kompensasi atau ganti rugi sampai kepada perintah pengadilan untuk melakukan penanggulangan dan pemulihan.
Sedangkan dalam kategori pidana, ada sanksi berupa denda dan perintah
pengadilan menghukum perusahaan pencemar. Efeknyapun bisa mematikan perusahaan. Selain pidana untuk perusahaan, tentu ada sanksi yang juga diberikan
pada persona yang terlibat seperti pemimpin perusahaan dan pegawai berupa kurungan penjara, denda, dan tindakan lainnya. Maksimum kurungan 15 tahun,
plus denda beberapa milyar.
2.5.2 Pengawasaan Dan Pengolahan Lingkungan Hidup
Dalam prihal pengawasaan dan pengolahan lingkungan hidup pemerintah telah memberlakukan Undang Undang Nomor 4 Tahun 1982 Tentang Undang Undang
Lingkungan Hidup di Indonesia. Akan tetapi pelaksanaannya masih tertinggal, belum semua komponen bangsa memahami dan mengerti undang undang dan
ketentuan dalam AMDAL. Hal ini dapat dipahami karna undang undang lingkungan hidup masih dikatakan muda. Akan tetapi jika dilihat dari sudut
pandang ketatanegaraan tidak ada alasan masyarakat di suatu Negara tidak mengetahui atau memahami undang undang yang diberlakukan dinegara
tersebut.
17
Bukan hanya masyarakat yang tidak mengetahui undang undang lingkungan
hidup, bahkan para pegawai yang bertugas dibidang lingkungan kurang seluruhnya mengerti dan memahami arti perlunya pengawasaan terhadap hukum
lingkungan. Banyak faktor yang mempengaruhi keadaan ini termasuk
17
Djanius djamin. Pengawasaan dan pelaksanaan undang undang lingkungan hidup, 2007 jakarta yayasan obor Indonesia hlm 150
ketidakpedulian dan kualitas pegawai dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Proses pengawasaan dan pengolahan lingkungan hidup lebih sukar dilaksanakan
dibandingkan undang undang lain. Hal ini karna hukum lingkungan merupakan bidang penelitian yang relative baru. Undang undang lingkungan hidup
menempati titik silang dalam berbagai hukum klasik. Kewajiban memelihara dan lingkungan hidup yang baik dan sehat khususnya bagi
pengusaha industry maupun pabrik terdapat pada pasal 7 undang undang nomor 4 tahun 1982 yaitu setiap orang yang menjalankan suatu bidang usaha wajib
memelihara lingkungan hidup serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan dan berkelanjutan. Undang undang ini memperlihatkan bahwa
syarat tentang pengolahan dan pengawasaan lingkungan hidup merupakan unsure penting dalam pemberian izin usaha kepada pengusaha. Oleh karna itu sangat
mengherankan para pengusaha mengabaikan unsure kelestarian lingkungan hidup dalam melaksanakan aktifitas perusahaannya.
18
18
Ibid hlm 151
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Masalah
Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,
sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya.
19
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam pendekatan, yaitu
pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. a.
Pendekatan Yuridis Normatif Pendekatan yuridis normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mempelajari bahan-bahan pustaka yang berupa literature dan perundang- undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas, dalam hal
ini adalah yang berkaitan dengan penegakan hukum terhadap perusahaan yang melakukan pencemaran lingkungan di pantai mutun kabupaten
pesawaran. b.
Pendekatan Yuridis Empiris Pendekatan yuridis empiris yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara
menggali informasi dan melakukan penelitian dilapangan guna mengetahui
19
Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum Dan Penelitian Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hlm. 32