Pengelolaan Sumberdaya Alam Dalam Perspektif Deep Ecology

KARYA TULIS

PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DALAM PERSPEKTIF
DEEP ECOLOGY

MUHDI, S.HUT., M.SI
NIP. 132296512

DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

Muhdi : Pengelolaan Sumberdaya Alam Dalam Perspektif Deep Ecology, 2008
USU e-Repository © 2008

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, kami panjatkan kehadlirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ini.
Karya tulis ini berjudul : Pengelolaan Sumberdaya Alam dalam Perspektif Deep

Ecology.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Kritik dan
saran untuk penyempurnaan karya tulis inisangat penulis harapkan.

Medan, Januari 2008

Penulis

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
PENDAHULUAN .....................................................................................................1
REALISASI DIRI......................................................................................................3
PERSAMAAN BIOSENTRIS...................................................................................4
PRINSIF DASAR DEEP ECOLOGY........................................................................6
PENUTUP..................................................................................................................11


3

PENDAHULUAN

Istilah deep ecology diperkenalkan oleh Arne Naess dalam artikel pada tahun 1973,
"The Shallow and the Deep, Long-Range Ecology Movement”. Naess mencoba untuk
menguraikan pendekatan yang lebih dalam, yang lebih melihat secara rohani terhadap
alam. Pendekatan yang lebih dalam ini diakibatkan oleh kerusakan yang semakin besar
terhadap manusia dan kehidupan non manusia.

Inti sari dari deep ecology adalah

memelihara pertanyaan lebih dalam akan hakekat hidup manusia, masyarakat, dan alam
sebagaimana tradisi filosofis barat dari Socrates. Sebagai contoh tanya jawab ini, Naess
menunjuk "bahwa kita bertanya mengapa dan bagaimana, jika yang lain tidak?”. Sebagai
contoh, ekologi sebagai ilmu pengetahuan tidak menanyakan masyarakat yang seperti apa
yang akan terbaik bagi pemeliharaan ekosistem tertentu – yang mempertimbangkan suatu
pertanyaan untuk teori nilai, untuk politik, untuk etika." Begitu ekologi menuju apa yang
disebut dengan tingkatan ilmiah berdasar fakta kepada tingkatan diri sendiri menuju
kearifan bumi.

Deep Ecology merupakan satu pendekatan sedikit demi sedikit yang kepada
permasalahan lingkungan dan usaha untuk mengartikulasikan secara religius dan
menyeluruh serta pandangan yang filosofis. Dasar dari deep ecology adalah intuisi dasar
dan mencoba diri kita dan alam yang meliputi kesadaran ekologis. Pandangan tertentu
atas politik dan kebijakan publik sekarang mengalir secara alami dari kesadaran ini.
Kesadaran ekologis dan deep ecology adalah kontras jelas dengan cara pandang
masyarakat yang technocratic-industrial yang menjadikan manusia terisolasi dan terpisah
secara fundamental dari alam, superior atas, dan yang bertanggung-jawab atas sisa
ciptaan Nya. Tetapi cara pandang manusia yang terpisah dan superior atas alam hanyalah
bagian dari pola budaya yang lebih besar. Selama ribuan tahun, budaya barat
meningkat yang terobsesi dengan ide tentang

terus

“dominanance” : dimana kekuasaan

manusia atas non manusia, yang maskulin atas feminin, yang kuat dan kaya atas yang
lemah/miskin, dengan kekuasaan dunia Barat atas kultur non-Barat. Kesadaran deep
ecology menggiring kita untuk menyelami ilusi yang salah dan berbahaya ini.
Karena deep ecology, studi tentang tempat kita di dalam rumah tangga bumi

meliputi studi diri kita sendiri sebagai bagian dari bahan organic yang utuh. Melampaui

4

suatu realita dari pemahaman saintifik materialis yang dangkal, menjadi realita yang
memadukan aspek rohani dan material secara bersama-sama. Sementara intelektual
terkemuka dari kalangan pandangan “dominance” cenderung untuk memandang agama
sebagai " hanya takhayul belaka" dan menganggap sebagai praktek dan penerangan
rohani jaman kuno, seperti ditemukan di dalam Zen Buddhism, sangat subjektif,
pencarian bagi kesadaran deep ecology adalah pencarian bagi suatu kesadaran yang lebih
objektif dan status menjadi melalui suatu tanya jawab yang aktif dan proses perenungan
dan dan jalan hidup.
Banyak orang sudah mempertanyakan

pertanyaan yang lebih dalam ini dan

menumbuhkan kesadaran ekologis dalam konteks tradisi spiritual yang berbeda –
Christians, Taoism, Buddhism, dan ritual suku asli Amerika, sebagai contoh. Sementara
perbedaan yang besar di dalam pelaksanaannya, banyak di dalam tradisi ini memufakati
prinsip dasar deep ecology.

Warwick Rubah, ahli filsafat Australia, telah dengan ringkas dan jelas menyatakan
pusat intuisi dari deep ecology: " Adalah gagasan di mana kita tidak dapat membuat
perusahaan ontological membagi dalam keberadaan lahan : Bahwa tidak ada dua
pencabangan pada kenyataannya antara manusia dan dunia non manusia... kepada tingkat
bahwa kita merasa ada batasan-batasan, berarti kita tidak mencukupi kesadaran deep
ecology”.
Dari pengertian yang mendalam atau karakteristik yang paling dasar ini tentang
kesadaran deep ecology, Arne Naess telah mengembangkan dua ultimate norms – normanorma terakhir atau dua intuisi dimana mereka sendiri tidak tidak dapat diturunkan dari
intuisi atau prinsip lainnya. Mereka tiba melalui

proses pertanyaan mendalam dan

mengungkapkan pergerakan penting kepada tingkatan filosofi dan religius. Mereka tidak
bisa disahihkan, tentu saja, melalui metodologi ilmu pengetahuan modern berdasar pada
asumsi mekanistis umum nya dan sangat membatasi definisi data. Norma-norma yang
terkahir ini adalah Terakhir ini adalah self-realization – (realisasi diri) dan biocentric
equality (persamaan biosentris).

5


REALISASI DIRI

Sehubungan dengan tradisi rohani dari banyak agama dunia, norma deep ecology
dari self-realiration (realisasi diri) pergi di luar dari diri Barat modern yang mana
didefinisikan sebagai suatu ego terisolasi bekerja keras terutama semata untuk kepuasan
hedonistic atau untuk suatu perasaan keselamatan individu yang sempit di dalam hidup
ini atau yang berikutnya. Ini secara sosial memprogramkan perasaan diri yang sempit
atau social sempit yang memindahkan kita, dan meninggalkan doa kepada apapun juga
yang iseng atau pertunjukan adalah lazim di dalam masyarakat kita atau kelompok acuan
sosial. Kita begitu dirampok mulai pencarian untuk spiritual/biological pribadi kita yang
unik. Pertumbuhan spiritual, atau terbentang, mulai manakala kita berhenti untuk
memahami atau lihat diri kita ketika terisolasi dan ego bersaing sempit dan mulai untuk
mengenal dengan manusia lain dari keluarga dan teman untuk, secepatnya, spesies kita.
Tetapi deep ecology merasakan diri memerlukan suatu pertumbuhan dan kedewasaan
lebih lanjut, suatu identifikasi yang pergi di luar ras manusia untuk meliputi nonhuman
dunia. Kita harus melihat di luar asums-asumsi dan nilai-nilai budaya kotempurer yang
sempit kita, dan kebijaksanaan yang konvensional dari waktu dan tempat kita, dan ini
pencapaian terbaik melalui proses perenungan tanya jawab yang dalam. Hanya dengan
cara ini kita dapat berharap untuk mencapai dewasa penuh pribadi dan keunikan.
Suatu pemeliharaan masyarakat non dominating dapat membantu dalam "pekerjaan

yang riil" tentang menjadi seorang orang utuh. " Pekerjaan yang riil" dapat diringkas
secara simbolis sebagai perwujudan “self-in-Seir” dimana " diri" berdiri bagi organic
yang utuh. Proses ini yang penuh terbentang dari diri dapat juga diringkas oleh ungkapan,
"Tak seorangpun diselamatkan sampai kita semua diselamatkan," dimana ungkapan
"orang" meliputi tidak hanya saya, sebagai seorang individu manusia, tetapi semua
manusia, ikan paus, beruang buas besar, ekosistem hutan hujan yang utuh, sungai dan
pegunungan, mikroba yang paling kecil di tanah, dan seterusnya.

6

PERSAMAAN BIOSENTRIS

Intuisi dari persamaan biocentris adalah bahwa semua hal-hal di dalam biosphere
mempunyai suatu hak yang sama untuk hidup dan berbunga dan untuk menjangkau
bentuk terbentang dan perwujudan individu mereka sendiri dalam perwujudan diri yang
lebih besar. Intuisi dasar ini adalah bahwa semua kesatuan dan organisma di dalam
ecosphere, seperti bagian-bagian yang saling berhubungan yang utuh, adalah sama di
dalam yang berharga hakiki. Naess menyatakan bahwa persamaan biocentric sebagai
suatu intuisi adalah benar pada prinsipnya, walaupun dalam poses kehidupan, semua jenis
menggunakan satu sama lain sebagai makanan, tempat perlindungan, dan lain lain.

Predasi timbal balik (saling makan dan memakan) adalah suatu fakta biologi dari
kehidupan, dan banyak dari agama di dunia berjuang dengan implikasi yang spiritual ini.
Beberapa binatang liberationists yang mencoba untuk mengelakkan masalah ini dengan
mendukung vegetarianism terpaksa dikatakan keseluruhan kerajaan tumbuhan termasuk
hutan hujan tidak mempunyai hak ke keberadaan mereka sendiri. Pengelakan ini keluar
dari hadapan intuisi dasar (equality) persamaan. Aldo Leopold menyatakan intuisi ini
manakala ia berkata manusia adalah " warganegara yang sederhana" dari komunitas
biotic, yang bukan raja dan guru atas semua jenis lain.
Persamaan Biocentric adalah hubungan intim bagi perwujudan diri bagi semua
dalam perasaan yang sama yang apabila kita merugikan bagian dari alam berarti
merugakan diri kita sendiri. Tidak ada batasan-batasan dan segalanya saling
berhubungan. Tetapi sepanjang kita merasa sebagai kesatuan atau organisma individu,
pengertian yang mendalam menarik kita untuk menghormati semua manusia dan individu
non manusia di dalam hak mereka sendiri sebagai bagian-bagian dari keseluruhan tanpa
merasakan perlu untuk men set hirarki spesies dimana manusia berada di puncak.
Implikasi praktis dari institusi atau norma ini menyatakan bahwa kita perlu
menyesuaikan diri dengan dampak minimum bukannya maksimum atas spesies lain dan
atas bumi secara umum. Kita lihat aspek yang lain memandu kita pada prinsif : "
sederhana di dalam alat-alat, kaya di akhir." Implikasi praktis lebih lanjut dari normanorma ini dibahas panjang lebar di dalam bab tujuh dan delapan.


7

Diskusi yang lebih penuh yang menyangkut norma bosentris pada prakteknya
dimulai dengan keberadaan bahwa kita, sebagai manusia individu, dan sebagai komunitas
manusia mempunyai kebutuhan yang penting seperti makanan, air dan

tempat

perlindungan termasuk cinta, permainan, ungkapan kreatif, teman karib hubungan dengan
pemandangan tertentu seperti halnya hubungan teman karib dengan manusia lain, dan
kebutuhan penting bagi pertumbuhan spiritual, bagi manusia dewasa.
Kebutuhan

materi

penting

kita

mungkin


lebih

sederhana

dari

pada

merealisasikannya. Pada masyarakat yang technocratic-industrial ada iklan dan
propaganda berlimpah yang mendorong kebutuhan palsu dan keinginan bersifat merusak,
merancang untuk membantu meningkatkan produksi dan konsumsi barang-barang.
Kebanyakan ini benar-benar mengalihkan kita dari tatapan kenyataan pada suatu cara
sasaran dan dari mulai " pekerjaan yang riil" pertumbuhan dan kedewasaan spiritual.
Banyak orang yang tidak melihat diri mereka sebagai para pendukung deep ecology
walapun mengenali suatu penolakan keperluan penting manusia bagi kesehatan dan
kualitas yang tinggi lingkungan alam bagi manusia, jika tidak untuk semua kehidupan,
dengan gangguan minimum dari limbah beracun, radiasi nuklir dari perusahaan manusia,
kabut asap dan hujan asam yang minimum, dan cukup hutan belantara yang mengalir
cuma-cuma maka manusia bias mendapatkan sentuhan dengan sumberdaya mereka,

irama yang alami dan mengalirnya waktu dan tempat.
Gambaran

dari tradisi minoritas dan dari kebijaksanaan dari banyak yang

menawarkan pengertian yang mendalam dari saling behubungan, kita mengenali bahwa
ahli ilmu lingkungan hidup deep ecology dapat menawarkan usul untuk memperoleh
kedewasaan dan memberi harapan kepada yang memberikan harapan proses keselarasan
dengan alam, tetapi bahwa tidak ada solusi besar yang menjamin untuk menyelamatkan
kita dari diri kita.
Norma-norma yang terakhir dari deep ecology menyarankan suatu pandangan
bahwa realita alam dan tampat kita sebagai sebuah individu dalam rencana hal-hal yang
lebih besar. Mereka tidak bisa secara penuh diserap secara intelektual tetapi secara
pengalaman. Perbedaan pandangan dominan dan deep ecology dapat dilihat pada Tabel
1.

8

Tabel 1. Pandangan dominan dan deep ekology dalam pengelolaan alam

Pandangan dominan

Deep Ecology

Dominan atas alam
Lingkungan alami sebagai sumberdaya
bagi manusia
Materi/pertumbuhan ekonomi bagi
pertumbuhan populasi manusia

Selaras dengan alam
Semua alam mempunyai hak yang
utuh/persamaan biospesies
Memerlukan materi sederhana yang elegan
(materi bertujuan melayani tujuan realisasi
diri yang lebih besar)
Bumi “menyuplai” secara terbatas
Teknologi teap guna; pengetahuan non
dominan
Melakukan dengan cukup/daur ulang
Tradisi minoritas/bioregion

Percaya dalam sumberdaya cadangan
Kemajuan teknologi dan
Solusi yang tinggi
Konsumerism
Nasional/komunitas terpusat

PRINSIP-PRINSIP DASAR DEEP ECOLOGY

Pada bulan April 1984, sepanjang musim semi dan ulang tahun John Muir, George
Sessions dan Arne Naess meringkas lima belas tahun pemikiran atas prinsip deep ecology
selagi berkemah di Death Valley, California. Di tempat khusus dan besar ini, mereka
melafalkan prinsip-prinsip ini secara harfiah, sedikit banyak secara netral, berharap agar
mereka akan dipahami dan diterima oleh para orang yang berasal dari posisi filosofis dan
relijius yang berbeda.

Prinsip-prinsip dasar
1. Kesejahteraan dan tumbuh kembang manusia dan non manusia Hidup diatas Bumi
mempunyai nilai pada diri mereka sendiri (sinonim: nilai hakiki, nilai yang tidak bisa
dipisahkan). Nilai-Nilai ini adalah bebas dari dunia non manusia bagi tujuan-tujuan
manusia.
2. Kesempurnaan dan keanekaraaman bentuk kehidupan berperan bagi perwujudan nilainilai ini dan juga nilai di dalam diri mereka.

9

3. Manusia tidak mempunyai hak untuk mengurangi kesempurnaan dan keanekaragaman
ini kecuali bagi mencukupi hal penting yang diperlukan.
4. Tumbuh kembang hidup manusia dn budya-budaya adalah harmonis dengan suatu
pengurangan yang substansiil menyangkut populasi manusia. Tumbuh kembang non
manusia memerlukan pengurangan seperti itu.
5. Kehadiran gangguan berupa campur tangan manusia pada dunia non manusia secara
berlebihan berlebihan, dan situasi dengan cepat memburuk.
6. Kebijakan oleh karena itu harus diubah. Kebijakan ini mempengaruhi dasar-dasar
ekonomi, teknologi, dan struktur ideologis. Kondisi ini akan menghasilkan perbedaan
yang besar dibandingkan sekarang.
7. Perubahan ideologis sebagian besar berupa persamaan hidup (hunian di dalam situasi
dari nilai-nilai yang tidak bisa dipisahkani) bukannya mempertahankan untuk
meningkatkan standar hidup yang lebih tinggi. Akan ada suatu kesadaran yang besar
yang berbeda antara yang besar dan agung.
8. Mereka yang menerapkan poin-poin yang di depan mempunyai kewajiban secara
langsung atau secara tidak langsung untuk mencoba untuk menerapkan perubahan
penting.

Naess dan Sessions Menyediakan Komentar-komentar atas Prinsip-prinsp Dasar
PERIHAL (1). Perumusan ini mengacu pada biosphere, atau dengan jelasnya,
kepada ecosphere secara keseluruhan. Ini meliputi individu, jenis, populasi, tempat
kediaman, seperti halnya budaya-budaya manusia dan bukan manusia. Dari pengetahuan
terkini kita,
mendalam.

mengisyaratkan suatu fundamen atas perhatian dan rasa hormat yang
Proses-proses ekologis

planet harus, pada keseluruhan, tetap utuh,”

Lingkungan harustetap alami” (Gary Snyder).
Istilah “hidup" digunakan di sini merupakan suatu cara yang lebih menyeluruh
untuk menunjuk apa yang ahli ilmu biologi golongkan "tidak hidup"; sungai (DAS),
lanskap, ecosystems. Bagi para pendukung deep ecology, semboyan seperti " Mari
biarkan sungai tetap hidup" menggambarkan pemakaian yang begitu umum dalam
kebanyakan budaya.

10

Nilai yang inheren digunakan dalam ( 1) adalah umum di dalam literatur deep
ecology (Kehadiran yang tidak bisa dipisahkan: nilai dari objek alam adalah bebas atas
manapun kesadaran, minat, atau penghargaan tentangnya.
PERIHAL ( 2). Lebih secara teknis, ini adalah suatu perumusan mengenai keaneka
ragaman dan kompleksitas. Dari suatu sudut pandang ekologis, simbiosis dan
kompleksitas adalah kondisi-kondisi untuk memaksimalkan keanekaragaman. Yang
disebut sederhana, yang lebih rendah, atau spesies-spesies tumbuhan dan binatang yang
primitive berperan secara esensial dalam kesempurnaan dan keanekaragaman hidup.
Mereka mempunyai nilai di dalam diri mereka dan adalah tidak melulu langkah-langkah
ke arah format hidup yang lebih tinggi atau yang rasional. Prinsip kedua mensyaratkan
hidup itu sendiri, sebagai proses atas waktu evolusiner, menyiratkan suatu peningkatan
keanekaragaman dan kesempurnaan. Penolakan untuk mengakui adanya bahwa beberapa
format hidup mempunyai nilai hakiki lebih sedikit atau lebih besar dibanding yang lain.
Kompleksitas, disebut di sini, adalah berbeda dengan komplikasi. Hidup di
perkotaan mungkin lebih rumit daripada hidup di tempat yang alami.
PERIHAL ( 3). Istilah "kebutuhan penting" meninggalkan dengan bebas untuk
memungkinkan garis lintang pantas dipertimbangkan di dalam pertimbangan. Perbedaan
di dalam iklim dan factor-faktor berhubungan, bersama-sama dengan perbedaan di
struktur masyarakat ketika mereka sekarang ada, perlu untuk dipertimbangkan (Beberapa
orang Eskimo, mobil kereta salju diperlukan saat ini untuk mencukupi kebutuhan
pentingnya).
Penduduk di negara-negara paling kaya tidak bisa diharapkan untuk mengurangi
gangguan campur tangan yang berlebihan mereka pada dunia non manusia kepada suatu
tingkat moderat. Pengurangan dan stabilisasi dari populasi manusia akan memerlukan
banyak waktu. Strategi sementara perlu untuk dikembangkan. Sampai perubahan yang
mendalam dibuat, penurunan secara substansi dalam keanekaragaman dan kesempurnaan
dapat dikenakan untuk terjadi: tingkat pemusnahan spesies akan mencapai sepuluh
sampai seratus kali lebih besar disbanding yang lain dalam sejarah bumi.
PERIHAL ( 4). Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Aktivitas Kependudukan
melaporkan (1984) laju pertumbuhan populasi manusia di atas 2.0 persen per tahun di
banyak negara berkembang "mengurangi kualitas hidup pada berjuta-juta orang."

11

Sepanjang dekade 1974-1984, populasi dunia tumbuh dengan hampir 800 million-more
dibanding ukuran India. " Dan kita akan menambahkan sekitar orang Banglades (dengan
populasi 93 juta) tiap tahun antara sekarang dan tahun 2000".
Laporan mencatat bahwa Laju pertumbuhan dari populasi manusia telah merosot
untuk pertama kali di dalam sejarah manusia. Tetapi pada waktu yang sama, banyaknya
orang yang ditambahkan pada populasi manusia lebih besar dari pada setiap waktu dalam
sejarah sebab populasi dasar yang lebih besar."
Kebanyakan negara-negara berkembang di dunia (termasuk China dan India)
sudahkah mempunyai kebijakan untuk mengurangi

tingkat peningkatan populasi

manusia, tetapi ada perdebatan atas jenis ukuran yang diambil (kontrasepsi; pengguguran,
dll.) konsisten dengan hak azasi manusia dan kelayakan.
Laporan menyimpulkan bahwa jika semua pemerintah menetapkan target populasi
spesifik sebagai kebijakan publik untuk membantu mengurangi kemiskinan dan
membantu kualitas hidup, situasi yang sekarang bisa ditingkatkan.
Sebanyak ahli ilmu lingkungan hidup sudah menunjukkan, ini tentu saja rumit.
untuk

menahan

pertumbuhan

populasi

yang

disebut

dikembangkan

(yaitu.,

overdeveloped) masyarakat industri. Dengan tingkat konsumsi yang luar biasa dan limbah
produksi dari individu dalam komunitas ini, mereka menghadirkan suatu ancaman jauh
lebih besar dan berdampak pada biosphere per kapita dibanding individu di dalam
negara-negara kedua dan ketiga.
PERIHAL (5). Perumusan ini lembut. Karena suatu penilaian yang realistis
menyangkut situasi.
Semboyan “tak mencampuri urusan orang" tidak tidak berdampak pada manusia
diaman manusia seharusnya tidak memodiikasi ekosistem sebagaimana yang dilakukan
spesies lainnya. Manusia sudah memodifikasi bumi dan akan mungkin terus berlanjut
untuk melakukannya.
Kekuatan untuk melindungi dan meluaskan area hutan belantara perlu dilanjutkan
dan perlu pada fungsi ekologis daerah tersebut (salah satu fungsinya adalah: area hutan
belantara yang luas diperlukan di biosphere untuk memungkinkan melanjutkan
keberadaan hewan dan tumbuhan secara secara evoluisoner. Kini kebanyakan area hutan

12

belantara yang dilindungi suaka margasatwa adalah tidak cukup besar besar cukup untuk
memungkinkan perlindungan seperti itu.
PERIHAL ( 6). Pertumbuhan ekonomi dipahami dan penerapannya saat ini oleh
kalangan industri bertentangan dengan PERIHAL 1 – 5.

Ada hanya suatu kemiripan

antara format pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan secara ideal dan kebijakan yang
menyangkut masyarakat industri itu. Dan "keberlanjutan" masih berarti "keberlanjutan
dalam hubungan dengan manusia."
Saat ini ideology cenderung pada nilai sesuatu karena mereka adalah langka dan
sebab mereka mempunyai suatu nilai komoditas. Ada suatu prestise dalam
mengkonsumsi sebanyak-banyaknya dan limbah ( untuk menyebutkan hanya beberapa
factor yang relevan).
Sedangkan "menentukan nasib sendiri," "masyarakat lokal," dan "berpikir global,
bertindak secara lokal," akan tinggal sebagai terminologi kunci di dalam ekologi
masyarakat manusia, meskipun demikian implementasi dari perubahan dalam
memerlukan aksi-aksi terus meningkat secara global ke seberang perbatasan.
Pemerintah di Negara-Negara dunia Ketiga (terkecuali Costa Rica dan beberapa
negara lain) adalah tak tertarik pada isu ekologis. Manakala pemerintah Negara industri
industri berusaha untuk mempromosikan ukuran ekologis pada pemerintah dunia ketiga,
pada kenyataannya tidak ada apapun terpenuhi ( contoh pada permasalahan
penggurunan). Dengan situasi seperti ini, dukungan untuk tindakan yang global melalui
LSM internasional menjadi penting. Banyak dari organisasi ini bisa bertindak global "
dari kar rumput ke akar rumput," untuk menghindari campur tangan pemerintah yang
negative.
Keanekaragaman budaya saat ini memerlukan teknologi lanjutan, yang mana
adalah, teknik yang membantu tujuan dasar dari masing-masing budaya. Yang disebut
lembut, intermediate/antara, dan teknologi alternatif adalah langkah-langkah di dalam
arah ini.
PERIHAL (7). Beberapa ahli ekonomi mengkritik istilah "kualitas hidup" sebab
dikira samar-samar. Tetapi atas inspkesi lebih dekat, apa yang mereka pertimbangkan
samar-samar benar-benar alami yang non kantitaif. Orang tidak bisa mengukur cukup apa

13

yang penting untuk kualitas hidup ketika dibahas di sini, dan di sana tidak usah
melakukannya.
PERIHAL (8). Ada ruang besar untuk pendapat yang berbeda tentang prioritas: apa
yang sebaiknya dilaksanakan dulu, apa yang berikutnya? Apa yang paling mendesak?

PENUTUP

Inti sari dari deep ecology adalah untuk mengajak bertanya lebih dalam. Kata sifat
'dalam' menekankan bahwa kita bertanya mengapa dan bagaimana, dimana jika yang lain
tidak. Sebagai contoh, ekologi sebagai ilmu pengetahuan tidak meminta macam suatu
masyarakat yang yang terbaik untuk memelihara ecosystem – yang mempertimbangkan
suatu pertanyaan untuk teori nilai, untuk politik, untuk etika. Sepanjang ahli ekologi
memelihara sedikit kepada ilmu pengetahuan mereka, mereka tidak meminta pertanyaan
seperti itu. Apa yang kita perlukan saat ini adalah suatu perluasan yang luar biasa tentang
dalam pemikiran ekologis, apa yang aku sebut sebagai ecosophy. Sophy berasal dari
bahasa menjadi sophia, berarti 'kebijaksanaan’,' yang mana berhubungan dengan etika,
norma-norma, aturan, dan praktek. Ecospphy, atau deep ecology, kemudian, melibatkan
suatu pergeseran dari ilmu pengetahuan ke kebijaksanaan.
"Sebagai contoh, kita harus meminta pertanyaan seperti, kenapa kita berpikir
pertumbuhan ekonomi itu dan untuk tingkat tinggi konsumsi menjadi sangat penting?
jawaban yang konvensional adalah untuk menunjuk konsekwensi ekonomi bukan
menikmati pertumbuhan ekonomi. Tetapi di dalam deep ecology, kita meminta apakah
masyarakat saat ini memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti keamanan dan cinta dan
akses ke alam, dan, begitu berbuat, kita mempertanyakan asumsi dasar masyarakat kita.
Kita meminta masyarakat yang mana, pendidikan yang mana, yang bentuk agama mana,
adalah diuntungkan untuk semua hidup atas planet secara keseluruhan, dan kemudian kita
meminta lebih lanjut apa yang kita harus lakukan dalam rangka membuat perubahan
yang perlu itu. Kita adalah tidak terbatas pada suatu pendekatan ilmiah; kita mempunyai
suatu kewajiban untuk menyatakan secara lisan suatu total pandangan.

14

"Ada suatu intuisi dasar di dalam deep ecology dimana kitatidak mempunyai hak
untuk menghancurkan mahluk hidup lain tanpa alasan yang cukup. Norma yang lain
adalah, dengan kedewasaan, manusia akan mengalami duka cita dan kegembiraan
manakala hidup lain membentuk pengalaman duka cita. Tidak hanya kita akan merasakan
sedih manakala saudara kita atau seekor anjing atau seekor kucing merasakan sedih,
tetapi juga termasuk di didalamnya manakala lanskap dirusak. Di dalam peradaban kita,
kita mempunyai alat-alat perusak yang luas pada penjualan tetapi kedewasaan yang kecil
di dalam perasaan kita. Hanya sangat kecil perasaan ketertarikan kebanyakan manusia
sampai sekarang.
" Karena deep ecology, ada suatu inti demokrasi inti di biosphere... Di dalam deep
ecology, kita mempunyai tujuan yang tidak hanya dalam kesetabilan populasi manusia
tetapi juga menguranginya pada suatu keberlanjutan minimum tanpa revolusi

atau

diktator. Saya perlu berpikir kita harus mempunyai tidak lebih daripada 100 juta orang
jika kita mempunyai variasi kultur yang telah kita punyai ratusan tahun yang lalu. Sebab
kita memerlukan konservasi kultur manusia," sama halnya kita memerlukan konservasi
spesies binatang.

15

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 1991. Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Departemen Kehutanan. Jakarta.
Devall, B. 1985. Deep Ecology. Pererrine Smits Books. Salt Lake City.
Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.
Keraf, A.S. 2002. Etika Lingkungan Hidup. Penerbit Buku Kompas. Jakarta.
Telapak.
2007.
Tantangan Etis Pengelolaan Hutan Berbasis Komunitas.
http://www.telapak.org/index.php?option=com_content&task=section&id=5&Itemid=2
8 [14 Desember 2007].
Widada, Mulayati, Kobayashi. 2001. Sekilas Tentang Konservasi Sumber Daya Alam
dan Ekosistemnya. Biodiversity Conservation Project. Bogor

16