Alat bukti keterangan saksi.

183 KUHAP, dalam hukum acara pidana korupsi telah diperluas sedemikian rupa, yang penerapannya telah memberi peluang yang amat besar pada subyektifitas hakim. Memasukkan ketentuan perluasan alat bukti untuk membentuk alat bukti petunjuk dalam pasal 26A dapatlah dimaklumi berdasarkan pertimbangan , yaitu: 1 Bahwa tindak pidana korupsi di Indonesia sudah digolongkan pada tindak pidana yang luar biasa. Kriteria kejahatan luar biasa adalah meluas dan sukar pemberantasannya, persis korupsi di Indonesia. Oleh karena itu, harus dihadapi dengan upaya yang luar biasa pula. Perluasan bahan untuk membentuk alat bukti petunjuk ini adalah salah satu upaya yang luar biasa tersebut. 2 Pembuktian kasus tindak pidana korupsi tergolong sukar, berhubung dilakukan secara sistematis, terencana oleh oknum yang berpendidikan terutama birokrat dan pengusaha yang amat kuat secara politis dan ekonomi, yang dapat mempengaruhi jalannya proses peradilan. Untuk mengatasi kesulitan itu, selain dengan sistem beban pembuktian terbalik. Juga dengan upaya memperluas bahan untuk membentuk alat bukti petunjuk 65 Sesuai gradasinya, alat-alat bukti sebagaimana ketentuan Pasal 184 ayat 1 KUHAP, sebagai berikut: .

1. Alat bukti keterangan saksi.

Saksi ialah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari 65 Ibid., halaman 109. Universitas Sumatera Utara pengetahuannya itu Pasal 1 angka 26. Sedangkan keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya Pasal 1 angka 27. Dari batasan UU tentang saksi dan keterangan saksi tersebut dapatlah ditarik 3 kesimpulan, yakni: a. Bahwa tujuan saksi memberikan keterangan ialah untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan. Ketentuan ini juga mengandung pengertian saksi diperlukan dan memberikan keterangannya dalam 2 tingkat yakni tingkat penyidikan dan ditingkat penuntutan di sidang pengadilan. b. Bahwa isi apa yang diterangkan, adalah segala sesuatu yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. Keterangan mengenai segala sesuatu yang sumbernya diluar sumber tadi, tidaklah mempunyai nilai atau kekuatan pembuktian dengan menggunakan alat bukti keterangan saksi. c. Bahwa keterangan saksi haruslah disertai alasan dari sebab apa ia mengetahui tentang sesuatu yang ia terangkan. Artinya, isi keterangan baru berharga dan bernilai pembuktian apabila setelah memberikan keterangan ia kemudian menerangkan tentang sebab-sebab dari pengetahuannya tersebut. Hal ini pun merupakan prinsip umum alat bukti keterangan saksi dalam hal pembuktian 66 Syarat keterangan saksi agar keterangannya itu menjadi sah dan berharga, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan hakim dalam hal membentuk keyakinannya, dapat terletak pada beberapa hal seperti hal kualitas . 66 Ibid., halaman 38. Universitas Sumatera Utara pribadi saksi, hal apa yang diterangkan saksi, hal sebab apa saksi mengetahui tentang sesuatu yang ia terangkan, syarat sumpah atau janji, dan syarat mengenai adanya hubungan antara isi keterangan saksi dan isi keterangan saksi lain atau isi alat bukti lain. Syarat-syarat ini merupakan keterangan saksi yang diberikan di muka sidang pengadilan, bukan saat memberikan keterangan pada tahap penyidikan. Keterangan saksi sebagai alat bukti yang sah juga terletak pada keterangan tersebut diberikan di muka persidangan. Namun, bagi penyidik syarat-syarat mengenai beberapa hal tersebut di atas, terutama syarat yang relevan, misalnya syarat mengenai kualitas pribadi saksi haruslah diperhatikan, agar menetapkan seorang saksi dan pekerjaan memberkasnya dalam berkas perkara pidana tidak menjadi sia-sia kelak di sidang pengadilan 67 67 Ibid., halaman 40. . Apabila seseorang dipanggil menjadi saksi tetapi menolaktidak mau hadir di depan persidangan, saksi tersebut supaya dihadapkan di persidangan pasal 159 ayat2 KUHAP. Dengan demikian, asasnya setiap orang yang mendengar, melihat atau mengalami sendiri suatu peristiwa yang didengar sebagai saksi pasal 1 angka 26, tetapi dalam hal eksepsional sifatnya seseorang tidak dapat didengar keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi. Hal ini ditegaskan Pasal 168 KUHAP yang berbunyi “ kecuali ketentuan lain dalam Undang-Undang ini, tidak dapat didengar keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi : Universitas Sumatera Utara 1 Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus keatas atau ke bawah sampai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa; 2 Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan anak- anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga; 3 Suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai terdakwa. Orang-orang yang berkualitas disebutkan dalam Pasal 168 itulah yang tidak diperbolehkan menjadi saksi dan memberikan keterangannya di atas sumpah. Ada perkecualian dari orang yang tidak boleh didengar keterangannya dalam sidang sebagaimana ditentukan dalam pasal 168 tersebut, sebagaimana ditentukan dalam pasal 169. Menurut pasal 169, orang-orang yang berkualitas dalam hubungan kekeluargaan sebagaimana disebutkan pasal 168 dapat memberikan keterangannya apabila mereka yang berkedudukan dalam hubungan keluarga itu menghendaki untuk memberikan keterangan yang mana jaksa penuntut umum dan terdakwa secara tegas menyetujuinya. Biasanya dalam praktik saksi yang demikian diajukan oleh penasihat hukum, Kemudian hakim akan menanyakan relevansinya dengan pokok perkara yang sedang diperiksa. Apabila menurut pertimbangan hakim cukup alasannya untuk dapat didengar keterangannya, maka hakim meminta kepastian kepada jaksa penuntut umum dan terdakwa apakah mereka menyetujuinya. Keterangan saksi keluarga ini harus tidak di atas sumpah. Karena tidak di atas sumpah maka keterangan demikian nilai pembuktiannya sepenuhnya bergantung kepada Universitas Sumatera Utara pertimbangan hakim. Artinya, hakim boleh menggunakannya dan boleh juga tidak 68 Apabila keterangan seorang saksi tanpa sumpah meskipun sesuai satu sama lain bukanlah merupakan alat bukti. Akan tetapi, jikalau keterangan tersebut selaras dengan saksi atas sumpah, keterangannya dapat dipergunakan sebagai alat bukti sah yang lain Pasal 185 ayat 7 KUHAP. Selain itu, berdasarkan ketentuan pasal 171, anak yang umurnya belum cukup lima belas tahun dan belum pernah kawin dan orang sakit ingatan atau sakit jiwa meskipun kadang-kadang ingatannya balik kembali diperiksa untuk memberi keterangan tanpa sumpah. Sebab adanya pengecualian ini disebutkan bahwa “mengingat anak yang belum berumur lima belas tahun, demikian juga orang yang sakit ingatan, sakit jiwa, sakit gila meskipun kadang-kadang saja, yang dalam ilmu penyakit jiwa disebut . Selanjutnya, dalam praktik bahwa nilai pembuktian harus memenuhi syarat formal dan syarat materil yang mana syarat formalnya adalah bahwa keterangan saksi harus terlebih dahulu dengan mengucapkan sumpah atau mengucapkan janji a solemn affirmation menurut cara agamanya masing-masing bahwa ia akan memberi keterangan sebenarnya dan tidak lain daripada yang sebenarnya Pasal 160 ayat 3 KUHAP. Akan tetapi, berdasarkan ketentuan pasal 160 ayat 4 sumpah atau janji dapat dilakukan setelah saksi atau ahli selesai memberi keterangan apabila dianggap perlu demikian oleh pengadilan. Pada asasnya, lafaz janji saksi adalah “ saya bersumpahberjanji akan memberikan keterangan yang sebenarnya tidak lain daripada yang sebenarnya”. 68 Ibid., halaman 42. Universitas Sumatera Utara psychopaat, mereka ini tidak dapat dipertanggungjawabkan secara sempurna dalam hukum pidana maka mereka tidak dapat diambil sumpah atau janji dalam memberikan keterangan, karena itu keterangan mereka hanya dipakai sebagai petunjuk saja” 69 a Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan saksi yang lain. . Syarat materilnya adalah menurut pasal 185 ayat 6, dikatakan dalam menilai keterangan saksi, hakim harus sungguh-sungguh memperhatikan beberapa hal, yakni : b Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain. c Alasan yang mengkin dipergunakan oleh saksi memberikan keterangan tertentu. d Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat atau tidaknya keterangan saksi itu dipercaya. Jika hakim harus berpegang pada ketentuan tersebut, maka setiap saksi harus dinilai mengenai cara hidup serta sesuatu yang pada umumnya dapat berpengaruh pada cara hidup dan kesusilaan. Seperti adat istiadat, martabat, kebiasaan, pergaulan dan lain-lain. Dapatlah dibayangkan hal itu tidak mudah dilaksanakan. Oleh karena itu dalam hal ini diberikan kebebasan kepada hakim untuk memberi penilaiannya 70 Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan seseorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara .

2. Keterangan Ahli