10
4.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Deskriptif Responden
Penelitian ini dilakukan di Kota Salatiga, dengan obyek UKM Usaha Kecil Menengah tahu yang
terdaftar dalam PRIMKOPTI “HANDAYANI” Salatiga. Kuesioner ini diisi oleh pemilik UKM Tahu maupun pedagang tahu yang
terdaftar dalam PRIMKOPTI Kota Salatiga tahun 2012. Tabel 1. Deskriptif responden
Variabel Penelitian jumlah
Jenis Kelamin Perempuan
35 70
Laki-laki 15
30 Total
50 100
Usia 20-49 tahun
6 12
50-69 tahun 30
60 ≥70 tahun
14 28
Total 50
100 Pendidikan
Tidak Sekolah 2
4 SR
5 10
SD 36
72 SMP
3 6
SMA 4
8 Total
50 100
Sumber : Hasil olahan, November 2013
Jumlah responden yang berhasil terkumpul hingga batas akhir pengujian kuesioner adalah 50 responden yang berasal dari berbagai daerah di Kota Salatiga
Diantara 50 responden jumlah responden perempuan ada 35 orang atau 70, sedangkan jumlah responden laki-laki ada 15 orang atau hanya 30. Dilihat dari
usianya anatara usia 20-49 tahun ada 6 orang atau 12, usia 50-69 tahun ada 30 orang atau 60 dan yang berusia 70 tahun keatas ada 14 orang atau 28.
11 Berdasarkan riwayat pendidikan mereka, rata-rata hanya tamatan sekolah dasar
atau sekolah rakyat saja. Hanya sedikit yang berpendidikan SMP atau SMA.
4.1 Preferensi Kepentingan
Tabel menunjukkan dari keenam item pertanyaan yang untuk mengukur tingkat kepentingan responden. Responden memilih yang sangat penting diberi
nomor 1 dan yang tidak terlalu penting dapat diberikan nomor 6. Bila banyak para pelaku usaha UKM yang mementingkan laba dari kegiatan mereka, ini sangat
berbeda dengan pelaku usaha UKM tahu yang rata-rata responden lebih mementingkan biaya usaha yang rendah dibandingkan omset atau laba,
dikarenakan harga bahan baku utamanya yaitu kedelai terus naik sejak beberapa bulan lalu sedangkan harga output berdasarkan harga pasar. Jika mereka
mengurangi ukuran tahu menjadi lebih kecil demi menyesuaikan harga bahan baku, maka konsumen memilih membeli yang lain. Itu sebabnya para pelaku
usaha UKM memberikan preferensi kepentingan biaya usaha yang rendah menjadi yang pertama. Responden juga menambahkan bahwa yang penting dapat
berproduksi dulu, masalah untung atau rugi itu belakangan. Preferensi kepentingan limbah rata-rata diberi nomor akhir. Ini
dikarenakan tingkat pengetahuan para responden yang sangat minim terhadap lingkungan, selain itu belum adanya sosialisasi dari pemerintah tentang bahaya
limbah tahu. Selain itu lokasi tempat produksi juga berdekatan langsung dengan sungai, sehingga memudahkan untuk membuang limbah cair begitu saja tanpa
mempedulikan lingkungan. Banyak diantara mereka berlokasi yang tempat usahanya berdekatan dengan sungai. Menurut mereka limbah cair yang dibuang
12 kesungai itu tidak berbahaya dan tidak ada orang yang komplain atau protes
terhadap kegiatan itu. Bahkan menurut mereka membuang limbah cair ke sungai itu tidak berbahaya.
Tabel 2. Preferensi kepentingan
Kepentingan Sangat
Penting Penting
Cukup Penting
Kurang Penting
Tidak Penting
Sangat Tidak
Penting
Omset Penjualan 2
4 20
46 28
Laba 6
12 46
26 4
6 Biaya Usaha Rendah
62 30
8 Kualitas JasaProduk
30 48
20 Produk Jasa Ramah
Lingkungan 2
8 20
52 18
Limbah yang tidak mencemari lingkungan
2 2
32 64
Sumber : Hasil olahan, November 2013
4.2 Kepedulian Lingkungan Hidup
Keenam item pertanyan yang digunakan untuk mengukur kepedulian lingkungan hidup. Hasil menunjukkan bahwa responden peduli terhadap
lingkungan, ditunjukkkan dengan mereka menggunakan bahan yang ramah lingkungan baik dari peralatan maupun bahan baku. Yang artinya bahan tersebut
aman untuk kesehatan dan tidak mengandung zat-zat berbahaya bagi manusia. Peralatan untuk produksi juga masih sederhana. Tempat untuk menampung tahu
terbuat dari kayu bambu yang ramah lingkungan. Mereka sadar bahwa menjaga lingkungan hidup sama dengan menjaga kelangsungan hidup usaha mereka.
Responden juga mempunyai kesadaran untuk memilah atau memisahkan limbah organik dan non organik. Dalam hasil wawancara kepada responden menurut
Tarmi Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga, membuang limbah cair ke sungai
13 tanpa pengelolaan merupakan tindakan yang menjaga lingkungan hidup. Kegiatan
yang dilakukan hampir setiap hari, minimnya pengetahuan tentang pengelolaan limbah menjadi salah satu hal yang mendasari perilaku responden.
Tabel 3. Kepedulian lingkungan hidup
Pernyataan STS
TS KS
N CS
S SS
Secara umum, saya mengetahui bagaimana menjaga lingkungan hidup
36 54 10
Secara umum saya mengetahui bahwa menjaga lingkungan hidup sama
dengan menjaga kelangsungan hidup usaha
34 56 10
Saya selalu menggunakan bahan-bahan perlengkapan dan bahan baku usaha
yang ramah lingkungan 2
12 56 30
Saya selalu menjaga agar limbah usaha tidak mencemari lingkungan hidup
26 54 20
Saya selalu memilah limbah usaha yang organik dan non organik
12 50
38 Secara umum, saya selalu membeli
peralatan usaha yang ramah lingkungan 26
62 12 Sumber : Hasil olahan, November 2013
4.3 Kesadaran Biaya Lingkungan
Dari keenam item pertanyaan yang menanyakan tentang kesadaran biaya lingkungan responden menjawab mereka secara umum mengetahui bahwa biaya
lingkungan hidup merupakan tanggung jawab dari mereka. Bila mereka diharuskan oleh pemerintah atau instansi terkait untuk membayar iuran uang yang
digunakan untuk memelihara lingkungan, Suminten Jl. Kalitaman Rt.03 Rw.04 Salatiga menjawab setuju dan mau membayar iuran dengan senang hati asalkan
untuk menjaga lingkungan tempat mereka bekerja. Saat ini belum ada kegiatan membayar iuran untuk menjaga lingkungan
hidup dan ketika ditanya untuk masalah biaya lingkungan apakah mereka sudah