MODEL EMISI GAS BUANG BERBAHAN BAKAR BENSIN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG

ABSTRACT
MODEL EXHAUST EMISSIONS DUE TO GASOLINE FUELED
TRANSPORT ACTIVITY IN CENTER OF THE CITY BANDAR LAMPUNG

By

OKTAVIA BUDI CAHYANTI

Bandar Lampung is center of the city in Province Lampung, where the
transportation activity is increasing every year. Transportation is one of the
activities that contribute as a producer emissions of motorcycle exhaust
particularly gasoline.
The aim of this study is to make model between the relationship vehicle
exhaust emissions with transport activity; to determine the factors that affect
emissions and calculate the emissions in Raden Intan Street, Jend. Ahmad Yani
Street and R.A. Kartini Street.
Base on data processing with SPSS 16 obtained the following linier
regression equation: passenger cars is Y = 136.149 + 7.553 X1 + 0.553 X2 + X3
10,870 and for the motorcycle is Y = 135.238 + 2.335 X1 + 1.203 X3 . Where the
exhaust emissions value ( Y ), the age of the vehicle ( X1 ), vehicle maintenance (
X2 ) and the capacity of the engine ( X3 ). Based on a survey and analysis of the

emission load calculation as well as the cost to Raden Intan Street loss of Rp
9.202.742.248/year, Ahmad Yani Street Rp Rp 8.480.671.463/year and R.A.
Kartini Street Rp 9.387.143.951/year.
Keywords : Transportation, Gasoline, Exhaust Emissions, SPSS 16

ABSTRAK
MODEL EMISI GAS BUANG BERBAHAN BAKAR
BENSIN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI PUSAT KOTA
BANDAR LAMPUNG
Oleh
OKTAVIA BUDI CAHYANTI
Bandar Lampung merupakan pusat kota Provinsi Lampung, dimana aktivitas
transportasi semakin meningkat setiap tahunnya. Transportasi merupakan salah satu
kegiatan yang berkontribusi sebagai penghasil emisi gas buang kendaraan bermotor
khususnya yang berbahan bakar bensin.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat model hubungan antara emisi gas
buang kendaraan dengan aktivitas transportasi, menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi emisi dan menghitung besar emisi di Jalan Raden Intan, Jenderal
Ahmad Yani dan R.A. Kartini.
Berdasarkan pengolahan data dengan SPSS didapat persamaan regresi linier

sebagai berikut : mobil penumpang Y = 136,149 + 7,553 X1 + 10,870 X2 + 0,553
X3 dan untuk sepeda motor adalah Y = 135,238 + 2,335 X1 + 1,203 X3.
Dimana nilai emisi gas buang (Y), umur kendaraan (X1), perawatan kendaraan (X2)
dan kapasitas mesin (X3). Berdasarkan survei dan analisis perhitungan beban emisi
serta biaya kerugian untuk Jalan Raden Intan sebesar Rp
9.202.742.248/tahun, Jalan Jenderal Ahmad Yani Rp 8.480.671.463/tahun dan Rp
9.387.143.951/tahun.
Kata kunci : Transportasi, bensin, emisi gas buang, SPSS 16

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Semarang, 5 Oktober 1992. Penulis adalah
anak pertama dari pasangan Budi Utomo dan Nur Fuziati.
Penulis pernah mengenyam pendidikan di SD Negeri 3
Pringapus Kab. Semarang pada tahun 1998-2004. Kemudian
melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Natar Lampung
Selatan pada tahun 2004. Lulus tahun 2007 dan melanjutkan sekolah ke SMA
Negeri 9 Bandar Lampung.

Selama bersekolah, penulis aktif dalam kegiatan organisasi sekolah seperti :

Karya Ilmiah Remaja dan Paduan Suara Sembilan (Pavoslan). Setelah lulus dari
SMA pada tahun 2010, penulis diterima di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri

(SNMPTN).

Selama

berkuliah,

penulis

aktif

dalam

organisasi

kemahasiswaan, diantaranya pernah menjadi anggota bidang Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi (IPTEK) dalam Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HIMATEKS)
pada tahun 2012-2013.

Pada tahun 2013 penulis melakukan Kerja Praktek (KP) selama 3 bulan pada
Proyek Pembangunan POP! Hotel di Jalan Wolter Monginsidi Bandar Lampung.
Kemudian pada Bulan Januari tahun 2014, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Dusun Gunung Rejo 1 Desa Gunung Rejo Kecamatan Padang Cermin
Kabupaten Pesawaran selama 40 hari dengan tema “Pos Pemberdaya Keluarga”.

Kupersembahkan Skripsi Karyaku Ini Untuk

Allah SWT penguasa alam, yang selalu memberikan ridho dan barokahnya
kepada penulis. Nabi Muhammad SAW, uswatun hasanah kaum
muslimin, yang membawa peradapan kearah yang lebih baik melalui suri
teladannya.
Bapak Budi Utomo dan Ibu Nur Fuziati tercinta,terbaik dan terikhlas
yang dengan sabar membimbing dan menyayangi dengan penuh pengorbanan
dan selalu mendoakan yang terbaik untuk penulis.
Nenek tercinta Hj. Heriana, kakek tercinta Supriyadi, mamah Fika, papah

Jihad, bunda Vera,Adikku Rendika Dwi Candra, serta yang tersayang
Ghaitsa Haya, Ghifari, Haura Khalisa, Ghiban dan Insyira Adeeba
yang selalu memberi semangat kepada penulis dan selalu mengerti dan
menerima keluh kesah penulis.
Teman, sahabat, bahkan keluarga : M. Yusuf Nuriawan, Mbak Tamy,
Bubu, Mbak Naw, Depoy, Rosma, Diana, Mala, Susan, Vera, Ica,
Selvi, Pompi, Lidya, Galang, Dela,Ulin Dan Semua Keluargaku
Angkatan 2010.
Dosen-dosen yang telah membagi ilmu pengetahuan kepada penulis. Semoga
Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin ..

MOTO

Tinggalkanlah hal yang membuatmu ragu 
Sesungguhnya bersama itu kesulitan ada kemudahan.
(QS. Al Insyirah : 6)
Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna tetapi
orang yang mengambil sebaik-baiknya dari otak yang
tidak sempurna.
(Nabi Muhammad SAW)

Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak
kesabaran (yang kau jalani) yang akan membuatmu terpana
hingga kau lupa pedihnya rasa sakit.
(Imam Ali bin Abu Thalib AS)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Model Emisi Gas Buang Berbahan Bakar Bensin Akibat
Transportasi di Pusat Kota Bandar Lampung“ adalah salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. DR. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lampung;
2. Bapak Ir. Idharmahadi Adha, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung;
3. Ibu Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Ir. Syukur Sebayang, M.T., selaku Dosen Pembimbing II, atas

kesediaan memberi bimbingan, pengarahan, dan ilmu yang sangat berharga
dalam proses penyelesaian skripsi ini;
4. Bapak Ir. Dwi Herianto, M.T., sebagai Penguji Skripsi, terimakasih atas
saran-saran yang diberikan;
5. Ibu Dra. Sumiharni, S.T., M.T., selaku Pembimbing Akademik;

6. Ibu dan Bapakku tercinta yang tak hentinya mendoakan dan memberikan
dukungan;
7. Nenekku Hj. Heriana, Kakekku Supriyadi, Mamah Fika, Papah Jihad, Bunda
Vera, Adik ku Rendika dan Sepupuku yang lucu-lucu yang selalu ada dalam
suka maupun duka.
8. Bapak dan Ibu Staf Administrasi dan semua pegawai Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung, yang telah banyak membantu dalam
persiapan pelaksanaan seminar dan penyelesaian skripsi ini;
9. Masayu, Dimasqy, Sherly, Devi, Rosma, Diana, Mala, Debry, Susan, Andi,
Vera, Ica, Selvi, Ulin, Galang, dkk yang telah banyak membantu dalam
melaksanakan survei.
10. Seluruh rekan-rekan Teknik Sipil Angkatan 2010, terimakasih atas
kebersamaan yang telah diberikan selama ini.


Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, Amin.

Bandar lampung,
Penulis,

Oktavia Budi Cahyanti

Oktober 2014

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian....................................................................................... 3
1.3 Batasan Penelitian ..................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transportasi dan Lingkungan ...................................................................

5

2.2 Emisi Gas Buang ......................................................................................

6

2.3 Komposisi Emisi Gas Buang....................................................................

6

2.4 Bahan Bakar Bensin dan Pembakaran......................................................

9

2.5 Sampel Minimum ...................................................................................... 11
2.6 Konsep Metode Analisis Regresi Linier Berganda ................................... 11

2.7 Faktor Emisi .............................................................................................. 17
2.8 Studi dan Literatur Penunjang Penelitian Sebelumnya ............................ 18
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Umum .................................................................................................... 20
3.2 Persiapan Penelitian ............................................................................... 20

3.3 Pengambilan Data .................................................................................. 23
3.4 Pengolahan Data .................................................................................... 27
3.5 Diagram Alir Metode Penelitian ............................................................ 28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Survei ................................................................................ 29
4.2 Data Hasil Pengamatan .......................................................................... 30
4.2.1 Data Volume Kendaraan Berbahan Bakar Bensin ........................ 30
4.2.2 Data Kecepatan Kendaraan ........................................................... 35
4.2.3 Data Karakteristik Kendaraan ....................................................... 40
4.3 Pengolahan Data..................................................................................... 48
4.3.1 Analisis Pemodelan Emisi Gas Buang Kendaraan ........................ 48
4.3.2 Analisis Beban Emisi Kendaraan .................................................. 58
4.3.3 Analisis Perhitungan Nilai Kerugian Beban Emisi Gas
Buang Kendaraan Berbahan Bakar Bensin ................................... 67

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................ 71
5.2 Saran .......................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Data Faktor Emisi Indonesia Berdasarkan Jenis Kendaraan ................... 17

2.

Jumlah Kendaraan di Ruas Jalan Raden Intan ........................................ 30

3.

Jumlah Kendaraan di Ruas Jalan Jend. Ahmad Yani .............................. 32

4.

Jumlah Kendaraan di Ruas Jalan R.A. Kartini ........................................ 33

5.

Data Volume Kendaraan pada Jam Puncak ............................................ 35

6.

Data Kecepatan Kendaraan di Jalan Raden Intan ................................... 36

7.

Data Kecepatan Kendaraan di Jalan Jend. Ahmad Yani ......................... 37

8.

Data Kecepatan Kendaraan di Jalan R.A. Kartini ................................... 39

9.

Pembagian Mobil Berdasarkan Perawatan Kendaraan ........................... 41

10. Pembagian Sepeda Motor Berdasarkan Perawatan Kendaraan ............... 42
11. Pembagian Mobil Berdasarkan Kapasitas Mesin .................................... 43
12. Pembagian Sepeda Motor Berdasarkan Kapasitas Mesin ....................... 44
13. Persentase Pembagian Mobil Berdasarkan Kebutuhan Bahan Bakar ..... 45
14. Persentase Pembagian Sepeda Motor Berdasarkan Kebutuhan Bahan
Bakar ....................................................................................................... 46
15. Metode Enter ........................................................................................... 48
16. Model Summary Mobil Penumpang ....................................................... 49
17. ANOVAb Mobil Penumpang ................................................................... 49
18. Coefficientsa Mobil Penumpang.............................................................. 50

19. Model Summary Sepeda Motor .............................................................. 54
20. ANOVAb Sepeda Motor .......................................................................... 54
21. Coefficientsa Sepeda Motor ..................................................................... 55
22. Nilai Ambang Batas Gas Buang.............................................................. 58
23. Data Volume Lalu Lintas Kendaraan Pada Jam Puncak ......................... 60
24. Hasil Perhitungan Volume Lalu Lintas Selama 1 Hari ........................... 60
25. Hasil Perhitungan Volume Lalu Lintas Selama 1 Minggu ..................... 61
26. Hasil Perhitungan Volume Lalu Lintas Selama 1 Tahun ........................ 62
27. Data Faktor Emisi Indonesia ................................................................... 62
28. Analisis Perhitungan Beban Emisi Sepeda Motor Selama 1 Tahun
(ton/tahun) .............................................................................................. 64
29. Analisis Perhitungan Beban Emisi Mobil Penumpang Selama 1 Tahun
(ton/tahun) .............................................................................................. 65
30. Analisis Perhitungan Beban Emisi Kendaraan Bermotor Selama 1 Tahun
(ton/tahun) .............................................................................................. 66
31. Hasil Perhitungan Volume 3in1 .............................................................. 67
32. Perbandingan Perhitungan Volume ......................................................... 67
33. Total Kerugian Emisi Gas Buang............................................................ 70

DAFTAR GAMBAR

Gambar
1.

Halaman
Lokasi Penelitian ......................................................................... 21

2. Skema Lokasi Survei Volume Lalu Lintas .................................... 25
3. Diagram Alir Penelitian ................................................................. 28
4. Persentase Mobil Berdasarkan Perawatan Kendaraan ................... 41
5. Persentase Sepeda Motor Berdasarkan Perawatan Kendaraan ...... 42
6. Persentase Mobil Berdasarkan Kapasitas Mesin............................ 43
7. Persentase Sepeda Motor Berdasarkan Kapasitas Mesin ............... 45
8. Persentase Pembagian Mobil Penumpang Berdasarkan Kebutuhan
Bahan Bakar ................................................................................... 46
9. Persentase Pembagian Sepeda Motor Berdasarkan Kebutuhan
Bahan Bakar ................................................................................... 47

1

I. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota provinsi Lampung. Secara
geografis Bandar Lampung menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera
yang memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat serta aktivitas
pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya.

Transportasi sangat penting dalam menunjang aktivitas masyarakat dan
turut menentukan perkembangan suatu wilayah. Seiring dengan peningkatan
kebutuhan masyarakat, maka aktivitas transportasi juga semakin meningkat.
Kondisi seperti ini mengakibatkan timbulnya pergerakan menuju daerah
pemenuh kebutuhan.

Namun, tidak selamanya aktivitas transportasi berdampak positif. Aktivitas
transportasi juga dapat memberikan dampak negatif. Kendaraan bermotor
mengeluarkan zat-zat yang berbahaya yang tidak baik untuk lingkungan
maupun kesehatan manusia (Kuswara, 2006). Dampak negatif dari aktivitas
transportasi adalah tingginya kadar emisi gas buang dari asap kendaraan
bermotor yang dapat mengakibatkan pencemaran udara. Efek yang
ditimbulkan sangat berbahaya bagi manusia seperti dapat mengganggu

2

sistem pernapasan, merusakkan sistem syaraf, masalah pencernaan,
menyebabkan kanker, dan berbagai penyakit (Soedomo, 2001).

Aktivitas transportasi merupakan sumber utama pencemaran udara di pusat
perkotaan. Kontribusi bahan pencemar dari kendaraan bermotor ke udara
adalah sekitar 70% (Munawar, 1999). Menurut hasil evaluasi kualitas udara
perkotaan oleh Kementrian Lingkungan Hidup tentang uji emisi kendaraan,
terjadi peningkatan emisi gas buang sebesar 3% yakni dari 85% menjadi
88% untuk kendaraan berbahan bakar bensin.

Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah kendaraan bermotor setiap
tahunnya yang sebanding dengan meningkatnya emisi gas buang kendaraan
bermotor. Keadaan ini dapat lebih parah lagi apabila kendaraan bermotor
tersebut tidak melakukan pemeriksaan emisi dan perawatan secara rutin.

Untuk itu perlu dilakukan studi pemodelan hubungan emisi gas buang
terutama untuk kendaraan bermotor dengan berbahan bakar bensin di pusat
Kota Bandar Lampung pada beberapa ruas jalan yaitu pada Jalan Raden
Intan, Jalan Jenderal Ahmad Yani dan Jalan Raden Ajeng Kartini yang
memiliki aktivitas transportasi cukup tinggi dengan judul “Model Emisi Gas
Buang Berbahan Bakar Bensin Akibat Aktivitas Transportasi di Pusat Kota
Bandar Lampung“

3

1.2

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Membuat model hubungan antara emisi gas buang yang dikeluarkan
kendaraan bermotor berbahan bakar bensin dengan aktivitas yang
terjadi di pusat Kota Bandar Lampung yaitu pada Jalan Raden Intan –
Jalan Jenderal Ahmad Yani – Jalan Raden Ajeng Kartini sepanjang +
3,6 km yang ditinjau dari aktivitas transportasi.
2. Menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi banyaknya emisi gas
buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor akibat aktivitas
transportasi.
3. Menghitung besarnya emisi gas buang kendaraan yang dihasilkan dari
aktivitas transportasi di Ruas Jalan Raden Intan, Jalan Jenderal Ahmad
Yani dan Jalan R.A. Kartini.

1.3

Batasan Penelitian
Adapun ruang lingkup dan batasan masalah pada studi ini adalah :
1. Wilayah studi dilakukan di Jalan Raden Intan, Jalan Jenderal Ahmad
Yani dan Jalan Kartini.
2. Studi dilakukan selama 3 hari yaitu pada hari Senin, Kamis dan Sabtu.
Survei dilaksanakan pada jam – jam puncak sibuk yaitu pada pagi hari
pukul 06.30 - 08.00 WIB, siang hari pukul 12.00 - 13.30 WIB dan sore
hari pukul 16.00 – 18.00 WIB.
3. Beberapa faktor yang akan ditinjau dalam penelitian ini adalah jumlah
kendaraan yang melintasi tempat pengamatan, umur kendaraan,

4

kecepatan kendaraan, perawatan kendaraan, kapasitas mesin dan
jumlah bahan bakar.
4. Penelitian ini menggunakan metode penelitian regresi linier dan SPSS.

1.4

Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yaitu:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh emisi gas buang kendaraan
yang ditimbulkan oleh aktivitas transportasi.
2. Mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi banyaknya
emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor berbahan
bakar bensin.
3. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

5

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Transportasi dan Lingkungan
Transportasi secara umum diartikan sebagai perpindahan barang atau orang
dari satu tempat ke tempat yang lain. Sedangkan menurut Sukarto (2006),
transportasi atau perangkutan adalah perpindahan dari suatu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan
oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin.

Transportasi timbul karena adanya kebutuhan manusia. Transportasi sendiri
telah menyatu dengan masyarakat yang tidak terlepas dari keharusan
memperhatikan aspek lingkungan (Miro, 2005). Kendaraan bermotor yang
menjadi alat transportasi, dalam konteks pencemaran udara dikelompokkan
sebagai sumber yang bergerak.

Seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, mengakibatkan
pencemaran udara juga semakin meningkat. Hal ini menyebabkan kondisi
udara tidak sepenuhnya bersih, karena gas buang hasil dari pembakaran
kendaraan mengandung racun yang berbahaya bagi lingkungan. Lingkungan
yang rusak berarti berkurangnya daya dukung alam yang selanjutnya akan
mengurangi kualitas hidup manusia dan makhluk hidup lainnya (Darmono,
2001).

6

2.2

Emisi Gas Buang

1. Emisi
Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari
suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara
ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai
unsur pencemar (PP No. 41 Tahun 1999). Berdasarkan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995, emisi didefinisikan
sebagai masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan atau komponen
lain ke udara.
2.

Emisi Gas Buang
Emisi gas buang adalah zat atau unsur hasil dari pembakaran di dalam
ruang bakar yang dilepaskan ke udara yang ditimbulkan oleh kendaraan
bermotor yang berasal dari penguapan tangki bahan bakar minyak
(Thandjung, 2002).
Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di
dalam mesin pembakaran dalam dan mesin pembakaran luar yang
dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Biasanya emisi gas
buang terjadi karena pembakaran yang tidak sempurna dari sistem
pembuangan dan pembakaran mesin serta lepasnya partikel-partikel
karena kurang tercukupinya oksigen dalam proses pembakaran tersebut.
Holmen dan Niemer (2003) menyatakan bahwa emisi pencemaran
udara dihasilkan dari ketidaksempurnaan pembakaran energi dari mesin

7

kendaraan. Emisi Gas Buang merupakan salah satu penyebab terjadinya
efek rumah kaca dan pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini.
Menurut Wardhana (2001), emisi gas buang kendaraan bermotor
berdampak sangat luas bagi kehidupan makhluk hidup terutama
manusia. Udara yang tercemar dapat meningkatkan berbagai jenis
penyakit seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas). Untuk jangka
waktu yang panjang penurunan kualitas udara dapat menyebabkan
kematian.
2.3

Komposisi Emisi Gas Buang
Emisi

kendaraan bermotor mengandung berbagai

senyawa kimia.

Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi
mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi
dan berbagai faktor lainnya (Hickman, 1999). Emisi kendaraan bermotor
mengandung berbagai senyawa kimia utama, Soedomo (2001) menyatakan
bahwa sekitar 87% pencemaran udara disebabkan oleh sektor transportasi
dimana kontribusi utamanya adalah emisi-emisi pencemar udara yaitu CO,
NOx, SOx, Hidrokarbon, dan PM.
a.

Emisi Karbon Monoksida (CO)
Pengaruh karbon monoksida terhadap kesehatan adalah racun kimia
karena dapat menembus jaringan dan diserap ke dalam aliran darah,
serta bergabung dengan hemoglobin sel darah 300 kali lebih cepat dari
oksigen dan dengan demikian menghalangi otak dan oksigen jaringan
jantung (Porteous, 1996). Berkurangnya penyediaan oksigen ke seluruh

8

tubuh ini akan membuat sesak napas dan dapat menyebabkan kematian
apabila tidak segera mendapat udara segar kembali (Soedomo, 2001).
b.

Emisi Oksida Nitrogen (NOx)
Oksida Nitrogen (NO2) dapat menimbulkan iritasi mata, batuk,
meningkatkan kasus asma, menimbulkan infeksi saluran nafas, memicu
kanker paru-paru, serta gangguan jantung dan paru - paru.

c.

Oksida Belerang (SO2)
Oksida Belerang (SO2) dapat menimbulkan efek iritasi pada saluran
nafas

sehingga

menimbulkan

gejala

batuk,

sesak

nafas

dan

meningkatkan asma.
d.

Emisi Senyawa Hidrokarbon (HC)
Bensin adalah senyawa hidrokarbon, jadi setiap HC yang didapat di gas
buang kendaraan menunjukkan adanya bensin yang tidak terbakar
dengan sempurna dan terbuang bersama sisa pembakaran. Hidrokarbon
(HC) dapat menyebabkan iritasi mata, pusing, batuk, mengantuk,
bercak kulit, perubahan kode genetik, memicu asma dan kanker paruparu.

e.

Partikulate Matter (PM)
Dapat menyebabkan penyakit gangguan pernapasan dan kerusakan
paru-paru.

f.

Pb (Timah Hitam)
Tidak berwarna dan tidak beraroma memiliki berat jenis lebih berat dari
udara, partikel ini terjadi pada semua bahan bakar yang menggunakan
premix.

9

2.4

Bahan Bakar Bensin dan Pembakaran
Pembakaran didefinisikan sebagai proses oksidasi senyawa baik organik
maupun non organik dengan adanya oksigen membentuk CO2 dan air
(H2O). Tujuan dari pembakaran adalah :
1. Mengurangi emisi gas.
2 . Pengendalian terhadap bau.
3. Mengurangi resiko kebakaran dari bahan mudah terbakar.

Bahan bakar diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar dapat
meneruskan proses pembakaran tersebut dengan sendirinya, disertai dengan
pengeluaran energi. Bahan bakar yang biasa digunakan adalah bahan bakar
fosil (batubara dan minyak bumi).

Bensin adalah bahan bakar minyak yang pada dasarnya merupakan bahan
bakar cair, yang diperoleh dari sumber alam dengan cara penambangan dan
melalui proses destilasi.
Karakteristik bensin antara lain :
a. Mudah menguap pada temperatur normal.
b. Tidak berwarna, tembus pandang dan berbau.
c. Mempunyai titik nyala rendah (-10 sampai -15°C).
d. Mempunyai berat jenis yang rendah (0,71 samapi 0,77 kg/l).
e. Dapat melarutkan oli dan karet.

Bahan bakar solar adalah bahan bakar minyak sulingan dari minyak bumi,
bahan bakar ini berwarna kuning coklat yang jernih. Penggunaan solar pada

10

umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan
putaran (1000 rpm). Minyak solar biasa juga disebut dengan pengertian lain,
bahan bakar solar adalah suatu campuran dari hidrokarbon yang telah di
distilasi dari minyak mentah pada temperatur 200°C sampai 340°C
(Pertamina, 2005)
Karakteristik solar antara lain :
1.

Berwarna kekuning - kuningan dan berbau.

2.

Encer dan tidak mudah menguap pada suhu normal.

3.

Mempunyai titik nyala tinggi (40o C sampai 100o C).

4.

Terbakar secara spontan pada suhu 350o C.

5.

Mempunyai berat jenis sekitar 0,82 - 0,86.

6.

Mampu menimbulkan panas yang besar (sekitar 10.500 kcal/kg).

7.

Mempunyai kandungan sulfur lebih besar dari pada bensin.

Bahan bakar solar menghasilkan konsentrasi gas karbon monoksida yang
lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar bensin. Jenis bahan
pencemar yang dikeluarkan oleh mesin berbahan bakar bensin maupun
berbahan bakar solar sebenarnya sama, perbedaan hanya terletak pada cara
operasi mesin. Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan
bermotor dengan bahan bakar solar, yang umumnya tidak terlihat pada
kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin.

11

2.5

Sampel Minimum

Dalam melakukan survei maka diperlukan jumlah sampel yang bisa
mewakili dari populasi yang ada sehingga hasilnya cukup representatif.
Untuk itu perlu dicari jumlah sampel minimum dari suatu populasi.
Besarnya jumlah sampel minimum dengan rumus Slovin :
n = N / ( 1 + N . e2 ) ................................................................................. (1)
Dimana ;
n
N
e
2.6

= Jumlah sampel
= Jumlah kendaraan per jam
= Nilai kritis (batas ketelitian yang diinginkan)

Konsep Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis regresi linear berganda digunakan untuk menghasilkan
hubungan dalam bentuk numerik dan untuk melihat bagaimana variabel
saling berkait.
Ada beberapa asumsi statistik yang harus dipertimbangkan dalam
menggunakan metode ini, yaitu :
1. Variabel terikat (Y) merupakan fungsi linear dari variabel bebas (X).
2. Variabel bebas.
3. Tidak ada korelasi antara variabel bebas.
4. Variansi dari variabel terikat terhadap garis regresi adalah sama untuk
nilai semua variabel terikat.
5. Nilai variabel terikat harus tersebar normal atau minimal mendekati
normal.

12

Ada beberapa tahapan dalam pemodelan dengan metode analisis regresi
linier berganda (Algifari, 2000), adalah sebagai berikut :
a. Tahap pertama adalah analisis bivariat, yaitu analisis uji korelasi untuk
melihat hubungan antar variabel yaitu variabel terikat dengan variabel
bebas. Variabel bebas harus mempunyai korelasi tinggi terhadap
variabel terikat dan sesama variabel bebas tidak boleh saling berkorelasi.
Apabila terdapat korelasi diantara variabel bebas, pilih salah satu yang
mempunyai nilai korelasi yang terbesar untuk mewakili.
b. Tahap kedua adalah analisis multivariat, yaitu analisis untuk
mendapatkan model yang paling sesuai menggambarkan pengaruh satu
atau beberapa variabel bebas terhadap variabel terikatnya.Secara khusus
penelitian ini mengkaji faktor-faktor tersebut, termasuk faktor-faktor
utama yang berpengaruh di obyek penelitian.

Analisis regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis) yaitu
suatu cara yang dimungkinkan untuk melakukan beberapa proses regresi
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pada langkah awal adalah memilih variabel bebas yang mempunyai
korelasi yang besar dengan variabel terikatnya.
2. Pada langkah berikutnya menyeleksi variabel bebas yang saling
berkorelasi, jika ada antara variabel bebas memiliki korelasi besar maka
untuk ini dipilih salah satu, dengan kata lain korelasi harus kecil antara
sesama variabel bebas.
3. Pada tahap akhir memasukkan variabel bebas dan variabel terikat ke
dalam persamaan model regresi linear berganda:

13

Y = a + b1 X1 + b2 X2 …….. + bn Xn ............................................. (2)
Dimana:
Y
a
b1,b2….bn
X1, X2 … Xn

= variabel terikat (Emisi gas buang kendaraan)
= konstanta (angka yang akan dicari)
= koefisien regresi (angka yang akan dicari)
= variabel bebas (faktor-faktor emisi gas buang)

Variabel bebas dalam persamaan ini merupakan faktor – faktor yang
berpengaruh terhadap banyaknya emisi gas buang kendaraan, antara lain :
1.

Jumlah Kendaraan
Pada umumnya bertambahnya jumlah kendaraan akan mengakibatkan
bertambahnya jumlah emisi gas yang akan dikeluarkan sehingga
berdampak negatif pada lingkungan. Pertambahan volume lalu lintas
juga akan mengakibatkan bertambahnya emisi polusi udara sehingga
dapat dianggap menurunkan kualitas udara (Morlok, Eka., 1995).

Meskipun perkembangan teknologi terbaru secara signifikan dapat
mengurangi jumlah emisi, namum tingkat kenaikan dari jumlah
kendaraan bermotor yang cukup tinggi dan jauhnya jarak perjalanan
membuat hal tersebut tidak berguna lagi (Carbajo dan Faiz, 1994).

Peningkatan jumlah kendaraan sebanding dengan peningkatan jumlah
emisi yang dihasilkan (Hickman, 1999). Sejumlah faktor dapat
mempengaruhi tingkat emisi gas buang antara lain beban mesin
(kecepatan, percepatan, perubahan gigi, kelas jalan, dan penggunaan
AC, kondisi ambien (suhu dan kelembaban), dan komposisi bahan
bakar. Peningkatan arus lalu lintas terutama akan mempengaruhi
kecepatan dan percepatan sepanjang segmen jalan tertentu, tetapi dapat

14

juga mempengaruhi pilihan rute yaitu, volume lalu lintas pada segmen
jalan tertentu (Dowling, R.G., 2005).

2.

Umur Kendaraan
Tahun produksi mobil yang berbeda akan berpengaruh besar. Idealnya,
semakin tua umur mobil maka kualitas mesinnya juga akan menurun.
Begitu juga dengan gas buangan yang dihasilkannya, akan semakin
besar. Kendaraan dengan tahun pembuatan yang lebih lama akan
mengeluarkan emisi yang lebih banyak dibandingkan dengan kendaraan
baru (Marlok, 1991).

3.

Kecepatan Kendaraan
Kecepatan kendaraan didefinisikan sebagai tingkat pergerakan yaitu
jarak yang ditempuh kendaraan dalam satu satuan waktu tertentu.
Umumnya dinyatakan dengan satuan kilometer per jam (km/jam).
Karena dalam arus lalu lintas akan terdapat berbagai jenis kendaraan
dengan berbagai kecepatan juga, maka kecepatan yang dimaksud adalah
kecepatan rata-rata. Peningkatan laju pertumbuhan kendaraan yang
cepat akan menurunkan kecepatan rata-rata kendaraan di jalan raya.
Penurunan kecepatan kendaraan akan menghasilkan emisi yang lebih
tinggi. Kecepatan rata-rata kendaraan akan mempengaruhi jumlah emisi
yang dikeluarkan oleh suatu kendaraan (Marlok,1992).

Emisi gas buang kendaraan berkaitan erat dengan arus lalu - lintas dan
kecepatan. Pada arus lalu - lintas yang konstan emisi akan berkurang
dengan pengurangan kecepatan selama jalan tidak mengalami

15

kemacetan. Jika arus lalu-lintas memiliki derajat kejenuhan > 0,8 yang
disebabkan kemacetan maka akan terjadi kenaikan emisi gas buang dan
kebisingan jika dibandingkan dengan kondisi lalu - lintas yang stabil
(MKJI 1997).

Menurut Morlok (1991), keberadaan gas polutan di udara yang
dihasilkan dari kegiatan transportasi sangat dipengaruhi oleh bentuk
atau kebiasaaan berkendaraan dari pengguna jasa lalu lintas, seperti
volume dan kecepatan lalu lintas tersebut.

Variabilitas dalam emisi menunjukkan bahwa rata-rata tingkat emisi
cenderung meningkat dengan kecepatan rata-rata dengan pengecualian
tingkat emisi CO yang menurun (Zhai, H., et.al). Peningkatan arus lalu
lintas terutama akan mempengaruhi kecepatan dan percepatan
sepanjang segmen jalan tertentu, tetapi dapat juga mempengaruhi
pilihan rute (yaitu, volume lalu lintas pada segmen jalan tertentu)
(Dowling, R.G., 2005).

4.

Perawatan Kendaraan
Kendaraan tahun rendah (kendaraan tua) sebagian besar mencemari
lingkungan artinya emisi gas buang yang dihasilkan sudah melebihi
ambang batas yang ditetapkan, meskipun demikian ada juga kendaraan
bertahun rendah yang ramah lingkungan. Tetapi, bukan berarti
kendaraan yang bertahun tinggi (kendaraan baru) tidak mencemari
lingkungan. Hal ini bisa terjadi karena pemakaian yang berlebihan
sehingga

perawatan

terhadap

kendaraan

bermotorpun

kurang

16

diperhatikan dan tidak dilakukan perawatan secara teratur. Dengan
demikian perawatan kendaraan ikut menetukan besarnya emisi gas
buang kendaraan (Kusumawati, 2013).

5.

Kapasitas Mesin
kapasitas mesin kendaraan mempengaruhi konsumsi bahan bakar,
semakin besar kapasitas mesin, semakin besar pula bahan bakar yang
dibutuhkan oleh kendaraan tersebut. Perbedaan kapasitas silinder
mempengaruhi konsentrasi emisi gas buangnya. Mesin kendaraan
dengan kapasitas silinder lebih besar akan mengeluarkan zat pencemar
yang lebih besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat dan jenis
emisi kendaraan (Malkamah, 2004) adalah jenis kendaraan, jenis bahan
bakar, usia kendaraan, ukuran mesin, berat kendaraan, kecepatan
kendaraan, jumlah berhenti dan berjalan, kecepatan mesin dan gradien
jalan.

6.

Jumlah Bahan Bakar
Pemakaian bahan bakar secara langsung mempengaruhi tingkat emisi
kendaraan. Semakin tinggi pemakaian bahan bakar maka emisi yang
dihasilkan semakin besar. Salah satu cara pengendalian emisi gas buang
adalah dengan mengendalikan konsumsi bahan bakar untuk transportasi
jalan tersebut (Hasan, 2007).

17

2.7

Faktor Emisi

Faktor emisi merupakan nilai atau angka yang merepresentasikan besaran
atau kuantitas pencemar yang diemisikan ke atmosfer oleh suatu aktivitas.
Angka pada faktor emisi berasal dari nilai rata - rata statistik dari jumlah
massa pencemar yang diemisikan untuk setiap satuan aktivitas kegiatan.
Faktor emisi kendaraan bermotor dipengaruhi oleh faktor – faktor berikut :
a. Karakteristik geografi
b. Karakteristik bahan bakar
c. Teknologi Kendaraan
Data faktor emisi Indonesia dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Data Faktor Emisi Indonesia Berdasarkan Jenis Kendaraan
CO2
Kategori
CO
HC
NOx
PM10
SO2
(g/kg
Kendaraan
(g/km) (g/km) (g/km) (g/km)
(g/km)
BBM)
Sepeda Motor
14
5,9
0,29
0,24
3180
0,008
Mobil Pribadi (Bensin)
40
4
2
0,01
3180
0,026
Mobil Pribadi (Solar)
2,8
0,2
3,5
0,53
3172
0,44
Bis
11
1,3
11,9
1,4
3172
0,93
Truk
8,4
1,8
17,7
1,4
3172
0,82

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2010 perhitungan beban emisi dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Ea = Volume Kendaraan x VKT b,c x FE a,b,c x 10-6 .................................. (3)
Dimana :
E

= Beban pencemar untuk polutan (ton/tahun)

Volume Kendaraan = Jumlah kendaraan per satuan waktu (kend/tahun)
VKT

= Total panjang perjalanan kendaraan bermotor
dengan menggunakan bahan bakar (km)

18

FE a,b,c

= Besarnya polutan a yang diemisikan untuk setiap km
perjalanan yang dilakukan kendaraan bermotor
kategori b yang menggunakan bahan bakar jenis c
(g/km) atau disebut juga faktor emisi.

2.8

Studi atau Literatur Penunjang Penelitian Sebelumnya

1.

Kajian Hubungan Antara Variasi Kecepatan Kendaraan Dengan
Emisi Yang Dikeluarkan Pada Kendaraan Bermotor Roda Empat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi gas CO, NO2
dan SO2 yang dilepaskan dari beberapa kendaraan roda empat saat
kecepatan 0, 20, 40, 60, 80 km/jam. Melalui pengukuran menggunakan
alat impinger yang menyerap gas CO, NO2 dan SO2 dari knalpot
kendaraan sampel selama lebih kurang 2 menit untuk kendaraan tahun
1991–1995, 1996–2000, dan 2001–2005. Dari penelitian terhadap gas
CO, secara umum didapatkan bahwa kecenderungan yang muncul
adalah semakin cepat laju kendaraan maka gas CO yang dilepaskan
akan semakin besar. Dari penelitian terhadap NO2 diketahui bahwa
konsentrasi gas NO2 yang dihasilkan akan meningkat seiring
bertambahnya kecepatan kendaraan. Untuk kendaraan mesin bensin,
konsentrasi SO2 tidak terdeteksi, karena sangat kecil. Dan hubungan
konsentrasi SO2 dengan kecepatan kendaraan adalah hubungan linear.
(Vera, 2008).

19

2.

Kajian Emisi CO2 Menggunakan Persamaan Mobile 6 dan Mobile
Combustion dari Sektor Transportasi di Kota Surabaya.

Penelitian dilakukan di Surabaya dengan tujuan menghitung prakiraan
jumlah emisi CO2 dari kegiatan transportasi menggunakan persamaan
mobile 6 dan mobile combustion. Dari penelitian didapat bahwa emisi
CO2 pada tahun 2010 dengan persamaan mobile combustion adalah
sebesar 1.261.587 ton CO2 jika dihitung dengan persamaan mobile 6
adalah sebesar 1.052.260 ton CO2. Sedangkan emisi CO2 pada tahun
2020 jika menggunakan persamaan mobile combustion sebesar
1.807.330 ton CO2 jika dihitung dengan persamaan mobile 6 sebesar
1.507.451 ton CO2 (Rania, 2010).

3.

Studi Konstribusi Kegiatan Transportasi Terhadap Emisi Karbon
di Surabaya Bagian Barat.

Studi dilakukan di Surabaya Bagian Barat, jumlah CO2 dihitung
dengan metode traffic counting, jumlah emisi karbon yang dihasilkan
dihitung menggunakan faktor emisi kemudian dipetakan menggunakan
program Surfer 8. Pada wilayah studi didapat emisi CO2 sebesar 2,2
juta ton/tahun untuk kendaraan yang dikonversi ke satuan mobil
penumpang (smp) dan 2,18 juta ton/tahun untuk kendaraan yang tidak
dikonversi ke smp (Wima, 2008).

21

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Umum

Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa
sehingga memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian.
Metodologi yang dipakai pada penelitian ini adalah dengan cara melakukan
pengolahan data primer hasil survei lapangan serta mengumpulkan beberapa
informasi yang dibutuhkan sebagai data sekunder.

3.2

Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian adalah tahapan yang dilakukan sebelum peneliti
melakukan penelitian langsung ke lapangan. Persiapan penelitian terdiri
dari:

1.

Studi Literatur
Mengadakan studi literatur, baik pada buku-buku maupun pada jurnal
dan penelitian tentang transportasi dan emisi gas buang kendaraan yang
telah dilakukan, guna memberikan pengetahuan yang berhubungan
dengan penelitian ini.

21

2.

Penetapan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada pusat Kota Bandar Lampung
yaitu pada ruas Jalan Raden Intan, Jalan Jenderal Ahmad Yani dan
Jalan Raden Ajeng Kartini. Lokasi penelitian dapat dilihat seperti pada
Gambar 1.

Gambar 1. Lokasi Penelitian Titik A adalah Ruas Jalan R.A. Kartini,
Titik B adalah Ruas Jalan Jenderal Ahmad Yani dan Titik C
adalah Jalan Raden Intan

22

3.

Waktu Penelitian
Pelaksanaan survei dilaksanakan pada hari Senin, Kamis dan Sabtu dengan
mempertimbangkan volume lalu lintas dan kecepatan. Pengamatan data lalu
lintas dilakukan pada jam-jam sibuk yaitu pada pukul 06.30 - 08.00 WIB (jam
sibuk pagi), pukul 12.00 - 13.30 WIB (jam sibuk siang) dan pukul 16.00 18.00 WIB (jam sibuk sore).

4.

Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini meliputi :
a.

Alat tulis yang berfungsi untuk mencatat semua hasil penelitian.

b.

Pencatat waktu (Stop Watch) untuk mengukur periode pengamatan
kendaraan.

5.

c.

Petugas pengamat, sebagai tenaga pengamat dan pencatat arus lalu lintas.

d.

Jam tangan sebagai penunjuk waktu selama pelaksanaan survei.

e.

Kamera digital untuk merekam pergerakan arus lalu lintas.

f.

Komputer sebagai alat untuk menghitung dan mengolah data.

Melakukan Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan data data/informasi yang diperlukan dalam penelitian. Survei pedahuluan
dilakukan secara random pada skala populasi yang kecil.
Adapun tujuan dilakukannya survei pendahuluan, yaitu :

23

a.

Menentukan lokasi pengamatan pada saat survei sebenarnya.

b.

Mengamati kondisi di lapangan untuk menentukan metode survei yang
harus dilakukan.

c.

Meneliti apakah jumlah sampel telah memadai jumlahnya.

d.

Meneliti tingkat kesesuaian dari metode survei yang akan diterapkan.

e.

Meneliti kesesuaian dan kelengkapan dari kuisioner yang akan
digunakan.

6.

Pembuatan Kuisioner
Kuisioner dibuat dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang relevan
dengan tujuan penelitian dan memperoleh informasi dengan validitas yang
tinggi. Kuisioner dibuat dengan mencantumkan data-data yang diperlukan
seperti identitas responden dan daftar pertanyaan. Pertanyaan harus dibuat
sependek dan sejelas mungkin sehingga pertanyaan tidak tumpang tindih.
Untuk mendapatkan data primer berupa faktor-faktor penyebab emisi gas
buang dari kendaraan bermotor seperti umur kendaraan, perawatan
kendaraan, kapasitas mesin kendaraan dan jumlah bahan bakar. Maka
diperlukan panduan untuk melaksanakan survei yang akan diambil sebagai
sampel pada penelitian ini dengan menggunakan kuisioner.

3.3

Pengambilan Data
Pengambilan data diperlukan untuk mendapatkan data jumlah kendaraan yang
melintasi titik pengamatan, kecepatan kendaraan, umur kendaraan, perawatan

24

kendaraan, jumlah bahan bakar kendaraan dan kapasitas mesin kendaraan. Survei
yang diperlukan dalam pengambilan data penelitian ini antara lain :

1. Survei Volume Lalu Lintas.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menghitung langsung jumlah
kendaraan berbahan bakar bensin yang melewati titik pengamatan dengan
menggunakan pencatatan secara manual.. Survei ini dilakukan untuk
mendapatkan data jumlah kendaraan yang melintasi di titik pengamatan. Pada
survei ini, titik pengamatan dibagi menjadi 5 titik, dapat dilihat pada Gambar 2.
Survei dilakukan oleh 2 orang surveyor pada satu titik pengamatan, sehingga
total surveyor untuk survei jumlah kendaraan menjadi 10 orang.

2. Survei Kecepatan Kendaraan
Pada

survei

perjalanan atau

kecepatan
journey

kendaraan
speed.

yang

dihitung

Pengertian

adalah

kecepatan

kecepatan
perjalanan

adalah kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua
tempat, dan merupakan jarak antara dua tempat dibagi dengan lama waktu bagi
kendaraan untuk menyelesaikan perjalanan antara dua tempat tersebut, dengan
lama waktu mencakup setiap waktu berhenti yang ditimbulkan oleh hambatan
(penundaan) lalu lintas.

Untuk mengetahui jarak perjalanan dapat diukur dengan odometer yang
terdapat di kendaraan. Pengambilan sampel kecepatan perjalanan dilakukan
dengan mengendarai kendaraan di ruas jalan yang akan diteliti. Untuk survei
kecepatan perjalanan dilakukan oleh 2 orang surveyor.

25

Keterangan :
= Titik Pengamatan
= Bundaran
Gambar 2. Skema Lokasi Survei Volume Lalu Lintas

26

3. Survei Umur Kendaraan, Perawatan Kendaraan, Kapasitas Mesin Kendaraan,
Jenis Bahan Bakar dan Jumlah Bahan Bakar.

Untuk mendapatkan data umur kendaraan, perawatan kendaraan, kapasitas
mesin serta jumlah bahan bakar dilakukan dengan wawancara kepada
responden. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan sampel yang mewakili
kendaraan berbahan bakar bensin yang berada di pusat Kota Bandar Lampung.
Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan di SPBU yang berada di ruas
Jalan Jenderal Ahmad Yani (sebelah PT. Astra International Daihatsu Bandar
Lampung).

Berdasarkan survei yang telah dilakukan pada Februari 2014 didapat jumlah
kendaraan berbahan bakar bensin yang melintas di ruas Jalan Raden Intan dan
Jalan R.A Kartini sebanyak 4438 kendaraan/jam untuk kendaraan beroda
empat dan sebanyak 1747 kendaraan/jam untuk kendaraan beroda dua (Amelia,
2014).

Berdasarkan data di atas, besarnya jumlah sampel minimum dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :
n

= N / ( 1 + N . e2 )

Keterangan :
n
= Jumlah sampel
N
= Jumlah kendaraan per jam
e
= Nilai kritis (batas ketelitian yang diinginkan)
Sampel untuk kendaraan beroda empat
n = N / ( 1 + N. e2 )
= 4438 / ( 1 + 4438 * 0.052 ) = 367 sampel

27

Sampel untuk kendaraan beroda dua
n = N / ( 1 + N. e2 )
= 1747 / ( 1 + 1747 * 0.052 )
= 325 sampel

Jadi total sampel minimum yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak
692 sampel. Selain melakukan wawancara dengan responden, peneliti juga
akan mengambil data dari beberapa showroom kendaraan yang berada di pusat
Kota Bandar Lampung. Data tersebut nantinya akan dibutuhkan

untuk

menvalidasi data survei agar lebih akurat.

3.4

Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan mengolah data primer dan sekunder. Data-data
tersebut kemudian akan diolah dengan metode analisis regresi linier berganda
untuk mendapat faktor penyebab emisi gas buang yang paling dominan dari
kendaraan bermotor berbahan bakar bensin dan dapat dihitung menggunakan
program SPSS.

3.5 Diagram Alir Metode Penelitian
Agar penelitian lebih terarah dan berjalan sesuai dengan target, maka diperlukan
sebuah langkah kerja untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam
pengerjaannya. Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada
Gambar 3.

28

MULAI

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Sekunder

Data Primer

Literatur
Instansi Terkait

Volume Lalu Lintas
Kecepatan Rata – Rata
Kendaraan
Umur Kendaraan
Perawatan Kendaraan
Kapasitas Mesin
Kendaraan

Pengolahan Data

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

SELESAI
Gambar 3. Diagam Alir Penelitian.

V. PENUTUP

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian model emisi gas buang
berbahan bakar bensin akibat transportasi di pusat Kota Bandar Lampung,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pengolahan dengan SPSS 16 diperoleh persamaan
untuk mobil penumpang Y= 136,149 + 7,553 X1 + 10,870 X2 + 0,553 X3
dan untuk sepeda motor Y = 135,238 + 2,335 X1 + 1,203 X3
2. Faktor - faktor yang mempengaruhi emisi gas buang kendaraan adalah
umur kendaraan (X1), perawatan kendaraan (X2) dan Kapasitas Mesin
(X3).
3. Faktor yang paling berpengaruh untuk mobil penumpang adalah
perawatan kendaraan (X2) sebesar 10,870 gram dan untuk sepeda motor
adalah umur kendaraan (X1) sebesar 2,335 gram/tahun.
4. Besar Emisi Gas Buang Kendaraan yang dihasilkan akibat aktivitas
kendaraan bermotor berbahan bakar bensin adalah sebesar 11.568,48
ton/tahun.
5. Analisis perhitungan nilai kerugian beban emisi gas buang per tahun
pada Jalan Raden Intan sebesar Rp 9.202.742.248, pada Jalan Jend.
Ahmad Yani sebesar Rp. 8.480.671.463 dan pada Jalan R.A. Kartini
sebesar Rp 9.387.143.951.

72

5.2

Saran

Dari hasil analisa yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan penulis
adalah :
1. Perlunya ditingkatkan perawatan kendaraan terutama untuk kendaraan
lama.
2. Perlunya sosialisasi akan bahaya polusi udara terhadap kesehatan
masyarakat.
3. Peningkatan sarana publik yaitu transportasi yang nyaman, aman dan
murah.
4. Pemerintah Kota Bandar Lampung hendaknya menerapkan 3in1, dimana
hanya mobil pribadi yang berpenumpang 3 orang atau lebih yang
diperbolehkan lewat. Hal ini mengurangi volume kendaraan dan
pengurangan emisi gas buang kendaraan akibat aktivitas transportasi.

DAFTAR PUSTAKA

______. 2013. Jumlah Penduduk dan Kendaraan di Kota Bandar Lampung.
http://bandarlampungkota.bps.go.id/publikasi/buku/BLDA2013/index.ht
ml#/96/zoomed diakses pada tanggal 15 Maret 2014 pukul 11.16
Carbajo J.C., dan Faiz. 1994. Motor vehicle emissions control : some policy
options for developing countries. The Science of The Total Environment,
146/147, 11-18.
Direktorat Jenderal Bina Marga Republik Indonesia. 1997. Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI). Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
Dowling, R.G. National Cooperative Highway Research Program, Predicting Air
Quality Effects of Traffic-Flow Improvements : Final Report and User’s
Guide, NCHRP Report No.535
Hooker, J.N., 1988. Optimal Driving for Single Vehicle Fuel Economy.
Transportation Research Part A, Vol.22A, No.3, pp 183-201
Indah, R. 2010. Kajian Emisi CO2 Menggunakan Persamaan Mobile 6 dan
Mobile Combustion dari Sektor Transportasi di Kota Surabaya.
Surabaya.
Kementrian Lingkungan Hidup. 2012. Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan 2012.
Jakarta.
Kuswara. 2006. Inventori Emisi Polutan CO, Nox, HC dan SPM di Kabupaten
Bandung. Jurnal Teknik Lingkungan. 3 (1) : 215-224.
Malkhamah, S., 2004. Perencanaan Transportasi dan Lingkungan. Magister
Sistem dan Teknik Transportasi Program Pasca Sarjana Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2006. Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 05 Tahun 2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor Lama. Jakarta.
Morlok, Edward.K. 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi.
Penerbit Erlangga. Jakarta.

Munawar, A. 1999. Traffic Accident Database Management System in Indonesia,
Proceedings the 3rd International Conference on Accident Inverstigation,
Reconstruction. Jakarta.f
Oktavia, A. 2014. Analisis Kerugian Akibat Kemacetan Lalu Lintas Ditinjau Dari
Emisi Kendaraan Bermotor di Pusat Kota Bandar Lampung. Magister
Teknik Sipil Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Jakarta.
Pradana, Wima. 2010. Studi Kontribusi Kegiatan Transportasi Terhadap Emisi
Karbon di Surabaya Bagian Barat. Surabaya.
Porteous, Andrew. 1996. Dictionary of Environmental Science and Technology.
John Willey and sons Ltd: England.
Soedomo, M. 2001. Pencemaran Udara. Bandung : ITB.
Sukarto, H. 2006. Transportasi Perkotaan dan Lingkungan. Jurnal Teknik Sipil.
Vol. 3. No. 2.
Surtia, V. 2010. Kajian Hubungan Antara Variasi Kecepatan Kendaran dengan
Emisi yang