BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mendidik dan pendidikan adalah dua hal yang saling berhubungan. Dari segi bahasa, mendidik adalah kata kerja, pendidikan adalah kata benda.
Tugas guru yang utama adalah memberikan pengetahuan cognitive, sikap affective, dan ketrampilan psychomotoric kepada anak didik. Dengan kata
lain tugas guru yang utama terletah di lapangan pengajaran. Peranan guru di sekolah ialah membimbing proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pendidikan. Tugas dan peranan guru bukan hanya mengajar tapi juga mendidik Idris, 1984: 76-77.
Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki konsep pendekatan pembelajaran yang berbeda dengan kurikulum 1994, yaitu berbasis
kompetensi dimana fokus program sekolah adalah pada siswa serta apa yang akan dikerjakan oleh mereka dengan memperhatikan kecakapan hidup life
skill dan pembelajaran kontekstual. Dalam pengembangannya, seluruh elemen sekolah dan masyarakat perlu terlibat secara langsung antara lain
kepala sekolah, komite sekolah, guru, karyawan, orang tua siswa serta siswa. Pada tahun 2004 merupakan awal diterapkannya pembelajaran dengan
sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK secara serentak di seluruh Indonesia. Namun yang menjadi kendala adalah masih banyak sekolah-
sekolah yang belum siap dengan diterapkannya kurikulum 2004 ini, baik dari guru, siswa maupun dari sekolahnya sendiri. Seperti yang tercantum dalam
1
buku kurikulum 2004 Nurhadi, 2004 dituliskan bahwa guru yang diperlukan dalam kurikulum 2004 adalah guru yang mempunyai kualifikasi dan atau
kompetensi khusus untuk menunjang pencapaian kompetensi lulusan pada suatu pendidikan. Guru bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran dan melakukan pembimbingan serta pelatihan. SMP MTs di Kecamatan Gunungpati pada tahun pembelajaran 2004
2005 telah menerapkan kurikulum 2004 kecuali SMP Al Islam Gunungpati baru menerapkan kurikulum pada tahun pembelajaran 20052006. Jadi pada
tahun pembelajaran 20052006 ada dua kelas yang sudah melaksanakan kurikulum 2004 berbasis komptensi yaitu kelas VII dan kelas VIII. Dalam
penelitian ini mengambil guru geografi kelasVII sebagai populasi dengan pertimbangan untuk kelas VII ini, guru sudah menggunakan kurikulum 2004
berbasis kompetensi selama satu tahun pembelajaran sehingga dapat diketahui hambatan-hambatan yang dialami guru dalam pelaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi selama ini. Untuk memudahkan kelancaran pelaksanaan kurikulum 2004, maka
penulis merasa perlu mengetahui hambatan awal yang dihadapi oleh pelakunya, terutama dari pihak pendidik yaitu guru. Hambatan yang diungkap
dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, sarana dan media pembelajaran, kondisi siswa serta
penilaiannya. Dari uraian di atas, perlu dikaji lebih lanjut hambatan awal yang
dihadapi guru mata pelajaran geografi dalam pelaksanaan kurikulum 2004,
2
sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul: ”Identifikasi Hambatan Pelaksanaan Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi Bagi Guru SMP Se-
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun Pembelajaran 2005 2006”.
B. Permasalahan