Landasan Teori, Hipotesis , dan Model Penelitian

6

2. Landasan Teori, Hipotesis , dan Model Penelitian

Stres Kerja Definisi tentang stres kerja yang dikemukakan oleh antara para ahli satu dengan lainnya berbeda-beda. Namun konsep penyertaannya tidaklah berbeda. Menurut Handoko 2000 stres kerja merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang dalam bekerja. Jika karyawan mengalami stres yang terlalu besar maka akan dapat menganggu kemampuan seseorang karyawan tersebut untuk menghadapi lingkungannya dan pekerjaan yang akan dilakukannya. Menurut Beehr dan Franz 2002 stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu. Definisi lain dikemukakan Mangkunegara 2005 stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Persamaan stres kerja menurut ahli-ahli tersebut sama-sama menunjukan stres kerja sebagai suatu kondisi yang dirasakan manusia dan mempengaruhi kondisi seseorang dalam melakukan pekerjaan. Jadi stres kerja dapat di definisikan menurut penulis sebagai suatu kondisi atau reaksi terhadap situasi yang mempengaruhi seseorang dalam bekerja dimana kondisi tersebut akan membuat seseorang karyawan tertekan. Dampak Stres Kerja Dampak dari stres kerja dapat di kelompokan menjadi 3 kategori menurut Robbins 2008 sebagai berikut : 7 a. Gejala Fisiologis, bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan laju detak jantung, dan pernapasan, menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung. b. Gejala Psikologis, stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam bekerja. Dan dalam bekerja muncul ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, konsentrasi berkurang dan menunda-nunda pekerjaan. c. Gejala Perilaku, mencangkup perubahan dalam kebiasaan hidup, gelisah, merokok, nafsu makan berlebihan, dan gangguan tidur. Dampak stres menurut penulis akibat dari stres sendiri dapat mempengaruhi fisik, psikologi, dan perilaku manusia. Kebanyakan akibat tersebut mempengaruhi manusia secara negatif. Dimana stres tersebut akan berpengaruh terhadap aktivitas seseorang atau pekerjaan seseorang, sehingga akan mengalami tekanan yang di akibatkan dari stres tersebut. Jenis-jenis stres Selye dalam Jaza Anil Chusna 2010 mengatakan bahwa terdapat dua jenis stres, yaitu eustres dan distres. Eustres, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif bersifat membangun. Ini adalah semua bentuk stres yang mendorong tubuh untuk beradaptasi dan meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi. Ketika tubuh mampu menggunakan stres yang dialami untuk membantu melewati sebuah hambatan dan meningkatkan performa, stres tersebut bersifat positif, sehat, dan menantang Walker.J 2002. 8 Di sisi lain, distres, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif bersifat merusak. Distres adalah semua bentuk stres yang melebihi kemampuan untuk mengatasinya, membebani tubuh, dan menyebabkan masalah fisik atau psikologis. Ketika seseorang mengalami distres, orang tersebut akan cenderung bereaksi secara berlebihan, bingung, dan tidak dapat berperforma secara maksimal Walker.J 2002. Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Stres Kerja Menurut Robbins 2008 mengatakan timbulnya stres di pengaruhi oleh beberapa faktor-faktor : 1. Faktor Organisasi Dalam faktor organisasi berpengaruh juga terhadap stres kerja karyawan dimana semua aktivitas di dalam perusahaan berhubungan dengan karyawan. Seperti Tuntutan kerja atau beban kerja yang terlalu berat, Kerja yang membutuhkan tanggung jawab tinggi sangat cenderung mengakibatkan stres tinggi. 2. Faktor Lingkungan Adanya lingkungan sosial turut berpengaruh terhadap stres kerja pada karyawan. Dimana adanya dukungan sosial berperan dalam mendorong seseorang dalam pekerjaannya, apabila tidak adanya faktor lingkungan sosial yang mendukung maka tingkat stres karyawan akan tinggi. 3. Faktor Individu Adanya faktor individu berperan juga dalam mempengaruhi stres karyawan. dalam faktor individu kepribadian seseorang lebih berpengaruh 9 terhadap stres pada karyawan. Dimana kepribadian seseorang akan menentukan seseorang tersebut mudah mengalami stres atau tidak. Kinerja Definisi kinerja yang dikemukakan para ahli pun berbeda-beda, menurut Mangkunegara 2001 kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya. Namun Menurut Rosidah 2003 kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu. Menurut Penulis kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepada karyawan di suatu perusahaan. Kinerja juga digunakan sebagai tolak ukur pencapaian hasil kerja karyawan dalam melaksanakan tanggung jawabnya dalam bekerja di suatu perusahaan. Pengaruh Antar Variabel Dimana menjelaskan hubungan antar variabel pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap stres kerja dan dampaknya terhadap kinerja karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga. 1. Program- program purna karya berpengaruh terhadap stres Dimana program yang dijalankan perusahaan dalam menunjang karyawan pada masa purna karya, di perlukan adanya program seperti 10 program purna karya seperti adanya pesangon dan jamsostek Palmore, 2000. Adanya program-program purna karya tersebut dapat memberikan kepuasan kepada karyawan pra pensiun, Sebaliknya semakin sedikit program pesangon atau tidak mendapatkan dana pensiun akan membuat karyawan tersebut stres Martins Femi Dada AI Idowu, 2004. Selain program purna karya ada program persiapan pra purna karya dimana dalam mempersiapakan pensiun, karyawan pra pensiun seharusnya sudah mempersiapkan diri setelah pensiun nanti Palmore.2000. Dengan memikirkan kedepannya karyawan pra purna karya akan melakukan kegiatan setelah pensiun, seperti berwirausaha. Upaya ini di dukung oleh perusahaan dalam memberikan fasilitas berupa seminar dan latihan berusaha guna meringankan beban karyawan dalam mempersiapkan pensiun. Dengan diberikannya program tersebut maka karyawan akan mendapatkan berbagai motivasi setelah pensiun, ketrampilan berwirausaha, cara menghadapi post power sindrome, dan cara menghadapi stres kerja Tavip Sunandar, 2002. Tapi tidak semua karyawan siap dalam menjalankan perisapan sebelum pensiun, masih banyak yang tidak mempersiapkan sehingga begitu mereka pensiun akan banyak karyawan yang tertekan atau stres. H 1 = Program pensiun dan program persiapan pensiun berpengaruh terhadap stres karyawan pra purna karya. 2. Dukungan Sosial Berpengaruh Terhadap Stres Dukungan sangat dibutuhkan semua orang, terutama pada karyawan pra pensiun. Menurut Pierce 2000 dukungan sosial merupakan sumber 11 emosional, informasional atau pendampingan yang diberikan oleh orang- orang disekitar individu untuk menghadapi setiap permasalahan dan krisis yang terjadi sehari- hari dalam kehidupan. Dukungan-dukungan tersebut dapat berasal dari keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja Saranson, 2009, seperti karyawan yang akan pensiun mendapat dukungan dari kelurga dan rekannya sehingga setelah pensiun karyawan tersebut tidak mengalami tekanan setelah. Dimana karyawan yang tidak mendapatkan dukungan akan tertekan atau stres ketika menghadapi masa pensiun. Jadi dukungan untuk karyawan pra pensiun dapat mempengaruhi tingkat stres karyawan. Pendapat ini didukung oleh Atkinson 2005 dan hasil penelitian Ajeng Ryzkanevi 2009 menyatakan bahwa stres akan rendah apabila individu memiliki dukungan sosial begitu pula sebaliknya stres akan tinggi apabila rendahnya dukungan sosial yang diberikan. Dukungan sosial sendiri menurut penulis merupakan bentuk pertolongan yang dapat berupa materi, emosi, dan informasi yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki arti seperti keluarga, teman, saudara, rekan kerja atupun atasan atau orang yang dicintai oleh individu yang bersangkutan H 2 = Dukungan Sosial berpengaruh terhadap stres karyawan pra purna karya 3. Kepribadian karyawan Berpengaruh Terhadap Stres Menurut Robbin 2001:142 dalam diri seseorang terbagi menjadi 2 kepribadian yaitu Kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B, tapi 12 kepribadian tersebut yang mempengaruhi pada stres kerja adalah tipe A. Kepribadaian tipe A adalah kepribadian yang melibatkan secara agresif dalam perjuangan terus menerus untuk mencapai lebih banyak waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal lain, Pada tipe ini adalah kepribadian yang mudah mengalami stres karena tipe ini lebih condong agresif , mudah panik, selalu berhati-hati, dan suka pada tantangan Robbin 2001. Hal ini didukung hasil penelitian Sutarto2008 dimana kepribadian tipe A adalah kepribadian yang mudah mengalami stres, selalu berhati-hati, agresif, dan menjunjung tinggi tanggung jawab. H 3 = Kepribadian karyawan berpengaruh terhadap stres karyawan pra purna karya 4. Dampak Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pra Purna Karya Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan manusia dalam bentuk tertentu. Tak seorangpun dapat terhindar dari stres. Stres kerja perlu perhatian khusus dari Damatex Salatiga agar tidak mengganggu kinerja para karyawan pra purna karya dan merugikan perusahaan. Meskipun dampak stres terbagi menjadi 2 yaitu distres stres negarif dan uestres stres positif. Menurut Gitosudarmo dan Sudita 1997 dampak stres yang rendah akan berperan sebagai pendorong peningkatan kinerja karyawan. Sedangkan dampak stres yang tinggi akan menurunkan kinerja karyawan, seperti Sering bosan, tidak 13 ada gairah dalam bekerja atau bekerja menjadi asal-asalan, Sering bolos bekerja dan datang selalu terlambat. Hal ini didukung dari hasil penelitian Arif 2011 dimana stres yang tinggi dapat berpengaruh pada kinerja karyawan. H 4 = Stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pra Purna Karya Model Penelitian Bagan 2.1

3. Metode Penelitian