3. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Religius Remaja
Dalam pembentukan jiwa seseorang dalam kehidupan di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern yang berupa pengaruh dari
dalam dan faktor ekstern yang berupa pengaruh dari luar. a.
Faktor interen diantaranya yaitu:
84
1 Faktor Hereditas
Maksudnya yaitu bahwa keberagamaan secara langsung bukan sebagai faktor bawaan yang di wariskan secara turun
temurun melainkan terbentuk dari unsur lainnya. 2
Tingkat Usia Dalam bukunya
The Development of Religious on Children Ernest Harn,
yang dikutip Jalaludin mengungkapkan bahwa perkembangan agama pada masa anak-anak di tentukan
oleh tingkat usia mereka, perkembangan tersebut dipengaruhi oleh berbagai aspek kejiwaan termasuk agama, perkembangan
berpikir, ternyata anak yang menginjak usia berpikir kritis lebih kritis pula dalam memahami ajaran agama. Pada usia remaja
saat mereka menginjak kematangan seksual pengaruh itupun menyertai perkembangan jiwa keagamaan mereka.
3 Kepribadian
Kepribadian menurut pandangan para psikologis terdiri dua unsur yaitu hereditas dan lingkungan, dari kedua unsur
tersebut para psikolog cenderung berpendapat bahwa tipologi
84
Jalaludin Rakhmat,
Psikologi Agama,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, h. 279- 287
menunjukkan bahwa memiliki kepribadian yang unik dan berbeda. Sebaliknya karakter menunjukkan bahwa kepribadian
manusia terbentuk berdasarkan pengalaman dan lingkungan. 4
Kondisi Kejiwaan Kondisi kejiwaan ini terikat dengan bagi faktor intern.
Menurut Sigmun Freud menunjukkan gangguan kejiwaan ditimbulkan oleh konflik yang tertekan di alam ketidak sadaran
manusia, konflik akan menjadi sumber gejala kejiwaan yang abnormal.
b. Faktor Ekstern diantaranya yaitu:
1 Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak, oleh karena itu kedudukan keluarga dalam pengembangan
kepribadian anak sangatlah dominan. Dalam hal ini orang tua mempunyai
peranan yang
sangat penting
dalam menumbuhkembangkan fitrah beragama anak. Oleh karena itu,
sebaikanya pada saat bayi masih berada dalam kandungan, orang tua terutama ibu seyogianya lebih meningkatkan amal
ibadahnya kepada Allah, seperti melaksanakan sholat wajib dan sunnat, berdoa, berdikir, membaca Al-
Qur’an dan memberi sedekah.
85
Pentingnya peran orang tua dalam mengembangkan fitrah beragama anak ini sesuai dengan firman Allah Qs. At-
Tahrim ayat 6:
85
Syamsu Yusuf LN,
Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, h.138-139
Artinya: “Hai orang
-orang yang beriman, peliharalah atau jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
.
86
2 Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakanh lembaga pendidikan formal yang mempunyai
program sistematik
dalam melaksanakan
bimbingan pengajaran dan latihan kepada anak siswa agar mereka berkembang sesuai dengan potensinya. Menurut
Ilurlock dalam buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja mengungkapkan pengaruh sekolah terhadap perkembangan
kepribadian anak sangat besar, karena sekolah merupakan substansi dari keluarga dan guru-guru seubstansi dari orang tua.
Dalam upaya mengembangkan fitrah beragama para siswa, maka sekolah terutama dalam hal ini guru agama mempunyai
peranan yang sangat penting dalam mengembangkan wawasan pemahaman, pembiasaan pengalaman ibadah atau akhlak mulia
dan sikap apresiasif terhadap ajaran agama.
87
86
Syamil Quran Terjema h Tafsir Per Kata,…, h. 560
87
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,…, h.140
3 Lingkungan Masyarakat
Yang dimaksd lingkungan masyarakat disini adalah situasi ataukondisi interaksi sosial dan sosiokultural yang secara
potensial yang berpengaruh terhadap perkembangan fitrah beragama atau kesadaran beragama individu. Dalam
masyarakat, individu akan melakukan interaksi sosial dengan teman sebayanya atau anggota masyarakat lainnya. Apabila
teman sepergaulan itu menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama berakhlak baik, maka anak remaja
pun cenderung akan berperilaku baik. Namn apabila temannya menampilkan perilaku yang kurang baik, atau melanggar
norma-norma agama, maka anak cenderung akan terpengaruh untuk mengikuti atau mencontoh perilaku tersebut. Hal ini akan
terjadi apabila anak atau remaja kurang mendapatkan bimbingan agama dalam keluaganya. Individu yang sejak
kecilnyadengan pendekatan agama dan secara terus menerus mengembangkan diri dalam keluaga beragama cenderung akan
mencapai kematangan beragama. Kematangan beragama ini berkaitan dengan kualitas pengalaman ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari, baik yang menyangkut aspek hubungan manusia dengan Allah hamblumminallah maupun hubungan
manusia dengan manusia hablumminannas.
88
88
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,…, h.141-145
4. Dimensi Religius Remaja