Jenis Penelitian Lokasi Penelitian Cara Pengumpulan Data Pengolahan Analisis Data Kerangka Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional study untuk mengetahui berapakah perbedaan ukuran kraniofasial anak Down syndrome pada rentang usia 5-25 tahun dilihat dari antropometri.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UPT. SLB-E NEGERI PEMBINA SUMATERA UTARA di Kecamatan Medan Timur. Dipilihnya sekolah ini karena kelompok umur yang diperlukan telah lengkap untuk penelitian ini serta lebih terjangkau dan mudah diakses. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa dari SLB yang terdiri dari Down syndrome 23 siswa, tuna rungu 121 siswa, tuna grahita 192 siswa, tuna ganda 18 siswa dan autis 15 siswa.

3.3.2 Sampel

Menurut Arikunto 2009, jika populasi kurang dari 100 orang maka diambil total sampling. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 23 murid Down syndrome sebagai sampel penelitian. 3.4 Variabel dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Bebas Variabel bebas penelitian ini adalah penderita Down syndrome usia 5-25 tahun di UPT. SLB-E Negeri Pembina Sumatera Utara.

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat penelitian ini adalah ukuran kraniofasial. Pengukuran meliputi panjang kepala glabella-inion, lebar kepala eurion-eurion, tinggi wajah nation-gnation dan lingkar kepala mengelilingi kepala tepat dibagian tulang yang paling menonjol dan di atas supraorbital.

3.4.3 Variabel Terkendali

Variabel terkendali penelitian ini adalah keterampilan operator yang mengukur murid Down syndrome dan alat yang digunakan untuk mengukur murid Down Syndrome pada penelitian ini.

3.4.4 Variable Tidak Terkendali

Variabel tidak terkendali penelitian ini adalah status gizi, status ekonomi, penyakit sistemik, RAS, tipe Down syndrome, usia orang tua, urutan anak dalam keluarga, pekerjaan orang tua dan anak yang direncanakan atau tidak.

3.4.5 Kriteria Inklusi

1. Anak yang didiagnosa Down syndrome di Yayasan UPT. SLB-E Negeri Pembina Sumatera Utara. 2. Bersedia untuk diperiksa. 3. Mendapat persetujuan orang tuaguru.

3.4.6 Kriteria Ekslusi

Anak Down syndrome yang memiliki cacat pada bagian kepala dan wajah karena kecelakaan atau terjatuh yang mengakibatkan berubahnya ukuran atau bentuk kepala dan wajah aslinya.

3.4.7 Variabel Penelitian

3.4.8 Definisi Operasional

1. Down syndrome adalah kelainan yang terjadi pada anak yang mengalami keterbelakangan mental yang disebabkan oleh adanya kelainan pada kromosom nomor 21 yang tidak terdiri dari dua kromosom sebagaimana mestinya, melainkan tiga kromosom trisomi 21, yang mengakibatkan anak mengalami penyimpangan fisik dan keterbelakangan mental. 2. Kraniofasial adalah tulang pada kepala dan wajah. Pengukurannya dengan menggunakan antropometri yang meliputi nasion-gnation, glabella-inion, eurion- eurion dan OFC lingkar kepala. 3. Nasion ke gnation untuk mengukur tinggi wajah. Nasion merupakan titik pada sutura nasofrontalis di bidang medio-sagital sedangkan gnation merupakan titik pada sisi bawah mandibula yang paling bawah dibidang medio-sagital. Variabel Terkendali Keterampilan Operator Alat: kaliper, pita meteran dan penggaris Variabel Terikat Ukuran Kraniofasial Panjang kepala : glabella-inion Lebar kepala : eurion-eurion Tinggi wajah : nation-gnation Lingkar kepala : mengelilingi kepala tepat dibagian tulang yang paling menonjol dan di atas supraorbital Variabel Bebas Down Syndrome Variabel Tidak Terkendali Status gizi, status ekonomi, penyakit sistemik, RAS, tipe Down syndrome, usia orangtua, urutan anak dalam keluarga, pekerjaan orang tua dan anak yang direncanakan atau tidak 4. Glabella ke inion untuk mengukur panjang kepala. Glabella merupakan titik yang berada di atas sutura nasofrontalis pada sisi bawah tulang frontal dalam bidang medio-sagital diantara kedua arcus superciliaris sedangkan inion merupakan titik pada protuberantia oksipitalis eksterna. 5. Eurion ke eurion untuk mengukur lebar kepala. Eurion merupakan titik paling lateral dari dinding kranium, dicari dengan meletakkan penggaris pada daerah tulang parietal kepala atas telinga secara tegak lurus lalu ujung kaliper ditempatkan pada kedua titik eurion kiri dan kanan. 6. OFC untuk mengukur lingkar kepala. Pengukuran didapat dengan menentukan tulang yang paling menonjol pada bagian kepala belakang menggunakan mistar. Setelah itu diukur menggunakan pita meteran dengan cara mengelilingi kepala tepat dibagian tulang yang paling menonjol dan di atas supraorbital. Ada beberapa cara pengukuran dari literatur yang ada : Gambar 5. Pengukuran panjang kepala dari glabella ke inion 29 Gambar 6. Pengukuran lebar kepala dari eurion ke eurion 30 Gambar 7. Pengukuran tinggi wajah dari nation ke gnation 31 Gambar 8. Pengukuran lingkar kepala mengelilingi kepala tepat di bagian tulang yang paling menonjol dan diatas supraorbital 32

3.5 Cara Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan dibantu empat orang mahasiswa Kedokteran Gigi USU. Agar tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran, para pengumpul data dilakukan kalibrasi sehingga diperoleh persepsi dan interpretasi yang sama dan konsisten. Cara pengumpulan data diantaranya: 1. Pengambilan data siswa dilakukan di sekolah pada ruang yang telah disediakan oleh pihak sekolah. 2. Setiap sepuluh siswa sesuai dengan absensi dipanggil dari kelasnya dan dikumpulkan di ruang sekolah. 3. Peneliti melakukan pengukuran kraniofasial dilakukan dengan menggunakan kaliper, pita meteran dan penggaris untuk mengetahui ukuran kraniofasialnya.

3.6 Pengolahan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer. Untuk melihat hubungan antara Down syndrome dan ukuran kraniofasial yang menggunakan data pengukuran kategorik menggunakan uji One Way Anova.

3.7 Kerangka Penelitian

Siswa Down syndrome di UPT. SLB-E Negeri Pembina Sumatera Utara • Didiagnosa mengalami Down syndrome • Usia 5-25 tahun Pengukuran berat badan menggunakan timbangan berat badan Pengukuran tinggi badan menggunakan pita meteran Pengukuran Kraniofasial Menggunakan kaliper dan penggaris Menggunakan pita meteran Panjang kepala Lebar kepala Tinggi wajah Lingkar kepala

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden

Penelitian ini telah dilakukan pada murid Down syndrome di Sekolah UPT. SLB-E Negeri Pembina Sumatera Utara dengan jumlah sampel 23 orang. Diketahui pada kelompok usia 5-11 tahun persentase responden laki-laki lebih banyak daripada perempuan 26,09 dan 17,39. Kelompok usia 12-16 tahun terlihat persentase responden laki-laki lebih banyak daripada perempuan 21,74 dan 13,04. Kelompok usia 17-25 tahun persentase responden laki-laki juga lebih banyak dari pada perempuan 13,04 dan 8,69. Terjadi penambahan ukuran tinggi badan dan berat badan pada responden seiring dengan bertambahnya usia. Tabel 2. Karakteristik Responden murid Down syndrome di Sekolah UPT. SLB-E Negeri Pembina Sumatera Utara n=23. Usia Jenis Kelamin Tinggi Badan Berat Badan Laki-laki Perempuan 5-11 6 26,09 4 17,39 123,30 ± 4,78 26,05 ± 5,77 12-16 5 21,74 3 13,04 142,37 ± 8,80 40,69 ± 8,14 17-25 3 13,04 2 8,69 149,20 ± 6,099 58,80 ± 20,10

4.2 Analisis Kraniofasial

Hasil penelitian pengukuran kraniofasial dari responden terlihat panjang kepala dan lingkar kepala terdapat hasil pengukuran yang signifikan tabel 3