Pemikiran-Pemikiran DR.A.T.Mosher : Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah

Meneth Ginting: Pemikiran-Pemikiran DR.AT.Mosher : Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah , 1994

USU Repository©2006

Pemikiran – Pemikiran DR.A.T.Mosher :
Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah1)
Oleh :
Ir. Meneth Ginting, M.A.D.E.2)
***
Pemikiran - pemikiran Dr.A.T.Mosher yang dikemukakan dalam tulisan ini adalah
seperti apa yang dikemukakan dalam 3 buku beliau : (1) Getting Agricultural Moving
(GAM),1966 (2) Creating A Progressive Rural Structure (CAPRS),1969 dan (3) To
Create A Modern Agriculture (TCAMA),1971.
Refleksi adalah kembali kepada waktu penulis menjadi Bupati KDH Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Karo tahun 1985-1990 dan dengan pembangunan daerah
dimaksudkan dalam tulisan ini adalah pembangunan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat
II Karo ( akan disingkat sebagai Kabupaten Karo) dan adakalanya juga dimaksudkan
pembangunan daerah Propinsi Dati I Sumatera Utara.
Terlebih dahulu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
-- Ketua PSP-LP-IPB : Dr.Ir.Bungaran Saragih, M.Ec, atas undangan menjadi peserta
Diskusi Panel ( undangan lisan telah disampaikan awal tahun ini di Medan, seyogyanya

penulis menjadi peserta untuk Bagian I, namun - maaf - baru pada Bagian II ini dapat
penulis ikuti). Juga kepada panitia Diskusi Panel : staf PSP-LP-IPB yang memberikan
pelayanan yang baik.
-- The Agricultural Development Council, Inc. (ADC) yang dipimpin oleh
Dr.A.T.Mosher tahun 1970-an, atas bantuan yang telah banyak diberikan kepada penulis
( bantuan ini tentulah berkat rekomendasi dari staf ADC di Indonesia yaitu
:
Dr.W.L.COllier,- Dr.C.G.Swenson, Dr.A.M.Strout dan juga Mr.John Dueweel ) antara
lain : biaya studi Persatuan Peladang di Malaysia, beasiswa mengikuti kursus
'Quantitative Economic Analysis' di UNSYAH.' 'Total Immersion English Course' di
UNHAS, mengikuti Seminar 'Fresh Fruit & Vegetables Marketing in the Pacific' di
Bangkok dan Singapore dan juga 'Suplementary Award' biaya untuk keluarga
mendampingi penulis pada waktu studi Master di ANU Canberra.

***

------------------------------1)

2)


Makalah yang dipaparkan dalam Diskusi Panel tentang Peoikiran Arthur T.Mosher 20 Tabun
Kemudian ( Bagian II). Diselenggarakan oleh PSP-LPIPB tanggal 25 Augustus 1994 di IPB,
Bogor.

Staf Pengajar Fakultas Pertanian USU Medan, Mahasiswa Pascasarjana IPB, Bogor.

1

Meneth Ginting: Pemikiran-Pemikiran DR.AT.Mosher : Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah , 1994

USU Repository©2006

Nama Dr.A.T.Mosher telah penulis ketahui pada tahun 1969, sebab kepada kami
Ketua Tim Survey Intensifikasi Padi Sawah, Proyek Survey Agro Ekonomi Indonesia dari 5
propinsi ( Ketuanya dipusat Prof. Dr.Ir.Sayogyo ), telah dibagikan bukunya 'Getting
Agricultural Moving' 5 buku ( buku jilid 1,2,3 dan Selected Reading 1,2.), dan perkenalan
pertama terjadi tahun itu juga disatu desa binaan IPB di Sukabumi. Penulis sangat terkesan
waktu beliau menjelaskan bahwa sebelum menulis buku-bukunya: "...dan sebelum mengerti
pertanian" ( begitu beliau tambahkan) beliau terlebih dahulu menjadi 'petani kecil' praktek
langsung di pedesaan India beberapa tahun.

Dr. Mosher sangat produktip, dalam beberapa tahun saja misalnya antara tahun
1966-1971 telah dapat menerbitkan 3 buku yang disebutkan diatas dan dapat dikatakan
ketiga buku tersebut merupakan tautan kerangka pikiran yang berkesinambungan.
Kekaguman penulis terhadap Dr.Mosher adalah bahwa beliau begitu pintar meramu
hal-hal yang rumit mengenai pembangunan pertanian dan pembangunan pedesaan menjadi
'sepertinya' sederhana dan operasional. Juga penulis mempunyai kesan, bahwa beliau
menghargai petani dan keluarganya sebagai manusia bukan sebagai sekadar sesuatu seperti
sebagai 'faktor produksi' misalnya yang dianut orang yang penulis ketahui katanya 'ahli'.
Pemikiran A.T.Mosher adalah keterkaitan antara pembangunan pertanian dan
pembangunan pedesaan yang dituangkan dalam ketiga bukunya yang disebut diatas dan
dengan sub topik yang terbuka untuk dipertanyakan
-- GAM : Essential for development and modernization
-- CAPRS : To serve modern agriculture
-- TCAMA : Organization and Planning
Pertanyaan untuk itu adalah apakah betul/apakah tepat apa yang dikemukakan dalam buku
khususnya sub topik, berlaku, untuk lokasi dan waktu tertentu (?).
Ada beberapa pernyataan Dr.Mosher yang merupakan landasan pemikiran beliau:
1. Dalam buku GAM dikemukakan: "...buku ini membicarakan berbagai kebutuhan dari
masalah pada taraf awal pembangunan pertanian." (h.5) seterusnya disebutkan : " Pada taraf
awal pembangunan pertanian, program penataran yang diberikan secara teratur dan

berulang-ulang kepada para petugas dari semua lembaga yang berhubungan dengan
pertanian, dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang pembangunan secara efektif
sekali".( GAM h.5)
Dari ketiga buku tersebut, tidaklah jelas apa yang disebut taraf awal pembangunan
pertanian , akan tetapi penulis berpendapat taraf awal itu tidak lagi diwakili oleh Kabupaten
Karo yang sebahagian produksi pertaniannya adalah untuk expor ( sayur mayur) dan
petaninya telah dikenal sangat 'economic minded', telah mempunyai 'ketersediaan untuk
maju' ( D.H.Penny, 1969 ) yang menurut Dr.Mosher merupakan salah satu faktor penting
dalam penentuan prioritas tempat untuk Struktur Pedesaan Progresif (CAPRS ha1.57).
Catatan : Apabila taraf awal itu adalah ukuran "kenaikan jumlah (volume) fisik hasil
pertanian" seperti yang dikemukakan dalam makalah Prof Sajogyo ( dari Bagan-5) maka
memang dapatlah dikatakan secara umum bahwa Kabupaten Karo sudah lain tingkatan
tarafnya.
Hal inilah yang memulai keraguan penulis waktu mulai menjabat Bupati KDH Tkt
II Karo ( September 1985 ) terhadap pemikiran Dr.Mosher ditambah lagi dua kejadian
penting dalam taraf awal penugasan tersebut

2
Meneth Ginting: Pemikiran-Pemikiran DR.AT.Mosher : Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah , 1994


USU Repository©2006

yaitu (1) tidak ada penjelasan awal bagaimana menjadi Bupati itu ( lihat penjelasan dalam:
Meneth Ginting, 1991) dan (2) waktu pertama dipanggil Gubernur SU bersama-sama tokoh
agama dan tokoh masayarakat lainnya ke Gubernuran Medan, yang ditekankan oleh
Gubernur SU adalah bahwa yang terpenting adalah bagaimana membina umat supaya giat,
rukun dan 'bersatu padu' dalam pembangunan dan : "...gerakkanlah masyarakat untuk
mampu dan mau bertindak, berbuat memperbaiki kehidupan secara bergotong royong".
Amanat dari Gubernur SU ( Mayjen Kaharuddin Nasution) tersebut pada dasarnya adalah
sama dengan apa yang dikemukakan Prof.Dr.R.Margono Slamet (1992) sebagai hakekat dari
Penyuluhan Pembangunan: bagaimana supaya rakyat mau bertidak kearah perbaikan
kehidupan.
Berdasarkan pengalaman ini, penulis dapat menghargai kritik Niels Roling ((1988)
terhadap pemikiran Dr. Mosher yang tidak memasukkan penyuluhan sebagai faktor pokok
pembangunan pertanian. (Catatan : Niels Roling menggunakan istilah 'fasilitator' untuk
istilah 'accelerator' dari Dr.Mosher yang sebenarnya mempunyai arti yang berbeda - pen).
Apabila
pernyataan Dr.Mosher bahwa pembangunan pertanian dapat terjadi, biarpun salah satu dari
faktor - faktor pelancar tidak ada ( GAM hal.121), dapat mengundang pertanyaan :
Pembangunan Pertanian yang bagaimana ?

Dari pengalaman di Kabupaten Karo, maka pengenalan faktor pokok dan pelancar
pembangunan pertanian adalah relevan dalam pembangunan daerah dan dapat sebagai
'simpul pengikat' dalam kordinasi pogram dari dinas dan jawatan yang cenderung sektorial.
Dan juga adalah relevan pendapat Dr.Mosher mengenai program 'in service training' bagi
para petugas dari semua lembaga yang berhubungan dengan pertanian, dapat meningkatakan
pemahaman mereka tentang pertanian secara effektip. Hal ini berarti bukan hanya diperlukan
pada taraf awal pembangunan pertanian saja, juga taraf selanjutnya.
2. Dalam buku CARS Dr.Mosher mengemukakan : "...uraian didalam buku ini yang bersifat
singkat dan bersifat umum tentang Struktur pedesaan Progresif serta cara penciptaannya
mungkin belum memuaskan karena memang masalah-masalah yang terkandung didalamnya
adalah masalah cukup rumit" (h.vi)
Hal ini memang benar sebab berdasarkan pernyatan masyarakat desa, desa maju
yang menjadi Idaman & Harapan masarakat desa Kabupaten Karo _adalah bukan saja
melayani pertanian modern tetapi melayani hal yang lebih kompleks. Idaman & Harapan
masyarakat desa di Kabupaten Karo adalah (1) Pertumbuhan ekonomi yang pesat (2)
pembangunan sosual budaya yang maju dan (3) peningkatan kesejahteran. Idaman &
Harapan para pejabat Kabupaten Karo mengenai pembangunan desa adalah keseimbangan
atara mantapnya (1) tata sosial (2) tata fisik dan (3) tata administrasi desa diuraikan lebih luas
dalam : Meneth Ginting,1990).
Syarat pokok dan pelancar GAM berdasar Idaman & Harapan masyarakat desa

ditampung kedalam tiga Idaman & Harapan masyarakat desa Kabupaten Karo sedangkan
berdasar Idaman & Harapan pejabat ditampung hanya sebahagian dalam tata fisik dan tata
sosial. Apa yang dikemukakan sebagai menciptakan Struktur Pedesaan oleh Dr.Mosher yang
dapat menyediakan saluran, bahan dan informasi dapat tersalur dengan mudah antara
masing-masing usaha tani dengan seluruh masyarakat disekitarnya, tercermin dalam
Hambatan Dasar menurut masyarakat desa (ada 13 Hambatan Dasar menurut masyarakat
desa) dan Saran masyarakat desa mengenai: perkembangan ekonomi, jalinan sosial dan
kesejahteraan bersama.
3. Dr.Mosher dalam buku TCAMA mengemukakan bahwa :.... "Organisasi dan perencanaan
hendaklah diperhitungkan secara bersamaan oleh karena issu yang terlibat didalamnya
sangat berhubungan : organisasi

3
Meneth Ginting: Pemikiran-Pemikiran DR.AT.Mosher : Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah , 1994

USU Repository©2006

kegiatan masyarakat adalah bagian dari apa yang perlu direncanakan dan perencanaan yang
baik sebahagian tergantung kepada organisasi yang tepat baik bagi perencanaan itu sendiri
dan untuk implementasi perencanaan." (hal.xiii). Disebutkan pula bahwa perlu menetapkan

objektip dari pembangunan pertanian, sebab jarang menurut Dr.Mosher kita menetapkan
nantinya ( dapat dikatakan Idaman & Harapan - pen ) apa yang ingin kita capai dan untuk itu
beliau mengajukan menciptakan pertanian modern yang sangat perlu disongsong dengan
pengorganisasian dan perencanaan.
Pembangunan pertanian yang diartikan banyak oleh pelaksana pembanguan dari
jawatan dan dinas di Kabupaten Karo ( pada tahun 1985-an) adalah keberhasilan peningkatan
produksi komoditi tertentu ( berarti taraf awal pembangunan pertanian) dengan pendekatan
sektoral, sedangkan para petaninya telah dalam taraf lanjutan ( lihat Bagan-5 makalah
Prof.Sayogyo). Jelaslah situasi seperti ini memerlukan organisasi yang tepat bagi
perencanaan itu sendiri dan implementasinya seperti yang dikemukakan Dr.Mosher.
Namun kordinasi dan pengorganisasian pada zaman 1985-1990 bukanlah hal yang
mudah sebab salah satu contoh saja proyek peternakan yang dibina Kakanwil di Kabupaten
Karo, tidak terkait dengan perencanaan di Kabupaten. Memang sebelum tahun 1990, ada
istilah diantara para Bupati KDH: 'terlibat belakangan' yaitu kalau ada persoalan ( biasanya
persoalan tanah) barulah Bupati dilibatkan : 'terlibat belakangan'.
Perencanaan dan Organisasi kegiatan masyarakat cukup mantap untuk Bimas
dengan komodoti yang jelas untuk itu yaitu padi, tetapi tidaklah demikian halnya untuk
komoditi lainnya, sedangkan kesedian untuk menyesuaikan Struktur Pedesaan Progresif lebih
tinggi pada petani bukan pengusaha padi.
Mengenai pengorganisasian dan perencanaan di Kabupaten yang dianjurkan

Dr.Mosher cukup relevan di Kabupaten Karo. Adalah menjadi kenyataan bahwa Repelita
yang diperbuat oleh Bappeda TKt II tidak memasyarakat ( dan juga tidak dimengerti
sehingga terabaikan sebagai pedoman dalam penyusunan RAPBD). Pengorganisasian
perencanaan dalam taraf pertama awal tahun 1986 adalah pengenalan metoda baru
pelaksanaan Musyawarah Mufakat Pembanguan (MMP) dalam banyak tingkatan ( Pejabat
teras, Jawatan dan Dinas, Kecamatan dan di-40 desa dari 278 desa ). Metoda MMP ini
menetapkan (1) apa : Idaman & Harapan (2) apa Hambatan mencapai idaman (3) apa Usul
menaggulangi Hambatan Dasar untuk mencapai Idaman & Harapan (4) apa Taktik untuk itu
(5) Bagaimana Implementasi : Siapa mengerjakan Apa apa, dengan cara Bagaimana ?
Adapan cakupan waktu untuk metode MMP ini adalah 4-5 tahun ( bukan 15 tahun seperti
usul Dr.Mosher). Pertanyaan terhadap pemikiran Dr.Mosher: apakah memang cocok 15
tahun ?
Ada 2 contoh pengalaman dalam kordinasi di Kabupaten Karo dengan perencanaan
yang teroganisir yang berhasil. -- Pertama, pengalaman untuk menghilangkan tunggakan
kredit Bimas ( yang ternyata penunggaknya banyak oknum pegawai pemerintah).
Pemecahannya adalah dengan strategi membuat para penunggak Kredit Gimas ( yang
sebenarnya tidak punya alasan yang kuat untuk menunggak) tidak tenteram. Caranya: dalam
penyuluhan dan kampanye pembayaran tunggakan, mobil yang digunakan panitia adalah
mobil penjara. Hasilnya, pada periode 1986-1990 di Sumatera Utara, Kabupaten Karo
terkenal tidak ada tunggakan kredit Bimas.

- Kedua, adalah pengalaman pembinaan koperasi sbb: Penulis selaku Bupati KDH sangat
terkejut mengetahui dalam awal tugas bahwa yang mengerti Koperasi di Kabupaten adalah
(sangat) terbatas. Untuk itu ditugaskan kepada Camat untuk melaporkan perkembangan
koperasi didaerahnya setiap 2 bulan dalam rapat kordinasi ( beberapa ) Jawatan dan Dinas
yang terkait

4
Meneth Ginting: Pemikiran-Pemikiran DR.AT.Mosher : Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah , 1994

USU Repository©2006

dan setelah membahasnya, bersama - sama atau secara terpisah (kalau diminta) melaporkan
kepada Bupati. Hasilnya menakjubkan, dalam penilaian koperasi mandiri yang pertama
kalinya, dari 3 (tiga) koperasi mandiri di Sumatera Utara 2 (dua) adalah di Kabupaten Karo.
(Catatan : Kiranya tidak mengherankan Bupatinya menerima Satya Lencana Pembanguan
berdasar Kepres RI N0.045/TK/90 (6/7/90) yang disematkan langsung oleh Presiden RI pada
upacara Pertasi Kecanana di Tasikmalaya tahun 1990).
***
Apakah pertanian moderen itu ?
Pengertian pertanian moderen oleh Dr.Mosher berkembang secara berurutun dalam

3 buku yang disebut diatas dengan benang merah: terlaksananya perobahan yang terus
menerus.
Dalam buku GAM pengertian pertanian moderen belumlah dijelaskan hanyalah
disebutkan 'pertanian yang progresif selalu berobah' dan dikemukakn pula : " Kita sering
mendengar Kita harus mengganti pola pertanian yang primitif sekarang dengan pertanian
moderen. Seringkali sikap ini memberikan kesan seolah-olah ada semacam pertanian modern
yang apabila sekali telah dilaksanakan maka akan bereslah segala - galanya. Ini tidak benar.
Pertanian progresif selalu berobah. Selalu ada bagian yang menjadi usang. Setiap langkah
maju memungkinkan langkah maju lainnya " (GAM, h.24)
Dalam buku CARS (h.xv-xvi), dikemukakan bahwa pertanian moderen adalah
sesuatu dimana (1) teknologi dan effisier,si usahataninya terus -menerus diperbaiki (2) hasil
bumi yang diproduser terus - menerus berobah sesuai dengan adanya perobahan permintaan
konsumen dan perobahan biaya produksi yang disebabkan oleh adanya perobahan dalam
teknologi dan (3) perbandingan antara penggunaan tanah, tenaga kerja dan modal pada
usahatani terus berobah - obah sesuai dengan adanya perobahan penduduk, perobahan dalam
alternatip kesempatan kerja dan perobahan dalam teknologi usahatani.
Pemantapan pengertian ada dalam buku TCAMA (h.xiv) yang menyebutkan bahwa
pertanian moderen itu adalah (1) perbaikan terus menerus teknologi dan efisiensi usahatani
(2) ragam dari komoditi yang diproduksikan dalam usahatani terus berobah (paling sedikit
proporsi antar sesamanya) sebagai respon terhadap perobahan permintaan pasar dan ongkos
produksi (3) kualitas lahan pertanian, keterampilan tenaga kerja yang kompeten dan bentuk
maupun kualitas dari peralatan modal yang dipergunakan dalam usaha tani secara terus
menerus diperbaiki (4) proporsi sumbangan lahan tanah, tenaga kerja dan modal dalam
usahatani tetap berobah sebagai respon terhadap perobahan reit pertambahan penduduk,
perobahan dalam alternatip kesempatan kerja dan perobahan teknologi pertanian yang
tergambar dari perobahan harga - harga relatip dari faktor - faktor produksi (5) pertanian
moderen adalah pertanian yang dilayanai oleh lembaga swasta/privat dan pemerintah/publik
yang secara terus menerus menyesuaikan diri dalam pelayanan melaksanakan fungsi - fungsi
baru dengan cara - cara baru.
Ciri - ciri pertanian yang dikemukakan dalam TCAMA adalah pertanian moderen
yang sangat dinamis, lentur/fleksibel dan selalu bertambah produktip.
Apa yang dapat ditangkap dari perkembangan pemikiran ini adalah perlunya
ditetapkan Idaman & Harapan pertanian moderen untuk daerah tertentu, pertanian moderen
dengan 'state of the art' tetentu yang

5
Meneth Ginting: Pemikiran-Pemikiran DR.AT.Mosher : Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah , 1994

USU Repository©2006

segera akan berobah pada waktu itu ( yaitu apakah : 5 tahun, 15 tahun atau 25 tahun y.a.d!),
bukan target tetapi gambaran keadaan: Idaman & Harapan. Ini yang belum diungkapkan
dalam perencanaan sebab metodenya selama ini adalah adalah dengan perhitungan tertentu
ditetapkan target, bukan terlebih dahulu menetapkan Idaman & Harapan yang mungkin dapat
dicapai.

6
Meneth Ginting: Pemikiran-Pemikiran DR.AT.Mosher : Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah , 1994

USU Repository©2006

Pengaruh pandangan - pandangan Mosher terhadap pemikiran dikalangan
pemerintah di Sumatera Utara dapat dijelaskan dengan pengalaman berikut :
1. Di Sumatera Utara tahun 1969 ada Kursus Singkat Pembangunan Pertanian untuk para
pejabat Musyawarah Pimpinan Daerah ( Muspida). Pemikiran Dr.Mosher adalah merupakan
salah satu kurikulum inti kursus tersebut. Para pengajarnya adalah dari Dinas Pertanian
Rakyat dan Fakultas Pertaian USU yang sedang hangat-hangatnya mendalami pemikiran
Dr.Mosher pada waktu itu. Setelah selesai Kursus tersebut, Bupati KDH Tingkat II Asahan (
Abdul Manan S) meminta kepada penulis ( yang bertepatan menjadi dosen kursus tersebut),
menjadi penasehat pembangunan Kabupaten Asahan ( kemudian penulis tidak sendirian
banyak dosen USU yang terlibat sehingga Rektor USU menugaskan penulis selaku
kordinator kegiatan proyek pengabdian pada masyarakat dari USU ke Asahan ). Yang
pertama diciptakan adalah BAKIPDA ( Badan Koordinasi Pebangunan Daerah Kabupaten
Asahan ) -- pada waktu itu belum ada BAPPEDA dengan tugas membuat SPDA ( Strategi
Pembangunan Daerah Kabupaten Asahan) dan penentuan desa yang disebut desa bimbingan
dan desa binaan. Didesa bimbingan dan desa binaan ini dilaksanakan identifikasi faktor
pokok dan faktor pelancar yang perlu dibangun (Jelas - jelas menggunakan kerangka
pemikiran Dr.Mosher). Kabupaten Asahan -- kemudian -- adalah Kabupaten yang pertama
di Sumatera Utara yang menerima penghargaan Samkarya Nugraha…… dan -- kemudian -Bupatinya ditunjuk menjadi Sekwida Tkt I Sumatera Utara.
2. Pada waktu Repelita I, belum ada buku Repelita di Kabupaten Karo. Atas permintaan
Bupati Karo, tahun 1973 para cendekiawan putra daerah Karo mempersiapkan buku 'Pola
Pembangunan Maju Kabupaten Karo ' Buku inilah yang sarat dengan pemikiran-pemikiran
Dr. Mosher) yang digandakan tahun 1974 menjadi pegangan pejabat pemnrintah daerah dan
merupakan cikal bakal Repelita II Kabupaten Karo. Saratnya pemikiran Dr.Mosher dalam
buku ini tidak lain adalah oleh karena karena penulisnya sebahagian adalah dari Departemen
Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian USU Medan.
3. Pada awal tahun 1970-an atas prakarsa Gubernur SU, ada 6 orang (dari USU dan IKIP
Medan ) menjadi penasehat Badan Kordinasi Pembanguan Daerah ( BAKOFDA), salah
seorang penasehat ini ( Prof.Dr.S.Hadibroto ) kemudian menjadi Ketua BAPPEDA Tkt I dan
yang lainnya menjadi penasehat. Para penasehat ini ( penulis salah seorang diantaranya)
sering menjadi 'ghost writer' pidato Gubernur SU dan pemikiran Dr.Mosher sering masuk
menjadi materi pidato Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara. Para penasehat BAPPEDA
Tkt I SU inilah orang-orang yang kemudian juga menjadi penulis dari Repelita II dan juga
Repelita III Sumatera Utara.
4. Di Sumatera Utara, tahun 1986, untuk pengisian delapan (8) sukses nasional, Gubernur
KDH Tingkat I Sumatera Utara menginstruksikan agar setiap daerah Tingkat II di Sumatera
Utara mempunyai empat (4) upaya daerah yang merupakan prioritas pembagunan
didaerahnya. Dalam hal ini penetapan 4 upaya tersebut adalah berdasarkan potensi daerah
(paling sedikit di Kabupaten Karo dipengaruhi juga oleh pemikiran Dr.Mosher) memilih 4
upaya: pembangunan desa, pertanian, pariwisata dan pelestraian lingkungan hidup.
5. Namun ada satu pengalaman yang yang tidak perlu terulang juga terkait dengan penerapan
pemikiran Dr.Mosher. Ceriteranya adalah sbb: Dalam melihat daerah tingkat I sebagai
'distrik' dalam kaitannya dengan 'lokalita' maka Kabupaten tidak perlu berdiri sendiri.
Pertanian sayur expor Kabupaten Karo yang mempunyai potensi perluasan ke Kabupaten
tetangga

7
Meneth Ginting: Pemikiran-Pemikiran DR.AT.Mosher : Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah , 1994

USU Repository©2006

(Dairi, Simalungun, Tapanuli Utara dan Kabupaten Aceh Tenggara). Untuk itu pasar expor
perlu dicapai dengan jalan yang lebih lancar dan dapat dilalui mobil dengan peti kemas
(jalan ke Kabupaten Karo dari Medan adalah jalan berliku yang tidak dapat menampung truk
dengan isi peti kemas). Untuk itu dengan landasan kerangka pemikiran Mosher diajukan
pentingnya dan kemungkinan pembukaan jalan Karo - Langkat kapada Gubernur SU. Beliau
memahami dan diaturlah pengerahan tenaga taruna AMN melalui 'Latsitarda' bekerja-sama,
gotong-royong dengan masyarakat dan tembuslah jalan tersebut secara darurat. Namun
sebelum keadaan jalan ditingkatkan, Gubernur SU berganti, Bupati ( Karo dan Langkat )
berganti maka kerangka pikiran yang telah mantap dulunya: buyar, jalan Karo - Langkat
yang diharapkan dapat menjadikan Karo menjadi distrik yang akan akan menjadi penunjang
dalam penelitian, penyuluhan dan penyediaan sarana pruduksi ( 3 dari 5 kegiatan penunjang :
CARS ) dengan sekala yang lebih besar tidak menjadi kenyataan ( Lebih tepat : Belum
menjadi kenyataan ! )

***

Dari pengalaman masa lalu sebagaimana yang telah diuraikan terdahulu, apabila ada
pertanyaan (salah satu pertanyaan yang diajukan Panitia Diskusi Panel kepada Panelist) :
Apakah pandangan - pandangan A.T.Mosher mengenai pengembangan pertanian masih
relevan untuk strategi pertanian di Indonesia di era PJP II ? Maka jawabnya adalah : masih
relevan.
1. Apabila perobahan yang akan dilaksanakan adalah dengan strategi peningkatan
pendapatan petani maka di tingkat daerah diperlukan kordinasi yang lebih luas sebab petani
akan memerlukan informasi yang lebih luas bukan saja dari panitia (seperti organisasi Bimas
) sebagai wakil pemerintah tetapi selain informasi dari pemerintah, juga dari wakil rakyat,
usahawan dan teknokrat. Semenjak zamannya Gubernur E.W.P. Tambunan keempatnya telah
diperkenalkan di Sumatera Utara sebagai '4 krat' yaitu: birokrat, demokrat, plutokrat dan
teknok-rat. Keempat 'krat' ini perlu pemahaman yang sama tentang pembangunan pertanian
dan dengan demikian memerlukan apa yang dinamakan Dr.Mosher dengan 'in service
training' bagi semua fihak.
2. Dalam hal pembangunan desa, apabila pembangunan desa akan menjadi lebih penting
dalam PJP II ( dan hal ini patut dan perlu! ) maka pembanguan dari desa yang tertinggal,
disarankan bukan berdasarkan unit analisa dan unit pembangunan berdasar kepada desa yang
secara administratip telah ada, tetapi hendaklah berdasar kepada penentuan baru kesatuan
'lokalita' yang memang memerlukan pelayanan yang sama.
***
Ada satu hal yang dikemukakan Dr.Mosher yang mempengruhi penulis yang sangat
berguna dalam tugas menjadi Bupati yaitu perlunya selalu uraian ringkas dan bersifat umum
yaitu bagian dari pernyataan beliau :
"...uraian yang singkat dan bersifat umum tentang satu masalah, dan tenatng arah yang harus
ditempuh dalam usaha untuk mencari cara - cara pemecahannya, dapat mempunyai manfaat manfaat tertentu yang tidak dapat diperoleh dengan jalan melakukan pembahasan pembahasan yang lebih bersifat akademis dan teknis".( terjemahan CARS hal.3 ).
8
Meneth Ginting: Pemikiran-Pemikiran DR.AT.Mosher : Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah , 1994

USU Repository©2006

Akan tetapi -- terus terang -- pengaruh yang berguna dari Dr.Mosher tersebut
kiranya tidak lagi berlaku bagi penulis selaku mahasiswa sekarang ini, dan malah hampir
saja menjadi kendala dalam mempersiapkan tulisan ini. Ya...yang kekal ( ternyata sering kita
nikmati ) adalah : perobahan !

--PUSTAKA
Anonymous, 1974 . Pola Dasar Pembanguan Maju Kabupaten Karo, Badan Konsultasi
Pembanguan, Medan.
Ginting, Meneth., 1988 . Ada apa di Tanah Karo, Universitas Sumatera Utara Press (USU
Press) , Medan.
----------------, 1990 . Idaman & Harapan Masyarakat Desa Kabupaten Karo, USU Press,
Medan.
----------------, 1991 . Penanggulangan Kemiskinan : Re - fleksi Pengalaman di Kabupaten
Karo, dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional ( Semiloka Nasional)
Penanggulangan Kemiskinan oleh Lala M. Kolopaking & Mimin Aminah ( Editor),
Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.
Mosher, A.T., 1966 . Getting Agricultural Moving, Essential for Development and
Modernization, Fredrick A Praeger Publisher, New York, Washington, London.
-------------, 1969 . Creating A Progressive Rural Structure, to serve a Modern Agriculture.,
The Agricultural Development Council, Inc, New York,N.Y.10020. ( Saduran
kedalam Bahasa Indonesia oleh Ir.Rochim Wirjomidjoyo dan Dr.Ir.Sudjanadi, CV
Yasaguna, Jakarta, 1986)
-------------, 1971 . To Create A Modern Agriculture, Organization and Planning.,The
Agricultural Development Council,Inc, New York, N.Y.10020.
Pemda Tkt II Kabupaten Asahan, 1973 . Strategi Pembanguan Daerah Kabupaten Asahan
(SPDA), Kisaran
Pemda Tkt II Kabupaten Karo, 1986 . Evaluasi Pelaksanaan Tugas Bupati Kepala Daerah
Tingkat II Karo, Kabanjahe.
Sayogyo, Prof.Dr., 1994 . Pemikiran Arthur T.Mosher Dua Puluh Tahun Kemudian, Pusat
Studi Pembangunan, IPB,Bogor.
Slamet, Margono, Prof.Dr.R., 1992 . Perspektif Ilmu Penyuluhan Pembangunan
Menyongsong Era Tinggal Landas, dalam : Aida Vitalaya Sjafri Hubeis dkk (ed)
Penyuluhan Pembangunan di Indonesia Menyongsong abad XXI, P.T. Pustaka
Pembangunan Swadaya Nusantara, Jakarta.
9
Meneth Ginting: Pemikiran-Pemikiran DR.AT.Mosher : Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah , 1994

USU Repository©2006