Ada dua macam citra, yaitu citra kontin yu dan citra diskrit. Citra kontinyu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia
dan kamera analog. Citra diskrit adalah dihasilkan melalui proses digitalisasi terhadap c itra kontin yu Munir, 2004.
Pengolahan citra menghasilkan citra baru, termasuk di dalamnya perbaikan citra image restoration dan peningkatan kualitas citra image enhancement.
Analisis citra digital menghasilkan suatu keputusan atau suatu data, termasuk didalamnya pengenalan pola .
Operasi pengolahan citra, antara lain
Balzah dan Kartika, 2005 :
1. Operasi titik : pengolahan dititikberatkan pada tiap titik pada citra. 2. Operasi global : karakteristik tiap titik secara keseluruhan berpengaruh
terhadap sebuah titik yang akan diolah. 3. Operasi temporal : pengkombinasian sebuah citra dengan citra lain.
4. Operasi geometri : pengolahan secara giometis 5. Operasi banyak titik bertetangga : beberapa titik yang bersebelahan
berpengaruh tarhadap operasi pengubahan nilai sebuah titik. 6. Operasi morfologi : operasi yang berdasarkan segmen atau bagian dalam
citra yang menjadi perhatian. Operasi morfologi dapat membangkitkan nilai-nilai yang dapat mengisi
variable -variabel sebagai bahan masukan kedalam jaringan saraf tiruan. Sehingga dalam penggunaan sistem identifikasi sebuah citra tidak dibutuhkan lagi langkah
ekstraksi data secara manual.
2.4 Representasi Citra Digital
Citra monochrome atau secara sederhana disebut citra merupakan fungsi intensitas cahaya dua-dimensi fx, dimana x dan y menunjukkan koordinat spasial
dan nilai f pada setiap titik x,y adalah kecerahan atau derajat keabuan gray level citra pada titik tersebut Gonzales Woods, 2002.
Setiap citra digital direpresentasikan dalam bentuk matriks yang berukuran a x b dimana a dan b menunjukkan jumlah baris dan kolom matriks tersebut.
= ,
2 ,
1 ,
, 2
2 ,
2 1
, 2
, 1
2 ,
1 1
, 1
, b
a f
a f
a f
b f
f f
b f
f f
y x
f
L M
L L
M L
L
1
Setiap elemen matriks tersebut menunjukkan nilai pixel. Suatu citra digital dengan format 8 bit memiliki 256 2
8
intensitas warna pada setiap pixel-nya Gonzales Woods, 2002. Nilai pixel tersebut berkisar antara 0 sampai 255,
dimana 0 menunjukkan intensitas paling gelap, sedangkan 255 intensitas paling terang.
2.5 Komponen Citra Digital
Komponen citra digital yang digunakan pada penelitian ini adalah komponen yang bersumber dari citra RGB dan citra grayscale.
Ø Citra RGB Dari citra RGB yang diambil adalah unsur warna merah, hijau dan biru.
Dasarnya adalah warna -warna yang diterima oleh mata sistem visual manusia merupakan hasil kombinasi cahaya dengan panjang gelombang
berbeda. Penelitian memperlihatkan bahwa kombinasi warna yang memberikan rentang warna yang paling lebar adalah red R, green G,
dan blue B Munir, 2004. Dengan cara menormalkan setiap komponen warna dengan persamaan
sebagai berikut :
B G
R R
r +
+ =
2
B G
R G
g +
+ =
3
B G
R B
b +
+ =
4
Ø Citra Grayscale Bagian ini melibatkan matriks korelasi kejadian co-occurrence matrix
dari sebuah citra. Co-occurrence matrix bertujuan menganalisa pasangan pixel yang bersebelahan secara horizontal. Pada objek citra gray-level,
matriks ini disebut GLCM Gray -level co-occurrence matrix . Jika objek berupa citra biner, maka akan terbentuk matriks GLCM 2 levels 2 x 2.
Sedangkan jika objek berupa citra intensitas, maka akan terbentuk matriks GLCM 8 levels 8 x 8 Mathwork, 1999.
1. Energi Digunakan untuk mengukur konsentrasi pasangan gray level. Nilai
ini didapat dengan memangkatkan setiap elemen dalam GLCM, kemudian dijumlahkan Mathwork, 1999.
2. Kontras Menyatakan sebaran terang lightness dan gelap darkness di
dalam sebuah gambar. Berfungsi untuk mengukur perbedaan lokal dalam citra Mathwork, 1999.
3. Homogenitas Berfungsi untuk mengukur kehomogenan variasi gray level lokal
dalam citra Mathwork, 1999. 4. Entropy
Berfungsi untuk mengukur keteracakan dari distribusi perbedaan lokal dalam citra Mathwork, 1999.
5. Derajat keabuan Merupakan nilai ambang global dari grayscale 250 x 250
Mathwork, 1999. 6. Standar deviasi
Merupakan nilai standar deviasi dari citra grayscale 250 x 250 Mathwork, 1999.
Komponen 1 – 4 digunakan dalam pengukuran tektur Haralic, 1973.
2.6 Jaringan Syaraf Otak Manusia