11
komputer, di mana interkoneksi memainkan peran penting Oggier Frederique dan Datta Anwitaman, 2012.
D. Network Coding
Network coding adalah sebuah skema baru di dalam teori informasi yang memungkinkan untuk melakukan partisi file dan penggabungan file sebelum
diteruskan dengan adanya proses enkripsi atau encoding dan dekripsi atau decoding. Enkripsi atau encoding adalah suatu cara atau metode dalam teori
pengkodean yang mengubah suatu data asli menjadi kode-kode yang melambangkan data tersebut, sedangkan dekripsi atau decoding adalah
kebalikan dari enkripsi encoding, yaitu suatu cara atau metode dalam teori pengkodean yang mengubah kode-kode data tersebut menjadi data asli.
Rinaldi Munir, 2006 Network coding digunakan untuk mempercepat akses distribusi data pada
jaringan komputer. Kinerja network coding lebih cepat dan efesien karena data dikirim berbentuk kode secara kombinasi dari beberapa source atau sumber
dengan satu kali pengiriman data. Pada dasarnya kinerja network coding adalah mempartisi sebuah file menjadi beberapa bagian dan data tersebut dikirim
secara bersama dan setelahnya partisi data diterima dengan komplit, selanjutnya dari beberapa kombinasi kode data tersebut digabungkan dan
diterjemhkan sehingga menjadi data asli Kashif Mahmood, 2010. Kombinasi dari partisi kode tersebut dalam pengkodean jaringan ini disebut network
coding Tanakorn Chareonvisal, 2012. Berikut merupakan beberapa keuntungan networking coding, yaitu: Rickard Browman, 2013
12
1. Meningkatkan throughput perhitungan nilai pesan yang sukses dikirim
2. Menambah keamanan
E. Skema Redundancy
Sistem penyimpanan terdistribusi menyediakan akses yang dapat diandalkan untuk data melalui node-node penyimpanan tersebar yang telah
dibuat. Sistem penyimpanan terdistribusi membutuhkan redundancy untuk melakukan repair suatu kegagalan data dengan membuat node penyimpanan
tambahan sebagai tempat backup suatu file. Untuk meningkatkan reliability dalam komunikasi perlu ditambah redundancy yang dapat digunakan sebagai
membenarkan kesalahan Scot and Paul, 1989, misalnya: A dikodekan dengan 00
C dikodekan dengan 01 B dikodekan dengan 10
D dikodekan dengan 11 Jika pesan yang dikirim harusnya kata ADA dengan kode 00 11 00 tetapi
terjadi kesalahan pengiriman pesan, setelah itu dilakukan redudant atau penambahan digit untuk membenarkan kesalahan
A dikodekan dengan 00000 B dikodekan dengan 01010
C dikodekan dengan 10001 D dikodekan dengan 11100
Andai pesan yang dikirim berkode 00000 10100 00000. Selanjutnya dianalisis antara perbedaan kode pesan yang salah kirim yaitu 10100
dibandingkan dengan pengkodean karakter yang ada dan dicari perbedaan kode yang paling sedikit perbedaannya.
13
10100 dengan A = 2 perbedaan kode 10100 dengan B = 2 perbedaan kode
10100 dengan C = 4 perbedaan kode 10100 dengan D = 1 perbedaan kode
Setelah dilakukan analisis dipilih karakter pesan dengan perbedaan kode yang sedikit yaitu D, jadi pesan yang diharapkan adalah kata ADA.
Skema redundancy dapat menggunakan kode replikasi repetition code atau replication code dan kode penghapusan erasure code. Berikut sedikit
penjelasan dari kode replikasi repetition code atau replication code dan kode penghapusan erasure code.
1. Repetition code atau Replication code
Metode replication
code adalah
metode mereplika
atau menggandakan suatu kode sebagai backup data. Cara kerja metode
replication code adalah dengan membagi file berukuran M menjadi k bagian penyimpanan, yang masing-masing titik penyimpanan menyimpan
�� fragmen atau dengan kata lain teknik untuk melakukan copy paste data ke
dalam titik penyimpanan yang tersebar melalui jaringan. Sistem kerja dari replication code dalam melakukan perbaikan data
adalah ketika terjadi kegagalan pada sebuah titik penyimpanan, maka terdapat titik penyimpanan lain yang masih hidup yang isinya sama dengan
partisi data aslinya. Titik penyimpanan backup file terhubung ke sebuah node penyimpanan data yang gagal dan dapat memperbaikinya sesuai isi
titik penyimpanan yang gagal tersebut. Tanakorn Chareonvisal, 2012
14
2. Erasure code
Erasure code adalah metode yang hampir sama dengan replikasi yang membagi objek data awal atau asli ke dalam k bagian penyimpanan yang
selanjutnya digunakan untuk membangun n sandi bagian Dimakis, dkk, 2007. Dalam skema redundancy erasure code ada dua kelas metode yang
digunakan dalam sistem penyimpanan terdistribusi, yaitu:
a MDS Maximum Distance Separable Code
Metode MDS merupakan salah satu kode penghapusan yang maksimal untuk mengoreksi kesalahan. Kode ini meningkatkan
penyimpanan secara efisien, tetapi membutuhkan kompleksitas yang lebih tinggi dari kode replikasi. File asli dibagi ke dalam M fragmen
yang disimpan dalam n titik penyimpanan. Masing-masing titik penyimpanan menyimpan Mk data fragmen dan k titik penyimpanan
dibutuhkan untuk membuat kembali data aslinya. Rickard Browman, 2013
b Regenerating Code
Kode regenerasi merupakan variasi lain dari kode penghapusan, di mana kode regenerasi meningkatkan fungsi perbaikan karena faktanya
kode regenerasi memperbolehkan titik penyimpanan baru untuk menghubungkan semua titik penyimpanan yang ada jika terjadi
kesalahan titik. Artinya k ≤ d ≤ n-1 untuk regenerating code
dibandingkan d = k untuk MDS code. Rickard Browman, 2013
15
F. PHP Hypertext Preeprocesor
PHP Hypertext Preeprocesor merupakan bahasa program standar yang berbentuk script yang dapat berjalan pada server dunia website yang hasilnya
ditampilkan pada klien. Pada awalnya PHP diciptakan oleh Rasmus Lerdorf sekitar tahun 1994 yang membuat sebuah script perl. Kemudian sedikit demi
sedikit programer menyukai script ini dan selanjutnya dibentangkan sebagai package, yaitu Personal Home Page Tool. Personal Home Page Tool
merupakan engine baru untuk script ini dan menciptakan tool yang lain untuk mengambil input dari HTML form: FI Form Interpreter. Form Interpreter
juga dikenal dengan PHP 2 yang berlaku sekitar tahun 1995. Para pengguna Form Interpreter menggunakan tool ini ke dalam
pembangunan script yang lebih rumit lagi sehingga berkembang PHP 3 dan selanjutnya berkembang PHP 4 yang applikasi pertamanya terdiri dari Zend
engine. Zend engine ini juga termasuk ke dalam package seperti MySQL untuk meningkatkan mutu simpanan prosedur di dalam database. PHP versi 4 adalah
bahasa scripting yang menyatu dengan HTML dan berada di server sehingga perintah yang kita buat akan dijalankan dan dikerjakan di server dan disertai
halaman HTML biasa. PHP ini bertujuan untuk membuat aplikasi-aplikasi yang dijalankan di atas teknologi web. Hampir seluruh aplikasi berbasis web dapat
dibuat dengan PHP, namun fungsi PHP yang paling utama adalah menghubungkan database dengan web.
Adapun kriteria yang harus diperhatikan dalam penulisan script PHP adalah sebagai berikut: Bunafit Nugroho, 2004
16
a. Setiap halaman yang mengandung script PHP harus disimpan menggunakan
extensi PHP. b.
Setiap script PHP harus didahului dengan peembuka PHP ? php dan diakhiri dengan penutup ?
c. Setiap akhir baris perintah harus di akhiri dengan titik koma ;
d. Semua variable harus diberi tanda string dolar
e. Penulisan keterangan didahului dengan pembuka atau dan diakhiri
dengan penutup atau f.
Semua script HTML yang akan digabungkan dengan script PHP harus dihilangkan tanda petiknya “ “.
Berikut beberapa kelebihan bahasa pemrograman PHP dari bahasa pemrograman yang lain, yaitu: Sutarman, 2003
a. Bisa membuat Web menjadi dinamis.
b. PHP bersifat Open Source yang berarti dapat digunakan oleh siapa saja
secara gratis. c.
Program yang dibuat dengan PHP bisa dijalankan oleh semua sistem operasi karena PHP berjalan secara Web Base yang artinya semua
sistem operasi bahkan HP yang mempunyai Web Browser dapat menggunakan program PHP.
d. Aplikasi PHP lebih cepat dibandingkan dengan ASP maupun Java.
e. Mendukung paket database seperti MySQL, Oracle dan PostgrSQL
f. Banyak Web Server yang mendukung PHP
17
g. Pengembangan aplikasi PHP mudah karena banyak dokumentasi,
refrensi developer yang membantu dalam pengembangannya. h.
Banyak aplikasi dan program PHP yang gratis dan siap pakai seperti WordPress dan PrestaShop.
G. Keterbagian dan Kekongruenan