Dinamika Undang-Undang Dasar
1945
1. Masa Awal Kemerdekaan 1945-1949
Pada masa awal kemerdekaan UUD 1945 belum dapat dijalankan sebagaimana yang diatur mengingat kondisi lembaga negara yang masih
belum tertata dengan baik. Faktor lainnya adalah UUD 1945 masih sangat sederhana karena dibuat dalam waktu yang sangat singkat kurang lebih
49 hari oleh BPUPKI pada 29 Mei-16 Juli 1945 dan PPKI tanggal 18 Agustus 1945 Manan,2000:3. Hal ini di perkuat dengan pernyataan ketua panitia
perancang UUD 1945, Soekarno yang mengutarakan:
“UUD 1945 yang dibuat sekarang ini adalah UUD sementara. Kalau boleh saya memakai perkataan: ini adalah UUD kilat. Nanti kalau kita telah
bernegara didalam suasana lebih tentram, kita tentu mengumpulkan kembali MPR yng dapat membuat UUD yang lebih lengkap dan lebih
sempurna” Manan,2000:3.
Setelah disahkan PPKI, lembaga negara yang dapat dibentuk hanyalah presiden dan wapres. Secara yuridis hal itu dapat dilihat pada pasal III
aturan peralihan UUD 1945 yang menentukan , bahwa untuk pertama kalinya presiden dan wapres dipilih oleh PPKI. Sementara itu, lembaga
tinggi negara yang lain belum dapat diwujudkan. Bahkan sebelum MPR, DPR, DPA di bentuk berdasarkan UUD ini, segala kekuasaan dijalankan
oleh Presiden dengan bantuan Komite Nasional. Hal itu diatur dalam ketentuan pasal IV aturan peralihan UUD 1945.
Perubahan system pemerintahan Presiden ke Parlemen dan ketatanegaraan Fungsi dan Kedudukan Lembaga Negara dalam negara
Indonesia pada masa ini sedikit banyak mewarnai pelaksanaan dari UUD 1945 tetapi tidak mengalami perubahan secara tekstual, diantaranya:
Dalam sidang KNIP tanggal 16 Oktober 1945 di Malang, Drs. Moh Hatta mengeluarkan maklumat no. X yang berisikan wewenang kepada KNIP
untuk turut membuat Undang-Undang dan menetapkan GBHN. Denagn kata lain seperti memegang sebagian kekuasaan MPR, disamping
kekuasaan DPA dan DPR Shoepiyadi,2004:51
Keluarnya maklumat pemerintah tanggal 3 november 1945 tentang keinginan untuk membentuk partai-partai politik dan tanggal 14
November 1945 tentang pembentikan cabinet parlementer pertama dibawah pampinan Perdana Menteri Sutan Syahrir dan menteri-menteri
bertanggung jawab pada KNIP sebagai pengganti DPRMPR.
Dalam perkembangan ketatanegaraan selanjutnya sejak tanggal 27 Desember 1949, berdasarkan hasil konferensi meja bundar di Den Haag
Belanda, Indonesia berubah menjadi Negara bagian Indonesia Serikat yaitu negara konfederasi Belanda dibawah pimpinan Raru Belanda.
Kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia dengan konstitusi RIS. Kemudian memecah-mecah di wilayah Indonesia yang
berpusat di Yogyakarta.
2. Periode 1950-1959 UUDS 1950