Sistem Pemilihan Umum legis (1)

Sistem adalah bentuk, komposisi, koordinasi, orde, organisasi, pola, skema, struktur, strata 2
cara, metode, modus operandi, praktik, teknik, prosedur
Pemilihan umum (pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik
tertentu. Jabatan yang dimaksud ini bisa saja presiden, wakil rakyat, maupun kepala desa.
Jika kita gabungkan, maka kita akan menemukan pengertian dari sistem pemilihan umum
yakni metode atau cara dalam memilih seseorang untuk mengisi jabatan politik yang
diinginkan.
menurut moh. Kusnardi dan harmaily ibrahim terdapat dua sistem pemilu, yakni sistem
pemilihan mekanis dan sistem pemilihan organis.
Sitem pemilihan mekanis menempatkan rakyat sebagai suatu individu yang sama. Sistem
pemilihan ini digunakan oleh aliran liberalisme, sosialisme dan komunisme. Menurut sistem
pemilihan mekanis, partai-partai yang mengorganisir pemilih-pemilih dan memimpin pemilih
berdasarkan sistem bi party atau multi party (liberalisme sosialisme) atau uni party
(komunisme). Badan perwakilan berfungsi untuk kepentingan seluruh rakyat. Sistem
pemilihan mekanis dapat dilaksanakan dengan dua cara, yakni sistem distrik/mayoritas/single
member constituencies dan sistem proporsional.
Sedangkan sistem pemilihan organis menempatkan rakyat sebagai sejumlah individu yang
hidup bersama dalam berbagai macam persekutuan hidup berdasarkan geneologis (rumah
tangga, keluarga), fungsi tertentu (ekonomi, industri), lapisan-lapisan sosial (buruh, tani,
cendekiawan) dan lembaga-lembaga sosial (universitas). Menurut sistem pemilihan organis,
partai-partai politik tidak perlu dikembangkan karena pemilihan diselenggarakan dan

dipimpin oleh persekutuan hidup dalam lingkungannya sendiri. badan perwakilan berfungsi
mewakili kepentingan khusus persekutuan hidup itu.1
Dalam pandangan prof. Kacung marijan, berdasarkan sistem pemilu bagi negara-negara yang
pernah menyelenggarakannya, jumlah sistem pemilu yaitu sistem pluralitas/mayoritas
(plurality/majority system), sistem perwakilan proporsional (proportional representation),
sistem campuran (mixed system), dan sistem-sistem yang lain (other system).2

1 Moh. Kusnardi dan harmaily ibrahim, hukum tata negara indonesia, hlm. 333-334.
2 Prof. Kacung marijan, sistem politik indonesia, hlm. 84-85.

Sistem distrik merupakan sistem pemilu yang didasarkan atas kesatuan geografis.setiap
kesatuan geografis memiliki satu wakil dalam dewan perwakilan rakyat. 3 Dinamakan sistem
distrik karena wilayah negara dibagi dalam distrik-distrik pemilihan yang jumlahnya sama
dengan jumlah anggota badan perwakilan rakyat yang dikehendaki. Jadi, tiap distrik diwakili
oleh satu orang yang memperoleh suara mayoritas.
Sistem proporsional ialah sistem dimana persentase kursi di badan perwakilan rakyat yang
dibagikan kepada tiap-tiap partai politik disesuaikan dengan jumlah suara yang diperoleh
tiap-tiap partai politik. Dalam sistem ini, para pemilih akan memilih partai politik, bukan
calon perseorangan seperti dalam sistem ditrik. Akibatnya hubungan antara pemilih dengan
wakil-wakilnya di badan perwakilan rakyat tidak seerat dalam sistem distrik.

Sistem campuran (mixed system) pada dasarnya berusaha menggabungkan apa yang terbaik
di dalam sistem distrik dan sistem proporsional.
Di indonesia, pelaksaanaan pemilu telah berlangsung sebanyak sepuluh kali, dimulai tahun
1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009 dan 2014

3 Miriam budiardjo, dasar-dasar ilmu politik, cetakaan keempat, (jakarta:gramedia, 1977), hlm. 177.