2. Proporsianal
3. MixedCampuran
4. OtherLainnya
1. MayoritasPluralitas
MayoritasPluralitas berarti penekanan pada suara terbanyak Mayoritas dan mayoritas tersebut berasal dari aneka kekuatan Pluralitas. Ragam dari MayoritasPluralitas
adalah First Past The Post, Two Round System, Alternative Vote, Block Vote, dan Party Block Vote.
Single Member Constituency Sistem Distrik. Dalam sistem ini satu wilayah kecil distrik pemilihan memilih satu wakil tunggal atas
dasar pluralitas suara terbanyak. Sistem ini merupakan sistem pemilihan yang paling tua dan didasarkan atas kesatuan geografis. Setiap kesatuan geografis yang biasanya
disebut distrik karena kecilnya daerah yang diliputi mempunyai satu wakil dalam dewan perwakilan rakyat. Untuk keperluan itu negara dibagi dalam sejumlah besar
distrik dan jumlah wakil rakyat dalam dewan perwakilan rakyat ditentukan oleh jumlah distrik. Calon yang dalam satu distrik memperoleh suara yang terbanyak menang,
sedangkan suara-suara yang ditujukan kepada calon-calon lain dalam distrik itu dianggap hilang dan tidak diperhitungkan lagi, bagaimana kecil pun selisih
kekalahannya.Sistem ini sering digunakan di Negara yang memiliki sistem dwi-partai seperti Inggris dan bekas jajahannya Amerika, India dan Malaysia .
Kelebihan sistem distrik, yaitu : 1. Karena kecilnya distrik, maka wakil yang terpilih dapat dikenal oleh penduduk
distrik, sehingga hubungannya dengan penduduk distrik lebih erat. Dengan demikian dia akan lebih terdorong untuk memperjuangkan kepentingan distrik. Lagipula, ke
dudukannya terhadap partainyaakan lebih bebas, oleh karena dalam pemilihan semacam ini faktor personalitas dan kepribadian seseorang merupakan faktor yang
penting.
2. Sistem ini lebih mendorong ke arah integrasi partai-partai politik karena kursi yang diperebutkan dalam setiap distrik pemilihan hanya satu. Hal ini akan mendorong
partai-partai untuk menyisihkan perbedaan-perbedaan yang ada dan mengadakan
kerja sama. Disamping kecenderungan untuk membentuk partai baru dapat sekedar dibendung, sistem ini mendorong ke arah pe nyederhanaan partai tanpa diadakan
paksaan. Maurice Du vergerberpendapat bahwa dalam negara seperti Inggris dan Amerika sistem ini telah memperkuat berlangsungnya sistem dwi partai.
3. Berkurangnya partai dan meningkatnya kerjasama antara partai-partai mempermudah terbentuknya pemerintah yang stabil dan mempertingkat stabilitas nasional.
4. Sistem ini sederhana dan murah untuk diselenggarakan. Disamping kelebihan, sistem distrik juga memiliki kelemahan, yaitu :
1. Sistem ini kurang memperhitungkan adanya partai-partai kecil dan golongan
minoritas, apalagi jika golongan ini terpencar dalam beberapa distrik. 2.
Sistem ini kurang representatif dalam arti bahwa calon yang kalah dalam suatu distrik, kehilangan suara-suara yang telah mendukungnya. Hal ini berarti bahwa ada
sejumlah suara yang tidak diperhitungkan sama sekali; dan kalau ada beberapa partai yang mengadu kekuatan, maka jumlah suara yang hilang dapat men capai jumlah
yang besar. Hal ini akan dianggap tidak adil oleh golongan-golongan yang merasa dirugikan.
3. Muncul kemungkinan wakil terpilih cenderung lebih mementingkan kepentingan
distriknya dibandingkan kepentingan nasional.
First Past The Post - Sistem ini ditujukan demi mendekatkan hubungan antara calon legislatif dengan pemilih. Kedekatan ini akibat daerah pemilihan yang relatif kecil
distrik. Sebab itu, First Past The Post kerap disebut sistem pemilu distrik. Wilayah distrik kira-kira sama dengan satu kota misalnya: Kota Depok, Kota Bekasi, Kota
Bogor, dan sejenisnya. Kecilnya wilayah yang diwakili, membuat warga kota mengenal siapa calon legislatifnya. Jika sang calon legislatif menang pemilu, maka warga kota
mudah melihat kinerjanya.
MayoritasPluralitas menghendaki sistem kepartaian yang relatif kecil, misalnya 2 partai. Dengan sistem 2 partai, masing-masing distrik diwakili oleh 2 calon yang
berbeda partai di mana mereka berkompetisi. Distrik tersebut nantinya hanya diwakili oleh 1 wakil. Proses penghitungan suara pun mudah: Partai terbanyak otomatis
memenangkan pemilu. Kekurangannya, suara pihak yang kalah terbuang begitu saja. Negara dengan sistem multipartai menolak pemberlakuan sistem ini oleh sebab suara
yang kalah terbuang tersebut. Kelemahan lain sistem ini, membuat suara kelompok atau partai kecil menjadi tidak berarti.
Kelebihan First Past The Post adalah dapat mengkonsolidasi dan membatasi jumlah partai, cenderung menghasilkan pemerintahan kuat dari satu partai, mendorong
munculnya oposisi, memungkinkan hadirnya kandidat independen, dan sistem ini cukup sederhana serta mudah dimengeri pemilih. Kelemahan First Past The Post adalah
banyak suara terbuang, menghalangi perkembangan multipartai yang plural, dan mendorong tumbuhnya partai etniskesukuan.
Block Vote – Sistem ini adalah penerapan pluralitas suara dalam distrik dengan lebih dari 1 wakil. Pemilih punya banyak suara sebanding dengan kursi yang harus dipenuhi
di distriknya, juga mereka bebas memilih calon terlepas dari afiliasi partai politiknya.
Mereka boleh menggunakan banyak pilihan atau sedikit pilihan, sesuai kemauan pemilih sendiri.
BV biasa digunakan di negara dengan partai politik yang lemah atau tidak ada. Tahun 2004, Kepulauan Cayman, Kepulauan Falkland, Guernsey, Kuwait, Laos, Libanon,
Maldives, Palestina, Suriah, Tonga, dan Tuvalu menggunakan sistem pemilu ini. Sistem ini juga pernah digunakan di Yordania 1989 Mongolia 1992, dan Filipina serta
Thailand hingga tahun 1997.
Kelebihan sistem ini adalah, memberikan keleluasaan bagi pemilih untuk menentukan pilihannya. Sistem ini juga menguntungkan partai-partai yang punya basis koherensi
anggota dan organisasi yang kuat. Kekurangannya adalah, sistem ini bisa menunjukkan hasil yang sulit diprediksi. Misalnya, saat pemilih memberikan semua suara kepada
semua calon dari satu partai yang sama, maka ini membuat kelemahan FPTP tampak: Partai atau kepentingan selain partai tersebut menjadi terabaikan. Selain itu, oleh sebab
setiap partai boleh mencalonkan lebih dari 1 calon, maka terdapat kompetisi internal partai dari masing-masing calon untuk memperoleh dukungan pemilih.
Party Block Vote. Esensi Party Block Vote sama dengan FPTP, bedanya setiap distrik partai punya lebih dari 1 calon. Partai mencantumkan beberapa calon legislatif dalam
surat suara. Pemilih Cuma punya 1 suara. Partai yang punya suara terbanyak di distrik tersebut, memenangkan pemilihan. Caleg yang tercantum di surat suara otomatis terpilih
pula. Sistem ini digunakan di Kamerun, Chad, Jibouti, dan Singapura.
Kelebihan Party Block Vote adalah : Mudah digunakan, menghendaki partai yang kuat, dan memungkinkan partai-partai memilih caleg yang merepresentasikan kalangan
minoritas. Kelemahan dari Party Block Vote adalah: Banyak suara yang terbuang dan kemungkinan adanya sejumlah kelompok minoritas yang sama sekali tidak punyak
wakil di parlemen.
Alternate Vote. Alternate Vote AV sama dengan First Past The Post FPTP sebab dari setiap distrik dipilih satu orang wakil saja. Bedanya, dalam AV pemilih melakukan
ranking terhadap calon-calon yang ada di surat suara ballot. Misalnya rangkin 1 bagi favoritnya, rangking 2 bagi pilihan keduanya, ranking 3 bagi pilihan ketida, dan
seterusnya. AV sebab itu memungkinkan pemilih mengekspresikan pilihan mereka di antara kandidat yang ada, ketimbang Cuma memilih 1 saja seperti di FPTP.
AV juga berbeda dengan FPTP dalam hal perhitungan suara. Jika FPTP ada 1 calon yang memperoleh 50 suara plus 1, maka otomatis dia memenangkan pemilu distrik.
Dalam AV, calon dengan jumlah pilihan rangking 1 yang terendah, tersingkir dari perhitungan suara. Lalu, ia kembali diuji untuk pilihan rangking 2-nya, yang jika
kemudian terendah menjadi tersingkir. Setiap surat suara kemudian diperiksa hingga tinggal calon tersisa yang punya rankin tinggi dalam surat ballot suara. Proses ini terus
diulangi hingga tinggal 1 calon yang punya suara mayoritas absolut, dan ia pun menjadi wakil distrik. AV, sebab itu, merupakan sistem pemilu mayoritas. Sistem pemilu AV
digunakan di Fiji dan Papua Nugini.
Kelebihan AV adalah memungkinkan pilihan atas sejumlah calon berakumulasi, hingga
kepentingan yang berbeda tapi berhubungan dapat dikombinasi guna memperoleh perwakilan. AV juga memungkinkan pendukung tiap calon yang tipis harapan
menangnya untuk tetap punya pengaruh lewat rankin ke-2 dan seterusnya. Sebab itu, AV menghendaki tiap kandidat harus bisa menarik simpati pemilih dari luar partainya.
Pemilih dari luar partainya adalah pemilih potensial, yang akan menaruh si calon di ranking ke-2 dan seterusnya. Kelemahan AV adalah, ia menghendaki tingkat baca-tulis
huruf dan angka yang tinggi di kalangan pemilih, di samping kemampuan pemilih untuk menganalisis para calon.
Two Round System – Two Round System TRS adalah sistem mayoritaspluralitas di mana proses pemilu tahap 2 akan diadakan jika pemilu tahap 1 tidak ada yang
memperoleh suara mayoritas yang ditentukan sebelumnya 50 + 1. TRS menggunakan sistem yang sama dengan FPTP satu distrik satu wakil atau seperti
BVPBV satu distrik banyak wakil. Dalam TRS, calon atau partai yang menerima proporsi suara tertentu memenangkan pemilu, tanpa harus diadakan putaran ke-2.
Putaran ke-2 hanya diadakan jika suara yang diperoleh pemenang tidak mayoritas.
Jika diadakan putaran kedua, maka sistem TRS ini bervariasi. Sistem yang umum adalah, mereka yang ikut serta adalah calon-calon dengan suara terbanyak pertama dan
kedua putaran pertama. Ini disebut majority run-off, dan akan menghasilkan suara mayoritas bulat 50+1. Sistem lainnya diterapkan di Perancis, di mana dalam putaran
kedua, calon yang boleh ikut adalah yang memperoleh lebih dari 12,5 suara di putaran pertama. Siapapun yang memenangkan suara terbanyak di putaran kedua, ia menang,
meskipun tidak 50 + 1 mayoritas. Negara-negara yang menggunakan Two Round System adalah Perancis, Republik Afrika Tengah, Kongo, Gabon, Mali, Mauritania,
Togo, Mesir, Haiti, Iran, Kiribati, Vietnam, Belarusia, Kyrgyztan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.
Kelebihan Two Round System adalah: Memungkinkan pemilih punya kesempatan kedua bagi calon yang dijagokannya sekaligus mengubah pikirannya; Memungkinkan
kepentingan yang beragam berkumpul di kandidat yang masuk ke putaran kedua pemilu. Kekurangannya adalah : Membuat penyelenggara Pemilu panitia bekerja
ekstra keras jika ada putaran kedua, membuat dana pemilu membengkak; TRS juga dicurigai membuat fragmentasi antar partai-partai politik.
2. Proporsional