PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PANTAI MUTUN KABUPATEN PESAWARAN
ABSTRAK
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PANTAI
MUTUN KABUPATEN PESAWARAN Oleh
Dhana Feby Rena
Banyaknya kasus pencemaran laut yang terjadi saat ini menggambarkan kurangnya pengawasan dan perlindungan oleh pemerintah terhadap lingkungan hidup. Salah satu kasus pencemaran laut yang terjadi di Pantai Mutun Kabupaten Pesawaran. Pencemaran terjadi akibat aktivitas bongkar muat bahan bakar jenis solar yang mengancam lingkungan sekitar. Aktivitas bongkar muat solar ini dikelola oleh PT Tripatra Nusantara dengan jenis usaha penempatan tangki timbun BBM. Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: a) Bagaimanakah penegakan hukum terhadap perusahaan yang melakukan pencemaran lingkungan di Pantai Mutun Kabupaten Pesawaran? b) Apakah faktor penghambat dalam penegakan hukum terhadap perusahaan yang melakukan pencemaran lingkungan di Pantai Mutun Kabupaten Pesawaran?
Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Sumber data menggunakan data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dan studi lapangan. Pengolahan data dilakukan dengan tahapan seleksi, klarifikasi, dan penyusunan data.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan yang dilakukan adalah: a) Penegakan hukum atas aktivitas bongkar muat yang berdampak pencemaran
lingkungan pada wilayah Pantai Mutun belum dikenakan sanksi dalam bentuk apapun. Pihak Badan Lingkungan Hidup tidak memberikan sanksi terhadap PT.Tripatra Nusantara dikarenakan belum diadakannya tes baku mutu lingkungan. Menurut Badan Lingkungan Hidup kerusakan lingkungan hidup tidak dapat dilakukan hanya dengan asumsi semata, namun harus dilakukan tes laboratorium berdasarkan baku mutu lingkungan. Berdasarkan UU No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup seharusnya pihak Badan Lingkungan Hidup memberikan sanksi mengingat dampak bongkar muat BBM tersebut telah menunjukan tanda-tanda pencemaran air, seperti perubahan warna air menjadi hitam dan berbau. b) Faktor-faktor penghambat pelaksanaan penegakan hukum terhadap aktivitas bongkar muat BBM yang terjadi di Pantai Mutun, yaitu keterbatasan dana yang dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pesawaran, belum memadainya sarana dan prasana yang ada, dan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya pengawas lapangan dan petugas pemeriksa masih terbatas. Seyogyanya Pemerintah Kabupaten Pesawaran menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan dalam mengatasi pencemaran lingkungan. Kata kunci : pencemaran lingkungan, penegakan hukum, Pantai Mutun
(2)
ABSTRACT
LAW ENFORCEMENT AGAINST ENVIRONMENTAL POLLUTING COMPANIES IN MUTUN BEACH PESAWARAN DISTRICT
By
Dhana Feby Rena
The number of cases of marine pollution is the case today illustrates the lack of government supervision and protection of the environment. One case of marine pollution that occurred in the District Pesawaran mutun Beach. Pollution caused by loading and unloading activities of diesel fuels that threaten the environment. Solar loading and unloading activities are managed by PT Nusantara with the type of business Tripatra placement of fuel storage tanks. Based on the description above, it is an issue of concern in this study are: a) How does law enforcement against companies that pollute the environment in the District Pesawaran mutun Beach? b) Is the limiting factor in law enforcement against companies that pollute the environment in the District Pesawaran mutun Beach?
Approach to the problem used in this study is normative. Source data using primary and secondary data. Data collection method used is literature study and field study. The data processing is done with the selection process, clarification, and compilation of data.
Based on the results of research and wording that are: a) law enforcement on the loading activities that impact of environmental pollution on mutun Coast region has not been penalized in any form. Parties to the Environment Agency did not impose sanctions against PT.Tripatra archipelago because of not holding the test of environmental quality standards. According to the Environment Agency environmental damage can not be done simply by assuming alone, but must be carried out laboratory tests based on environmental quality standards. Under Law No. 32 of 2009 on Environmental Protection and Management of the Environment Agency should impose sanctions considering the impact of the fuel unloading has shown signs of water pollution, such as discoloration of the water becomes black and smelly. b) The factors inhibiting the implementation of law enforcement on the activities of loading and unloading of fuel that occurred in Beach mutun, the limited funds budgeted by the Government of Pesawaran, inadequate facilities and infrastructures that exist, and Human Resources (HR) in particular field supervisors and officers examiner is still limited. Pesawaran District Government should provide facilities and infrastructure to support the activities in overcoming environmental pollution.
(3)
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PANTAI
MUTUN KABUPATEN PESAWARAN
Oleh
Dhana Feby Rena
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA HUKUM
Pada
Bagian Hukum Administrasi
Fakultas Hukum Universitas Lampung
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
(4)
(5)
(6)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 19 Februari 1994, sebagai anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Hamdan Salim dan Eti Rosita
Jenjang pendidikan penulis dimulai pada Taman Kanak-Kanak
Al-Azhar Bandar Lampung pada tahun 1998 dan melanjutkan ke jenjang
pendidikan Sekolah Dasar Al-Azhar Bandar Lampung pada tahun 1999 dan selesai tahun 2005. Kemudian penulis melanjutkan jenjang pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Kartika II-2 Bandar Lampung selesai pada tahun 2008. Setelah itu melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Yayasan Pembina Universitas Lampung (YP UNILA) diselesaikan pada tahun 2011. Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung program pendidikan Strata 1 (S1) dan mengambil bagian Hukum Administrasi Negara (HAN). Penulis mengikuti dan menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Hukum Administrasi Negara (HIMA HAN) tahun 2013/2014.
(7)
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati ku persembahkan karya ilmiah ini kepada : Kedua Orang Tuaku
Yang telah membesarkan, merawat tanpa mengenal lelah dan mendidik dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan serta senantiasa berdoa untuk keberhasilan ku
Adik-Adikku
Yang selalu membantu dan memberi semangat dalam Perjalanan Ku Menuju Kesuksesan
Seluruh Keluarga Besar
Selalu Memotivasi , Doa dan Perhatian sehingga Aku Lebih Yakin Dalam Menjalani Hidup Ini
Almamater Universitas Lampung
Tempat Aku Menimba Ilmu, Disinilah Aku Mendapatkan Ilmu dan Pengetahuan yang Menjadi Bagian Jejak Langkahku Meraih Kesuksesan
(8)
MOTO
Better to feel how hard education is at this time rather than fell the bitterness of stupidity, later.
(Lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang daripada rasa pahitnya kebodohan kelak.)
"Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua." (Aristoteles)
(9)
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skiripsi yang berjudul: Penegakan Hukum Terhadap Perusahaan Yang Melakukan Pencemaran Lingkungan Di Pantai Mutun Kabupaten Pesawaran. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.
Penulis menyadari ini bukanlah hasil jerih payah sendiri akan tetapi berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil sehingga penulis skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, di dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan rasa terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Heryandi, SH., M.S. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung;
2. Ibu Upik Hamidah, S.H., M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara;
3. Bapak Satria Prayoga, S.H., M.H. selaku Sekretaris Bagian Hukum Administrasi Negara;
4. Bapak Dr. Sumarja, S.H., M.H. selaku Pembimbing I (satu) yang telah banyak membantu dalam perbaikan skripsi ini agar lebih baik;
5. Bapak Syamsir Syamsu, S.H., M.H. selaku Pembimbing II (dua) atas kesediannya dan kesabarannya untuk membantu, mengarahkan, dan memberi masukan agar terselesaikannya skripsi ini dengan baik;
(10)
6. Bapak Elman Eddy Patra, S.H., M.H. selaku Pembahas I (satu) yang telah memberi masukan dan kritik dalam penulisan serta substansi skripsi ini; 7. Ibu Marlia Eka Putri, S.H., M.H. selaku Pembahas II (dua) yang telah
memberikan masukan dan kritik dalam penulisan skripsi ini;
8. Ibu Nilla Nargis, S.H., M.H. selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak mengarahkan penulis agar menjadi lebih baik. Terima kasih atas segala bimbingan, waktu yang diluangkan dan pelajaran hidupnya sehingga menjadi inspirasi dan pedoman bagi penulis;
9. Seluruh Dosen Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis, serta kepada seluruh staf administrasi Fakultas Hukum Universitas Lampung;
10. Bapak Joko Iskandar, S.Sos selaku sekretaris Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran yang telah bersedia memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan wawancara di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
11. Bapak Irman Jumanto, S.T selaku Kepala Bina Lingkungan Hidup di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pesawaran yang telah bersedia meluangkan waktu pada saat penulis melakukan penelitian;
12. Keluarga Bagian Hukum Administrasi Negara dan Keluarga Besar Fakultas Hukum 2011 terimakasih telah menjadi bagian perjalanan hidupku;
13. Kedua orang tua penulis yang telah menjadi inspirasi terbesar penulis yang telah menjadi orang tua yang terbaik. yang tiada hentinya memberikan kasih sayang, semangat, dan doa yang tak pernah putus untuk kebahagian
(11)
dan kesuksesanku. Terima kasih atas segalanya semoga kelak dapat membahagiakan, membanggakan, dan selalu bisa membuat kalian tersenyum dalam kebahagiaan;
14. Kakak dan Adikku Wirangga, Hestia, Dani, dan Ezi;
15. Keluarga Besarku yang telah mendukung dan membantu serta memberikan semangat kepada penulis;
16. Sahabat-sahabat kuliah terbaikku, Rani Utami, Gasela Febrianda, Suzana Irwan, Yolanda Viesivica, Ayu Rhatna, Bella Viranda, Hindiana Sava, Cindy Gadensa, Lady Usa, Surya Asmara, Hayyuni Arwan, Rizki Aprilia. Terima kasih atas kebersamaannya dalam suka dan duka selama kurang lebih 4 tahun di bangku kuliah;
17. Sahabat terdekat Annisa, Tiara, Suci, Attu, Risma, Monica, Enggi, Ditha Amelia, Tiza, Windy, Amira, Eliza, Ade, Bunga, Diah Ayu, Diah Ika, Grihda Loren, Silvia, Melati, Vina, Osy, Thia, Ulfi, Rendy Revandy, Akka, Dimas Teguh, Dino Aditya, Rizky Reza, Dio Adam, Budi, Yogi Febrianto . Terima kasih atas kebersamaanya dalam suka dan duka selama ini;
18. Teman-teman kampus Yola, Caca, Jojo, Jeje, Nunik, Tara, Ninis, Astari, Clara, Renni, Rae, Chelsi, Gilbert, Yonathan, Zaki, Moko, Galang, Tri Oka, Fima, Danan, Asa, Ardillah dll. Terima kasih sudah mau berbagi dan membantu penulis dalam kegiatan perkuliahan;
19. Rekan-Rekan KKN Desa Setia Negara Kabupaten Way Kanan, Oliv, Heidy, Kharisa, Chintya, Esty, Dilla, Novi, Handy, Azmi, Aan, Bayu, Riza, Satria dan Zul. Terima kasih atas pengalaman 40 hari yang tak terlupakan bersama kalian;
(12)
20. Serta semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga ALLAH SWT mencatat dan membalas semuanya sebagai amal sholeh.
Akhir kata, sangat penulis sadari bahwa berakhirnya masa studi ini adalah awal dari perjuangan panjang untuk menjalani kehidupan yang sesungguhnya. Sedikit harapan semoga karya kecil ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung Penulis,
(13)
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Permasalahan ... 5
1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Kegunaan Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian Lingkungan Hidup ... 7
2.1.1 Macam Macam Lingkungan Hidup ... 9
2.1.2 Dasar Hukum Lingkungan Hidup ... 10
2.2Pengertian Kerusakan Lingkungan Hidup ... 11
2.3Macam Macam Kerusakan Lingkungan Hidup ... 12
2.3.1 Kerusakan Lingkungan Akibat Proses Alam ... 13
2.3.2 Kerusakan Lingkungan Karna Aktivitas Manusia ... 13
2.4Pencemaran Lingkungan ... 14
2.4.1 Macam Macam Pencemaran Lingkungan ... 15
2.4.2 Pengertian Pencemaran Laut ... 16
(14)
2.4.4 Perilaku Minyak Di Laut ... 20
2.4.5 Pengaruh Minyak Pada Biota Laut ... 21
2.4.6 Pengertian Pantai Dan Laut ... 22
2.4.7 Pantai Mutun Sebagai Tempat Pariwisata ... 23
2.5Pengertian Penegakan Hukum ... 23
2.5.1 Penegakan Hukum Pencemaran Lingkungan ... 24
2.5.2 Pengawasan Dan Pengolahan Lingkungan Hidup ... 26
III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Masalah ... 28
3.2 Sumber Data ... 29
3.3 Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data... 31
3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data ... 31
3.3.2 Pengolahan Data ... 31
3.4 Analisis Data ... 32
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Pantai Mutun Kabupaten Pesawaran ... 33
4.2 Gambaran Umum Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pesawaran .... 35
4.2.1 Tugas Pokok Dan Fungsi Dari BLH Kabupaten Pesawaran... 36
4.2.2 Susunan Organisasi BLH Kabupaten Pesawaran ... 36
4.3 Penegakan Hukum Terhadap Perusahaan Yang Melakukan Pencemaran Lingkungn Dipantai Mutun Kabupaten Pesawaran ... 39
4.3.1 Kriteria Pencemaran Laut ... 39
4.3.2 Tahapan Penegakan Hukum Terhadap Perusahaan Yang Melakukan Pencemaran Dipantai Mutun ... 43
(15)
4.3.3 Pelaksanaan Pengawasan Terhadap Perusahaan Yang
nnnnnnnMelakukan Pencemaran Laut Di Pantai Mutun ... 48 4.3.4 Penegakan Sanksi Administratif Terhadap Perusahaan
nnnniYang Melakukan Pencemaran Di Pantai Mutun Kabupaten
nnnnnPesawaran ... 50 4.4 Faktor Penghambat Dalam Penegakan Hukum Terhadap
Perusahaan Yang Melakukan Pencemaran Lingkungan Di
Pantai Mutun ... 53
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ... 56 5.2 Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA Lampiran
(16)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Masalah pencemaran lingkungan hidup kini menjadi salah satu masalah terbesar yang di hadapi manusia. Kerusakan lingkungan sudah menjadi masalah yang sangat mendesak untuk segera di tangani bagi kehidupan manusia, karena dalam hal ini manusia menjadi pelaku sekaligus sebagai korbannya. Keadaan semacam ini membuat lingkungan terancam oleh potensi krisis lingkungan. Kesadaran terhadap lingkungan tidak hanya bagaimana menciptakan suatu yang indah dan bersih saja, tetapi kewajiban setiap manusia untuk menghormati hak-hak orang lain atau suatu kehidupan yang lain, juga terhadap kewajibannya.1
Masalah-masalah lingkungan dapat dikelompokkan ke dalam 3(tiga) bentuk, yaitu pencemaran lingkungan(pollution), pemanfaatan lahan secara salah(land misuse), pemgurasa atau habisnya sumber daya alam (natural resource depeletion). Persoalan lingkungan dalam perspektif hukum hanya dikelompokkan ke dalam 2(dua) bentuk, yaitu pencemaran lingkungan(environment pollution) dan perusakan lingkungan hidup.
1
(17)
2
Salah satu bentuk pencemaran dan perusakan lingkungan adalah pencemaran yang terjadi di laut. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan. Salah satu bentuk pencemaran laut adalah muatan kapal yang dapat mencemari sungai dan samudera.
Misalnya melalui tumpahan minyak, air penyaring dan residu bahan bakar. Polusi dari kapal dapat mencemari pelabuhan, sungai dan lautan.2 Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisma satu ke organisma lain melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak di dalam zooplankton dapat berpindah ke ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan yang lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia.
Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang menyebabkan air laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh pada reproduksi, perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya dapat menurunkan produksi ikan.
2
http://agusnurul.blogspot.com/2011/02/marine-pollution-pencemaran-laut-tugas.htmldi ambil pada tanggal 28 April 2015
(18)
3
Banyaknya kasus pencemaran laut yang terjadi saat ini menggambarkan kurangnya pengawasaan dan perlindungan oleh pemerintah terhadap lingkungan hidup. Salah satu kasus pencemaran laut yang terjadi di Pantai Mutun Kabupaten Pesawaran yang notabanenya merupakan lokasi wisata sekaligus pusat konservasi budidaya ikan dan ekosistem laut. Pencemaran terjadi akibat aktivitas bongkar muat bahan bakar jenis solar yang mengancam lingkungan sekitar, ada 3 kapal tangker yang melepas jangkar di perairan. Aktivitas bongkar muat solar ini dikelola oleh PT Tripatra Nusantara dengan jenis usaha penempatan tangki timbun BBM terapung dalam kapal tongkang, PT Tripatra Nusantara bebas melakukan aktivitas karna mempunyai izin Kantor Lingkungan Hidup Pesawaran. Kapal tangker PT Tripatra Nusantara mengaku mendapat pasokan dari Pertamina lalu solar di antarkan ke perusahaan pertambangan di luar Lampung.3
Pengaturan tentang prinsip-prinsip perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup di atur dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2009 sebagai undang-undang pokok mempunyai ciri-ciri sebagaimana tercantum dalam penjelasan umum, yaitu adanya yang didasarkan pada tata kelola pemerintahan yang baik karena setiap proses perumusan dan penerapan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta penanggulangan dan penegakkan hukum mewajibkan pengintegrasian aspek transparansi, partisipasi, akuntabilitas, dan keadilan.
Pengaturan tentang upaya-upaya perlindungan sumber daya alam hayati di laut terdapat dalam UU No. 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
3
(19)
4
dan PP No.15 Tahun 1984 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.Beberapa konsep yang berhubungan dengan perlindungan sumber daya alam hayati, konservasi, dan perlindungan dan pelestarian lingkungan laut.
Pasal 1 a UU No.5 Tahun 1983 menyatakan Sumber daya alam hayati adalah semua jenis binatang dan tumbuhan termasuk bagian-bagiannya yang terdapat di dasar laut dan ruang air Zona Ekonomi Eksklusif. Pasal 1 d UU No.5 Tahun 1983 menyatakan bahwa Konservasi sumber daya alam adalah segala upaya yang bertujuan untuk melindungi dan melestarikan sumber daya alam di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Pasal 1 e UU No. 5 Tahun 1983 menyatakan bahwa Perlindungan dan pelestarian lingkungan laut adalah segala upaya yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara keutuhan ekosistem laut di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
Pencemaran lingkungan dan perusakan lingkungan disebakan oleh perbuatan manusia yang secara sengaja atau pun tidak sengaja yang telah melampaui batas bahkan baku mutu lingkungan hidup yang ditetapkan sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan hidup. Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menulis tentang “PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PANTAI MUTUN KABUPATEN PESAWARAN”.
(20)
5
1.2Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yaitu:
a. Bagaimanakah penegakan hukum terhadap perusahaan yang melakukan pencemaran lingkungan di Pantai Mutun Kabupaten Pesawaran?
b. Apakah faktor penghambat dalam penegakan hukum terhadap perusahaan yang melakukan pencemaran lingkungan di Pantai Mutun Kabupaten Pesawaran?
1.3Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat ruang lingkup kajian ilmu hukum, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada bidang HukumAdministrasi Negara khususnya Hukum Lingkungan, yaitu melihat dari literature-literature, undang-undang yang terkait dalam pokok pembahasan ini, serta pendapat-pendapat dari para ahli mengenai pokok pembahasan ini, sedangkan ruang lingkup wilayah penelitian adalah Pantai Mutun.
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Memperoleh deskripsi lengkap mengenai penegakan hukum terhadap perusahaan yang melakukan pencemaran lingkungan.
b. Memperoleh deskripsi lengkap, rinci dan sistematis mengenai kendala dalam penegakan hukum terhadap perusahaan yang melakukan pencemaran lingkungan.
(21)
6
1.5Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dibagi menjadi 2: a. Kegunaan Teoretis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dibidang Hukum Administrasi Negara dalam lingkup pencemaran lingkungan terhadap perusahaan yang melakukan pencemaran di Pantai Mutun Kabupaten Pesawaran
b. Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis dalam penelitian ini adalah:
1) Upaya peningkatan dan perluasan pengetahuan bagi penulis dalam bidang hukum.
2) Sebagai salah satu rekomendasi kepada instansi yang berwenang sebagai perbandingan dalam menghadapi masalah tentang penegakan hukum dalam pencemaran air laut.
3) Sebagai salah satu syarat akademik bagi penulis untuk menyelesaikan studi Strata Satu pada Fakultas hukum Universitas Lampung.
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.4
Definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain dan dapat mempengaruhi hidupnya.5
Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen
4
Http://www.artikellingkunganhidup.com di ambil pada tanggal 5 Mei 2015
5
(23)
8
lainnya. Pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam menurut UU No 32 Tahun 2009 adalah kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya.
Menurut Undang Undang UU No 32 Tahun 2009, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.
Pengertian dalam lingkungan hidup dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 menyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
(24)
9
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 menyebutkan pengertian pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui Baku Mutu Lingkungan hidup yang telah ditetapkan, sedangkan pengertian perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.6
2.1.1 Macam Macam Lingkungan Hidup
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, hidup dan kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari pengaruh lingkungan. Mempelajari lingkungan dalam kehidupan lebih banyak dipakai istilah lingkungan hidup. Undang-Undang Nomor UU No 32 Tahun 2009 mengartikan Lingkungan Hidup sebagai berikut: “Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya”
Bisa diartikan, Lingkungan Hidup merupakan suatu sistem yang meliputi lingkungan hayati, lingkungan non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial. Sumber daya alam (SDA) merupakan salah satu unsur lingkungan alam, baik hayati maupun on hayati, yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya. Sumber daya alam sangat
6
(25)
10
banyak dan melimpah, jadi disusunlah klasifikasi sumber daya alam, yang antara lain meliputi sumber daya alam terbarui dan tak terbarui.7
Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang ada di alam dan diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Contoh lingkungan alam yang ada di permukaan bumi adalah sungai, danau, laut, gunung dan lembah. Lingkungan buatan adalah segala sesuatu yang sengaja atau tidak sengaja dibuat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya desa, kota, pabrik, rumah, waduk, sawah, tambak, perkebunan.8
2.1.2 Dasar Hukum Lingkungan Hidup
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup perlu diikuti tindakan berupa pelestariansumber daya alamdalam rangka memajukan kesejahteraan umum. Dengan begitu, UUPLH merupakan dasar ketentuan pelaksanaan dalam pengelolaan lingkungan hidup serta sebagai dasar penyesuaian terhadap perubahan atas peraturan yang telah ada sebelumnya, serta menjadikannya sebagai suatu kesatuan yang bulat dan utuh di dalam suatu sistem. Sebagai subsistem atau bagian (komponen) dari "sistem hukum nasional" Indonesia, hukum lingkungan Indonesia di dalam dirinya membentuk suatu sistem, & sebagai suatu sistem, hukum lingkungan Indonesia mempunyai subsistem yang terdiri atas :
a. Hukum Penataan Lingkungan; b. Hukum Perdata Lingkungan; c. Hukum Pidana Lingkungan; d. Hukum Lingkungan Internasional
7 http://rideralam.com/2011/07/22/lingkungan-alam-buatan-dan-sosial-klh-series/
8
Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, pustaka PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.2012, hlm.3
(26)
11
Adapaun peraturan-peraturan yang berkaitan dengan Hukum Lingkungan Indonesia antara lain adalah sebagai berikut:
a. Berbagai peraturan tentang Perusahaan dan Pencemaran Lingkungan, khususnya pada PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
b. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2.2 Pengertian Kerusakan Lingkungan Hidup
Kerusakan lingkungan hidup merupakan deteorisasi lingkungan yang ditandai dengan hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya fauna liar, dan kerusakan ekosistem. Kerusakan lingkungan merupakan salah satu ancaman yang paling berbahaya untuk kelangsungan hidup manusia dan sudah diperingatkan langsung oleh High Level Threat Panel PBB. Rusaknya lingkungan terdiri dari beberapa tipe. Saat alam rusak karena dihancurkan dan kehilangan sumber daya, itu merupakan tanda bahwa lingkungan mengalami kerusakan.
Lingkungan alam yang rusak sangat berdampak terhadap kehidupan manusia sehingga berpotensi menghasilkan bencana untuk saat ini dan untuk masa-masa yang akan datang. Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik faktor alami ataupun karena akibat ulah manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut.
(27)
12
Berikut beberapa faktor secara mendalam yang menjadikan kerusakan lingkungan hidup:
a. Faktor alami
Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami, angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain berbahaya bagi keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat rusaknya lingkungan.
b. Faktor buatan
Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan yang modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
2.3 Macam Macam Kerusakan Lingkungan Hidup
Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh alam (gunung meletus, tanah longsor, gempa bumi, erosi, dan abrasi) hanya sekian persen saja, sedangkan jumlah prosentase yang lebih besar menunjuk pada ulah manusia yang serakah dalam mengeksploitasi alam tanpa harus meregenerasikannya lagi. Kegiatan-kegiatan manusia di lingkungan hidupnya akan menyebabkan siklus permasalahan lingkungan yang cukup rumit. Masalah lingkungan yang disebabkan oleh ulah manusia diwujudkan dalam berbagai contoh kerusakan lingkungan yang tengah terjadi.
(28)
13
Berbagai macam kerusakan lingkungan disebabkan oleh ulah manusia yang tanpa sadar mereka telah merugikan dirinya sendiri dan terlebih lagi untuk lingkungan sekitar. Berikut adalah beberapa contoh kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh ulah manusia.
Pencemaran lingkungan terbagi menjadi beberapa macam: pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara. Pencemaran-pencemaran tersebut akan membuahkan dampak negative pada kita. Dampak/ akibat adanya pencemaran antara lain: adanya tanah kritis, penyimpangan iklim, hujan asam, dan menipisnya lapisan ozon pada atmosphere bumi.9
2.3.1 Kerusakan Lingkungan Akibat Proses Alam
Kerusakan lingkungan hidup oleh alam terjadi karena adanya gejala atau peristiwa alam yang terjadi secara hebat sehingga memengaruhi keseimbangan lingkungan hidup. Peristiwa-peristiwa alam yang dapat memengaruhi kerusakan lingkungan, antara lain seperti Letusan Gunung Berapi, Banjir, Gempa Bumi dan sebagainya.
2.3.2 Kerusakan Lingkungan Hidup karena Aktivitas Manusia
Manusia mempunyai hubungan timbal balik dengan lingkungan, aktivitasnya mempengaruhi lingkungannya, sebaliknya manusia juga di pengaruhi oleh lingkungannya. Hubungan timbal balik demikian terdapat antara manusia sebagai individu atau kelompok masyarakat dan lingkungan alamnya, terutama dalam abad ke 20 dalam waktu yang relatif singkat, keseimbangan antara kedua bentuk lingkungan hidup manusia di atas, yaitu lingkungan hidup alami dan lingkungan
9
http://sahdathidayat.blogspot.com/2014/05/bentuk-bentuk-dan-contoh-kerusakan.html di ambil pada tanggal 2 Juli 2015
(29)
14
hidup buatan mengalami gangguan secara fundamental mengalami konflik. Inilah yang dianggap sebagai awal krisis lingkungan, karena manusia sebagai pelaku sekaligus korban.10
2.4 Pencemaran Lingkungan
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). 11
Peristiwa pencemaran lingkungan disebut polusi. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila : a. Jumlahnya melebihi jumlah normal. b. Berada pada waktu yang tidak tepat c. Berada pada tempat yang tidak tepat
10
M daud silalahi, Hukum Lingkungan Dan Sistem Penegakan Hukum Lingkungan, pt alumni, bandung 2002 hlm 10
(30)
15
Sifat polutan adalah :
a. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi
b. Merusak dalam jangka waktu lama.
2.4.1 Macam-Macam Pencemaran Lingkungan a. Pencemaran udara
Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara.
b. Pencemaran air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan
(31)
16
pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar matahari terhalang.
Salah satu bahan pencemar di laut adalah tumpahan minyak bumi. Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut. Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar.
c. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini: Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit diurai)
2.4.2 Pengertian Pencemaran Laut
Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas makhluk hidup yang masuk ke daerah laut. Pencemaran lingkungan laut merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsa-bangsa. Pengaruhnya dapat menjangkau seluruh aktifitas manusia di laut dan karena sifat laut yang berbeda dengan darat, maka masalah pencemaran laut dapat mempengaruhi semua negara pantai baik yang sedang berkembang maupun negara-negara maju, sehingga perlu disadari bahwa semua negara pantai mempunyai kepentingan terhadap masalah pencemaran laut.
(32)
17
Sumber dari pencemaran laut ini antara lain adalah tumpahan minyak, sisa damparan amunisi perang, buangan sampah dari transportasi darat melalui sungai, emisi trasportasi laut dan buangan pestisida dari pertanian. Namun, sumber utama pencemaran lebih sering terjadi pada tumpahnya minyak dari kapal tanker. Hasil ekspoitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tanker ke tempat pengolahan minyak bumi (crude oil).
Pencemaran minyak bumi dilepas pantai bisa diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor, atau kapal yang tenggelam yang menyebabkan lepasnya crude oil ke badan perairan (laut lepas). Dampak dari lepasnya crude oil di perairan lepas pantai mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung kepada gelombang air laut. Penyebaran limbah tersebut dapat berdampak pada beberapa negara. Dampak yang terjadi akibat dari pencemaran tersebut adalah tertutupnya lapisan permukaan laut yang dapat menyebabkan penetrasi matahari berkurang, menyebabkan proses fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen terganggu, dan dapat menyebabkan kematian.12
Menurut Benny 2002, pencemaran minyak di laut berasal dari: a. Operasi Kapal Tanker
b. Docking (Perbaikan/Perawatan Kapal) c. Terminal Bongkar Muat Tengah Laut d. Tanki Ballast dan Tanki Bahan Bakar
e. Scrapping Kapal (pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua)
12
Furkhon, 2010. Analisis Pencemaran Laut Akibat Tumpahan Minyak di Laut, Bandung : Unpad, hlm. 37
(33)
18
f. Kecelakaan Tanker (kebocoran lambung, kandas, ledakan, kebakaran dan tabrakan)
g. Sumber di Darat (minyak pelumas bekas, atau cairan yang mengandung hydrocarbon ( perkantoran & industri )
h. Tempat Pembersihan (dari limbah pembuangan Refinery )
2.4.3 Dampak dari Pencemaran Minyak di Laut
Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang menyebabkan air laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh pada reproduksi, perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya dapat menurunkan produksi ikan.
Proses emulsifikasi merupakan sumber mortalitas bagi organisme, terutama pada telur, larva, dan perkembangan embrio karena pada tahap ini sangat rentan pada lingkungan tercemar. Bahwa dampak-dampak yang disebabkan oleh pencemaran minyak di laut adalah akibat jangka pendek dan akibat jangka panjang.
a. Akibat jangka pendek
Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota laut, mengakibatkan keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak, sehingga menurun mutunya. Secara langsung minyak menyebabkan kematian pada ikan
(34)
19
karena kekurangan oksigen, keracunan karbon dioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya.
b. Akibat jangka panjang
Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisma satu ke organisma lain melalui rantai makanan.
Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan menghalangi masuknya sinar matahari sampai ke lapisan air dimana ikan berkembang biak. Lapisan minyak juga akan menghalangi pertukaran gas dari atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang akhirnya sampai pada tingkat tidak cukup untuk mendukung bentuk kehidupan laut yang aerob. Lapisan minyak yang tergenang tersebut juga akan mempengarungi pertumbuhan rumput laut , lamun dan tumbuhan laut lainnya jika menempel pada permukaan daunnya.
Pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut berpengaruh terhadap sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut.13
13
(35)
20
2.4.4 Perilaku Minyak di Laut
Senyawa Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berupa benzene, touleuna, ethylbenzen, dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan komponen utama dalam minyak bumi, bersifat mutagenic dan karsinogenik pada manusia. Senyawa ini bersifat rekalsitran, yang artinya sulit mengalami perombakan di alam, baik di air maupun didarat, sehingga hal ini akan mengalami proses biomagnetion pada ikan ataupun pada biota laut lain. Bila senyawa aromatic tersebut masuk ke dalam darah, akan diserap oleh jaringan lemak dan akan mengalami oksidasi dalam hati membentuk phenol, kemudian pada proses berikutnya terjadi reaksi konjugasi membentuk senyawa glucuride yang larut dalam air, kemudian masuk ke ginjal.
“Ketika minyak masuk ke lingkungan laut, maka minyak tersebut dengan segera akan mengalami perubahan secara fisik dan kimia. Diantaran proses tersebut adalah membentuk lapisan ( slick formation ), menyebar (dissolution), menguap (evaporation), polimerasi (polymerization), emulsifikasi (emulsification), emulsi air dalam minyak ( water in oil emulsions ), emulsi minyak dalam air (oil in water emulsions), fotooksida, biodegradasi mikorba, sedimentasi, dicerna oleh planton dan bentukan gumpalan”.
Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat dengan segera membentuk sebuah lapisan tipis di permukaan. Hal ini dikarenakan minyak tersebut digerakkan oleh pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya gravitasi dan tegangan permukaan. Beberapa hidrokarbon minyak bersifat mudah menguap, dan cepat menguap.
(36)
21
2.4.5 Pengaruh Minyak Pada Biota Laut
Tumpahan minyak yang tejadi di laut terbagi kedalam dua tipe, minyak yang larut dalam air dan akan mengapung pada permukaan air dan minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Minyak yang mengapung pada permukaan air tentu dapat menyebabkan air berwarna hitam dan akan menggangu organisme yang berada pada permukaan perairan, tentu akan mengurangi intensitas cahaya matahari yang akan digunakan oleh fitoplankton untuk berfotosintesis, dan dapat memutus rantai makanan pada daerah tersebut, jika hal demikian terjadi, maka secara langsung akan mengurangi laju produktivitas primer pada daerah tersebut karena terhambatnya fitoplankton untuk berfotosintesis.
Sementara pada minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai, akan mengganggu organisme interstitial maupun organime intertidal, organisme intertidal merupakan organisme yang hidupnya berada pada daerah pasang surut, efeknya adalah ketika minyak tersebut sampai ke pada bibir pantai, maka organisme yang rentan terhadap minyak seperti kepiting, amenon, moluska dan lainnya akan mengalami hambatan pertumbuhan, bahkan dapat mengalami kematian. 14
Namun pada daerah intertidal ini, walaupun dampak awalnya sangat hebat seperti kematian dan berkurangnya spesies, tumpahan minyak akan cepat mengalami pembersihan secara alami karena pada daerah pasang surut umumnya dapat pulih
14
(37)
22
dengan cepat ketika gelombang membersihkan area yang terkontaminasi minyak dengan sangat cepat.
Sementara pada organisme interstitial yaitu, organisme yang mendiami ruang yang sangat sempit di antara butir-butir pasir tentu akan terkena dampaknya juga, karena minyak-minyak tersebut akan terakumulasi dan terendap pada dasar perairan seperti pasir dan batu-batuan, dan hal ini akan mempengaruhi tingka laku, reproduksi, dan pertumbuhan dan perkembangan hewan yang mendiami daerah tersebut.
2.4.6 Pengertian Pantai dan Laut
Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Panjang garis pantai ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial suatu negara.
Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut.
Laut memiliki banyak fungsi / peran / manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan diantaranya yaitu :
(38)
23
a. Tempat rekreasi dan hiburan
b. Pembangkit listrik tenaga ombak, pasang surut, angin, dsb. c. Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laun, dll. d. Tempat barang tambang berada
e. Salah satu sumber air minum (desalinasi) f. Sebagai jalur transportasi air
g. Sebagai tempat cadangan air bumi
h. Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan, dll
2.4.7 Pantai Mutun Sebagai Tempat Pariwisata
Pantai Mutun ini sebenarnya merupakan pantai teluk, jadi bisa dipastikan kalau ombak di pantai ini tidak terlalu besar. Lokasi Pantai Mutun berada di Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pasawaran, atau hanya butuh waktu 30 menit dari pusat Kota Bandar Lampung. Untuk mencapai pantai ini cukup mudah, terdapat beberapa papan petunjuk ke arah Pantai Mutun sehingga akan memudahkan perjalanan anda.
Sepanjang perjalanan menuju Pantai Mutun ini anda akan disuguhi dengan pemandangan pesisir pantai.
2.5 Pengertian Penegakan Hukum
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan
(39)
24
oleh subjek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya penegakan hukum oleh subjek dalam arti yang terbatas atau sempit. Dalam arti luas, proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum.
Siapa saja yang menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya. Dalam memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur penegak hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut objeknya, yaitu dari segi hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna yang luas dan sempit. Dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat. Tetapi, dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja.
2.5.1 Penegakan Hukum Pencemaran Lingkungan
Pencemaran dan perusakan lingkungan sering terjadi dalam suatu proses pembangunan atau produksi seseorang ataupun korporasi. Korporasi atau perusahaan merupakan badan usaha atau badan hukum yang dalam proses produksinya berhubungan langsung dengan lingkungan. Untuk itu kemungkinan
(40)
25
besar dalam proses produksinya dapat mengakibatkan pencemaran atau perusakan lingkungan. Oleh karena itu, pencemaran dan perusakan lingkungan tersebut tentu sangat merugikan masyarakat yang tinggal disekitarnya. Berbagi kasus pencemaran yang di lakukan Perusahaan yang telah melakukan pencemaran laut berupa limbah atau pun tumpahan minyak, sesuai dengan peraturan yang sudah ada, perusahaan yang jelas-jelas mencemari dan merusak lingkungan pasti diberikan sanksi.15
Penegakan hukum lingkungan melalui instrumen hukum administrasi merupakan langkah pertama dan utama untuk mencapai penataan peraturan. Ada beberapa kelebihan penerapan instrumen hukum lingkungan administrasi dalam penegakan hukum lingkungan dibandingkan dengan instrumen hukum pidana dan perdata. Kelebihan ini antara lain antara lain penegakan hukum administrasi di bidang lingkungan hidup dapat dioptimalkan sebagai perangkat pencegahan, penegakan hukum administrasi lebih memiliki kemampuan mengundang pastisipasi masyarakat mulai dari proses perizinan, pemantauan, dan pastisipasi dalam mengajukan kebijakan untuk memberlakukan sanksi administrasi.16
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 76 ayat 2 di jelaskan bahwa sanksi administratif teguran tertulis, paksaan pemerintah, pembekuan izin lingkungan, pencabutan izin lingkungan. Efeknya tetap akan mematikan perusahaan, karena dengan dicabutnya izin lingkungan, izin usahanya otomatis menjadi batal. Pada sisi perdata, pertanggung jawaban perdata juga memungkinkan permintaan
15
M. Said Saile, 2003. Penegakan Hukum Lingkungan Hidup, Restu Agung, hlm. 2
16
Muhammad Akib, Penegakan Hukum Lingkungan Dalam Perspektif Holistik-Ekologis, Universitas Lampung, Bandar Lampung. 2011. Hlm.40
(41)
26
kompensasi atau ganti rugi sampai kepada perintah pengadilan untuk melakukan penanggulangan dan pemulihan.
Sedangkan dalam kategori pidana, ada sanksi berupa denda dan perintah pengadilan menghukum perusahaan pencemar. Efeknyapun bisa mematikan perusahaan. Selain pidana untuk perusahaan, tentu ada sanksi yang juga diberikan pada persona yang terlibat seperti pemimpin perusahaan dan pegawai berupa kurungan penjara, denda, dan tindakan lainnya. Maksimum kurungan 15 tahun, plus denda beberapa milyar.
2.5.2 Pengawasaan Dan Pengolahan Lingkungan Hidup
Dalam prihal pengawasaan dan pengolahan lingkungan hidup pemerintah telah memberlakukan Undang Undang Nomor 4 Tahun 1982 Tentang Undang Undang Lingkungan Hidup di Indonesia. Akan tetapi pelaksanaannya masih tertinggal, belum semua komponen bangsa memahami dan mengerti undang undang dan ketentuan dalam AMDAL. Hal ini dapat dipahami karna undang undang lingkungan hidup masih dikatakan muda. Akan tetapi jika dilihat dari sudut pandang ketatanegaraan tidak ada alasan masyarakat di suatu Negara tidak mengetahui atau memahami undang undang yang diberlakukan dinegara tersebut.17
Bukan hanya masyarakat yang tidak mengetahui undang undang lingkungan hidup, bahkan para pegawai yang bertugas dibidang lingkungan kurang seluruhnya mengerti dan memahami arti perlunya pengawasaan terhadap hukum lingkungan. Banyak faktor yang mempengaruhi keadaan ini termasuk
17
Djanius djamin. Pengawasaan dan pelaksanaan undang undang lingkungan hidup, 2007 jakarta yayasan obor Indonesia hlm 150
(42)
27
ketidakpedulian dan kualitas pegawai dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Proses pengawasaan dan pengolahan lingkungan hidup lebih sukar dilaksanakan dibandingkan undang undang lain. Hal ini karna hukum lingkungan merupakan bidang penelitian yang relative baru. Undang undang lingkungan hidup menempati titik silang dalam berbagai hukum klasik.
Kewajiban memelihara dan lingkungan hidup yang baik dan sehat khususnya bagi pengusaha industry maupun pabrik terdapat pada pasal 7 undang undang nomor 4 tahun 1982 yaitu setiap orang yang menjalankan suatu bidang usaha wajib memelihara lingkungan hidup serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan dan berkelanjutan. Undang undang ini memperlihatkan bahwa syarat tentang pengolahan dan pengawasaan lingkungan hidup merupakan unsure penting dalam pemberian izin usaha kepada pengusaha. Oleh karna itu sangat mengherankan para pengusaha mengabaikan unsure kelestarian lingkungan hidup dalam melaksanakan aktifitas perusahaannya.18
18
(43)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Masalah
Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya.19 Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris.
a. Pendekatan Yuridis Normatif
Pendekatan yuridis normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari bahan-bahan pustaka yang berupa literature dan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas, dalam hal ini adalah yang berkaitan dengan penegakan hukum terhadap perusahaan yang melakukan pencemaran lingkungan di pantai mutun kabupaten pesawaran.
b. Pendekatan Yuridis Empiris
Pendekatan yuridis empiris yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara menggali informasi dan melakukan penelitian dilapangan guna mengetahui
19
Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum Dan Penelitian Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hlm. 32
(44)
29
secara lebih jauh mengenai permasalahan yang dibahas Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan PT TRIPATRA NUSANTARA, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pesawaran. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat.
3.2 Sumber Data
Jenis data dapat dilihat dari sumbernya, dapat dibedakan antara data yang diperoleh langsung dari masyarakat dan data yang diperoleh dari bahan pustaka.20 Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang bersumber dari hasil penelitian di lapangan dengan melakukan wawancara pada pihak-pihak yang terlibat dengan penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pesawaran, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesawaran Dan Direktur PT. Tripatra Nusantara.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mempelajari peraturan perundang-undangan, buku-buku hukum, dan dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
20
(45)
30
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Bahan Hukum Primer
Bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum mengikat seperti peraturan perundang-undangan terdiri dari Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-Undang Nomor 27 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan-bahan yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer, yang dapat memberikan penjelasan terhadap bahan-bahan hukum primer. Terdiri dari buku-buku, literature dan hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.21
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan-bahan penunjang lain yang ada relevansinya dengan pokok permasalahan, memberikan informasi, petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder.22 Bukan merupakan bahan hukum, secara signifikan dapat dijadikan bahan analisa terhadap penerapan kebijakan hukum dilapangan, seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia, ensklopedia, bulletin, majalah, artikel-artikel di internet dan bahan-bahan lainnya yang sifatnya seperti karya ilmiah berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.
21
Peter Mahmud Marzuki. 2010. Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, hlm. 142
22
(46)
31
3.3 Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini ditempuh prosedur sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara membaca, mengutip, mencatat dan memahami berbagai literature yang ada hubungannya dengan materi penelitian, berupa buku-buku, peraturan perundang-undangan, majalah-majalah serta dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
b. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah mengumpulkan data dengan mengadakan penelitian langsung pada tempat atau objek penelitian yang dilakukan dengan wawancara kepada para informan yang sudah ditentukan.
3.3.2 Pengolahan Data
Data yang terkumpul, diolah melalui pengolahan data dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Identifikasi
Identifikasi data yaitu mencari dan menetapkan data yang berhubungan dengan pencemaran laut oleh perusahaan yang melakukan pencemaran di pantai mutun kabupaten pesawaran.
(47)
32
b. Editing
Editing yang meneliti kembali data yang diperoleh dari keterangan para responden maupun dari kepustakaan, hal ini perlu untuk mengetahui apakah data tersebut sudah cukup dan dapat dilakukan untuk proses selanjutnya. Semua data yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan permasalahan yang ada dalam penulisan ini, editing dilakukan pada data yang sudah terkumpul diseleksi dan diambil data yang diperlukan.
c. Klasifikasi Data
Klasifikasi data yaitu menyusun data yang diperoleh menurut kelompok yang telah ditentukan secara sistematis sehingga data tersebut siap untuk dianalisis. d. Penyusunan Data
Sistematisasi data yaitu penyusunan data secara teratur sehingga dalam data tersebut dapat dianalisa menurut susunan yang benar dan tepat.
3.4 Analisis Data
Data hasil pengolahan tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, logis dan efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman hasil analisis guna menjawab permasalahan yang ada.
(48)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan permasalahan dalam skripsi ini yang berjudul “Penegakan Hukum Terhadap Perusahaan Yang Melakukan Pencemaran Lingkungan Di Pantai Mutun Kabupaten Pesawaran”. sebagaimana telah dijelaskan pada Bab IV di atas, disimpulkan sebagai berikut:
a. Penegakan hukum atas aktivitas bongkar muat yang berdampak pencemaran lingkungan pada sekitar wilayah Pantai Mutun belum dilakukan dalam bentuk apapun. Pihak Badan Lingkungan Hidup tidak memberikan sanksi terhadap PT.Tripatra dikarenakan memiliki berbagai izin termasuk dari Badan Lingkungan hidup. Badan Lingkungan Hidup juga menyatakan PT.Tripatra Nusantara belum terbukti melakukan pencemaran lingkungan. Terjadinya pencemaran lingkungan hidup tidak dapat dasarkan pada asumsi semata, namun harus dibuktikan dengan melakukan tes baku mutu lingkungan. Seharusnya pihak Badan Lingkungan Hidup Berdasarkan UU No 32 tahun 2009 memberikan sanksi berupa pembekuan izin lingkungan karena aktivitas tersebut menyebabkan kerugian pada warga sekitar yaitu terkadang
(49)
57
menimbulkan bau dan air menjadi berwarna kehitaman dan akan menimbulkan kerusakan lingkungan.
b. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan penegakan hukum terhadap aktivitas bongkar muat BBM yang terjadi di pantai mutun, yaitu keterbatasan dana yang dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pesawaran untuk menunjang pengawasan terhadap pencemaran lingkungan belum memadainya sarana dan prasana yang ada dan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya di posisi pengawas lapangan dan petugas pemeriksa masih terbatas.
5.2 Saran
Sesuai dengan kesimpulan yang telah ditarik oleh peneliti sebagiamana disebutkan di atas, maka peneliti mengajukan saran: Sebaiknya Pemerintah Kabupaten pesawaran dapat menyiapkan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan penegakan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup dalam rangka mencegah pencemaran lingkungan khususnya limbah hasil dari kegiatan usaha ataupun rumah tangga di wilayah Kabupaten pesawaran.
Sebaiknya perusahaan yang melakukan kegiatan usaha diwilayah kawasan pantai dapat melakukan pencegahan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan akibat limbah sisa hasil produksi.
(50)
Daftar Pustaka
Abdulah, Rozzali.2005.hukum acara peradilan tata usaha Negara, Raja grafindo p persada. Jakarta
Ali, Zainudin. 2009. metode penelitian hukum sinar grafika, Jakarta Baharudin, Yusuk, 1998. Administrasi Pendidikan, Pustaka Setia. Bandung
E, Mulyasa, 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, PT Remaja Rosda karya Offset. Bandung
Hartini,sri., dkk. 2008. Hukum Kepegawaian Di Indonesia; sinar grafika. Jakarta
Indraharto,1993. Peradilan Tata Usaha Negara; Cv Mulia Sari. Jakarta Mertokusumo,Sudikno.1998. Hukum Acara Pedata. Liberty.
Yogyakarta
Muhammad, Adulkadir. 2002, Hukum Dan Penelitian Hukum; Citra Aditya Bakti. Bandung
Muhammad marzuki, Peter. 2010, penelitian hukum; kencana. Jakarta Ridwan Hr, 2011, Hukum Administrasi Negara; pt rajagrafindo persada. Jakarta
Soekanto, Soerjono 1983. Pengantar Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta.
Soemitro, rochmat., 1998. Peradilan tata usaha Negara, rafika aditama, Bandung
W. Riawan Tjandra, 1999, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara; Universitas Atma Jaya,Yogyakarta
Wiyono, R., 2011, Peradilan Tata Usaha Negara; sinar grafika, Jakarta
(51)
Wiyono, R., 2009.hukum acara peradilan tata usaha Negara sinar grafika, j Jakarta
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Pengadilan Tata Usaha Negara Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Pengadilan Tata Usaha Negara Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 tahun 2010 tentang pengangkatan jabatan kepala sekolah
Peraturan Pemerintah Dalam Negri No. 54 Tahun 2009 Tentang Tata Naskah Pemerintah Daerah
Perda Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Sistem Penyelenggaraan Dan Pengelolaan Pendidikan Di Kabupaten Lampung Tengah
Putusan Nomor 14/G/2014/PTUN-BL
Alfiah yuliastuti, judul blog keyakinan hakim dalam memutus perkara ditinjau dari aspek sosiologi hukum. Diakses tanggal 25 april 2015. Nama web:
http://s2hukum.blogspot.com/2010/03/keyakinan-hakim-dalam-memutus-perkara.html
Data rental, judul blog hukum acara peradilan tata usaha Negara, diakses tanggal 10 desember 2014, web: http://datarental.blogspot.com/2008/04/hukum-acara-peradilan-tata-usaha-negara.html
Kadar Slamet, SH., M.Hum , judul blog Proses Dismissal Dan Upaya Hukum Perlawanan . diakses tanggal 9 juni 2015. Nama web: http//Cakimptun4's
Blog.com /2010/08/ Proses- Dismissal -Dan -Upaya --Hukum -Perlawanan .html KOPPI (komunitas peduli pendidikan Indonesia ) judul blog permendiknas nomor 28 tahun 2010. Diakses tanggal 6 desember 2014, web
http://labiah.wordpress.com/2011/03/15/permendiknas-nomor-28-tahun-2010/ Raja saor, judul blog perbandingan disertai analisis undang undang nomor 5 tahun 1986 dengan undang undang nomor 9 tahun 2004. Diakses tanggal 10 desember 2014, nama web http://raja1987.blogspot.com/2008/11/perbandingan-disertai-analisis-undang.html
(1)
3.3 Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini ditempuh prosedur sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara membaca, mengutip, mencatat dan memahami berbagai literature yang ada hubungannya dengan materi penelitian, berupa buku-buku, peraturan perundang-undangan, majalah-majalah serta dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
b. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah mengumpulkan data dengan mengadakan penelitian langsung pada tempat atau objek penelitian yang dilakukan dengan wawancara kepada para informan yang sudah ditentukan.
3.3.2 Pengolahan Data
Data yang terkumpul, diolah melalui pengolahan data dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Identifikasi
Identifikasi data yaitu mencari dan menetapkan data yang berhubungan dengan pencemaran laut oleh perusahaan yang melakukan pencemaran di pantai mutun kabupaten pesawaran.
(2)
32
b. Editing
Editing yang meneliti kembali data yang diperoleh dari keterangan para responden maupun dari kepustakaan, hal ini perlu untuk mengetahui apakah data tersebut sudah cukup dan dapat dilakukan untuk proses selanjutnya. Semua data yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan permasalahan yang ada dalam penulisan ini, editing dilakukan pada data yang sudah terkumpul diseleksi dan diambil data yang diperlukan.
c. Klasifikasi Data
Klasifikasi data yaitu menyusun data yang diperoleh menurut kelompok yang telah ditentukan secara sistematis sehingga data tersebut siap untuk dianalisis. d. Penyusunan Data
Sistematisasi data yaitu penyusunan data secara teratur sehingga dalam data tersebut dapat dianalisa menurut susunan yang benar dan tepat.
3.4 Analisis Data
Data hasil pengolahan tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, logis dan efektif sehingga memudahkan interpretasi data dan pemahaman hasil analisis guna menjawab permasalahan yang ada.
(3)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan permasalahan dalam skripsi ini yang berjudul “Penegakan Hukum Terhadap Perusahaan Yang Melakukan Pencemaran Lingkungan Di Pantai Mutun Kabupaten Pesawaran”. sebagaimana telah dijelaskan pada Bab IV di atas, disimpulkan sebagai berikut:
a. Penegakan hukum atas aktivitas bongkar muat yang berdampak pencemaran lingkungan pada sekitar wilayah Pantai Mutun belum dilakukan dalam bentuk apapun. Pihak Badan Lingkungan Hidup tidak memberikan sanksi terhadap PT.Tripatra dikarenakan memiliki berbagai izin termasuk dari Badan Lingkungan hidup. Badan Lingkungan Hidup juga menyatakan PT.Tripatra Nusantara belum terbukti melakukan pencemaran lingkungan. Terjadinya pencemaran lingkungan hidup tidak dapat dasarkan pada asumsi semata, namun harus dibuktikan dengan melakukan tes baku mutu lingkungan. Seharusnya pihak Badan Lingkungan Hidup Berdasarkan UU No 32 tahun 2009 memberikan sanksi berupa pembekuan izin lingkungan karena aktivitas tersebut menyebabkan kerugian pada warga sekitar yaitu terkadang
(4)
57
menimbulkan bau dan air menjadi berwarna kehitaman dan akan menimbulkan kerusakan lingkungan.
b. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan penegakan hukum terhadap aktivitas bongkar muat BBM yang terjadi di pantai mutun, yaitu keterbatasan dana yang dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pesawaran untuk menunjang pengawasan terhadap pencemaran lingkungan belum memadainya sarana dan prasana yang ada dan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya di posisi pengawas lapangan dan petugas pemeriksa masih terbatas.
5.2 Saran
Sesuai dengan kesimpulan yang telah ditarik oleh peneliti sebagiamana disebutkan di atas, maka peneliti mengajukan saran: Sebaiknya Pemerintah Kabupaten pesawaran dapat menyiapkan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan penegakan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup dalam rangka mencegah pencemaran lingkungan khususnya limbah hasil dari kegiatan usaha ataupun rumah tangga di wilayah Kabupaten pesawaran.
Sebaiknya perusahaan yang melakukan kegiatan usaha diwilayah kawasan pantai dapat melakukan pencegahan agar tidak terjadi kerusakan lingkungan akibat limbah sisa hasil produksi.
(5)
Abdulah, Rozzali.2005.hukum acara peradilan tata usaha Negara, Raja grafindo p persada. Jakarta
Ali, Zainudin. 2009. metode penelitian hukum sinar grafika, Jakarta Baharudin, Yusuk, 1998. Administrasi Pendidikan, Pustaka Setia. Bandung
E, Mulyasa, 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, PT Remaja Rosda karya Offset. Bandung
Hartini,sri., dkk. 2008. Hukum Kepegawaian Di Indonesia; sinar grafika. Jakarta
Indraharto,1993. Peradilan Tata Usaha Negara; Cv Mulia Sari. Jakarta Mertokusumo,Sudikno.1998. Hukum Acara Pedata. Liberty.
Yogyakarta
Muhammad, Adulkadir. 2002, Hukum Dan Penelitian Hukum; Citra Aditya Bakti. Bandung
Muhammad marzuki, Peter. 2010, penelitian hukum; kencana. Jakarta
Ridwan Hr, 2011, Hukum Administrasi Negara; pt rajagrafindo persada. Jakarta
Soekanto, Soerjono 1983. Pengantar Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta.
Soemitro, rochmat., 1998. Peradilan tata usaha Negara, rafika aditama, Bandung
W. Riawan Tjandra, 1999, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara; Universitas Atma Jaya,Yogyakarta
Wiyono, R., 2011, Peradilan Tata Usaha Negara; sinar grafika, Jakarta
(6)
Wiyono, R., 2009.hukum acara peradilan tata usaha Negara sinar grafika, j Jakarta
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Pengadilan Tata Usaha Negara Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Pengadilan Tata Usaha Negara Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 tahun 2010 tentang pengangkatan jabatan kepala sekolah
Peraturan Pemerintah Dalam Negri No. 54 Tahun 2009 Tentang Tata Naskah Pemerintah Daerah
Perda Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Sistem Penyelenggaraan Dan Pengelolaan Pendidikan Di Kabupaten Lampung Tengah
Putusan Nomor 14/G/2014/PTUN-BL
Alfiah yuliastuti, judul blog keyakinan hakim dalam memutus perkara ditinjau dari aspek sosiologi hukum. Diakses tanggal 25 april 2015. Nama web:
http://s2hukum.blogspot.com/2010/03/keyakinan-hakim-dalam-memutus-perkara.html
Data rental, judul blog hukum acara peradilan tata usaha Negara, diakses tanggal 10 desember 2014, web: http://datarental.blogspot.com/2008/04/hukum-acara-peradilan-tata-usaha-negara.html
Kadar Slamet, SH., M.Hum , judul blog Proses Dismissal Dan Upaya Hukum Perlawanan . diakses tanggal 9 juni 2015. Nama web: http//Cakimptun4's
Blog.com /2010/08/ Proses- Dismissal -Dan -Upaya --Hukum -Perlawanan .html KOPPI (komunitas peduli pendidikan Indonesia ) judul blog permendiknas nomor 28 tahun 2010. Diakses tanggal 6 desember 2014, web
http://labiah.wordpress.com/2011/03/15/permendiknas-nomor-28-tahun-2010/ Raja saor, judul blog perbandingan disertai analisis undang undang nomor 5 tahun 1986 dengan undang undang nomor 9 tahun 2004. Diakses tanggal 10 desember 2014, nama web http://raja1987.blogspot.com/2008/11/perbandingan-disertai-analisis-undang.html