Manfaat Penelitian PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, KOMPETENSI AUDITOR, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

mistake of my life, I put my trust with Bernard Madoff”, yang bisa diartikan dalam bahasa auditing: “Kesalahan terbesarku adalah tidak melaksanakan skeptisime profesional”. Di dalam SPAP Standar Profesi Akuntan Publik, 2011:230.2, menyatakan skeptisisme profesional auditor sebagai suatu sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit. Shaub dan Lawrence 1996 mengartikan skeptisisme profesional auditor sebagai berikut “professional scepticism is a choice to fulfill the professional auditor’s duty to prevent or reduce or harmful consequences of another person’s behavior…”. Skeptisisme profesional digabungkan ke dalam literatur profesional yang membutuhkan auditor untuk mengevaluasi kemungkinan kecurangan material Loebbeck, et al, 1984. Selain itu juga dapat diartikan sebagai pilihan untuk memenuhi tugas audit profesionalnya untuk mencegah dan mengurangi konsekuensi bahaya dan prilaku orang lain SPAP 2011 : 230.2 Kee dan Knox’s 1970 dalam model “Professional Scepticism Auditor” menyatakan bahwa skeptisisme profesional auditor dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1. Faktor-faktor kecondongan etika Faktor-faktor kecondongan etika memiliki pengaruh yang signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor. The American Heritage Directory menyatakan etika sebagai suatu aturan atau standar yang menentukan tingkah laku para anggota dari suatu profesi. Pengembangan kesadaran etismoral memainkan peranan kunci dalam semua area profesi akuntan Louwers, 1997, termasuk dalam melatih sikap skeptisisme profesional akuntan. 2. Faktor-faktor situasi Faktor-faktor situasi berperngaruh secara positif terhadap skeptisisme profesional auditor. Faktor situasi seperti situasi audit yang memiliki risiko tinggi situasi irregularities mempengaruhi auditor untuk meningkatkan sikap skeptisisme profesionalnya. 3. Pengalaman Pengalaman yang dimaksudkan disini adalah pengalaman auditor dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu, maupun banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Butt 1988 memperlihatkan dalam penelitiannya bahwa auditor yang berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman. Jadi seorang auditor yang lebih berpengalaman akan lebih tinggi tingkat skeptisisme profesionalnya dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman. Berkaitan dengan skeptisisme ini, penelitian y ang dilakukan Kee Knox’s 1970 yang menggambarkan skeptisisme profesional sebagai fungsi dari disposisi etis, pengalaman dan faktor situasional. Michael K. Shaub dan Janice E. Lawrence 1996 mengindikasikan bahwa auditor yang menguasai etika situasi yang kurang lebih terkait dengan etika profesional dan kurang lebih dapat melaksanakan skeptisisme profesionalnya. Faktor situasional merupakan faktor yang penting dalam melaksanakan skeptisisme profesional auditor Suraida, 2005. International Federation Of Accountants IFAC mendefinisikan professional skepticism dalam konteks evidence assessment atau penilaian atas bukti. Menurut IFAC : “skepticism means the auditor makes a critical assessment, with a questioning mind, of the validity of audit evidence obtained and is allert to audit evidence that contradicts or brings into the reliability of documents and responses to inquiries and other information obtained from management and those charged with governance” ISA 200.16. Unsur-unsur professional skepticism dalam definisi IFAC: Tuanakotta, 78 - acritical assessment – ada penilaian yang kritis, tidak menerima begitu saja; - with a question mind – dengan cara berfikir yang terus menerus bertanya dan mempertanyakan; - of the validity of audit evidence obtained – keabsahan dari bukti yang diperoleh; - allert to audit evidence that contradicts – waspada terhadap bukti yang kontradiktif; - brings into question the reliability of documents and responses to inquiries and other information – mempertanyakan keandalan dokumen dan jawaban atas pertanyaan serta informasi lainnya; - obtained from management and those charged with governance – yang diperoleh dari manajemen dan mereka yang berwenang dalam pengelolaan perusahaan. AICPA mendefinisikan; Professional skepticism in auditng implies an attitude that include a questioning mind and a critical assessment of auditing evidence without being obssesively suspicious or skeptical. The auditors are expected to exercise professional skepticism in conducting to audit, and in gathering evidence sufficient to support or refute management assertion. AU 316 AICPA Secara spesifik berarti adanya suatu sikap kritis terhadap bukti audit dalam bentuk kerraguan, pertanyaan atau ketidak setujuan dengan pernyataan klien atau kesimpulan yang dapat diterima umum. Auditor menunjukan skeptisisme profesionalnya dengan berfikir skeptis atau menunjukan perilaku meragukan . Audit tambahan dan menanyakan langsung merupakan bentuk perilaku auditor terhadap klien. Kee Knox’s 1970 dalam mo del “Professional Skepticism Auditor” dalam penelitian Zuraida menyatakan bahwa pertimbangan individu, pengalaman audit terdahulu serta faktor situasi berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor. Evaluasi kritis atas bukti audit terhadap informasi yang ditemukan atau kondisi- kondisi lainnya yang mengidentifikasikan adanya salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan mungkin telah terjadi, auditor harus menginvestigasi masalah-masalah yang ada secara menyeluruh, mendapatkan bukti tambahan jika diperlukan, dan berkonsultasi dengan anggota tim lainnya. Auditor harus berhati- dan mempertimbangkan apakah salah saji lainnya mungkin juga telah terjadi. hati untuk tidak membenarkan atau mengasumsikan suatu salah saji merupakan suatu insiden yang terpisah. Sebagai contoh, katakanlah seorang auditor menemukan adanya penjualan ditahun berjalan yang seharusnya secara tepat diakui sebagai penjualan pada tahun berikutnya. Auditor harus mengevaluasi alasan salah saji tersebut, menentukan apakah hal tersebut disengaja atau tidak, Jika kita membahas skeptisisme profesional maka kita tidak bisa lepas dari pembahasan risiko audit, dalam Messier hal 88 mendefinisikan;

Dokumen yang terkait

Pengaruh Etika Profesi, Independensi, Dan Professional Judgment Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Audit Laporan Keuangan

8 94 122

The Effect of Auditor Experience and Professional Judgment Towards Quality of Audit Evidence Collected(Study about CPA Firm in South Jakarta)

1 21 126

PENGARUH INDEPENDENSI, TIME BUDGET PRESSURE, SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, ETIKA AUDITOR, DAN PENGALAMAN Pengaruh Independensi, Time Budget Pressure, Skeptisisme Profesional Auditor, Etika Auditor Dan Pengalaman Kerja Auditor Terhadap Kualitas Ha

0 3 17

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, ETIKA PROFESI, PENGALAMAN AUDITOR, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MEDAN).

1 6 26

PENGARUH PROFESIONALISME DAN ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS :Studi Empiris Pada Auditor di Kota Bandung.

0 2 56

Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, dan Gender Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.

0 0 29

Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi dan Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.

0 1 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Skeptisisme Profesional, Rotasi Auditor Dan Budaya Organisasi Auditee Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Auditor

0 3 88

Pengaruh Etika Profesi, Independensi, Dan Professional Judgment Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Audit Laporan Keuangan

0 1 13

PENGARUH KEPERCAYAAN, PENAKSIRAN RISIKO KECURANGAN, LOCUS OF CONTROL, ETIKA PROFESI, KOMPETENSI, DAN RISIKO AUDIT TERHADAP SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR - Unika Repository

0 0 12