Formasi Tawun Formasi Ngrayong Formasi Bulu

Gambar 3. Kolom Stratigrafi Cekungan Jawa Timur Formasi Penelitian

2.5. Petroleum System

Secara struktur dan stratigrafi Cekungan Jawa Timur Utara merupakan cekungan back arc Indonesia terkompleks yang juga merupakan most wanted area untuk petroleum di Indonesia Satyana, 2008. Batuan tertua yang tersingkap di bagian ini berumur Miosen Akhir yang kebanyakan mengandung minyak. Petroleum system merupakan kajian atau studi yang akan mendeskripsikan hubungan secara genetis antara sebuah batuan induk yang aktif, komponen- komponen geologi, proses-proses yang dibutuhkan dari tiap tahap pembentukan hingga terakumulasinya hidrokarbon. Petroleum system ini terdiri dari 5 unsur penting yaitu: 1. Adanya source rock yang matang, yaitu suatu bahan yang mempunyai harga Temperature Time Index TTI 15-500. 2. Adanya reservoar, yaitu batuan yang mempunyai porositas dan permeabilitas yang baik yang memugkinkan menjadi tempat penampung hidrokarbon. 3. Adanya cap rock, yaitu batuan kedap fluida impermeable dan terletak di atas batuan reservoar yang akan berfungsi sebagai penutup yang menghalangi keluarnya fluida dari batuan rservoar. 4. Adanya mekanisme migration sebagai jalan bagi hidrokarbon dari batuan induk ke batuan waduk. 5. Adanya trap, yaitu suatu bentuk geometri atau bentuk tinggian dari batuan waduk yang memungkinkan hidrokarbon terakumulasi dan terperangkap di geometri tersebut

1. Source Rock

Source Rock diendapkan pada fluvio-deltaic dimana terjadi pengendapan yang cepat yang merupakan salah satu cara untuk mencegah rusaknya material. Batuan yang terindikasi sebagai batuan induk pada Cekungan Jawa Timur berasal dari Formasi Ngimbang.

2. Reservoar

Suatu reservoar dikatakan baik jika mempunyai porositas 10-30 dan permeabilitas 50-500 millidarcy karena pori-pori yang saling berhubungan ini akan sangat mempengaruhi besar kecilnya daya tampung dari suatu batuan reservoar. Batuan yang bertindak sebagai reservoar yang baik adalah batupasir pada formasi Ngrayong yang berumur Miosen Tengah.

3. Cap Rock

Secara umum biasanya yang berperan sebagai batuan penutup adalah lempung, evaporit salt, dan batuan karbonat limestone dolomite.

4. Migration

Secara umum migrasi dibagi menjadi dua, yaitu migrasi primer dan migrasi sekunder. Migrasi primer adalah pergerakan hidrokarbon keluar dari batuan induk menuju bautan reservoar, sedangkan migrasi sekunder

Dokumen yang terkait

KARAKTERISASI RESERVOAR “FEBRI-UNILA FIELD” MENGGUNAKAN METODE ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) INVERSION

4 43 76

ANALISIS SEISMIK MENGGUNAKAN ACOUSTIC IMPEDANCE (AI), GRADIENT IMPEDANCE (GI), DAN EXTENDED ELASTIC IMPEDANCE (EEI) UNTUK KARAKTERISASI RESERVOAR BATUPASIR PALEOCENE PADA LAPANGAN SASA, PAPUA

13 69 79

Karakterisasi Reservoar Batupasir Menggunakan Seismik Inversi Acoustic Impedance Pada Lapangan “RDW” Cekungan Sumatera Selatan

7 41 70

KARAKTERISASI RESERVOAR MENGGUNAKAN METODE INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE PADA LAPANGAN "IK" FORMASI TALANGAKAR CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

8 30 103

KARAKTERISASI RESERVOAR BATUPASIR PADA FORMASI NGRAYONG LAPANGAN “ANUGERAH” DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS AVO DAN LMR

6 48 69

Analisis Sifat Fisis Reservoar Menggunakan Metode Seismik Inversi Acoustic Impedance (AI) dan Multiatribut (Studi Kasus Lapangan F3)

0 0 5

Karakterisasi Reservoar Karbonat pada Lapangan “ADH”, Formasi Tuban, Cekungan Jawa Timur Utara Menggunakan Metode Inversi Stokastik

0 0 8

KARAKTERISASI RESERVOAR MENGGUNAKAN METODE INVERSI AI (ACOUSTIC IMPEDANCE) DAN METODE SEISMIK MULTIATRIBUT PADA LAPANGAN “RM”, FORMASI TALANG AKAR CEKUNGAN SUMATERA SELATAN Rachman Malik1,a), Bagus Sapto Mulyatno1), Ordas Dewanto1,b), Sulistiyono2) 1)Tekn

0 0 16

KARAKTERISASI RESERVOAR MENGGUNAKAN METODE INVERSI AI (ACOUSTIC IMPEDANCE) DAN METODE SEISMIK MULTIATRIBUT PADA LAPANGAN “RM”, FORMASI TALANG AKAR CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

1 1 15

Karakterisasi Reservoar Pada Formasi Karbonat Menggunakan Analisa Inversi Simultan Di Lapangan "Maf" - ITS Repository

0 0 83