Hasil dan Pembahasan T1 702010131 Full text

17 6. Pelaksanaan penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian ini, dilakukan wawancara, observasi dan kuisioner. Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah beserta guru, observasi dilakukan di salah satu kelas, dan kuisioner akan dibagikan kepada 100 siswa dengan 5 mata pelajaran yang berbeda.

3. Hasil dan Pembahasan

Salah satu potensi yang dimiliki oleh SMP N 1 Salatiga adalah ketersediaannya sarana ICT yang memadai, berikut adalah alat-alat ICT yang dimiliki oleh sekolah. Tabel 14. Sarana ICT yang dimiliki oleh sekolah NAMA ICT KONDISI JUMLAH STATUS MILIK PEMANFAATAN Komputer Baik 20 Sekolah Mengerjakan administrasi sekolah Tidak baik 10 Sekolah Baik 35 LPK MITRA Sarana belajar mengajar siswa Laptop Baik 20 Sekolah Mengerjakan administrasi sekolah Printer Baik 20 Sekolah Mencetak tugas-tugas guru, serta administrasi sekolah LCD Proyektor Baik 27 Sekolah Digunakan oleh guru untuk menjelaskan materi kepada siswa OHP Baik 5 Sekolah Digunakan untuk menjelaskan materi kepada siswa Internet Baik Sekolah Digunakan untuk mencari sumber belajar, berkomunikasi dengan teman. Kamera Baik 1 Sekolah Digunakan untuk keperluan dokumentasi ketika sekolah mengadakan acara Handcame Baik 1 sekolah untuk keperluan dokumentasi sekolah Selain potensi dari sarana dan prasarana yang digunakan, SMP N 1 Salatiga juga mempunyai potensi dari para guru. Guru di SMP N 1 Salatiga sebagian besar sudah terampil dalam penggunaan sarana ICT yang ada, hampir setiap mengajar para 18 guru sudah terampil dalam menggunakan sarana ICT. Ini dikarenakan ketika dulu SMP N 1 menjadi sekolah RSBI, guru harus dituntut untuk bisa menggunakan teknologi kususnya sarana ICT yang disediakan oleh sekolah. Potensi pemanfaatan ICT yang lain adalah dari pihak siswa. Dikarenakan pada jaman modern ini siswa dituntut untuk bisa menggunakan teknologi. Hampir sebagian siswa sudah bisa dalam penggunaan sarana ICT. Ini dibuktikan ketika peneliti melakukan observasi di kelas 9B, banyak siswa yang antusias ketika sedang melakukan presentasi didepan kelas. Mereka sudah terampil dalam penggunaan sarana ICT seperti laptop dan LCD Proyektor. Tidak hanya dari guru dan siswa, dari pihak Management atau Kepala Sekolah juga sudah terampil. Tantangan yang dihadapi dari pemanfaatan ICT ini sangat banyak, terbukti bahwa dari faktor eksternal bahwa dulu ketika SMP N 1 Salatiga masih menjadi sekolah RSBI Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, pelatihan-pelatihan dalam pemanfaatan ICT sangat sering dilakukan, sekarang ketika SMP N 1 sudah menjadi SSN apakah keterampilan dalam menggunakan sarana ICT masih sering dilakukan. Selain itu ketika sarana ICT yang dimiliki rusak atau mati lampu ketika dalam proses mengajar apakah guru bisa menjelaskan dengan metode konvensional atau memberhentikan pengajaran. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui potensi dan tantangan ini adalah dengan menggunakan wawancara, observasi dan menggunakan kuisioner. Wawancara digunakan untuk mengetahui potensi apa saja yang dimiliki oleh pihak guru dan kepala sekolah. Observasi digunakan untuk mengetahui secara langsung penggunaan sarana ICT yang ada didalam kelas, dan kuisioner digunakan untuk mengetahui apakah penggunaan sarana ICT benar-benar mempunyai dampak bagi siswa. Pembahasan dari wawancara yang telah dilakukan dengan guru adalah dalam pembelajaran, pemanfaatan ICT sangat diperlukan. Hampir semua matapelajaran sudah menggunakan sarana ICT yang ada. Seperti pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru sering menggunakan sarana ICT, seperti dalam mencari arti dari sebuah kalimat. Guru sering bersama dengan murid – murid membuka Google untuk mencari perngertian tersebut, dan menurut G1 selaku guru Bahasa Indonesia sangat efisien dan efektif. Murid lebih jelas serta akan lebih sering memperhatikan materi yang diberikan oleh guru. Begitu juga dengan mata pelajaran Matematika. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, dalam memberikan materi sering menggunakan sarana ICT yang ada. Dengan menggunakan pengajaran LCD Proyektor, soal yang sulit bila dikerjakan bersama – sama akan lebih mudah, karena dalam mata pelajaran matematika, dengan sering mengerjakan soal murid akan lebih bisa menguasai soal tersebut. Namun berbeda dengan mata pelajaran Bahasa Inggris. G2 menjelaskan bahwa sarana ICT benar – benar harus digunakan. Sebagai contohnya ketika akan melakukan listening harus menggunakan alat yang bernama headphone, kemudian dari meja guru akan diputar sebuah nyanyian atau cerita. Dengan adanya sarana ICT ini, akan sangat melatih siswa dalam pendengaran dengan 19 menggunakan Bahasa Inggris. Sarana ICT sangat bermanfaat untuk kemajuan siswa dalam menangkap mata pelajaran. Penggunaan sarana ICT yang tak kalah penting dalam matapelajaran Ekonomi. Menurut G3, hampir setiap palajaran menggunakan Laptop dan LCD Proyektor dalam menjelaskan materi kepada siswanya. Beliau beranggapan bahwa dengan menggunakan sarana ICT yang ada juga mengajak siswanya untuk lebih mengenal teknologi yang ada sekarang ini. Dengan menggunakan bantuan sarana ICT, siswa akan lebih paham mengenai mata pelajaran, serta memudahkan siswa untuk melakukan presentasi berkelompok maupun individu didepan kelas. Dan sarana ICT yang paling banyak digunakan adalah pada mata pejaran TIK. Disini guru diharuskan untuk menjelaskan materi dengan menggunakan sarana ICT yang ada. Dan siswa juga dituntut untuk bisa menggunakan sarana ICT. Menurut G4 selaku guru pelajaran TIK, hampir setiap pelajaran menggunakan Laptop, LCD Proyektor, beserta internet. Laptop beserta LCD Proyektor digunakan untuk menjelaskan materi, dan internet biasanya digunakan oleh siswa untuk browsing di Google, berkomunikasi dengan teman melalui Twitter, Facebook, atau Instagram. Hasil dari wawancara guru untuk mengetahui apakah dengan adanya sarana ICT memberikan dampak bagi guru yaitu mengajukan 5 pertanyaan. Dalam wawancara yang dilakukan kepada guru masing-masing mata pelajaran, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi dan TIK, hampir semua mengatakan bahwa dengan adanya sarana ICT ini, sangat berdampak positif bagi proses pembelajaran. Terbukti dalam wawancara yang dilakukan dengan guru Ekonomi, yang mengatakan bahwa dengan adanya sarana ICT sangat mendukung kolaborasi antara murid dengan guru, contohnya ketika guru memberikan tugas kelompok, dan mereka harus mempresentasikannya didepan kelas, mereka cenderung selalu menggunakan LCD Proyetor supaya memudahkan mereka dalam presentasi. Dan dengan adanya sarana ICT terbukti bahwa siswa cenderung lebih berfikir kritis, cepat dan tanggap. Ini dibuktikan ketika melakukan observasi di kelas 9B. Mereka cenderung selalu aktif bertanya apabila mereka tidak paham dengan materi yang sudah disampaikan oleh guru. Selain itu G1 juga mengutarakan dengan adanya sarana ICT seperti Laptop, LCD Proyektor pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung membuat kegiatan di kelas lebih efektif dan efisien. Guru tidak harus menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi, cukup dengan menampilkan video atau gambar siswa akan lebih jelas dengan materi yang sedang disampaikan. G1 menjelaskan nilai-nilai murid menjadi relative lebih meningkat ketika guru menjelaskan dengan menggunakan sarana ICT, seperti ketika menerangkan dengan disertai video atau gambar – gambar. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui potensi guru ketika menggunakan sarana ICT ketika dalam proses belajar . observasi dilakukan di kelas 9B, pada mata pelajaran Ekonomi. Ketika dalam proses observasi guru sudah menggunakan laptop dan LCD Proyektor ketika memberikan materi kepada siswa. Guru dengan mudah menjelaskan dengan menggunakan Power Point , dan siswa juga sangat memperhatikan guru ketika dalam proses mengajar. Ketika peneliti melakukan 20 wawancara kepada G1, beliau mengatakan bahwa memang sarana ICT sangat bermanfaat bagi guru, guru mudah menjelaskan materi, siswa juga mudah menangkap apa yang sudah dijelaskan oleh guru. Dari hasil observasi ini juga dapat diketahui bahwa ketika SMP N 1 sudan menjadi SSN, terbukti bahwa para guru masih aktif dalam menggunakan sarana ICT yang disediakan oleh sekolah. Kuisioner diberikan kepada siswa untuk mengetahui potensi siswa dalam penggunaan sarana ICT. Kuisioner diberikan kepada 100 siswa dengan masing- masing mata pelajaran ada 20 siswa. Soal kuisioner ada 5 dan itu mencangkup semua pertanyaan. Dalam kuisioner ini diteliti apakah dengan adanya sarana ICT di SMP N 1 Salatiga, mempunyai dampak positif siswa atau memberikan dampak yang sebaliknya. Hasil kuisioner sudah dikelola dan menghasilkan tabel Distribusi Frekuensi sebagai berikut : Tabel 9 Distribusi Frekuensi mata pelajaran Matematika KATEGORI FREKUENSI JUMLAH PERSENTASE RENDAH 5-8 2 10 SEDANG 9-12 14 70 TINGGI 13-16 4 20 JUMLAH 20 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 20 orang siswa yang diteliti berkategori rendah ada 2 siswa 10, berkategori sedang ada 14 siswa 70, dan yang berkategori tinggi ada 4 siswa 20. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada mata pelajaran Matematika sarana ICT sangat membantu dalam proses pembelajaran ada dalam kategori sedang yaitu ada pada persentase 70 Tabel 10 Distribusi Frekuensi mata pelajaran Bahasa Indonesia KATEGORI FREKUENSI JUMLAH PERSENTASE RENDAH 5-8 1 5 SEDANG 9-12 7 35 TINGGI 13-16 12 60 JUMLAH 20 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 20 orang siswa yang diteliti berkategori rendah ada 1 siswa 5, berkategori sedang ada 7 siswa 35, dan yang berkategori tinggi ada 12 siswa 60. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada mata pelajaran Matematika sarana ICT sangat membantu dalam proses pembelajaran ada dalam kategori tinggi yaitu ada pada persentase 60 21 Tabel 11 Distribusi Frekuensi mata pelajaran Bahasa Inggris KATEGORI FREKUENSI JUMLAH PERSENTASE RENDAH 5-8 SEDANG 9-12 8 40 TINGGI 13-16 12 60 JUMLAH 20 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 20 orang siswa yang diteliti berkategori rendah ada 0 siswa 0, berkategori sedang ada 8 siswa 40, dan yang berkategori tinggi ada 12 siswa 60. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada mata pelajaran Bahasa Inggris sarana ICT sangat membantu dalam proses pembelajaran ada dalam kategori tinggi yaitu ada pada persentase 60 Tabel 12 Distribusi Frekuensi mata pelajaran Ekonomi KATEGORI FREKUENSI JUMLAH PERSENTASE RENDAH 5-8 2 10 SEDANG 9-12 6 30 TINGGI 13-16 12 60 JUMLAH 20 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 20 orang siswa yang diteliti berkategori rendah ada 2 siswa 10, berkategori sedang ada 6 siswa 30, dan yang berkategori tinggi ada 12 siswa 60. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada mata pelajaran Ekonomi sarana ICT sangat membantu dalam proses pembelajaran ada dalam kategori tinggi yaitu ada pada persentase 60 Tabel 13 Distribusi Frekuensi mata pelajaran TIK KATEGORI FREKUENSI JUMLAH PERSENTASE RENDAH 5-8 SEDANG 9-12 1 5 TINGGI 13-16 19 95 JUMLAH 20 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 20 orang siswa yang diteliti berkategori rendah ada 0 siswa 0, berkategori sedang ada 1 siswa 5, 22 dan yang berkategori tinggi ada 19 siswa 95. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada mata pelajaran TIK sarana ICT sangat membantu dalam proses pembelajaran ada dalam kategori tinggi yaitu ada pada persentase 95 Dari masalah yang diteliti melalui hasil kuisioner menyatakan bahwa potensi dalam pemanfaatan sarana ICT bisa mempermudah siswa dalam menerima pelajaran, bisa membuat siswa lebih termotivasi, bisa mendorong kreatifitas siswa dalam mengembangkan mata pelajaran, sarana ICT juga bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa, dan dengan adanya sarana ICT bisa mempengaruhi keterampilan siswa dalam penguasaan teknologi.

4. Kesimpulan