3 Penonton
Bystander
Penonton aktif, dan penonton pasif 4
Para Penyelia 5
Para pengurus 6
Masyarakat Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam perilaku
bullying
terdapat 3 komponen yang terlibat didalamnya yaitu pelaku
bullying
itu sendiri yang berusaha menyakiti korban, kemudian ada korban
bullying
dalam hal ini jelas sebagai individu yang dijadikan sasaran pelaku, dan yang terakhir adalah
bystander bullying
atau sering kita sebut sebagai penonton yang menyaksikan secara langsung atau melihat saat tindakan
bullying
tersebut terjadi
.
2.2 Kecerdasan Sosial
2.2.1. Pengertian Kecerdasan Sosial
Menurut Goleman 2006 kecerdasan sosial adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi
sosial dengan orang-orang di sekeliling atau sekitarnya
.
Sedangkan menurut Thorndike dalam Goleman, 2006 kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk memahami dan mengatur orang untuk
bertindak bijaksana dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Orang dengan kecerdasan sosial tinggi tidak akan menemui kesulitan saat memulai suatu interaksi dengan seseorang atau sebuah kelompok baik
kelompok kecil maupun besar. Ia dapat memanfaatkan dan menggunakan kemampuan otak dan bahasa tubuhnya untuk “membaca” teman bicaranya
. Kesimpulannya adalah kecerdasan sosial adalah ukuran kemampuan
diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang2 disekitarnya
2.2.2. Aspek- aspek Kecerdasan Sosial
Menurut Goleman 2006 Kecerdasan sosial dapat di kategorikan menjadi dua kategori : yaitu kesadaran sosial dan
social facilty.
Kesadaran sosial, yaitu kesadaran sosial atau kepekaan kita terhadap sesama dan
social facilty
, yaitu apa yang
kita lakukan dengan kesadaran itu sendiri.
1
Kesadaran Sosial
Kesadaran sosial mengarah pada sebuah spectum dan yang secara tidak langsung merasakan apa yang di rasakan oleh orang lain: memahami perasaan
dan pikirannya untuk ikut terlibat dalam situasi yang sulit. Kesadaran sosial ini
meliputi :
a
Primal Empathy
Empati terpenting perasaan terhadap seorang yang
lain,merasakan tanda isyarat emosi
b
Attunement
penyesuaian Adaptasi Mendengarkan dengan kemauan penuh
membiasakan diri mendengarkan seseorang
c
Empathic accurary
Empati yang tepat Memahami pikiran gagasan, perasaan
dan kehendak orang lain
d
Social cognition
Kesadaran sosial Mengetahui bagaimana kehidupan
bersosialisasi terjadi
2 Kecakapan Sosial
Secara sederhana yakni merasakan perasaan orang lain, atau sekedar tahu apa yang mereka pikirkan ataupun inginkan, tidak sama sekali menjamin sebuah
keberhasilan dalam suatu interaksi. Kecakapan sosial terbentuk dalam kesadaran sosial untuk memenuhi sebuah interaksi yang lancar dan efektif. Spektrum
kecakapan sosial meliputi: a
Synchrony
Sinkroni : Menginteraksikan dengan lancar pada level non
verbal.
b
Self Presentation
Presentasi Diri Pribadi : Mempresentasikan diri sendiri
dengan efektif.
c
Influence
Pengaruh : Menghadirkan jalan keluar dari interaksi sosial.
d
Concern
Peduli : Peduli terhadap orang lain sesuai dengan kebutuhan dan
perilaku masing-masing individu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesadaran sosial dan kecakapan sosial dua-duanya mencakup jangkauan mulai dari dasar, kapasitas yang rendah,
hingga mencakup artikulasi yang kompleks. Oleh karena itu, sinkroni dan primal empati tergolong dalam kapasitas rendah, sementara empati yang tepat
dan pengaruh bercampur antara tinggi dan rendah, d an sama ‘lembutnya’
dengan beberapa keterampilan yang mungkin terlihat, terdapat jumlah yang mengejutkan tentang ujian-ujian dan skala untuk menilainya. Kedua aspek
tersebut merupakan hal yang mempengaruhi seseorang memiliki kecerdasan sosial dalam bermasyarakat kesadaran sosial adalah perasaan seseorang dimana
dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain disekitarnya, dan kecakapan sosial adalah suatu perasaan seseorang dimana dirinya cepat tanggap dalam
merasakan atau hanya sekedar tahu apa yang dirasakan orang disekitarnya, kedua hal ini melahirkan suatu kecerdasan yang disebut dengan kecerdasan
sosial.
2.2.3 Faktor Kecerdaan Sosial