengkap dan akurat serta tidak dapat dilakukan secara intuitif. Proses pengambilan keputusan, informasi manajemen mempunyai peran yang strategis karena harus menyediakan data dan informasi yang benar, mudah dicerna, cepat dan tepat sehingga dapat mencapai tujuan secara optimal, guna mewujudkan tersedianya data dan informasi yang dapat memenuhi kebutuhan pengambil keputusan, maka sub sistem informasi manajemen program KB nasional SSIM-PKBN merupakan konsekuensi yang tidak dapat dielakan dalam pengambilan keputusan oleh pemimpin. Data dan informasi di lingkungan BKKBN mendapat perhatian utama dengan ditunjuknya tugas dan fungsi tersebut disusun berdasar tahapproses dimulai dari pengumpulan, pelaporan dan statistik, pengolahan dan pengembangan teknologi informasi, analisis dan evaluasi program, diseminasi dan dokumentasi serta penyebarluasan informasi. Sejalan dengan penggunaan komputerisasi dalam pengumpulan dan pelaporan yang dilakukan sejak tahun 1970 dan periode-periode selanjutnya dengan memperhatikan perkembangan teknologi informasi untuk dilakukan penyesuaian, hingga saat ini, database sudah dilaksanakan dengan menganut desain Web-Based yang dapat diakses dengan multi user dan melalui internet, hal tersebut secara nyata dilaksanakan pengembangan dan pemantapannya sejak tahun 2001 melalui sistem informasi kependudukan dan keluarga di beberapa Kabupaten Kota. Salah satu cara untuk menciptakan praktek pemerintahan yang lebih baik ialah dengan mengalihkan aspek-aspek dan fungsi-fungsi pemerintahan konvensional melalui penggunaan teknologi baru, yaitu pemanfaatan teknologi informasi. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang ditandai dengan perkembangan Internet , lahirlah model birokrasi era jaringan menggantikan era manual. Model birokrasi ini dikenal dengan layanan pemerintahan secara eletronik atau disebut dengan istilah Electronic Government yang kemudian disingkat E-Government. Penerapan E-Government di BKKBN Provinsi Jawa Barat dengan adanya website www.bkkbn.go.id hadirnya website tersebut para pengguna Internet dan masyarakat Provinsi Jawa Barat pada khususnya dapat dengan mudah mengakses informasi dan layanan pemerintah Provinsi Jawa Barat. Website www.bkkbn.go.id didalamnya terdapat Sub Sistem Inormasi Manajemen Program keluarga Berencan Nasional SSIM-PKBN Selain itu, juga masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan daerah dengan menggunakan Internet. Persaingan dalam bisnis, yang sangat ketat di era globalisasi, menuntut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Barat mengembangkan sistem informasi berbasis komputer. Mengembangkan E-Government, di BKKBN Provinsi Jawa Barat berupaya menyajikan informasi mengenai Program KB yang ada di Jawa Barat, bagi pihak yang berkepentingan khususnya aparatur baik apartur BKKBN maupun masyarakat yang ada di Provinsi Jawa Barat dengan harapan dapat menjawab tuntutan pengelolaan sosialisasi program KB yang ada di Jawa Barat. Pembentukan dan Pembangunan Bank data Keluarga Berencana saat ini merupakan asset dan komoditi yang dapat dipergunakan untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta. Pembentukan dan Pembangunan Bank data Keluarga Berencana saat ini merupakan asset dan komoditi yang dapat dipergunakan untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta. Implikasi dari penyerahan kewenangan tersebut untuk menjaga kesinambungan dan kelangsungan pengelolaan data dan informasi, maka kewenangan pengelolaan data dan informasi program KB nasional masih tetap dipegang oleh pusat sebagai salah satu sub sistem informasi manajemen program keluarga berencana nasional SSIM-PKBN. Penerapan E-Government di BKKBN Provinsi Jawa Barat melalui SSIM-PKBN ini masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan dibenahi. Seperti dari segi perawatan dan pengembangannya yang membutuhkan alokasi dana yang cukup besar. Berdasarkan pengamatan awal peneliti, Faktor lain yang menjadi kendala dalam penerapan E-Government melalui SSIM-PKBN ini adalah dalam proses updating pemutakhiran data program KB ini dikarenakan keterlambatan koordinasi dengan instansi-instansi terkait. Analisa terhadap potensi faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal yang ada di BKKBN sebelum SSIM-PKBN tersebut diterapkan dapat memberikan kontribusi bagi BKKBN dalam melaksanakan penerapan SSIM-PKBN pada masa yang akan datang. Faktor – faktor lingkungan yang ada tersebut dari waktu ke waktu akan terus mengalami perubahan, dimana perubahan tersebut dapat memiliki pengaruh yang lebih besar atau lebih kecil terhadap penerapan SSIM-PKBN di BKKBN, baik dalam faktor kekuatan dan kelemahan maupun faktor dari peluang dan ancaman atau tantangan, hal tersebut dikarenakan adanya perubahan yang mendasar, baik dari organisasi maupun dari masyarakat. Faktor lingkungan tersebut apabila memiliki pengaruh besar terhadap kelemahan dan ancaman atau tantangan dalam penerapan SSIM-PKBN maka akan mempersulit pencapaian tujuan penerapan SSIM-PKBN di BKKBN yaitu meningkatkan pelayanan dengan memberikan pelayanan yang prima kepada publik. Untuk itu diperlukan sebuah analisa supaya kekuatan kelemahan, peluang, ancaman atau tantangan dalam penerapan SSIM-PKBN di BKKBN dapat diketahui, dianalisa dan dijadikan bahan masukan bagi BKKBN dalam menerapkan SSIM-PKBN di masa yang akan datang. Selain itu analisa yang dilakukan sebelum SSIM-PKBN diterapkan juga bertujuan untuk mengetahui dampak-dampak yang akan terjadi setelah SSIM-PKBN diterapkan, baik dampak terhadap BKKBN maupun masyarakat. Mengetahui dampak yang akan terjadi tersebut maka BKKBN dapat membuat suatu keputusan atau pertimbangan - pertimbangan yang sesuai dengan tujuan penerapan SSIM-PKBN tersebut. Kendala yang signifikan dalam penerapan E-Government melalui SSIM-PKBN ini adalah kemampuan sumber daya manusia, yang terkadang kemampuan aparatur yang direkrut tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh BKKBN Provinsi Jawa Barat. Semua kegiatan yang berhubungan dengan SSIM-PKBN baik itu dalam segi teknis maupun non teknis dipusatkan di bidang IKAP BKKBN. Kendala teknis yang dihadapi dalam BKKBN dalam melaksanakan E-Government melalui SSIM-PKBN yakni seperti komputer yang di pakai rusak atau kena virus. Kendala teknis lain yang dihadapi belum siapnya aparatur bidang IKAP BKKBN Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan tugas pemerintahan di bidang KB yang berbasis E-Government. Kendala non teknis yang dihadapi ialah kejadian yang tidak di duga seperti ada bencana alam, dan kebakaran. Kendala yang dihadapi dalam penerapan E-Government melalui SSIM-PKBN di BKKBN Provinsi Jawa Barat tersebut hendaknya tidak dijadikan alasan tertundanya sebuah pemerintahan yang menerapkan E-Government. Inpres No 3 Tahun 2003 menekankan setiap intansi pemerintah harus menerapkan E-Government. Melihat dari kebijakan penerapan E-Government yang ada di Indonesia dapat di lihat bahwa penerapan E-Government di BKKBN telah berjalan sejak Tahun 2003 sampai dengan sekarang berarti sudah tujuh tahun di terapakan. Pemerintah hendaknya mencari solusi yang tepat agar penerapan E-Government tersebut efektif. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti sangat tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Analisa Penerapan E-Government melalui Sub Sistem Informasi Manajemen Program Keluarga Berencana Nasional SSIM-PKBN dalam meningkatkan sosialisasi Program Keluarga Berencana KB di Jawa Barat”

1.2 Identifikasi Masalah