Penelitian Sebelumnya Sifat Umum dan Anatomi Kayu

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pekerjaan untuk mengenal satu jenis kayu yang menggunakan sebuah sistem komputerisasi haruslah didasari dengan ilmu-ilmu yang saling berkaitan. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang melandasi penelitian ini.

2.1 Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini sedikit berkaitan dengan penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan oleh Florensa Rosani Br Purba 1 2005 dengan judul penelitian rekayasa sistem neuro-fuzzy untuk identifikasi jenis kayu bangunan dan furniture. Beliau meneliti tentang identifikasi jenis kayu berdasarkan sisi kayu yang dipotong secara horizontal. Dengan pemotongan seperti ini maka akan tampak pori dari kayu. Kemudian dengan alat pembesar, pori kayu ini dianalisa hingga didapat data mikroskopis , seperti ukuran pori, frekwensi pori, jarak antar pori, dan lain-lain. Data inilah yang kemudian dijadikan sebagai data masukan dari sistem yang beliau kembangkan. Pada penelitian kali ini, data yang diolah adalah gambar atau citra dari kayu yang dipotong secara horizontal, sehingga didapat struktur pori kayu. Dari tekstur pori kayu tersebut diambil unsur-unsur pengukur tektur, antra lain energi, entropy, kontras, dan homogentias. Selain itu diambil juga standar deviasi, derajat keabuan, dan RGB.

2.2 Sifat Umum dan Anatomi Kayu

Secara garis besar ada dua kelompok ciri yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis kayu, yaitu ciri umum dan ciri anatomi Mandang dan Pandit, 2002. Ciri umum adalah ciri yang dapat diamati langsung dengan pancaindera, baik dengan penglihatan, penciuman, perabaan dan sebagainya tanpa bantuan alat-alat pembesar bayangan. Ciri umum tersebut meliputi warna, corak, tekstur, arah serat, kilap, kesan raba, bau, dan kekerasan kayu. Ciri anatomi meliputi susunan, bentuk, dan ukuran sel atau jaringan penyusun yang hanya 1 Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Ilmu Komputer IPB Bogor dapat diamati secara jelas dengan mikroskop atau bantuan lup berkekuatan pembesaran minimal sepuluh kali Mandang dan Pandit, 2002. Bond and Hamner 2002 mengklasifikasikan permukaan kayu kedalam tiga kategori referensi bidang geometris, yaitu cross section, radial section, dan tangential section seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1 Referensi bidang geometris permukaan kayu Bond and Hamner 2002 . Menurut Bond and Hamner 2002, Ciri anatomi dapat dilihat pada permukaan cross-section kayu dengan cara memotong sel kayu secara tegak lurus dengan arah pertumbuhan pohon. Ciri anatomi yang dapat diamati adalah : 1. Pori Vessel adalah sel yang berbentuk tabung dengan arah longitudinal. Pada bidang lintang, pori terlihat sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak dan berukuran kecil maupun besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran, susunan, isi, ukuran, jumlah dan bidang perforasi. Berdasarkan transisi ukurannya, pori dapat diklasifikasi menjadi tiga katagori, yaitu ring- porous, semi-ring porous , dan diffuse-porous. Sedangkan berdasarkan susunan posisi, pori dapat diklasifikasikan menjadi lima katagori, yaitu solitary pores, pore multiples, pore chains , nested pores clusters , dan wavy bands ulmiform. 2. Parenkim Parenchyma adalah sel yang berdinding tipis berbentuk batu bata dengan arah longitudinal. Pada bidang lintang, parenkim berwarna lebih cerah dibandingkan dengan warna sel sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan berdasarkan hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal berhubungan dengan pori dan apotrakeral tidak berhubungan dengan pori. 3. Jari-jari Rays adalah parenkim yang horizontal. Pada bidang lintang, jari- jari terlihat seperti garis-garis yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding dengan warna sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran lebarnya dan keseragaman ukurannya. 4. Saluran interselular adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interselular ini tidak selalu ada pada stiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu, misalnya beberapa jenis kayu dalam famili Diptercocarpaceae, antara lain meranti Shorea spp, kapur Dryobalanops spp , keruing Dipterocarpus spp, mersawa Anisoptera spp, dan sebagainya. Berdasarkan arahnya, saluran interselular dibedakan atas saluran interselular aksial arah longitudinal dan saluran interselular radial arah sejajar jari-jari. Pada umumnya saluran interselular aksial terlihat sebagai lubang-lubang yang jauh lebih kecil. 5. Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu dan bentuknya seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya terdapa t pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung Dyera spp . 6. Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan biasanya terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut juga tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tetapi hanya pada jenis -jenis tertentu seperti kempas Koompasia malaccenis dan sonokembang Pterocarpus indicus. 7. Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu, yang terbentuk akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit. Gelam tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu. Jenis-jenis kayu yang sering memiliki gelam tersisip adalah keras Aquailaria spp, jati Tectona grandis, dan apiapi Avicennia spp.

2.3 Pengolahan Citra