Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang

Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan Transportasi

ABSTRAK
Pencemaran udara dari sektor transportasi dikota-kota besar di Indonesia telah mencapai titik kritis
yang membahayakan. Dampak tingginya pencemaran udara ini mempengaruhi kekuatan fisik dan
mental masyarakat. Hal-hal yang mempunyai konstribusi besar terhadap pencemaran udara yang
sangat tinggi adalah pertumbuhan kendaraan bermotor meningkat serta kesadaran perawatan yang
kurang. Sampai saat ini telah banyak kebijakan-kebijakan yang dibuat Pemerintah dalam rangka
menangulangi polusi, salah satunya diantaranya adalah kebijakan uji emisi untuk penanggulangan
pencemaran udara dari sektor transportasi namun, hasilnya belum memuaskan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Implementasi kebijakan uji emisi dikota-kota besar di
Indonesia dalam upaya pengendalian pencemaran udara dari sektor transportasi. Teknik
pengumpulan data menggunakan obserpasi, wawancara, kuesioner. Adapun pemilihan sampel
dengan menggunakan purposive sampling. Analisis data dengan menggunakan deskriptif , kualitatif,
kuantitatif, dan SWOT. Walaupun masih terdapat kelemahan dalam variabel komunikasi dan variabel
sumber daya, kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan kebijakan uji emisi ini yaitu : kebijaka
uji emisi tidak berlaku pada semua jenis kendaraan melainkan hanya wajib bagi kendaraan umum
dan kendaraan barang roda empat atau lebih, sedangkan kendaraan pribadi dan kendaraan roda dua
tidak wajib untuk diuji, pada pelaksaaan uji emisi tidak semua polutan gas buang dites, dan masih
adanya calo ditempat uji sehingga membuat kesan masyarakat bahwa uji emisi tidak fair.


BAB I
PENDAHULUAN

Kesadaran masyarakat akan pencemaran udara akibat gas buang kendaraan bermotor di kota-kota
besar saat ini makin tinggi. Dari berbagai sumber bergerak seperti mobil penumpang, truk, bus,
lokomotif kereta api, kapal terbang, dan kapal laut, kendaraan bermotor saat ini maupun dikemudian
hari akan terus menjadi sumber yang dominan dari pencemaran udara di perkotaan. Di DKI Jakarta,
kontribusi bahan pencemar dari kendaraan bermotor ke udara adalah sekitar 70 %. Resiko kesehatan
yang dikaitkan dengan pencemaran udara di perkotaan secaraumum, banyak menarik perhatian
dalam beberapa dekade belakangan ini. Di banyak kota besar, gas buang kendaraan bermotor
menyebabkan ketidaknyamanan pada orang yang berada di tepi jalan dan menyebabkan masalah
pencemaran udara pula. Beberapa studi epidemiologi dapat menyimpulkan adanya hubungan yang
erat antara tingkat pencemaran udara perkotaan dengan angka kejadian (prevalensi) penyakit
pernapasan. Pengaruh dari pencemaran khususnya akibat kendaraan bermotor tidak sepenuhnya
dapat dibuktikan karena sulit dipahami dan bersifat kumulatif. Kendaraan bermotor akan
mengeluarkan berbagai gas jenis maupun partikulat yang terdiri dari berbagai senyawa anorganik
dan organik dengan berat molekul yang besar yang dapat langsung terhirup melalui hidung dan
mempengaruhi masyarakat di jalan raya dan sekitarnya. Makalah ini akan mengulas dampak

pencemaran udara yang diakibatkan oleh emisi gas bua ng kendaraan bermotor terhadap kesehatan

maupun lingkungan khususnya kendaraan bermotor dengan bahan bakar fosil-bensin dan solar.
Komposisi dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor
Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan
senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan
bakar, suhu operasi dan faktor lain yang semuanya ini membuat pola emisi menjadi rumit. Jenis
bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun bahan
bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin.
Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar, yang
umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin.
Walaupun gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri dari senyawa yang tidak berbahaya
seperti nitrogen, karbon dioksida dan upa air, tetapi didalamnya terkandung juga senyawa lain
dengan jumlah yang cukup be sar yang dapat membahayakan gas buang membahayakan kesehatan
maupun lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat didalam gas buang buang kendaraan
bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai senyawa hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen
(NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat debu termasuk timbel (PB). Bahan bakar tertentu seperti
hidrokarbon dan timbel organik, dilepaskan keudara karena adanya penguapan dari sistem bahan
bakar. Lalu lintas kendaraan bermotor, juga dapat meningkatkan kadar partikular debu yang berasal
dari permukaan jalan, komponen ban dan rem. Setelah berada di udara, beberapa senyawa yang
terkandung dalam gas buang kendaraan bermotor dapat berubah karena terjadinya suatu reaksi,
misalnya dengan sinar matahari dan uap air, atau juga antara senyawa-senyawa tersebut satu sama

lain.
Proses reaksi tersebut ada yang berlangsung cepat dan terjadi saat itu juga dilingkungan jalan raya,
dan adapula yang berlangsung dengan lambat. Reaksi kimia di atmosfer kadangkala berlangsung
dalam sua tu rantai reaksi yang panjang dan rumit, dan menghasilkan produk akhir yang dapat lebih
aktif atau lebih lemah dibandingkan senyawa aslinya. Sebagai contoh, adanya reaksi di udara yang
mengubah nitrogen monoksida (NO) yang terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor
menjadi nitrogen dioksida (NO2 ) yang lebih reaktif, dan reaksi kimia antara berbagai oksida nitrogen
dengan senyawa hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan oksida lain, yang dapat menyebabkan
asap awan fotokimi (photochemical smog). Pembentukan smog ini kadang tidak terjadi di tempat
asal sumber (kota), tetapi dapat terbentuk dipinggiran kota. Jarak pembentukan smog ini tergantung
pada kondisi reaksi dan kecepatan angin.
Untuk bahan pencemar yang sifatnya lebih stabil sperti limbah (Pb), beberapa
hidrokarbon-halogen dan hidrokarbon poliaromatik, dapat jatuh ke tanah bersama air hujan atau
mengendap bersama debu, dan mengkontaminasi tanah dan air. Senyawa tersebut selanjutnya juga
dapat masuk ke dalam rantai makanan yang pada akhirnya masuk ke dalam tubuh manusia melalui
sayuran, susu ternak, dan produk lainnya dari ternak hewan. Karena banyak industri makanan saat ini
akan dapat memberikan dampak yang tidak diinginkan pada masyarakat kota maupun desa.Emisi gas
buang kendaraan bermotor juga cenderung membuat kondisi tanah dan air menjadi asam.
Pengalaman di negara maju membuktikan bahwa kondisi seperti ini dapat menyebabkan terlepasnya


ikatan tanah atau sedimen dengan beberapa mineral/logam, sehingga logam tersebut dapat
mencemari lingkungan.

BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian umum udara
Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara bumi yang kering
mengandungi 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbon dioksida , dan gas-gas lain.
Pencemaran Udara
Definisi
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer
dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu
estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh
sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi
suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun
global.
Sumber Pencemaran Udara
Telah disadari bersama, kualitas udara saat ini telah menjadi persoalan global, karena udara telah
tercemar akibat aktivitas manusia dan proses alam. Masuknya zat pencemar ke dalam udara dapat

secara alamiah, misalnya asap kebakaran hutan, akibat gunung berapi, debu meteorit dan pancaran
garam dari laut ; juga sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya akibat aktivitas
transportasi, industri, pembuangan sampah, baik akibat proses dekomposisi ataupun pembakaran
serta kegiatan rumah tangga
Terdapat 2 jenis pencemar yaitu sebagai berikut :
a. Zat pencemar primer, yaitu zat kimia yang langsung mengkontaminasi udara dalam konsentrasi
yang membahayakan. Zat tersebut bersal dari komponen udara alamiah seperti karbon dioksida,
yang meningkat diatas konsentrasi normal, atau sesuatu yang tidak biasanya, ditemukan dalam
udara, misalnya timbal.
b. Zat pencemar sekunder, yaitu zat kimia berbahaya yang terbentuk di atmosfer melalui reaksi kimia
antar komponen-komponen udara.
Sumber bahan pencemar primer dapat dibagi lagi menjadi dua golongan besar :
1. Sumber alamiah

Beberapa kegiatan alam yang bisa menyebabkan pencemaran udara adalah kegiatan gunung berapi,
kebakaran hutan, kegiatan mikroorganisme, dan lain-lain. Bahan pencemar yang dihasilkan umumnya
adalah asap, gas-gas, dan debu.
2. Sumber buatan manusia
Kegiatan manusia yang menghasilkan bahan-bahan pencemar bermacam-macam antara lain adalah
kegiatan-kegiatan berikut :

a. Pembakaran, seperti pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah tangga, industri,
kendaraan bermotor, dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan antara lain asap, debu,
grit (pasir halus), dan gas (CO dan NO).
b. Proses peleburan, seperti proses peleburan baja, pembuatan soda,semen, keramik, aspal.
Sedangkan bahan pencemar yang dihasilkannya antara lain adalah debu, uap dan gas-gas.
c. Pertambangan dan penggalian, seperti tambang mineral and logam. Bahan pencemar yang
dihasilkan terutama adalah debu.
d. Proses pengolahan dan pemanasan seperti pada proses pengolahan makanan, daging, ikan, dan
penyamakan. Bahan pencemar yang dihasilkan terutama asap, debu, dan bau.
e. Pembuangan limbah, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. Pencemarannya
terutama adalah dari instalasi pengolahan air buangannya. Sedangkan bahan pencemarnya yang
teruatam adalah gas H2S yang menimbulkan bau busuk.
f. Proses kimia, seperti pada proses fertilisasi, proses pemurnian minyak bumi, proses pengolahan
mineral. Pembuatan keris, dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan antara lain adalah
debu, uap dan gas-gas
g. Proses pembangunan seperti pembangunan gedung-gedung, jalan dan kegiatan yang
semacamnya. Bahan pencemarnya yang terutama adalah asap dan debu.
h. Proses percobaan atom atau nuklir. Bahan pencemarnya yang terutama adalah gas-gas dan debu
radioaktif.
Zat-zat yang menyebabkan pencemaran udara

·

Karbon Monoksida

Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Ia
terdiri dari satu atomkarbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan
ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satuikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen.
Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi
pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen
dalam proses pembakaran. Karbon dioksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api berwarna
biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun, CO memainkan peran yang penting
dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor banyak senyawa karbon.

Karbon monoksida, walaupun dianggap sebagai polutan, telah lama ada di atmosfer sebagai hasil
produk dari aktivitas gunung berapi. Ia larut dalam lahar gunung berapi pada tekanan yang tinggi di
dalam mantel bumi. Kandungan karbon monoksida dalam gas gunung berapi bervariasi dari kurang
dari 0,01% sampai sebanyak 2% bergantung pada gunung berapi tersebut. Oleh karena sumber alami
karbon monoksida bervariasi dari tahun ke tahun, sangatlah sulit untuk secara akurat menghitung
emisi alami gas tersebut.
Karbon monoksida memiliki efek radiative forcing secara tidak langsung dengan menaikkan

konsentrasi metana dan ozontroposfer melalui reaksi kimia dengan konstituen atmosfer lainnya
(misalnya radikal hidroksil OH-) yang sebenarnya akan melenyapkan metana dan ozon. Dengan
proses alami di atmosfer, karbon monoksida pada akhirnya akan teroksidasi menjadi karbon dioksida.
Konsentrasi karbon monoksida memiliki jangka waktu pendek di atmosfer. CO antropogenik dari
emisi automobil dan industri memberikan kontribusi pada efek rumah kaca dan pemanasan global.
Di daerah perkotaan, karbon monoksida, bersama dengan aldehida, bereaksi secara fotokimia,
meghasilkan radikal peroksi. Radikal peroksi bereaksi dengan nitrogen oksida dan meningkatkan rasio
NO2 terhadap NO, sehingga mengurangi jumlah NO yang tersedia untuk bereaksi dengan ozon.
Karbon monoksida juga merupakan konstituen dari asap rokok.

BAB III
METODE PENELITIAN
Tulisan ini mengetengahkan sekilas pandang mengenai pencemaran udara. pengertian, pengaruhnya
terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan manusia serta teknologi terbaru untuk menguranginya.
Semakin pesatnya kemajuan ekonomi mendorong semakin bertambahnya kebutuhan akan
transportasi, dilain sisi lingkungan alam yang mendukung hajat hidup manusia semakin terancam
kualitasnya, efek negatif pencemaran udara kepada kehidupan manusia kian hari kian bertambah.
Untuk itulah tulisan singkat ini dipersembahkan sebagai bahan awal untuk melangkah menciptakan
lingkungan yang sehat dan nyaman. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsurunsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan,
gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.

Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor.
Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Sementara itu
pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri,
perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup. Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan
menjadi sumber diam dan sumber bergerak. Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri dan
rumah tangga. Sedangkan sumber bergerak adalah aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor dan
tranportasi laut. Dari data BPS tahun 1999, di beberapa propinsi terutama di kota-kota besar seperti
Medan, Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan bermotor merupakan kontribusi terbesar terhadap
konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya lebih dari 50%. Penurunan kualitas udara yang
terus terjadi selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kita bahwa betapa pentingnya digalakkan
usaha-usaha pengurangan emisi ini. Baik melalui penyuluhan kepada masyarakat ataupun dengan
mengadakan penelitian bagi penerapan teknologi pengurangan emisi.

Secara umum, terdapat 2 sumber pencemaran udara, yaitu pencemaran akibat sumber alamiah
(natural sources), seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan manusia
(anthropogenic sources), seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain. Di dunia,
dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic
sources), yaitu Karbon monoksida (CO), oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat,
hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia, termask ozon.
Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor.

Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif, baik
terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb),
suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida
(CO), dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13-44%
suspended particulate matter (SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh karbon
monoksida (CO) ke udara Jakarta. Sumber utama debu berasal dari pembakaran sampah rumah
tangga, di mana mencakup 41% dari sumber debu di Jakarta. Sektor industri merupakan sumber
utama dari sulfur dioksida. Di tempat-tempat padat di Jakarta konsentrasi timbal bisa 100 kali dari
ambang batas.

BAB IV
PEMBAHASAN
Efek Negatif Pencemaran Udara Bagi Kesehatan Tubuh
Tabel 1. Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang
Pencemar
Sumber
Keterangan
Karbon monoksida (CO)
Buangan kendaraan bermotor; beberapa proses industri
Standar kesehatan: 10 mg/m3 (9 ppm)

Sulfurdioksida (S02)
Panas dan fasilitas pembangkit listrik
Standar kesehatan: 80 ug/m3 (0.03 ppm)
Partikulat Matter
Buangan kendaraan bermotor; beberapa proses industri
Standar kesehatan: 50 ug/m3 selama 1 tahun; 150 ug/m3

Nitrogen dioksida (N02)
Buangan kendaraan bermotor; panas dan fasilitas
Standar kesehatan: 100 pg/m3 (0.05 ppm) selama 1 jam
Ozon (03)
Terbentuk di atmosfir
Standar kesehatan: 235 ug/m3 (0.12 ppm) selama 1 jam
Sumber: Bapedal [2]
Tabel 2 memperlihatkan sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah
melalui keputusan Bapedal. BPLHD Propinsi DKI Jakarta pun mencatat bahwa adanya penurunan
yang signifikan jumlah hari dalam kategori baik untuk dihirup dari tahun ke tahun sangat
mengkhawatirkan. Dimana pada tahun 2000 kategori udara yang baik sekitar 32% (117 hari dalam
satu tahun) dan di tahun 2003 turun menjadi hanya 6.85% (25 hari dalam satu tahun) [3]. Hal ini
menandakan Indonesia sudah seharusnya memperketat peraturan tentang pengurangan emisi baik
sektor industri maupun sektor transportasi darat/laut. Selain itu tentunya penemuan-penemuan
teknologi baru pengurangan emisi dilanjutkan dengan pengaplikasiannya di masyarakat menjadi
suatu prioritas utama bagi pengendalian polusi udara di Indonesia.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya.
Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer
adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon
monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari
pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemarpencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari
pencemaran udara sekunder.
Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini
pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya
dengan pemanasan global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.
Kegiatan manusia

·

Transportasi

·

Industri

·

Pembangkit listrik

·

Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar)

·

Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

Upaya untuk mengurangi dampak polusi udara
·
Mengurangi jumlah mobil lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik sepeda, kendaraan
umum, atau naik satu kendaraan pribadi bersama teman-teman (car pooling).
·
Selalu merawat mobil dengan seksama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya tidak
mengotori udara.
·

Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non-CFC dan hemat energi.

·
Meminimalkan penggunaan bahan kimia.Menghiasi rumah dan lingkungan dengan tanaman
asli.
Kalau toilet menggunakan pengharum ruangan, pilih yang tidak mengandung aerosol.
Jangan membuang sampah sembarangan, terutama di sungai, selokan dan laut.
Menggunakan lebih banyak barang-barang yang terbuat dari kaca/keramik, bukan plastik atau
styrofoam.
·
Sebisa mungkin menghindari menggunakan barang/produk dengan kemasan kecil (sachet)
karena akan menambah jumlah sampah.
·
Membiasakan menggosok gigi dengan menggunakan gelas, bukan menyalakan keran terusmenerus. Jangan sia-siakan air bersih.
·
Sebisa mungkin menggunakan lap atau sapu tangan untuk menggantikan tisu yang terbuat dari
kertas.
·

Mengurangi belanja yang tidak perlu agar tidak menimbulkan sampah di kemudian hari.

·

Membeli bensin yang bebas timbal (unleaded fuel).

·

Memilih produk yang ramah lingkungan. Misalnya parfum non-CFC.

·
Memakai plastik berulang kali. Sampah plastik sulit diurai dan kalau dibakar menimbulkan zat
beracun.

BAB V
KESIMPULAN
Melihat kenyataan seperti dituliskan diatas, polusi udara merupakan salah satu permasalahan
lingkungan yang serius di Indonesia saat ini, sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan
bermotor dan peningkatan ekonomi transportasi. Uji kelayakan emisi yang sejak beberapa tahun
terakhir didengung-dengungkan oleh pemerintah dan LSM ternyata juga tidak berjalan dengan yang

diharapkan. Jumlah kendaraan bermotor di jalan raya kian hari semakin meningkat. Di wilayah DKI
Jakarta, menambah semakin terpuruknya kondisi lingkungan udara kita. Penulis berharap semoga
dengan kenaikan harga pokok bahan bakar minyak bagi kendaraan yang ditetapkan pemerintah
dapat menjadi salah satu momentum bagi kita semua untuk melangkah berpikir tentang lingkungan
udara yang sehat. Kesadaran masyarakat akan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dan
didukung dengan penyediaan angkutan massal yang baik dan nyaman oleh pemerintah akan
menciptakan lingkungan udara yang sehat bagi manusia Indonesia
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi,
tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia,
yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang
diakibatkan karenanya.
* Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah
satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi
untuk memberi kontribusi polutan udara.
* Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan.
Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran
berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.
* Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan
dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju
* Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara
uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi
polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan
kendaraan yang lain